Tanggapan Apabila PKH Diberhentikan

Selain membuka warung kecil, beberapa responden mengaku menggunakan bantuan PKH sebagai modal untuk berdagang sayur keliling, membuat kue untuk dijual disekitar rumah, dan lain-lain. Hal ini membuat pendapatan mereka mengalami peningkatan. Sebanyak 6 orang 25 mengatakan belum terlalu merasakan adanya perubahan ekonomi. Responden mengaku tidak membuka usaha apa-apa yang dapat meningkatkan pendapatan perekonomian keluarga mereka. Bantuan yang diterima hanya digunakan untuk membiayai pengeluaran sehari-hari saja.

4. Tanggapan Apabila PKH Diberhentikan

Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan diagram yang telah disajikan dapat kita ketahui bahwa sebanyak 21 orang responden mengatakan kurang setuju apabila program keluarga harapan diberhentikan. Mereka mengaku masih membutuhkan bantuan dari pemerintah. Universitas Sumatera Utara Berikut hasil kutipan wawancara dengan salah satu responden: “Saya adalah warga miskin yang betul-betul membutuhkan bantuan pemerintah. Karena tanpa bantuan itu, saya sangat kesusahan utnutk membiayai pendidikan anak, untuk membeli keperluan sekolah, ongkos-ongkos transportasi anak, dan lain-lain. Sebaiknya gak usah diberhentikan lah, malah sebaiknya jumlahnya kategorinya ditambah hingga sampai SMA dan dibuat program untuk membiayai modal usaha kecil-kecilan.” Beberapa responden juga mengatakan bahwa masih banyak orang-orang diluar sana yang sangat membutuhkan bantuan PKH, jadi sebaiknya program ini tidak diberhentikan karena sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sebanyak 3 orang responden mengatakan setuju apabila PKH akan diberhentikan. Alasan mereka karena sebentar lagi mereka tidak lagi mendapatkan bantuan sebab semua anak-anak mereka telah selesai mendapatkan pendidikan dasar 9 tahun. Responden juga mengatakan sebaiknya dibuat program khusus yang memberikan modal bagi rakyat miskin agar bisa membuka usaha.

5.4 Hasil Analisis Data

Berdasarkan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa: Responden yang mengikuti program keluarga harapan seluruhnya berusia antara 20-60 tahun dan mayoritas responden berusia antara 20-22 tahun, mayoritas agama responden adalah islam yaitu sebanyak 20 orang selanjutnya agama kristen sebanyak 3 orang dan budha sebanyak 1 orang. Semua responden adalah berjenis kelamin perempuan karena program keluarga harapan ini menganggap perempuan lebih ahli dalam mengatur keuangan keluarga. Mayoritas suku bangsa responden adalah suku jawa yaitu sebanyak 10 orang, kemudian suku karo sebanyak 5 orang, selanjutnya untuk suku lainnya seperti Mandailing, Pakpak, Melayu, Padang berjumlah 9 orang. Dalam hal pendidikan, mayoritas Universitas Sumatera Utara