Prosedur Pembatalan Hak Atas Tanah

50 c. Surat keputusan pemberian hak atas tanah dalam rangka pengaturan penguasaan tanah.

2. Prosedur Pembatalan Hak Atas Tanah

Sesuai dengan ketentuan Pasal 105 PMNAKBPN No. 9 Tahun 1999 pembatalan hak atas tanah dilakukan dengan keputusan Kepala BPN atau melimpahkan kepada Kantor Wilayah atau pejabat yang ditunjuk. Jadi pada prinsipnya hak atas tanah hanya dapat dibatalkan dengan surat keputusan pembatalan yang kewenangan penerbitannya sesuai dengan pelimpahan wewenang yang diatur dalam PMNAKBPN No. 9 Tahun 1999. a. Pembatalan hak atas tanah karena cacat hukum administratif Pembatalan hak atas tanah karena cacat hukum administratif, diterbitkan apabila terdapat: 94 1. Kesalahan prosedur; 2. Kesalahan penerapan peraturan perundang-undangan; 3. Kesalahan subyek hak; 4. Kesalahan obyek hak; 5. Kesalahan jenis hak; 6. Kesalahan perhitungan luas; 7. Terdapat tumpang tindih hak atas tanah; 8. Terdapat ketidakbenaran pada data fisik danatau data yuridis; atau 9. Kesalahan lainnya yang bersifat hukum administratif. Pembatalan hak atas tanah karena cacat hukum administrasi yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang atas dasar: 1. Permohonan pemohon Pembatalan hak atas tanah karena cacat hukum administrasi yang diterbitkan: 94 Pasal 107 PMNAKBPN No. 9 Tahun 1999. Universitas Sumatera Utara 51 a. Pengajuan permohonan pembatalan diajukan secara tertulis, dapat diajukan langsung kepada Kepala BPN atau melalui Kepala Kantor Pertanahan yang memuat: 1 Keterangan mengenai diri pemohon. a Perorangan: nama, umur, kewarganegaraan, tempat tinggal dan pekerjaan disertai fotocopy surat bukti identitas, surat bukti kewarganegaraan. b Badan Hukum: nama, tempat kedudukan, akta atau peraturan pendiriannya disertai fotocopynya. 2 Keterangan mengenai tanahnya meliputi data yuridis dan data fisik: a Memuat nomor dan jenis hak disertai fotocopy surat keputusan dan atau sertipikat. b Letak, batas dan luas tanah disertai fotocopy Surat Ukur atau Gambar Situasi. c Jenis penggunaan tanah pertanian atau perumahan. 3 Alasan permohonan pembatalan disertai keterangan lain sebagai data pendukungnya. b. Atas permohonan dimaksud, pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan pembatalan hak atau penolakan pembatalan hak dan disampaikan kepada pemohon. 2. Tanpa permohonan pemohon Universitas Sumatera Utara 52 Pembatalan hak atas tanah yang diterbitkan tanpa adanya permohonan pemohon: a. Kepala Kantor Pertanahan mengadakan penelitian data yuridis dan data fisik. b. Hasil penelitian disertai pendapat dan pertimbangan disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah atau Kepala BPN sesuai dengan kewenangannya. c. Kepala Kantor Wilayah meneliti data yuridis dan data fisik dan apabila telah cukup mengambil keputusan, menerbitkan keputusan pembatalannya dan disampaikan kepada pemohon. d. Dalam hal kewenangan pembatalan ada pada Kepala BPN, hasil penelitian Kepala Kantor Wilayah disertai pendapat dan pertimbangannya disampaikan kepada Kepala BPN. e. Kepala BPN meneliti data yuridis dan data fisik dan apabila telah cukup mengambil keputusan, menerbitkan keputusan pembatalannya dan disampaikan kepada pemohon. b. . Pembatalan hak atas tanah karena melaksanakan putusan pengadilan Tidak seperti halnya pembatalan hak atas tanah karena cacat hukum administratif, pembatalan hak atas tanah melaksanakan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap hanya dapat diterbitkan berdasarkan permohonan pemohon, hal ini ditegaskan dalam Pasal 124 ayat 1 PMNAKBPN Nomor 9 Tahun 1999, selanjutnya dalam ayat 2, Putusan Pengadilan dimaksud bunyi amarnya, meliputi dinyatakan batal atau tidak mempunyai kekuatan hukum atau intinya sama dengan Universitas Sumatera Utara 53 itu. Prosedur permohonan pembatalannya, yaitu: Pengajuan permohonan pembatalan diajukan secara tertulis, dapat diajukan langsung kepada Kepala BPN atau melalui Kepala Kantor Pertanahan yang memuat: a. Keterangan mengenai diri pemohon: 1 Perorangan: Nama, umur, kewarganegaraan, tempat tinggal dan pekerjaan disertai fotocopy surat bukti identitas, surat bukti kewarganegaraan. 2 Badan Hukum: nama, tempat kedudukan, akta atau peraturan pendiriannya disertai fotocopynya. b. Keterangan mengenai tanahnya meliputi data yuridis dan data fisik: 1 Memuat nomor dan jenis hak disertai fotocopy surat keputusan dan atau sertipikat. 2 Letak, batas dan luas tanah disertai fotocopy Surat Ukur atau Gambar Situasi. 3 Jenis penggunaan tanah pertanian atau perumahan. c. Alasan permohonan pembatalan disertai keterangan lain sebagai data pendukung, antara lain: 1 Fotocopy putusan pengadilan dari tingkat pertama dan tingkat terakhir. 