Standar Kompetensi Peserta Didik

74 “Ada buku pegangan, namun hanya salah satu yaitu pada mata pelajaran umum.”C-129-09-2015 Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan siswa lainnya berikut ini: “Semacam modul belum ada, pada pelajaran TFL lebih sering dijelaskan dengan langkah- langkah yang dilakukan.”C-429- 09-2015 Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa bahan ajar atau modul pada kompetensi teknik fabrikasi logam di SMK N 1 Seyegan Sleman baik bagi guru maupun siswa belum tersedia. Materi atau sumber belajar guru disusun dengan mengambil dari berbagai sumber. “Materi diambil dari bebagai sumber yang sekiranya relevan dengan pelajaran.”B-129-9-2015 Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa belum tersedianya bahan ajarmodul di SMK N 1 Seyegan Sleman pada Kompetensi Keahlian TFL menjadi salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan kurikulum 2013 karena belum adanya acuan khusus berupa modul atau bahan ajar yang dirancang khusus dalam kompetensi keahlian teknik fabrikasi logam pada kurikulum 2013.

5. Standar Kompetensi Peserta Didik

Faktor keberhasilan pelaksanaan suatu kurikulum tak terlepas dari faktor peserta didik. Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran siswa aktif yang menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan Pengembangan Kurikulum 20013, Bahan Uji Publik, Kemendikbud. Sehingga siswa lebih banyak belajar, mencari dan mengembangkan diri secara mandiri. Hambatan yang muncul dalam 75 pelaksanaan kurikulum 2013 di SMK N 1 Seyegan pada kompetensi keahlian teknik fabrikasi logam apabila diamati dari aspek peserta didik dari pernyataan guru kelas TFL bahwa hal yang membuat peserta didik cukup berat dalam mengikuti pelajaran adalah karena jumlah jam yang sangat panjang pada kurikulum 2013, serta pembelajran yang dilakukan secara mandiri. B-32-10-2015 Selain itu, hambatan yang muncul yang dialami oleh para peserta didik ialah pada perlengkapan yang belum memadai, sehingga hal tersebut membuat peserta didik sulit untuk berkembang karena waktu serta target materi yang ditentukan. Hal tersebut diungkapkan oleh guru kelas kompetensi TFL berikut kendala disebabkan karena kurangnya bahan untuk kegiatan praktik. Meskipun sudah sebagian tersedia namun masih kurang karena tidak sebanding dengan jumlah siswa. B-229-9- 2015 Berdasarkan kedua pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa keaktifan serta kemandirian siswa pada kompetensi keahlian TFL dalam pelaksanaan kurikulum 2013 hambatan yang muncul disebabkan dari segi jumlah jam pelajaran yang cukup padat serta peralatan yang kurang lengkap. Hal tersebut dapat dilihat dari dokumen inventaris sarana prasarana Kompetensi TFL yang jumlahnya belum sesuai dengan jumlah siswa, dimana pada kompetensi TFL terdiri dari dua kelas yang masing-masing kelas memiliki jumlah siswa 60 orang. Selain itu dapat dilihat dari kondisi bengkel yang relatif sempit untuk digunakan pada kegiatan praktik siswa. 76

C. Pembahasan 1. Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Kompetensi Teknik Fabrikasi

Logam di SMK N 1 Seyegan Sleman Yogyakarta Pelaksanaan kurikulum 2013 di SMK N 1 Seyegan Sleman sudah berlangsung selama dua tahun sejak di tunjuk sebagai pilot project atau sekolah percobaan pada sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan atau biasa disebut SMK, pendidikan ditujukan untuk mempersiapkan siswa menjadi manusia yang produktif yang dapat langsung bekerja dibidangnya. Kurikulum pada sekolah kejuruan dirancang dengan menyesuaikan sasaran atau kompetensi keahlian tertentu. Pelaksanaan kurikulum 2013 di SMK N 1 Seyegan dilaksanakan dengan mengikuti rambu-rambu atau panduan dari kementerian pendidikan. SMK N 1 Seyegan ditunjuk sebagai sekolah pilot project kurikulum 2013 berdasarkan keputusan Kemendiknas tentang pelaksanaan K-13, dari hal tersebut kemudian dilakukan sosialisasi pada sekolah-sekolah yang menjadi pilot project, dari kegiatan sosialisasi kemudian dilakukan langkah selanjutnya yakni pelatihan dan diklat. Pelatihan pertama dilakukan bagi para pengurus sekolah, pelatihan kedua diberikan pada guru, pelatihan berikutnya diteruskan pada guru selaku pendidik yang langsung menangani dalam pembelajaran. Setelah kegiatan pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Kemendiknas selesai, untuk kelancaran pelaksanaan kurikulum 2013 memberikan kewenangan pada pihak sekolah untuk mengadakan kegiatan workshop bagi seluruh karyawan dan guru. Di SMK N 1