Penyesuaian diri siswa SMP terhadap kehidupan di sekolah : studi deskriptif penyesuaian diri siswa terhadap kehidupan di sekolah kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan priba

(1)

ABSTRAK

PENYESUAIAN DIRI SISWA SMP TERHADAP KEHIDUPAN DI SEKOLAH (Studi Deskriptif Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Kehidupan Di Sekolah Kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan Tahun Ajaran 2015/2016 dan

Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial)

Regina Caeli Shinta Claudia S. Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan tahun ajaran 2015/2016. Pertanyaan yang dijawab adalah: 1) Seberapa baik penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan tahun ajaran 2015/2016? 2) Butir kuesioner penyesuaian diri mana yang capaian skornya rendah untuk diusulkan sebagai topik-topik bimbingan pribadi sosial yang sesuai untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan?

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur tahun ajaran 2015/2016 semester II yang berjumlah 96 siswa. Penelitian ini termasuk penelitian populasi. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner penyesuaian diri yang terdiri dari 67 item pernyataan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah kategorisasi tingkat penyesuaian diri siswa berdasarkan norma kategorisasi menurut Azwar (2012). Hasil uji reliabilitas menunjukan reliabilitas sebesar 0.893 hasil ini termasuk tinggi, sehingga kuesioner ini reliabel atau dapat dipercaya.

Hasil penelitian adalah sebagai berikut: tidak ada siswa (0%) yang penyesuaian dirinya sangat kurang baik, tidak ada siswa (0%) yang penyesuaian dirinya kurang baik, terdapat 10 siswa (10%) yang penyesuaian dirinya cukup baik, terdapat 61 siswa (64%) yang penyesuaian dirinya baik, dan terdapat 25 siswa (26%) yang penyesuaian dirinya sangat baik. Berdasarkan analisis capaian skor butir-butir kuesioner yang menunjukkan bahwa penyesuaian diri siswa rendah, peneliti membuat usulan topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa.


(2)

ABSTRACT

ADAPTABILITY OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS ON LIFE AT THE SCHOOL

(Descriptive study of Adaptability on the lives of Students in School VII Classes of Yos Sudarso Cigugur Junior High School Academic Year 2015/2016 and the

Implications for the Proposed Topics of Personal Social Guidance)

Regina Caeli Shinta Claudia S. Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research aims to gain an idea of self adjustment VII grade of Yos Sudarso Cigugur Kuningan Junior High School academic year 2015/2016. Questions answered are: 1) How well adaptation by VII grade students of Yos Sudarso Cigugur Kuningan Junior High School academic year 2015/2016? 2) Proposed topics personal guidance of which social appropriate to improve the adaptation by VII grades students of Yos Sudarso Cigugur Kuningan Junior High School?

This research is a descriptive research with survey methods. The subject of the research is that all the students of class VII Yos Sudarso Cigugur Junior High School 2015/2016 school year semester II which numbered 96 students. This research including research population. The instrument data collection in this research is a self-adjustment questionnaire consisting of 67 items statement. The technique of data analysis in this research is the level of categorization adaptation by the students based on the norms categorisation according to Azwar (2012). Reliability test results show the reliability of 0.893 this result including high, so this questionnaire reliabel or can be trusted.

The results of this research are as follows: no students (0%) adjustments himself very good enough, no students (0%) adjustments himself good enough, there are ten students (10%) adjustments himself good enough, there are 61 students (64%) adjustments himself well and there are 25 students (26%) adjustments himself very good. Based on the analysis of score gains the particulars of the questionnaire which shows that adjustments to low students, researchers make the proposed topics Pribadi-Sosial guidance to improve the adaptation by students.


(3)

PENYESUAIAN DIRI SISWA SMP TERHADAP KEHIDUPAN DI SEKOLAH

(Studi Deskriptif Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Kehidupan Di Sekolah Kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Regina Caeli Shinta Claudia S. 121114078

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”

(Filipi 4:13)

“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” (Amsal 23:18)

“Berpacu dalam prestasi” (Regina Caeli Shinta)

SKRIPSI INI SAYA PERSEMBAHKAN KEPADA: 1. Tuhan Yesus Kristus


(7)

(8)

(9)

vi ABSTRAK

PENYESUAIAN DIRI SISWA SMP TERHADAP KEHIDUPAN DI SEKOLAH

(Studi Deskriptif Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Kehidupan Di Sekolah Kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial)

Regina Caeli Shinta Claudia S. Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan tahun ajaran 2015/2016. Pertanyaan yang dijawab adalah: 1) Seberapa baik penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan tahun ajaran 2015/2016? 2) Butir kuesioner penyesuaian diri mana yang capaian skornya rendah untuk diusulkan sebagai topik-topik bimbingan pribadi sosial yang sesuai untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan?

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur tahun ajaran 2015/2016 semester II yang berjumlah 96 siswa. Penelitian ini termasuk penelitian populasi. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner penyesuaian diri yang terdiri dari 67 item pernyataan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah kategorisasi tingkat penyesuaian diri siswa berdasarkan norma kategorisasi menurut Azwar (2012). Hasil uji reliabilitas menunjukan reliabilitas sebesar 0.893 hasil ini termasuk tinggi, sehingga kuesioner ini reliabel atau dapat dipercaya.

Hasil penelitian adalah sebagai berikut: tidak ada siswa (0%) yang penyesuaian dirinya sangat kurang baik, tidak ada siswa (0%) yang penyesuaian dirinya kurang baik, terdapat 10 siswa (10%) yang penyesuaian dirinya cukup baik, terdapat 61 siswa (64%) yang penyesuaian dirinya baik, dan terdapat 25 siswa (26%) yang penyesuaian dirinya sangat baik. Berdasarkan analisis capaian skor butir-butir kuesioner yang menunjukkan bahwa penyesuaian diri siswa rendah, peneliti membuat usulan topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa.


(10)

vii

ABSTRACT

ADAPTABILITY OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS ON LIFE AT THE SCHOOL

(Descriptive study of Adaptability on the lives of Students in School VII Classes of Yos Sudarso Cigugur Junior High School Academic Year 2015/2016 and the

Implications for the Proposed Topics of Personal Social Guidance)

Regina Caeli Shinta Claudia S. Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research aims to gain an idea of self adjustment VII grade of Yos Sudarso Cigugur Kuningan Junior High School academic year 2015/2016. Questions answered are: 1) How well adaptation by VII grade students of Yos Sudarso Cigugur Kuningan Junior High School academic year 2015/2016? 2) Proposed topics personal guidance of which social appropriate to improve the adaptation by VII grades students of Yos Sudarso Cigugur Kuningan Junior High School?

This research is a descriptive research with survey methods. The subject of the research is that all the students of class VII Yos Sudarso Cigugur Junior High School 2015/2016 school year semester II which numbered 96 students. This research including research population. The instrument data collection in this research is a self-adjustment questionnaire consisting of 67 items statement. The technique of data analysis in this research is the level of categorization adaptation by the students based on the norms categorisation according to Azwar (2012). Reliability test results show the reliability of 0.893 this result including high, so this questionnaire reliabel or can be trusted.

The results of this research are as follows: no students (0%) adjustments himself very good enough, no students (0%) adjustments himself good enough, there are ten students (10%) adjustments himself good enough, there are 61 students (64%) adjustments himself well and there are 25 students (26%) adjustments himself very good. Based on the analysis of score gains the particulars of the questionnaire which shows that adjustments to low students, researchers make the proposed topics Pribadi-Sosial guidance to improve the adaptation by students.


(11)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas perlindungan, pendampingan dalam persiapan, pelaksanaan serta penyelesaian penelitian dalam bentuk skripsi ini. Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, doa, bimbingan, dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk penulisan skripsi ini.

2. Drs. R. H. Dj. Sinurat, M.A., sebagai Dosen Pembimbing yang telah

membimbing dengan kesabaran hati dan memberi masukan kepada penulis guna meningkatkan kualitas skripsi ini.

3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma yang ikut mendukung kelancaran kegiatan perkuliahan saya serta ikut membimbing saya ketika saya sedang dalam kesulitan.

4. Emilia Enih, S.Pd., selaku kepala sekolah SMP Yos Sudarso Cigugur

Kuningan yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

5. Semua siswa-siswi kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan tahun

ajaran 2015/2016 atas kesediaannya mengisi kuesioner dalam skripsi ini.

6. Ayahanda tercinta Matheus Iwan Setiawan atas doa, dukungan, perhatian,

dan kasih sayang yang selalu diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.


(12)

(13)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Definisi Istilah ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Siswa sebagai Remaja... 7

B. Hakikat Penyesuaian Diri ... 9

C. Program Bimbingan Pribadi-Sosial ... 23

D. Kajian Penelitian yang Relevan ... 30

BAB III. METODE PENELITIAN... 31

A. Jenis Penelitian ... 31


(14)

xi

C. Subjek Penelitian ... 32

D. Variabel Penelitian ... 32

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 32

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 35

G. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL ... 39

A. Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan tahun ajaran 2015/2016 ... 39

B. Pembahasan ... 42

C. Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial ... 45

BAB V. PENUTUP... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Keterbatasan ... 47

C. Saran ... 48


(15)

xii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri ... 34

2. Tabel 2 Reliability Statistics ... 37

3. Tabel 3 Pedoman Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri ... 38

4. Tabel 4 Kategorisasi Penyesuaian Diri dari Siswa Kelas VII SMP Yos

Sudarso Cigugur Kuningan Tahun Ajaran 2015/2016 ... 40

5. Tabel 5 Kategorisasi Skor Item Penyesuaian Diri Siswa Kelas VII SMP

Yos Sudarso Cigugur Kuningan... 40

6. Tabel 6 Item-item Kuesioner Berdasarkan Skor Penyesuaian Diri Siswa

Kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan Tahun Ajaran 2015/2016 ... 41

7. Tabel 7 Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Cukup

Tinggi dan Rendah ... 42

8. Tabel 8 Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial yang Diusulkan untuk

Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa kelas VII SMP Yos Sudarso


(16)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penelitian ... 52

Lampiran 2 Tabulasi Data ... 54

Lampiran 3 Kuesioner ... 60


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup antar manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan lingkungan tempat tinggal, interaksi dengan sesama manusia, maupun interaksi dengan Tuhan.

Pada saat remaja memasuki lingkungan baru, dia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang bersangkutan, agar ia tumbuh dan berkembang serta dapat melangsungkan hidupnya. Pada tanggal 10 Juli 2015, peneliti melakukan wawancara dengan tiga (3) guru SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan untuk mencari tahu permasalahan yang sering muncul di kalangan siswa SMP. Dari hasil wawancara diketahui bahwa pada setiap penerimaan siswa baru setiap tahunnya ada saja siswa yang kesulitan melakukan penyesuaian diri dengan sekolah


(18)

baru. Siswa yang berasal dari SD yang sama lebih sering berkumpul dan kurang mau berinteraksi dengan siswa yang berasal dari SD yang berbeda. Ada beberapa siswa yang dijauhi karena berasal dari SD yang berbeda. Beberapa wali kelas mengamati setiap kali ada penerimaan siswa baru, banyak siswa yang sulit menyesuaikan diri dengan kehidupan di sekolah seperti siswa melanggar tata tertib sekolah, adanya geng antar siswa, siswa kurang memperhatikan saat guru mengajar, dll.

Para siswa yang baru masuk SMP sedang mengalami masa transisi, masa peralihan dari akhir usia kanak-kanak menuju usia remaja awal dan masa peralihan dari SD masuk ke SMP. Ketika siswa memasuki jenjang pendidikan SMP para siswa dihadapkan dengan berbagai perubahan, seperti meningkatnya tanggung jawab, perubahan dari suatu struktur kelas yang kecil menjadi lebih besar, perubahan dari sistem satu guru menjadi banyak guru, penambahan mata pelajaran, metode mengajar guru, sikap belajar, dan tuntutan belajar. Winkel dan Sri Hastuti (2004: 141) mengatakan bahwa perpindahan dari sekolah dasar ke satuan pendidikan lanjutan ini merupakan langkah yang cukup berarti dalam kehidupan anak, baik karena tambahan tuntutan belajar bagi siswa lebih berat, maupun karena siswa akan mengalami banyak perubahan dalam diri sendiri. Siswa akan berhadapan dengan sejumlah guru yang masing-masing memegang bidang studi tertentu; hal ini menuntut siswa untuk menyesuaikan diri dengan sekian gaya mengajar pula.


(19)

Peneliti menganggap bahwa topik ini penting untuk diteliti terutama dari sudut bimbingan dan konseling. Apabila penyesuaian diri siswa tidak berjalan dengan baik, kegiatan belajar siswa dapat terganggu. Karena itu guru, khususnya guru BK perlu membantu siswa untuk menyesuaikan dirinya di sekolah agar proses belajarnya berlangsung dengan baik.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan penyesuaian diri siswa di sekolah dapat diidentifikasi berbagai masalah seperti:

1. Ada indikasi bahwa penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos

Sudarso Cigugur Kuningan kurang baik.

