ruptur. Ketika ini terjadi sampai ke apikal, akan menyebabkan kehilangan pasokan nutrisi untuk sel pulpa. Sel ini akan atrofi dan mati.
2
2.1.1.3 Iritan Khemis
Penggunaan bahan kimia dalam dunia kedokteran gigi dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada pulpa. Iritan kimia pada pulpa mencakup berbagai zat yang
digunakan seperti zat yang terdapat pada material tambahan sementara dan permanen. Zat antibakteri seperti fenol dan eugenol yang diupayakan untuk mensterilkan dentin
setelah preparasi kavitas mempunyai efek samping sitoksisitasnya dapat menyebabkan perubahan inflamasi pada jaringan pulpa yang terletak dibawahnya.
1
2.1.2 Persarafan Intradental
Saraf sensori pada pulpa gigi terdiri dari serabut Aδ dan serabut C. Serabut Aδ
merupakan serabut bermielin sedangkan serabut C merupakan serabut tidak bermielin.
Serabut saraf Aδ mempunyai kecepatan konduksi 2-30 ms. Serabut saraf
ini mempunyai diameter 1- 5 μm. Serabut ini merupakan serabut saraf aferen primer
yang bermielin. Serabut saraf C mempunyai kecepatan konduksi 0,5-2 ms. Serabut saraf C mempunyai diameter 0,3-
1 μm. Serabut saraf ini merupakan serabut saraf aferen primer yang tidak bermielin.
20
Kedua serabut saraf tersebut yang memberikan
informasi adanya nyeri.
2,21,22
Sebagian besar saraf sensorik mempunyai nociseptor berujung bebas yang ketika menerima stimulasi fisiologis yang melebihi batas
ambang dapat menghasilkan persepsi nyeri yang sulit bagi pasien melokalisasinya. Namun setelah peradangan me
nyebar pada ligament periodontal, saraf Aβ ikut serta sebagai reseptor. Hal ini menyebabkan lokalisasi nyeri lebih mudah diprediksi dengan
rangsangan mekanik seperti perkusi.
22,23
Serabut saraf A δ
menghasilkan sensasi yang tajam sedangkan serabut saraf C menghasilkan sensasi nyeri yang tumpul. Signal
nyeri tajam dijalarkan melalui saraf perifer ke medula spinalis oleh serabut tipe Aδ,
sedangkan nyeri tumpul dijalarkan melalui saraf perifer ke medula spinalis oleh serabut tipe C. Setelah memasuki medula spinalis, rasa nyeri berakhir pada neuron di
kornus dorsalis.
23,24
Gambar 1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Neurofisiologi pulpa
24
Dua komponen penting dalam inflamasi pulpa adalah mikrosirkulasi dan saraf sensorik. Hasil penelitian hitopatologis yang dilakukan Fearhead, Dahl dan Myor,
Holland menunjukkan bahwa saraf sensorik gigi terdiri dari serabut-serabut saraf tipe A-
δ bermielin dan serabut-serabut saraf tipe-C tidak bermielin. Ujung saraf intradental yang merupakan ujung saraf bebas terletak pada daerah batas dentin inner
dentin dan pulpa, sehingga dengan lokasi ujung saraf serta adanya cairan tubulus dentin menyebabkan ujung saraf intradental sangat ideal menerima rangsang
eksternal dan diteruskan ke susunan saraf pusat.
25
Aktivasi saraf sensory di pulpa dapat mempengaruhi peningkatan aliran darah dan permeabilitas vaskular. Eksitasi serabut saraf Aδ tidak berpengaruh dengan aliran
darah, sedangkan aktivasi serabut saraf C mempengaruhi peningkatan aliran darah. Inflamasi neurogenik dimediasi dari neuropeptid yang dilepaskan dari saraf sensoris,
seperti substansi P dan CGRP.
2
Peptid ini bersifat vasoaktif yakni dapat meningkatkan permeabilitas vaskuler. Mediator inflamasi menurunkan batas saraf
sensoris. Peningkatan aliran darah menyebabkan eksitasi pulpa dari kedua serabut
Universitas Sumatera Utara
saraf.
2
Mediator inflamasi seperti Prostaglandin E
2
PGE
2
, dan bradikinin juga dapat membangkitkan neurosekresi CGRP. Neuropeptida ini menyebabkan vasodilatasi dan
peningkatan permeabilitas pembuluh darah, maka terjadi inflamasi neurogenik.
2
Mediator kimia bersifat endogen yang mempunyai kaitan dengan rasa sakit karena inflamasi diantaranya histamin, bradikinin, 5 - hydroxytryptamine, dan
prostaglandin.
20,26
Mediator ini meningkatkan kepekaan ujung saraf sensori pada nyeri yang diakibatkan oleh mediator lain. Mediator neurogenik terlibat dalam respon
pulpa terhadap iritan dan seperti komponen-komponen imun, ini dapat mencetus keadaan patologi dan juga respon penyembuhan.
2.1.3 Mekanisme Nyeri