2 Berita acara eksekusi, apabila perkara perdata atau pidana. 3 Surat-surat lain yang berkaitan dengan permohonan pembatalan. 4 Atas permohonan dimaksud, pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan pembatalan hak atau penolakan pembatalan hak. Universitas Sumatera Utara 54 Pembatalan terhadap Sertipikat Hak Pakai No. 765Pusat Pasar atas nama Pemko Medan, bukanlah pembatalan hak atas tanah karena cacat hukum administratif melainkan karena putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Akan tetapi Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan belum mengeluarkan pembatalan sertipikat dimaksud karena Perhimpunan belum mengajukan permohonan pembatalan secara tertulis kepada Kantor Pertanahan Kota Medan. 95 D. Faktor-faktor yang Membatalkan Sertipikat Hak Pakai No. 765 Menurut Putusan Mahkamah Agung No. 981KPdt2009 Menurut Pasal 1 angka 12 PMNAKBPN No. 3 Tahun 1999, Pembatalan hak atas tanah adalah: “Pembatalan keputusan mengenai pemberian suatu hak atas tanah karena keputusan tersebut mengandung cacat hukum dalam penerbitannya atau melaksanakan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap”. 96 Syarat pembatalan hak atas tanah menurut Pasal 104 ayat 2 PMNAKBPN No. 9 Tahun 1999, diterbitkan apabila terdapat: a. Cacat hukum administratif, atau b. Melaksanakan putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Berdasarkan hasil putusan Mahkamah Agung No. 981KPdt2009 dengan menguatkan putusan Pengadilan Negeri Medan No. 456Pdt.G2007PN. 95 Hasil wawancara dengan Hafni, SH pegawai Badan Pertanahan Kota Medan, pada tanggal 31 Oktober 2013, pukul 14.00 WIB. 96 Rumusannya sama dengan pengertian pembatalan hak atas tanah yang terdapat pada Pasal 1 angka 14 PMNAKBPN Nomor 9 Tahun 1999, yaitu: “Pembatalan keputusan mengenai pemberian suatu hak atas tanah karena keputusan tersebut mengandung cacat hukum dalam penerbitannya atau melaksanakan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap”. Universitas Sumatera Utara 55 Mdn dan putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 263Pdt2008PT-Mdn, maka Sertipikat Hak Pakai No. 765Pusat Pasar tanggal 1 Juli 1996 terdaftar atas nama Pemerintah Kotamadya Tingkat II Medan dulu dan sekarang Pemerintah Kota Medan harus dibatalkan karena untuk melaksanakan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 124 ayat 2 PMNAKBPN No. 9 Tahun 1999, yang menyatakan, Putusan Pengadilan dimaksud bunyi amarnya, meliputi dinyatakan batal atau tidak mempunyai kekuatan hukum atau intinya sama dengan itu. Pembatalan Sertipikat Hak Pakai No. 765Pusat Pasar telah memiliki kekuatan hukum yang tetap hal ini berdasarkan Putusan Mahkamah Agung No. 981KPdt2009 yang isinya menolak permohonan kasasi Pemko Medan dan BPN Kota Medan dan menguatkan putusan sebelumnya yaitu Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 263Pdt2008PT-Mdn dan Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 456Pdt.G2007PN.Mdn yang menyatakan: Sertipikat Hak Pakai No. 765Pusat Pasar tanggal 1 Juli 1996 atas nama Pemerintah Kota Medan adalah tidak berkekuatan hukum, tidak mengikat dan batal demi hukum. Terbitnya putusan tentang pembatalan Sertipikat Hak Pakai No. 765Pusat Pasar tanggal 1 Juli 1996 tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang menurut pertimbangan Mahkamah Agung telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Adapun faktor-faktor yang membatalkan Sertipikat Hak Pakai No. 765Pusat Pasar menurut pertimbangan Mahkamah Agung, antara lain: Universitas Sumatera Utara 56 Pertama, Hak penguasaan dan penggunaan obyek sengketa di Jalan Merbabu No. 28 Kelurahan Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota, Kota Medan ada pada Perhimpunan karena sudah sejak dahulu digunakan oleh Perhimpunan untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Kedua, Sesuai ketentuan Pasal 1865 BW dan 283 Rbg, Perhimpunan membuktikan dalil-dalil gugatannya dengan mengajukan bukti-bukti surat dan 2 dua orang saksi yang telah memberi keterangan di bawah sumpah masing-masing saksi Nurdin Wijaya dan saksi Wijaya, bukti-bukti suratnya yaitu: 97 1. Fotocopy Akta Pendirian Perhimpunan Hin An Hui Koan Nomor: 79 tanggal 29 Januari 1957 yang dibuat dihadapan Oesman Aldjoeffry, Wakil Notaris di Medan, dan Akta nomor 22 tanggal 14 Mei 2007, serta Akta nomor 1 tanggal 1 Oktober 2007 yang dibuat dihadapan Poeryanto Poedjiaty, SH Notaris di Medan; 2. Fotocopy Surat Penyerahan Hak Tanah Grant C 1683 berdasarkan naskah Jual Beli tanggal 12 Februari 1957 Nomor 29 yang dibuat dihadapan Oesman Aldjoeffry, Wakil Notaris di Medan, yang telah didaftarkan di Pejabat Urusan Tanah Kota Besar Medan