saat ulangan dan dilarang membawa barang-barang yang dilarang oleh sekolah; tata tertib ijin keluar sekolah, seperti meminta ijin keluar
kepada guru piket dan memberikan surat keterangan tidak masuk sekolah; tata tertib mengenai tidak masuk sekolah dan tata tertib
kegiatan belajar mengajar, seperti mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
C. Program Bimbingan Pribadi-Sosial
1. Pengertian Bimbingan-Pribadi Sosial
Menurut Juntika 2005: 15 bimbingan pribadi-sosial merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam menyelesaikan masalah-
masalah pribadi sosial. Menurut Winkel Sri Hastuti 2004: 118 bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan
batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri. Adapun yang tergolong masalah pribadi-sosial adalah hubungan
dengan sesama teman, guru, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat
tinggal, serta penyelesaian konflik. Masalah lain yang tergolong masalah pribadi sosial antara lain: mengatur diri sendiri di bidang kerohanian,
perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual, dll. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Unsur-unsur Bimbingan Pribadi-Sosial di Jenjang Pendidikan
Menengah
Bimbingan pribadi-sosial yang di berikan di jenjang pendidikan menengah sebagian disalurkan melalui bimbingan kelompok dan sebagian
lagi melalui bimbingan individual, serta mengandung unsur-unsur sebagai berikut Winkel Hastuti, 2004: 118:
a. Informasi tentang fase atau tahap perkembangan yang sedang dilalui
oleh siswa remaja, antara lain tentang konflik batin yang dapat timbul dan tentang tata cara bergaul yang baik.
b. Penyadaran akan keadaan masyarakat dewasa ini, yang semakin
berkembang ke arah masyarakat modern, antara lain ciri-ciri kehidupan modern, dan makna ilmu pengetahuan serta teknologi bagi kehidupan
manusia. c.
Pengaturan diskusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh kebanyakan siswa, misalnya menghadapi orangtua yang taraf
pendidikannya lebih rendah daripada anak-anaknya. Khususnya siswa remaja dapat merasa lega, bila dia menyadari bahwa teman-temannya
mengalami masalah yang sama. d.
Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian siswa, misalnya sifat-sifat kepribadian yang tampak dalam tingkah laku, latar
belakang keluarga dan keadaan kesehatan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial
Juntika 2005: 14, merumuskan beberapa tujuan bimbingan dan
konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial sebagai berikut:
a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah,
tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya. b.
Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif
antara yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang
dianutnya. d.
Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan,
baik fisik maupun psikis. e.
Memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain. f.
Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat. g.
Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
h. Memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk
komitmen, terhadap tugas dan kewajibannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI