89
Tabel tersebut juga dapat menjelaskan bahwa terdapat 3 aspek dalam kategori rendah yaitu aspek pindah posisi dengan persentase
10,8, aspek kontak pandang dengan persentase 9,2 dan aspek pemberian waktu pausing dengan persentase 3,6. Dari ketiga aspek
tersebut dapat terlihat bahwa aspek paling rendah adalah pemberian waktu pausing.
Aspek kategori rendah yang pertama adalah aspek pindah posisi. Aspek ini tersusun atas satu indikator yaitu perpindahan posisi guru
dengan skor 1002. Dapat dilihat bahwa indikator tersebut menjadi satu- satunya penyusun aspek tersebut.
Aspek kategori rendah yang kedua adalah aspek kontak pandang, dengan 2 indikator penyusun yaitu kontak pandang dengan seluruh siswa
551 dan kontak pandang dengan siswa secara individu 294. Inkikator penyusun terbanyak adalah kontak pandang dengan seluruh siswa dengan
skor 551. Aspek kategori skor yang ketiga adalah diam sejenak pausing
dengan persentase 3,6. Indikator penyusun aspek ini adalah diam sejenak pada saat pembelajaran yang menjadi satu-satunya indikator
penyusun aspek ini. Skor yang didapat adalah 331.
2. Deskripsi Data Variabel Motivasi Belajar
Deskripsi data yang disajikan meliputi mean atau rerata M, median Me, mode Mo, dan Standar deviasi SD. Disamping itu juga
90
akan disajikan dalam distribusi frekuensi. Penyajian data ini untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai karakteristik data.
Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui distribusi frekuensi skor variable motivasi belajar terlihat pada tabel berikut:
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Motivasi Belajar
Variat F
F Fk - naik
82 – 91 2
1.2 100
72 – 81 1
0.6 98.8
62 – 71 34
20.36 98.2
52 – 61 63
37.72 77.84
42 – 51 54
32.34 40.12
32 – 41 13
7.78 7.78
Dari tabel tersebut dapat dideskripsikan hal-hal sebagai berikut: skor tertinggi = 87; skor terendah = 32; mean = 54.11; median = 54;
mode = 48 dan simpangan baku = 9.162. Distribusi frekuensi pada tabel di atas dapat digambarkan dengan histogram sebagai berikut:
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi skor variable motivasi belajar, terlihat bahwa distribusi frekuensi tersebar merata pada tiap
interval dengan puncak frekuensi paling banyak diinterval 52-61, yang menunjukkan bahwa responden pada umumnya mendapat motivasi
belajar tingkat sedang. Untuk mengetahui kecenderungan rata-rata skor variabel motivasi
belajar siswa kelas IV SD Se-Gugus 1 Kecamatan Kasihan Bantul tahun pelajaran 20152016 dengan mengkategorikan nilai rerata ideal yang
seharusnya diperoleh siswa. Jumlah butir yang dipakai variabel ini yaitu 24 dan skala penyekorannya 1-4. Sehingga skor terendah 24 dan skor
91
tertinggi 96 . Mean idealnya 96+242=60. SD idealnya 96-246=12. Setelah ditemukan mean ideal dan SD ideal, maka dapat diketahui
kategorisasinya sebagai berikut: 60+12 – 96
= 2 = 1,2
tinggi 60-12 - 60+12
= 115 = 68,9 sedang
24 60-12 = 50
= 29,9 rendah
Berdasarkan Perhitungan di atas, maka hasilnya dapat disajikan 7 berikut. Tabel 10. Kategori Skor Variabel Motivasi Belajar
Varian Tingkat
F f
72 – 96 Tinggi
2 1.2
49 – 72 Sedang
115 68.9
24 – 48 Rendah
50 29.9
Berdasarkan kategori skor tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar yang diterima siswa pada pelajaran IPA kelas IV
SD Se-Gugus 1 Kecamatan Kasihan Bantul Tahun Ajaran 20152016 tergolong sedang.
Gambar 3. Diagram Kategori Variabel Motivasi Belajar
1.20 68.90
29.90 10
20 30
40 50
60 70
80
Tinggi Sedang
Rendah
92
Setelah dilakukan penyekoran dan diketahui tingkat kategori dari masing-masing responden di atas, berikut ini data hasil penyekoran untuk
masing-masing aspek dari skala variasi gaya mengajar guru. Tabel 11. Skor Aspek Motivasi Belajar
No. Aspek
Jumlah Skor Persentase
1. Menunjukkan minat
4348 48,1
2. Tekun dalam menghadapi tugas
1468 16,2
3. Dapat bekerja dalam waktu yang lama, dan
tidak pernah berhenti sebelum selesai 1132
12,6 4.
Ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa
2089 23,11
Jumlah 9037
100 Aspek yang memiliki skor terendah adalah aspek dapat bekerja
dalam waktu yang lama, dan tidak pernah berhenti sebelum selesai dengan skor 1132 12,6. Sedangkan skor tertinggi adalah aspek
menunjukkan minat dengan skor 4348 48,1. Motivasi belajar siswa tergolong pada kategori sedang, namun ada beberapa siswa yang masih
kurang dilihat dari aspek penyusun instrumen motivasi belajar. Siswa masih perlu meningkatkan memotivasinnya ketika belajar.
Aspek yang berada pada kategori tinggi adalah menunjukkan minat dengan persentase 48,1; tekun dalam menghadapi tugas dengan
persentase 16,2; ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa dengan persentase 23,11.
Aspek pada
kategori tinggi
yang pertama
adalah aspek
menunjukkan minat 48,1. Aspek ini mempunyai 2 indikator penyusun yakni mempunyai ketertarikan pelajaran dengan skor 3028 dan indikator
selalu memperhatikan dengan antusias yang tinggi dengan perolehan skor
93
1320. Terlihat bahwa skor yang banyak menyumbang pada aspek ini adalah indikator mempunyai ketertarikan dengan pelajaran.
Aspek pada kategori tinggi yang kedua adalah tekun dalam menghadapi tugas dengan persentase 16,2. Indikator penyusun aspek
ini adalah adanya keinginan untuk berhasil dengan perolehan skor 284 ; tekun mengerjakan tugas-tugas dan lebih senang belajar mandiri dengan
perolehan skor
1184. Terlihat
bahwa indikator
yang banyak
mempengaruhi pada aspek ini adalah indikator tekun mengerjakan tugas- tugas dan lebih senang belajar mandiri.
Aspek yang berada dalam kategori rendah pada variabel motivasi belajar adalah dapat bekerja dalam waktu yang lama, dan tidak pernah
berhenti sebelum selesai. Indikator penyusun aspek adalah selalu mengingat pelajaran dan mengulanginya dengan perolehan skor 719;
indikator yang kedua adalah belajar dalam waktu yang lama dengan skor 413. Terlihat bahwa pada aspek ini, indikator penyusun paling banyak
adalah indikator selalu mengingat pelajaran dan mengulanginya dengan skor 719.
3. Deskripsi Data Variabel Prestasi Belajar IPA