pada tanggal 28 Maret 1957; 3. Fotocopy gambar denah perbaikan bangunan dari bentuk rumah lama ke bentuk rumah yang digunakan sebagai Gedung Perhimpunan Hin An Hui Koan; 4. Fotocopy Surat Tanggal 28 Oktober 1965 yang ditujukan kepada Komando Distrik Militer seksi V Medan; 5. Fotocopy Surat Penggugat Nomor 001YSHAXII04 tanggal 1 Desember 2004 minta ketegasan kepemilikan aset milik Penggugat; 6. Fotocopy Surat Tergugat nomor 5933985 tanggal 16 Maret 2005 tentang penjelasan Tergugat atas penerbitan Sertipikat Hak Pakai Nomor 765Pusat Pasar tanggal 1 Juli 1965 di atas tanah milik Penggugat; 7. Fotocopy Salinan Akta Pendirian Perhimpunan Hin An Hui Koan Nomor 79 tanggal 29 Januari 1957, yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Medan. 97 Bukti-bukti surat Penggugat dalam Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 456Pdt.G2007PN.Mdn, hlm 13 dan 17. Universitas Sumatera Utara 57 Ketiga, Perhimpunan didirikan dengan maksud dan tujuan mempererat pertalian perhubungan persahabatan dan persaudaraan dari keturunan daerah Hin Hoa dan memajukan pergaulan, kesatuan dan semangat tolong menolong serta mengurus hal-hal mengenai usaha keamalan dan bersama-sama mengukuhkan cita-cita bangsa Tionghoa perantauan keturunan Hin Hoa. Keempat, Perhimpunan didirikan dengan suatu akta dengan anggaran dasar yang jelas, akta No. 79 tanggal 29 Januari 1957 bertalian dengan akta No. 22 tanggal 14 Mei 2007 jo akta No. 1 tanggal 1 Oktober 2007, maka keberadaan Perhimpunan ini adalah legal dan sah menurut hukum dan keberadaan Handoko Setiawan dan Yacup Lie selaku Ketua dan Sekretaris Perhimpunan yang bertindak untuk dan atas nama Perhimpunan dalam menuntut hak atas penguasaan dan penggunaan obyek sengketa tersebut adalah beralasan menurut hukum. Kelima, Surat penyerahan hak tanah acte van afstand van erfpachtsrecht ternyata bahwa Perhimpunan sudah menguasai dan menggunakan obyek sengketa berdasarkan jual beli tanggal 12 Februari 1957 dan didaftarkan di Pejabat Urusan Tanah Kota Besar Medan tanggal 28 Maret 1957 dalam daftar Grant C No. 1683, dan telah melakukan perbaikan-perbaikan renovasi dari bangunan lama menjadi bangunan baru. Keenam, Penggunaan tanah dan bangunan obyek sengketa oleh Perhimpunan saat itu atas dasar alas hak yang sah yaitu Hak Pakai yang dikeluarkan oleh Ketua Dewan Pemerintah Daerah Kota Pradja Medan tanggal 17 September 1960 dan diperpanjang selama 10 tahun hingga tahun 1970 yang telah dikonversi menjadi Hak Universitas Sumatera Utara 58 Pakai pada tanggal 10 Juni 1963 yang dikukuhkan dengan surat Keterangan Walikota Kepala Daerah Medan, No. 645SKT1963. Ketujuh, Menurut keterangan saksi Nurdin Widjaya dan saksi Widjaya menerangkan bahwa selama saksi-saksi mengikuti kegiatan sebagai anggota Perhimpunan, semua kegiatan Perhimpunan tersebut dilakukan di dalam gedung obyek sengketa antara lain kegiatan-kegiatan pesta dan keamalan. Kedelapan, Tahun 1965 hak penguasaan dan penggunaan obyek sengketa oleh Perhimpunan secara paksa dicabut dan dihentikan karena situasi politik yang terjadi saat itu, dan dalil-dalil tersebut tidak dibantah oleh Pemko Medan dan harus dipandang telah terbukti kebenarannya. Kesembilan, bahwa menurut hukum, dalam keadaan darurat pencabutan hak atas tanah dapat dilakukan dengan suatu surat keputusan Kepala BPN sambil menunggu Keppres yang diterbitkan kemudian. Sedangkan pencabutan Hak Pakai dari Perhimpunan pada tahun 1965 ternyata tidak dilakukan dengan Keppres sebagaimana prosedur yang ditentukan Pasal 1, 2 dan 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak Atas Tanah dan Benda-benda yang Ada di Atasnya. Kesepuluh, Surat pengurus Perhimpunan tanggal 1 Desember 2004, kepada Walikota Medan tentang Aset harta Perhimpunan yang terletak di Jalan Merbabu No. 28 Medan dan surat Pengurus Hin An Hui Koan tanggal 28 Oktober 1965 kepada pimpinan Kodim Seksi V di Medan, yaitu tentang laporan kerusakanhilang harta benda yang didasarkan pada pertemuan dengan Djaksa, Kodim dan pengurus Hin An Universitas Sumatera Utara 59 Hui Koan. Dari bukti-bukti tersebut ternyata bahwa Penggugat sudah sejak lama berusaha untuk menguasai dan menggunakan kembali tanah dan bangunan tersebut. Kesebelas, Hak Pakai yang dimiliki oleh Perhimpunan telah dicabut secara tidak sah dengan pengambilalihan tanah dan bangunan oleh Pemerintah Kota Medan pada tahun 1966 sebelum masa berlaku Hak Pakai tersebut berakhir, maka tindakan tersebut bertentangan dengan hukum dan karenanya Perhimpunan secara yuridis formal masih mempunyai Hak Pakai terhadap tanah dan bangunan tersebut; terlebih bahwa berdasarkan Keputusan Presiden No. 6 Tahun 2000 tanggal 17 Januari 2000 tentang