46
3. Perkembangan Kaum Muda Di Lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki
Santo Yoseph Medari
a. Perkembangan Kaum Muda Di Lingkungan Santo Yusuf Kadisobo
Batasan lingkungan Santo Yusuf Kadisobo: -
Utara : Paroki Somohitan
- Barat
: Lingkungan Pepen -
Selatan : Lingkungan Pendeman
- Timur
: Paroki Mlati Jumlah umat: 195 jiwa 65 Kepala Keluarga.
Luas teritorial: 2,1 km
2.
Ketua lingkungan: Yoseph Hermawan Eko Susilo. Melihat jumlah KK dengan banyak umat, maka lingkungan ini seharusnya
pantas dimekarkan. Kapel Santo Yusuf Kadisobo di lingkungan Kadisobo dipergunakan seluruh umat di wilayah I untuk mengadakan Perayaan Ekaristi secara
rutin setiap hari sabtu pukul 19.00 WIB. Jumlah kaum mudanya sendiri terbilang cukup banyak dibandingkan dengan
lingkungan lainnya. Di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo ada ± 30orang kaum muda, tetapi sampai dengan saat ini yang cukup aktif hanya ± 20 orang. Hal ini
dikarenakan banyaknya kesibukan atau rutinitas yang harus mereka kerjakan. Diantaranya masih ada yang masih bersekolah, kuliah, dan bekerja. Oleh sebab itu,
perkembangan kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo bisa dikatakan cenderung menurun karena kurangnya kegiatan yang diadakan dan tidak adanya
sarana untuk menampung aspirasi kaum muda.
47
b. Perkembangan Umat Secara Keseluruhan Di Paroki Santo Yoseph Medari
Pada waktu masih berbentuk Stasi Santo Yoseph Medari terjadi beberapa pemekaran; yaitu Santo Aloysius Gonzaga Mlati di bawah administrasi Yogyakarta
pada tahun 1936, Paroki Administratif Santo Yohanes Rasul Somohitan yang semula di bawah administrasi Paroki Santo Yoseph Medari, pada tahun 2004
akhirnya meningkat menjadi Paroki Mandiri Santo Yohanes Rasul Somohitan. Karena beberapa pertimbangan, Stasi Thomas Seyegan bergabung di bawah
pelayanan Paroki Santo Aloysius Gonzaga Mlati pada tahun 1955-1972. Selanjutnya karena berdekatan geografis maka stasi Santo Thomas Seyegan
kembali lagi di dalam pelayanan Paroki Santo Yoseph Medari 1972-sekarang. Perkembangan jumlah umat di Paroki Medari secara keseluruhan Paroki
Induk dan Stasi:
2003 2004
2005 2006
2007 2008
3.011 3.045
3.044 3.061
3.145 2.961
Paroki Santo Yoseph Medari meliputi beberapa kecamatan: Tempel,
sebagian Sleman, Seyegan, sebagian Minggir, dan sebagian Turi yang kesemuanya termasuk Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2010 Paroki
Santo Yoseph Medari meliputi 6 wilayah terdiri dari 26 lingkungan; di Paroki Pusat ada 4 wilayah yang terdiri dari 18 Lingkungan dan di Stasi Santo Thomas
Seyegan ada 2 wilayah yang terdiri dari 8 Lingkungan.
48
c. Situasi Sosial, Ekonomi, Budaya Dan Pendidikan Umat Di Lingkungan Santo
Yusuf Kadisobo. Komposisi umat menurut usia adalah sebagai berikut: anak-anak di bawah
5 tahun ada 5, remaja 5-13 tahun ada 11, kaum muda 13-35 tahun ada 28, usia aktif 35-60 tahun ada 37, dan lanjut usia di atas 60 tahun ada 19.
Tingkat pendidikannya rata-rata: 17 lulusan SD, 12 SMP, 36 SMA, 7 Diploma, dan 10 Perguruan Tinggi Strata, sedangkan 18 tidak sekolah atau
belum memasuki usia sekolah. Apabila dilihat dari intensitas dan lokasi aktifitas hidup, 80 beraktifitas kerja di sekitar tempat tinggal antara pukul 08.00-16.00,
sisa waktu lainnya digunakan untuk membangun relasi dalam keluarga, beristirahat, bersosialisasi dengan masyarakat disekitar, kegiatan liturgi dan peribadatan baik di
lingkungan, wilayah, mau pun Paroki. Sedangkan 20 lainnya beraktifitas kerja di luar kota dengan interval waktu antara 3-4 hari dalam 1 minggu.
