Rasio Leverage Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas

32 peringkat obligasi adalah tanggal 16 Mei 2009, maka laporan keuangan yang dianalisa adalah laporan keuangan pada periode tahun 2008.

3.4 Metoda Analisis Data

3.4.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menerangkan karakteristik data berupa data responden dan data variabel, yang bertujuan memberikan penjelasan informasi mengenai karakteristik dari suatu kelompok data atau lebih. Dengan melakukan analisis statistik deskriptif dapat memudahkan peneliti dalam memahami ciri-ciri yang unik atau khusus dari kelompok data yang ada. Karakteristik data variabel meliputi jumlah sampel, nilai minimal, nilai maksimal, rata-rata mean dan standar deviasi.

3.4.2 Uji Hipotesis

Pengujian yang dilakukan pada hipotesis 1 sampai dengan 7 adalah uji pengaruh dengan menggunakan regresi logistik. Regresi logistik logistic regression digunakan apabila variabel dependen dalam hubungan sebab akibat yang sedang diuji merupakan variabel dummy. Variabel dummy adalah variabel yang berskala nominal dengan 2 kategori yang diwakili dengan angka 0 dan 1. Dimana angka 1 satu mewakili kategori positif dan 0 nol yang mewakili kategori negatif. Menurut Ghozali 2006 analisis dengan regresi logistik tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya. Variabel dalam penelitian ini yang merupakan kategori 33 positif adalah peringkat obligasi yang termasuk dalam investment grade dan kategori negatifnya adalah non investment grade. Model regresi menurut Santoso 2005 adalah sebagai berikut: Y = b0 + b1LEV + b2LIQ + b3SOL + b4PROF + b5PROD + b6ICR + e Keterangan: Y = Peringkat Obligasi b0 = konstanta atau intercept b1LEV = Rasio Hutang b2LIQ = Rasio Likuiditas b3SOL = Rasio Solvabilitas b4PROF = Rasio Profitabilitas b5PROD = Rasio Produktifitas b6ICR = Kecukupan Bunga e = error Pengujian pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan regresi logistik melalui pengujian hipotesis berikut ini: 1. -2 log likelihood Nilai -2 log likelihood menurun nilainya bila dibandingkan antara iterasi pada blok 0 dengan iterasi blok 1, penurunan nilai yang ada menunjukkan adanya indikasi bahwa model baik. Menurut Santoso 2005, penurunan likelihood 34 pada regresi binary mirip dengan pengertian ‘sum of squared error’ pada model regresi, menunjukkan model regresi yang lebih baik. 2. Nagelkerke R 2 Uji nagelkerke R 2 digunakan untuk mengetahui besarnya variasi dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen, sisanya yang tidak dapat dijelaskan, merupakan bagian variasi dari variabel yang lain yang tidak termasuk di dalam model. Menurut Ghozali 2006, nilai nagelkerke ’s R 2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression . 3. Hosmer and Lameshow Nilai Hosmer and Lameshow test digunakan untuk mengetahui apakah model fit dengan data observasi penelitian. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai signifikasi pada tabel Hosmer and Lameshow yang ada. Menurut Ghozali 2006, jika nilai sig. lebih besar dari 0,05 maka hal ini berarti model regresi binary layak dipakai untuk analisa selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. 4. Tingkat ketepatan prediksi model Pada pengujian ini akan diperoleh hasil secara statistik berupa jumlah sampel yang diprediksi sebagai kedua kategori dan berapa jumlah yang actual sehingga dapat membandingkan keduanya. Menurut Ghozali 2006, tabel klasifikasi menghitung nilai estimasi yang benar correct dan salah