Pencabutan Instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967 yaitu tentang Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina antara lain dalam ketentuan kedua menyebutkan, bahwa dengan berlakunya Keputusan Presiden ini, semua ketentuan pelaksanaan yang ada akibat Instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967, dinyatakan tidak berlaku. Kedua belas, Sertipikat Hak Pakai No. 765 diterbitkan dengan pemberian hak atas tanah yang dikuasai langsung oleh negara berdasarkan Grant C No. 1683, yaitu obyek sengketa, di mana obyek sengketa secara formal Hak Pakainya masih berada pada pihak Perhimpunan dan penguasaan langsung oleh negara tersebut telah dinyatakan tidak berlaku, maka penerbitan Hak Pakai No. 765 atas nama Pemko Medan oleh BPN Kota Medan adalah cacat hukum dan tidak mempunyai kekuatan mengikat. Ketiga belas, Bekas Grant C No. 1683 berakhir masa berlakunya pada tanggal 31 Desember 1960, terakhir terdaftar atas nama Perhimpunan. Expiratie tempo pemakaian Hak Pakai atas tanah Grant C No. 1683, diperpanjang sampai hari Universitas Sumatera Utara 60 penghabisan bulan Desember 1970 oleh Ketua Dewan Pemerintah Daerah Kotapradja Medan dan Surat Keterangan Walikota Kepala Daerah Medan No. 645SKT1963 tanggal 10 Juni 1963. Berdasarkan fakta-fakta di lapangan dan ketentuan peraturan yang berlaku, maka faktor-faktor tersebut yang menjadi pertimbangan hakim dalam membatalkan Sertipikat Hak Pakai di atas terdapat beberapa hal yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku sebagai berikut: Pertama, Hak penguasaan dan penggunaan obyek sengketa di Jalan Merbabu No. 28 Kelurahan Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota, Kota Medan ada pada Perhimpunan karena sudah sejak dahulu digunakan oleh Perhimpunan untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Berdasarkan nama yang tercantum dalam Sertipikat Hak Pakai No. 765 menyebutkan nama Pemko Medan sebagai pemegang hak tersebut sehingga Pemko Medan dengan tegas membantah dalil Perhimpunan tersebut karena menurutnya, Pemko Medan yang paling berhak untuk menggunakan obyek sengketa tersebut dengan alas hak yang sah karena telah memiliki Sertipikat Hak Pakai No. 765. Kedua, Perhimpunan membuktikan dalil-dalil gugatannya dengan mengajukan bukti-bukti surat dan 2 dua orang saksi yang telah memberi keterangan di bawah sumpah. Bukti-bukti surat tersebut telah dilegalisir, diberi materai secukupnya dan telah disesuaikan dengan aslinya di persidangan kecuali Akta No. 79 tanggal 29 Januari 1957 aslinya tidak dapat diperlihatkan. Hal tersebut dapat dibenarkan oleh Universitas Sumatera Utara 61 hakim karena sesuai dengan Pasal 1889 Burgerlijk Wetboek BW, 98 walaupun Pasal 1888 BW menyatakan bahwa: “Kekuatan pembuktian suatu bukti tulisan adalah pada aktanya asli. Apabila akta yang asli itu ada, maka salinan-salinan serta ikhtisar-ikhtisar hanyalah dapat dipercaya, sekedar salinan-salinan serta ikhtisar-ikhtisar itu sesuai dengan aslinya yang mana senantiasa dapat diperintahkan mempertunjukkannya”. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari staf Bagian Tata Usaha Dinas Tata Kota, Kota Medan, menyatakan bahwa: “dokumen surat Izin Mendirikan Bangunan IMB gedung Perhimpunan bukti surat nomor 3 tidak ditemukan dengan alasan karena dokumen lama, dokumen-dokumen yang terdapat pada Dinas Tata Kota Kota Medan hanya dari tahun 1989 sampai dengan tahun 2013, hal ini disebabkan karena berganti-gantinya nama kedinasan yang bertanggung jawab terhadap hal tersebut”. 99 98 Pasal 1889 BW menyatakan: Apabila alas hak yang asli sudah tidak ada lagi, maka salinan-salinannya memberikan bukti, dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan yang berikut: 1. Salinan-salinan pertama memberikan pembuktian yang sama dengan aktanya asli, demikianpun halnya dengan salinan-salinan yang diperbuat atas perintah hakim dengan dihadiri oleh kedua belah pihak, atau setelah para pihak ini dipanggil secara sah, sepertipun salinan-salinan yang diperbuat dengan dihadiri oleh kedua belah pihak dengan persetujuan mereka. 2. Salinan-salinan yang tanpa perantaraan hakim, atau di luar persetujuan para pihak, dan sesudahnya pengeluaran salinan-salinan pertama, dibuat oleh Notaris yang dihadapannya akta itu telah dibuatnya, atau oleh pegawai-pegawai yang dalam jabatannya menyimpan akta-aktanya asli dan berkuasa memberikan salinan-salinan, dapat diterima oleh Hakim sebagai bukti sempurna, apabila aktanya asli telah hilang. 