Kajian Mengenai Karakteristik Siswa Kelas V SD

24 Faktor-taktor tersebut saling berinteraksi satu sama lain dalam mempengaruhi hasil belajar. Agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal seluruh faktor di atas harus saling bersinergi. Media pembelajaran merupakan salah satu faktor saranafasilitas yang dapat mendukung keberhasilan belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2001: 7 bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar yang akhirnya mempengaruhi hasil belajar siswa.

D. Kajian Mengenai Karakteristik Siswa Kelas V SD

Masa usia sekolah dasar termasuk dalam masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia 6 tahun sampai masuk masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun. Masa usia sekolah sering pula disebut masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. Masa sekolah dasar dibagi menjadi dua fase, yaitu masa kelas rendah dan masa kelas tinggi. Masa kelas rendah sekolah dasar berlangsung antara usia 6 atau 7 tahun sampai 8 atau 9 tahun, biasanya duduk di kelas I, II dan III. Masa kelas tinggi sekolah dasar berlangsung antara usia 9 atau 10 tahun sampai 12 atau 13 tahun, biasanya duduk di kelas IV, V, dan VI. Berdasarkan pembagian fase tersebut dapat diketahui bahwa siswa kelas V SD berada pada fase kelas tinggi, dengan usia berkisar antara 10 sampai 11 tahun. Noehi Nasution,dkk 1992: 44 menjelaskan bahwa siswa kelas tinggi memilikki sifat khas sebagai berikut: 25 a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret. b. Sangat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. c. Memiliki minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus. d. Sampai usia 11 tahun siswa masih membutuhkan guru atau orang tua untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, setelah usia 11 tahun pada umumnya siswa sudah bisa menyelesaikan tugas-tugasnya sendiri. e. Anak memandang nilai angka rapor sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah. f. Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya untuk dapat bermain bersama-sama. Piaget Rita Eka Izzati, dkk, 2008: 105 mengemukakan bahwa perkembangan kognitif masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasional konkret dalam berfikir. Pada masa ini anak dapat berfikir logis terhadap objek yang konkret. Anak sudah dapat menggunakan logika sederhana dalam memecahkan masalah jika berhadapan dengan benda nyata. Namun masih sulit bagi anak untuk memahami suatu konsep yang abstrak. Paul Suparno 2005: 77 menjelaskan beberapa ciri pemikiran anak pada masa operasional konkret sebagai berikut: a. Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh Pada tahap ini, seorang anak mulai dapat menggambarkan secara menyeluruh ingatan, pengalaman, objek, yang objek yang dialami. 26 b. Melihat dari berbagai macam segi. Anak pada tahap ini mulai dapat melihat suatu objekpersoalan secara sedikit menyeluruh dengan melihat aspek-aspeknya. c. Seriasi Proses seriasi adalah proses mengatur unsur-unsur menurut semakin besar atau kecilnya unsur-unsur tersebut. Pada masa ini anak sudah tidak mengalami kesulitan dalam membuat seriasi. d. Klasifikasi Anak pada masa ini sudah dapat mengklasifikasikan secara hierarkis dan inklusif. Ia dapat berpikir serentak, baik pada keseluruhan maupun bagian- bagian, meskipun masih pada bagian-bagian, meskipun masih berdasarkan penglihatan konkret. e. Bilangan Pada masa ini konsep anak tentang bilangan lebih berkembang. Anak sudah dapat memasangkan satu-satu dan mengerti soal kekekalan dengan baik. f. Ruang, waktu, dan kecepatan Pada usia 7 atau 8 tahun, seorang anak sudah mengerti urutan ruang dengan melihat interval jarak suatu benda. Pada usia 10 atau 11 tahun anak sudah sadar akan konsep waktu dan kecepatan. g. Probabilitas Anak pada masa ini dapat mengerti bahwa meskipun ia tidak dapat meramalkan hasil dari kejadian-kejadian individual, ia dapat mengantisipasi hasil dari jumlah banyak. 27 h. Penalaran Pada masa ini anak belum dapat menghubungkan relasi kausal dengan baik. i. Egosentrisme dan sosialisme Anak sudah tidak begitu egosentris dalam pemikirannya. Ia menyadari bahwa teman-temannya dapat memiliki pemikiran lain. Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa siswa kelas V SD berada pada masa kanak-kanak akhir yang perkembangan kognitifnya berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak masih kesulitan untuk memahami kosep yang abstrak. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran diperlukan alat bantu berupa media pembelajaran yang dapat mengonkretkan suatu konsep yang abstrak tersebut. Untuk membuat konsep keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia lebih konkret dan mudah dipahami oleh siswa maka digunakan media kartu bergambar.

E. Penelitian yang Relevan