Terkait dengan aktifitas liturgi dan peribadatan, di tingkat lingkungan yang diadakan rata-rata sekali sebulan sebagian besar digunakan untuk ibadat sabda,
diikuti oleh sebagian orang tua karena waktu penyelenggaraannya pada malam hari, anak-anak dan remaja lebih memilih di rumah dengan alasan belajar, sedangkan
untuk misa dilakukan seminggu sekali di Kapel Kadisobo.
49
B. Metode Penelitian Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja
Secara Kontekstual Di Lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari
1. Latar Belakang Penelitian
Kehidupan kaum muda saat ini senantiasa penuh dengan dinamika dan tantangan hidup yang cukup berliku. Untuk dapat terus berkembang dan
menghadapi tantangan hidup di jaman sekarang, kaum muda membutuhkan tempat dan sarana yang tepat agar mereka dapat berbagi dan menemukan jalan keluar bagi
permasalahan yang sedang mereka alami. Tidak jarang ditemukan beberapa kaum muda yang sudah menyimpang dari
jalan hidup mereka misalnya tidak pernah aktif dengan kegiatan-kegiatan yang ada disekitarnya bahkan ada yang berpindah keyakinan. Mereka kurang berkomunikasi
atau setidaknya berkumpul dengan teman sebayanya. Dari beberapa pengamatan yang pernah ditemui, banyak kaum muda yang tidak lagi terlibat secara penuh
dalam kegiatan-kegiatan baik di lingkungan, wilayah, mau pun Gereja. Kebutuhan untuk saling mengenal, berkumpul, dan bercerita dengan sesama
kaum muda sangat di alami oleh kaum muda dilingkungan Santo Yusuf Kadisobo. Kaum muda dari berbagai lingkungan sering dikumpulkan di dalam kegiatan
Paroki, salah satunya adalah “wedhang parkiran”. Wedhang parkiran ini adalah
salah satu kegiatan kaum muda di Paroki Santo Yoseph Medari yang pertemuannya bertempat di parkiran gereja. Selain tempat berkumpul dan bercerita, biasanya di
tengah-tengah acara Romo Paroki menyisipkan renungan-renungan singkat yang dikutip dari Kitab Suci. Namun terkadang seringkali kegiatan ini terhenti
50
dikarenakan ada beberapa kaum muda lain yang memiliki kesibukan sendiri, dengan kata lain kegiatan tersebut menjadi surut.
Adanya upaya yang sudah dilakukan oleh lingkungan Santo Yusuf Kadisobo untuk mengumpulkan para kaum muda melalui berbagai kegiatan menggereja.
Kegiatan tersebut diantaranya: PIA, Koor Kaum Muda, dan Anjangsana Mudika. Tetapi menurut penulis kegiatan seperti itu tetap belum dapat menggerakkan
keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja. Untuk itu penulis merasa bahwa faktor pemahaman, pelaksanaan, dan hambatan yang dialami kaum muda perlu
ditinjau kembali untuk menentukan kegiatan pendampingan seperti apa yang diharapkan sesuai dengan keinginan mereka.
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan untuk menyusun kegiatan pendampingan yang baru yang sekiranya lebih sesuai dengan konteks kaum muda
jaman sekarang pada umumnya dan khususnya bagi kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan alat kuesioner dan wawancara secara langsung dengan kaum muda serta pihak-pihak yang terlibat secara penuh yang ikut mengambil bagian dalam
keaktifan kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo.
2. Rumusan Permasalahan Penelitian
Bertolak dari latar belakang penelitian, penulis mencoba merumuskan permasalahan sekitar keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di
lingkungan Santo Yusuf Kadisobo sebagai berikut:
51
a. Bentuk kegiatan seperti apa yang diharapkan dapat membangkitkan
semangat kaum muda agar mereka lebih terlibat aktif dalam hidup menggerejanya?
3. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo mempunyai tujuan untuk menemukan jawaban dari permasalahan.
Rumusan tujuan penelitian ini adalah: Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran tentang sejauh mana kaum
muda sudah tergerak untuk terlibat dalam hidup menggereja dan memberikan suatu bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan semangat keterlibatan kaum muda dalam
hidup menggereja.
4. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo diharapkan bermanfaat untuk:
Memperkembangkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja dan mengajak kaum muda untuk semakin meningkatkan penghayatan iman mereka
akan Yesus Kristus.
5. Pendekatan Penelitian
Menurut Moleong 2009:5 penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan
52
dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang ada. Dalam penelitian kualitatif metode yang bisa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan
pemanfaatan dokumen, serta metode survey yang akan dilakukan kepada kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari. Survey
bertujuan untuk memperoleh data-data yang diperlukan oleh penulis. Survey lapangan dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
6. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan mulai tanggal 10 November 2012 sampai dengan tanggal 17 November 2012. Tempat untuk melakukan penelitian adalah di
lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari.
7. Teknik dan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat untuk mengumpulkan data. Pada penelitian ini alat pengumpulan data dengan pedoman wawancara dan kuesioner.
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab sepihak antara pewawancara dengan yang diwawancarai, dilaksanakan bertatap muka secara langsung maupun
tidak langsung untuk memperoleh jawaban dari orang yang diwawancarai Masidjo, 1995:72-76. Adapun jenis-jenis wawancara sebagai berikut:
53
1 Wawancara dengan pertanyaan tak berstruktur atau terbuka atau bebas
Wawancara dengan pertanyaan tak berstruktur atau terbuka atau bebas adalah suatu wawancara dimana pertanyaan-pertanyaan yang disediakan memberi
kebebasan interviewee untuk menjawabnya atau mengemukakan pendapatnya. 2
Wawancara dengan pertanyaan berstruktur atau tertutup Wawancara dengan pertanyaan berstruktur atau tertutup adalah suatu
wawancara dimana pertanyaan-pertanyaan dan kemungkinan jawaban-jawabannya telah disediakan oleh interviewer, sehingga jawaban dari interviewee tinggal
dikelompokkan kepada kemungkinan jawaban yang telah tersedia. 3
Wawancara dengan pertanyaan bentuk kombinasi Wawancara dengan pertanyaan bentuk kombinasi adalah suatu wawancara
dimana pertanyaan-pertanyaan yang disediakan merupakan kombinasi antara pertanyaan berstruktur dengan pertanyaan yang tak berstruktur.
Dalam penelitian ini penulis memilih wawancara dengan pertanyaan bentuk kombinasi. Adapun pemilihan wawancara dengan pertanyaan bentuk kombinasi
karena penulis melihat dalam wawancara dengan pertanyaan kombinasi responden bisa bebas dalam menjawab pertanyaan, namun tetap terarah pada jawaban yang
akan disampaikan.
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yaitu
responden. Jenis kuesioner ada yang bersifat semi tertutup dan terbuka. Semi
54
tertutup artinya dalam pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tetap menyediakan tempat kosong untuk memberi kebebasan kepada responden menjawab pertanyaan,
seandainya alternatif jawaban yang disediakan tidak sesuai. Bersifat terbuka artinya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tanpa disediakan kemungkinan jawaban
sehingga responden dapat menuliskan jawabannya sendiri sesuai dengan pendapatnya Sanafiah Faisal, 1981:3. Di samping itu, sifat kuesioner ini adalah
kuesioner langsung, yaitu “Daftar pertanyaan dikirimkan langsung kepada orang yang ingin dimintai pendapat, keyakinannya, atau diminta untuk menceritakan
tentang dirinya sendiri” Sutrisno Hadi, 1973:186. Dalam penelitian ini penulis memilih kuesioner semi tertutup, dimana
responden hanya tinggal memilih alternatif jawaban dari pertanyaan-pertanyan yang sudah disediakan, bila dirasa tidak cocok maka responden bisa memberikan
alternatif jawaban lainnya. Untuk mengolah data-data yang sudah terkumpul, guna mengetahui dan
menentukan jumlah prosentase dari setiap variabel, dipergunakanlah rumus di bawah ini Riduwan, 2004:87:
A X 100= N
Contoh: Macam kegiatan apa yang sering anda ikuti di lingkungan?
Ziarah=18 orang, outbond=1 orang, rekoleksi= 3 orang, teater=0, lainnya=1. 18 x 100= 78
23 A= Jumlah yang menjawab
N= Jumlah responden