3. Apabila salinan-salinan itu, yang dibuat menurut aktanya asli, tidak dibuat oleh Notaris yang dihadapannya akta itu telah dibuatnya, atau oleh salah seorang penggantinya, atau oleh pegawai- pegawai umum yang karena jabatannya menyimpan akta-aktanya asli, maka salinan-salinan itu tak sekali-kali dapat dipakai sebagai bukti selainnya sebagai permulaan pembuktian dengan tulisan. 4. Salinan-salinan otentik dari salinan-salinan otentik atau dari akta-akta di bawah tangan, dapat menurut keadaan memberikan suatu permulaan pembuktian dengan tulisan. 99 Hasil wawancara dengan Lila nama samaran staf Bagian Tata Usaha Dinas Tata Kota Kota Medan, pada hari Kamis, 22 Agustus 2013, pukul 10.00 WIB. Universitas Sumatera Utara 62 Ketiga, Perhimpunan didirikan dengan suatu akta dengan anggaran dasar yang jelas, akta No. 79 tanggal 29 Januari 1957 bertalian dengan akta No. 22 tanggal 14 Mei 2007 jo akta No. 1 tanggal 1 Oktober 2007, maka keberadaan perhimpunan ini adalah legal dan sah menurut hukum dan keberadaan Handoko Setiawan dan Yacup Lie selaku Ketua dan Sekretaris Perhimpunan yang bertindak untuk dan atas nama Perhimpunan dalam menuntut hak atas penguasaan dan penggunaan obyek sengketa tersebut adalah beralasan menurut hukum. Handoko Setiawan dan Yacup Lie bertindak selaku Ketua dan Sekretaris Perhimpunan sejak tanggal 1 Oktober 2007, menggantikan ketua yang lama yang telah meninggal. Pasal 3 Akta Perhimpunan No. 79 tanggal 29 Tahun 1957, menyatakan bahwa: “Perhimpunan ini didirikan untuk dua puluh sembilan tahun lamanya dan dimulai pada hari disjahkan peraturan-peraturan anggaran dasar perhimpunan tersebut dan diakui sebagai Badan Hukum oleh yang berwadjib”. Berarti dengan kata lain bahwa tahun 1986 Perhimpunan Hin An Hui Koan telah berakhir. Akan tetapi, pada tanggal 1 Mei 2007, generasi penerus Perhimpunan mengadakan rapat dan notulen rapat tersebut telah dilegalisasi oleh Notaris Poeryanto Poedjiaty, SH pada tanggal 14 Mei 2007, yang salah satu isinya menyetujui perubahan Pasal 3 Akta Perhimpunan yang berbunyi: “Perhimpunan ini didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya”. Universitas Sumatera Utara 63 Dengan kata lain, para generasi pengurus Perhimpunan berusaha untuk memperpanjang keberadaan dari Perhimpunan tersebut. Akan tetapi, dapatkah suatu perhimpunan diperpanjang kembali setelah 21 tahun berakhir. Keempat, Surat penyerahan hak tanah acte van afstand van erfpachtsrecht ternyata bahwa Perhimpunan sudah menguasai dan menggunakan obyek sengketa berdasarkan jual beli tanggal 12 Februari 1957 dan didaftarkan di Pejabat Urusan Tanah Kota Besar Medan tanggal 28 Maret 1957 dalam daftar Grant C No. 1683, dan telah melakukan perbaikan-perbaikan renovasi dari bangunan lama menjadi bangunan baru. Renovasi bangunan yang dilakukan oleh Perhimpunan dari bangunan lama menjadi bangunan baru tidak ada surat IMB nya dari dinas terkait, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya surat IMB yang diajukan ke Pengadilan. Kelima, Penggunaan tanah dan bangunan obyek sengketa oleh Perhimpunan saat itu atas dasar alas hak yang sah yaitu Hak Pakai yang dikeluarkan oleh Ketua Dewan Pemerintah Daerah Kota Pradja Medan tanggal 17 September 1960 dan diperpanjang selama 10 tahun hingga tahun 1970 yang telah dikonversi menjadi Hak Pakai pada tanggal 10 Juni 1963 yang dikukuhkan dengan surat Keterangan Walikota Kepala Daerah Medan, No. 645SKT1963. Hak Pakai yang dikeluarkan oleh Ketua Dewan Pemerintah Daerah Kota Pradja Medan tanggal 17 September 1960 tidak dapat dibuktikan oleh Perhimpunan di Persidangan. Ketentuan Hak Pakai yang dikeluarkan oleh Ketua Dewan Universitas Sumatera Utara 64 Pemerintah Daerah Kota Pradja Medan merujuk kepada Bagian Kedua UUPA yaitu Ketentuan-ketentuan Konversi Pasal VI yang berbunyi: “Hak-hak atas tanah yang memberi wewenang sebagaimana atau mirip dengan hak yang dimaksud dalam Pasal 41 ayat l seperti yang disebut dengan nama sebagai di bawah, yang ada pada mulai berlakunya Undang-Undang ini, yaitu: hak vruchtgebruik, gebruik, grant controleur, bruikleen, ganggam bauntuik, anggaduh, bengkok, lunggah, pituwas, dan hak-hak lain dengan nama apapun juga, yang akan ditegaskan lebih lanjut oleh Menteri Agraria, sejak mulai berlakunya Undang-Undang ini menjadi hak pakai tersebut dalam Pasal 41 ayat 1 yang memberi wewenang dan kewajiban sebagaimana yang dipunyai oleh pemegang haknya pada mulai berlakunya Undang-Undang ini sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan-ketentuan Undang-Undang ini. Keenam, Menurut keterangan saksi Nurdin Widjaya dan saksi Widjaya menerangkan bahwa selama saksi-saksi mengikuti kegiatan sebagai anggota Perhimpunan, semua kegiatan Perhimpunan tersebut dilakukan di dalam gedung obyek sengketa antara lain kegiatan-kegiatan pesta dan keamalan. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, masih terdapat penduduk di sekitar objek sengketa yang membenarkan bahwa tanah dan bangunan di Jalan Merbabu No. 28 tersebut pada tahun 1960 merupakan tempat berkumpulnya anggota-anggota Gerakan 30 S-PKI etnis Cina. 100 Sehingga tanah dan bangunan tersebut diambil alih oleh negara berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961. Ketujuh, Pencabutan Hak Pakai dari Perhimpunan pada tahun 1965 ternyata tidak dilakukan dengan Keputusan Presiden, maka hal itu jelas bertentangan dengan hukum. Karena pencabutan Hak Pakai tersebut bertentangan dengan hukum maka 100 Hasil wawancara dengan Bapak “X” mantan anggota Tentara Nasional Indonesia TNI, di Kantor KKI Jalan Merbabu No. 28 Medan, pada tanggal 11 Maret 2013, pukul 17.15 WIB. Universitas Sumatera Utara 65 secara yuridis formal, Perhimpunan masih mempunyai Hak Pakai terhadap obyek sengketa. Pencabutan hak selain diatur dalam Keputusan Presiden juga diatur dalam UU No. 20 Tahun 1961. Contohnya Keppres Nomor 55 Tahun 1993, dalam Keppres No. 551993 ditetapkan Gubernur Kepala Daerah mengangkat Panitia Pengadaan Tanah di tiap Daerah Tingkat II dengan Kepala Daerah Tingkat II sebagai Ketua dan Kepala Kantor Pertanahan sebagai Wakil Ketua. Manakala dalam perundingan tentang pengadaan tanah tersebut tidak terdapat kata sepakat tentang uang ganti ruginya maka pihak-pihak naik banding kepada Gubernur Kepala Daerah, dan manakala juga Gubernur tidak dapat menyelesaikannya, maka Gubernur Kepala Daerah dapat mengusulkan kepada Presiden RI, melalui Menteri Dalam Negeri dan akan meneruskan kepada Menteri Negara Agraria yang akan mengatur mekanismenya, untuk melakukan pencabutan hak tentunya dengan mempergunakan ketentuan UU No. 20 Tahun 1961. Dan dengan berlakunya di sini UU No. 20 Tahun 1961 tersebut menurut AP. Parlindungan, pihak-pihak dapat naik banding kepada Pengadilan Tinggi atas ganti rugi yang ditawarkan. 101 Dalam Pasal 5 Keppres No. 551993 disebutkan sejumlah ketentuan-ketentuan yang dianggap sebagai kepentingan umum, seperti jalan umum, saluran pembuangan air, waduk, termasuk irigasi, rumah sakit umum, pelabuhan atau bandar udara, peribadatan, pendidikansekolah, pasar umuminpres, tempat pemakaman umum, 101 AP. Parlindungan, Komentar Atas Undang-Undang Pokok Agraria, Op.Cit, hlm. 117. Universitas Sumatera Utara 66 fasilitas keselamatan umum, pos dan telekomunikasi, sarana olah raga, stasiun penyiaran radio, televisi, kantor pemerintah dan fasilitas angkatan bersenjata. 102 Kedelapan, Sertipikat Hak Pakai No. 765 diterbitkan dengan pemberian hak atas tanah yang dikuasai langsung oleh negara berdasarkan Grant C No. 1683, yaitu obyek sengketa, di mana obyek sengketa secara formal Hak Pakainya masih berada pada pihak Perhimpunan dan penguasaan langsung oleh negara tersebut telah dinyatakan tidak berlaku, maka penerbitan Hak Pakai No. 765 atas nama Pemko Medan oleh BPN Kota Medan adalah cacat hukum dan tidak mempunyai kekuatan mengikat. Dengan dibatalkannya Sertipikat Hak Pakai No. 765, berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. 103 Maka Hak Pakai tersebut telah hapus dan mengakibatkan tanahnya kembali dalam penguasaan pemilik tanah 104 yang secara yuridis menurut pertimbangan Majelis Hakim yang mengadili perkara aquo di atas, kembali kepada Perhimpunan. Berakhirnya Hak Pakai Pemko Medan atas dibatalkannya Sertipikat Hak Pakai No. 765, memiliki konsekuensi sebagai berikut: a. Pemko Medan harus menyerahkan tanah dan bangunannya kepada Perhimpunan dalam keadaan kosong selambat-lambatnya satu tahun sejak berakhirnya Hak Pakai. 102 Pasal 5 Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993. 103 Bandingkan dengan Pasal 55 PP No. 401996. 104 Bandingkan dengan Pasal 56 PP No. 401996. Universitas Sumatera Utara 67 b. Dalam hal bangunan dan benda-benda tersebut masih diperlukan kepada bekas pemegang Hak Pakai Pemko Medan diberikan ganti rugi terhadap bangunan yang dibangun. c. Jika bangunan yang dibangun oleh Pemko Medan akan dibongkar maka biaya oleh Pemko Medan sendiri. d. Jika bekas pemegang Hak Pakai lalai dalam memenuhi kewajiban membongkar bangunan dan benda-benda yang ada di atas tanah Hak Pakai, maka bangunan dan benda-benda tersebut dibongkar oleh pemerintah atas biaya bekas Pemko Medan. Berakhirnya Hak Pakai Pemko Medan tersebut harus dilakukan pengajuan permohonan pembatalannya secara tertulis kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan, berdasarkan hasil di lapangan, sampai saat ini Perhimpunan belum mengajukan permohonan pembatalannya. Berarti dengan kata lain, sampai saat ini Pemko Medan masih berhak menggunakan tanah dan bangunan tersebut. Universitas Sumatera Utara 68

BAB III DASAR PEMBATALAN SERTIPIKAT HAK PAKAI

NOMOR 765

A. Posisi Kasus

Handoko Setiawan dan Yacup Lie Lie Kim Liong, selaku Ketua dan Sekretaris serta generasi penerus dari Perhimpunan Hin An Hui Koan berkedudukan di Medan, mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Medan tertanggal 12 Nopember 2007, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 12 Nopember 2007 di bawah Register No. 456Pdt.G2007PN.Mdn. terhadap Pemerintah Republik Indonesia Cq Menteri Dalam Negeri Cq Pemerintah Provinsi Sumatera UtaraGubernur Sumatera Utara Cq Pemerintah Kota MedanWalikota sebagai Tergugat dan BPN Kota Medan sebagai Turut Tergugat. Perhimpunan yang didirikan dengan Akta No. 79 tanggal 29 Januari 1957, diperbuat dihadapan Osman Aldjoeffry, Wakil Notaris di Medan pada waktu itu, dengan susunan Pengurusnya Kwan Kie Tek sebagai Ketua dan Ng Kok Yong sebagai Setia Usaha Sekretaris bertalian dengan Akta No. 22 tanggal 14 Mei 2007 dan Akta No. 1 tanggal 1 Oktober 2007, yang kedua-duanya dibuat dihadapan Poeryanto Poedjiaty, SH Notaris di Medan dan untuk kepentingan Perhimpunan tersebut diwakili oleh Handoko Setiawan dan Yacup Lie Lie Kim Liong yang adalah masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris. 68 Universitas Sumatera Utara 69 Perhimpunan ada memiliki aset berupa sebidang tanah lebih kurang 1.792 M 2 seribu tujuh ratus sembilan puluh dua meter persegi yang di atasnya berdiri 1 satu pintu bangunan pada waktu itu pada masa mulai berdirinya Perhimpunan, yang terletak di Jalan Merbabu No. 28, Kelurahan Pusat Pasar, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, tanah dan bangunan mana diperoleh Perhimpunan berdasarkan naskah Jual Beli tanggal 12 Februari 1957 memakai No. 29, diperbuat di muka Tuan Oesman Aldjoeffry, wakil Notaris di Medan dan telah didaftarkan di Pejabat Urusan Tanah Kota Besar Medan tanggal 28 Maret 1957 dalam daftar C 1683, tanah mana memakai batas sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Merbabu berukuran ± 29 M. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah Perusahaan Jawatan Kereta Api PJKA berukuran ± 78 M. c. Sebelah Barat berbatasan dengan tanah dan bangunan No. 26 berukuran ± 44 M. d. Sebelah Timur berbatasan dengan Gang berukuran ± 48 M. Sejak saat itu objek dipergunakan Perhimpunan sebagai pusat kegiatan operasional Perhimpunan yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan serta membantu program Pemerintah khususnya Pemko Medan. Tahun 1965 ketika terjadi gejolak politik, objek tersebut dirampas dan diduduki serta dikuasai oleh pihak-pihak yang tidak dikenal. Pada tanggal 28 Oktober 1965, Perhimpunan mengirimkan surat kepada Komando Distrik Militer Seksi V Medan atas pendudukan dan penguasaan serta penghancuran barang-barang dan aset milik Perhimpunan oleh orang-orang yang tidak dikenal. Terakhir diketahui tanah beserta bangunan yang merupakan aset dari Perhimpunan tersebut dikuasai oleh Universitas Sumatera Utara 70 Pemko Medan, maka pada tanggal 1 Desember 2004 kembali lagi Perhimpunan mengirimkan surat kepada Pemko Medan dengan No. 001YSHAXII04 tanggal 1 Desember 2004. Pemko Medan dengan suratnya tanggal 16 Maret 2005 membalas surat Perhimpunan yang intinya mengatakan bahwa tanah berikut bangunan tersebut yang terletak di Jalan Merbabu No. 28 Medan saat ini telah terdaftar di Kantor BPN Kota Medan atas nama Pemko Medan dengan Sertipikat Hak Pakai No. 765Pusat Pasar tanggal 1 Juli 1996 dengan dasar penerbitan Sertipikat Hak Pakai Surat Gubernur Sumatera Utara No. 594.312989 tanggal 18 Mei 1991 yang bertalian dengan Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-389NK-031989 tanggal 12 April 1989 dalam hal ini Pemko Medan menerangkan juga di dalam suratnya bahwa bangunan tersebut saat ini ditempati dan dipakai oleh beberapa organisasi antara lain Kwarcab Pramuka Medan, FKPPI Medan, KNPI Medan, Pemuda Mitra Kamtibmas Medan, KKI Medan dan Perguruan Pencak Silat Bela Diri Tangan Kosong Merpati Putih.

B. Dasar Hukum Gugatan Perhimpunan Hin An Hui Koan

Perhimpunan mengajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri dengan mengatakan bahwa tindakan Pemko Medan yang telah mengajukan permohonan Hak Pakai kepada BPN Kota Medan, sehingga BPN Kota Medan kemudian mengeluarkan Sertipikat Hak Pakai Nomor: 765Pusat Pasar tanggal 1 Juli 1996 atas nama Pemko Medan merupakan suatu tindakan melawan hukum onrechtsmatigedaad. Karena di samping tidak sesuai dengan bunyi Surat Menteri Keuangan No. S-389NK- 031989 tanggal 12 April 1989 Lampiran I, Pemko Medan bukan termasuk pihak Universitas Sumatera Utara 71 yang berhak mendapatkan Hak Pakai sesuai ketentuan Pasal 42 dan Pasal 43 ayat 2 UUPA yang berbunyi: Pasal 42: Yang dapat mempunyai Hak Pakai ialah: a. Warga Negara Indonesia; b. Orang asing yang berkedudukan di Indonesia; c. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia; d. Badan Hukum Asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia. Pasal 43 ayat 2 “Hak Pakai atas tanah milik hanya dapat dialihkan kepada pihak lain, jika hal itu dimungkinkan dalam perjanjian yang bersangkutan”. Sesuai dengan bunyi Pasal 42 tersebut jelas bahwa Pemko Medan bukanlah pihak yang mempunyai hak atas tanah dan bangunan tersebut dan sudah sepantasnyalah sertipikat atas nama Pemko Medan, dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum, tidak mengikat dan batal demi hukum. Perhimpunan Hin An Hui Koan sebagai perhimpunan yang bergerak di bidang sosial yang sah di Negara Republik Indonesia yang didirikan dengan Akta No. 79 tanggal 29 Januari 1957 diperbuat dihadapan Oesman Aldjoeffry, Wakil Notaris di Medan pada waktu itu, bermaksud akan menghidupkan kembali kegiatan Perhimpunan sebagai upaya membantu Pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka sangat patut dan beralasan apabila Pengadilan yang mengadili perkara aquo menghukum Pemko Medan menyerahkan tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Merbabu No. 28, Kelurahan Pusat Pasar, Kecamatan Medan Kota, Universitas Sumatera Utara 72 Kota Medan, yang saat ini terdaftar di Kantor BPN Kota Medan atas nama Pemko Medan, kepada Perhimpunan dalam keadaan kosong. Tuntutan primair yang diajukan Perhimpunan kepada Pengadilan Negeri Medan, sebagai berikut: 105 1. Menerima gugatan Penggugat untuk seluruhnya. 2. Menyatakan sah Perhimpunan Hin An Hui Koan yang didirikan dengan Akta No. 79, tanggal 29 Januari 1957, diperbuat dihadapan Oesman Aldjoeffry, wakil Notaris di Medan pada waktu itu, bertalian dengan Akta No. 22 tanggal 14 Mei 2007 dan Akta No. 1 tanggal 1 Oktober 2007 yang kedua-duanya dibuat dihadapan Poeryanto Poedjiaty, SH Notaris di Medan. 3. Menyatakan Perhimpunan Hin An Hui Koan adalah pemilik sah atas tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Merbabu No. 28, Kelurahan Pusat Pasar, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, berdasarkan naskah Jual Beli tanggal 12 Februari 1957 No. 29 yang diperbuat di muka Oesman Aldjoeffry, wakil Notaris di Medan pada waktu itu, yang telah terdaftar di Pejabat Urusan Tanah Kota Medan tanggal 28 Maret 1957 dalam daftar C 1683. 4. Menyatakan tindakan Pemerintah Kota Medan mengajukan permohonan Hak Pakai kepada BPN Kota Medan adalah tindakan tidak sah dan oleh karena itu perbuatan BPN Kota Medan menerbitkan Sertipikat Hak Pakai No. 765Pusat Pasar tanggal 1 Juli 1996 adalah tidak sah dan bertentangan dengan hukum. 5. Menyatakan Pemerintah Kota Medan sebagai pihak yang tidak berhak sebagai pemegang Hak Pakai No. 765Pusat Pasar tanggal 1 Juli 1996 atas tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Merbabu No. 28 Medan. 6. Menyatakan Sertipikat Hak Pakai No. 765Pusat Pasar tanggal 1 Juli 1996 atas nama Pemerintah Kota Medan adalah tidak berkekuatan hukum, tidak mengikat dan batal demi hukum. 7. Menghukum Pemerintah Kota Medan untuk menyerahkan tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Merbabu No. 28, Kelurahan Pusat Pasar, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, yang saat ini terdaftar di Kantor Turut Tergugat atas nama Pemko Medan kepada Penggugat dalam keadaan kosong. 8. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu dengan serta merta uit voerbaar bij voorrad, meskipun ada Verzet Banding maupun Kasasi. 9. Menghukum Pemko Medan dan BPN Kota Medan untuk membayar ongkos- ongkos dan biaya-biaya yang timbul dalam perkara ini. 10. Menghukum Pemko Medan dan BPN Kota Medan untuk tunduk dan patuh terhadap putusan ini. 105 Lihat Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 456Pdt.G2007PN.Mdn, hlm. 5-6. Universitas Sumatera Utara 73 Apabila dilihat dari perkembangan Perhimpunan tersebut sebelum tahun 1965, sehingga tanah dan bangunan tersebut diambil alih oleh TNI dan akhirnya pada Pemko Medan, kiranya dapat diperhatikan hasil wawancara dengan Bapak Henry, sebagai berikut: “Sekitar tahun 1965, Perhimpunan Hin An Hui Koan merupakan wadah berkumpulnya simpatisan Partai Komunis Indonesia PKI dari Etnis China, sehingga ketika terjadinya penumpasan simpatisan PKI di Medan, seluruh pengurus dan anggota Perhimpunan Hin An Hui Koan meninggalkan lokasi sengketa Jalan Merbabu No. 28 dan akhirnya tanah dan bangunan tersebut diambil alih oleh Komando Distrik Militer Seksi V Medan selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah Kota Medan untuk pengurusannya. 106 Berdasarkan ketentuan yang berlaku, bahwa aset-aset eks organisasi terlarang China PKI harus dikuasai oleh Pemerintah. Hal tersebut senada dengan pernyataan Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Hadiyanto yang mengatakan: bahwa aset-aset eks organisasi terlarang China saat ini dikuasai oleh Pemerintah. Aset itu sebelumnya telah banyak dimanfaatkan oleh pihak ketiga, dan juga digunakan oleh Pemerintah, contohnya untuk pendidikan. 107 Sedangkan di Kota Medan, Pemko Medan memberikan izin tanah dan bangunan objek sengketa digunakan sebagai kantor organisasi kemasyarakatan dan seni contoh objek sengketa. Berdasarkan hal tersebut sebelum memutuskan dan menetapkan suatu perkara, seharusnya Majelis Hakim mengkaji dan menelaah terlebih dahulu berdasarkan hukum yang berlaku, apakah badan hukum eks PKI dan 106 Hasil wawancara dengan Bapak Henry bukan nama sebenarnya, pada tanggal 11 Maret 2013, pukul 17.00 WIB di Jalan Merbabu No. 28 Medan. 107 Ramdhania El Hida, Kemenkeu Temukan 1.010 Aset Eks Organisasi Terlarang China Masa PKI, http:finance.detik.comread2010121715471615273824kemenkeu-temukan-1010- aset-eks-organisasi-terlarang-china-masa-pki, diakses pada tanggal 30 Juli 2013, pukul 10.30 WIB. Universitas Sumatera Utara 74 asetnya dapat dibenarkan memiliki hak atas tanah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

C. Dasar Hukum Pembelaan Pemerintah Kota Medan dan Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Hak dan Kewajiban Kurator Pasca Putusan Pembatalan Pailit Pada Tingkat Kasasi Oleh Mahkamah Agung (Studi Kasus Kepailitan PT. Telkomsel vs PT. Prima Jaya Informatika)

1 38 128

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

Efektifitas Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

3 55 122

Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi No.92/Puu-X/2012 Ke Dalam Undang-Undang No.17 Tahun 2014 Tentang Mpr, Dpr, Dpd Dan Dprd

0 54 88