2. Belum ada gambaran hasil penelitian penyesuaian diri siswa kelas VII

SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan.

3. Ada siswa yang dijauhi karena berasal dari SD yang berbeda.

4. Ada beberapa siswa yang kurang mau berinteraksi dengan siswa yang

berasal dari SD yang berbeda.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, fokus kajian adalah kurang baiknya penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan Tahun Ajaran 2015/2016.


(20)

D. Rumusan Masalah

Pertanyaan yang dijawab adalah:

1. Seberapa baik penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos Sudarso

Cigugur Kuningan tahun ajaran 2015/2016 di sekolah?

2. Butir kuesioner penyesuaian diri mana yang capaian skornya rendah

untuk diusulkan sebagai topik-topik bimbingan pribadi sosial yang sesuai untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1. Memperoleh gambaran mengenai penyesuaian diri siswa kelas VII

SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan tahun ajaran 2015/2016 di sekolah.

2. Mengidentifikasi butir kuesioner penyesuaian diri mana yang capaian

skornya rendah untuk diusulkan sebagai topik-topik bimbingan pribadi sosial yang sesuai untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan


(21)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling, khususnya yang berhubungan dengan penyesuaian diri.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi para guru pengampu mata pelajaran dan guru BK di kelas VII

SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah untuk melihat seberapa baik penyesuaian diri siswa kelas VII di sekolah. Selain itu juga, sekolah dapat menentukan upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk membantu siswa yang penyesuaian dirinya kurang baik.

b. Bagi siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan

Para siswa yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri akan mendapatkan bantuan yang relevan dari pihak sekolah yang melakukan kegiatan untuk membantu siswa dalam penyesuaian diri seperti yang diusulkan dalam skripsi ini.

c. Bagi peneliti

Peneliti semakin memahami topik penyesuaian diri khususnya penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan di sekolah dan dapat mengusulkan topik-topik


(22)

bimbingan yang sesuai untuk membantu siswa kelas VII menyesuaikan diri.

G. Definisi Istilah

1. Penyesuaian diri adalah perilaku yang menunjukkan kematangan

emosional, kematangan intelektual, kematangan sosial, dan tanggung jawab sesuai dengan harapan masyarakat sehingga individu menjalani hidup secara harmonis seperti yang dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner.

2. Siswa SMP Kelas VII adalah peserta didik yang terdaftar secara resmi

di SMP Yos Sudarso Cigugur dengan rentang usia antara 12-15 tahun.

3. Kehidupan di sekolah adalah lingkungan dimana kegiatan belajar


(23)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dipaparkan tingkat perkembangan siswa sebagai remaja, hakikat penyesuaian diri, kajian penelitian yang relevan, dan program bimbingan pribadi-sosial.

A. Siswa sebagai Remaja 1. Pengertian Remaja

Masa remaja menurut Mappiare (Hartinah 2008: 57) berlangsung antara umur 12 sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 sampai 17/18 tahun adalah masa remaja awal dan usia 17/18 sampai 21/22 tahun adalah masa remaja akhir. Siswa kelas VII SMP (Sekolah Menengah Pertama) termasuk remaja awal. Pada masa

remaja terjadi perkembangan dalam berbagai aspek, seperti:

perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan kepribadian dan sosial.

2. Karakteristik Siswa Usia Remaja (Sekolah Menengah Pertama)

Desmita (2009: 36) mengatakan masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri. Terdapat sejumlah karakteristik yang penting pada siswa usia remaja, antara lain:


(24)

b. Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

c. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif.

d. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa

efektif.

e. Memilih dan mempersiapkan karir di masa depan sesuai dengan minat

dan kemampuannya.

f. mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang

diperlukan sebagai warga negara.

g. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.

h. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman

bertingkah laku.

i. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religuitas.

3. Perkembangan Sosial Remaja Awal

Menurut Hurlock (1991) salah satu tugas perkembangan yang perlu dipenuhi oleh remaja awal adalah mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya. Menurut Desmita (2007: 219) perkembangan kehidupan sosial remaja juga ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya. Sebagian besar waktu remaja dihabiskan untuk bergaul dengan teman-teman. Pada prinsipnya hubungan teman sebaya mempunyai arti yang penting bagi kehidupan remaja.

Santrock (Desmita, 2007: 220) menyatakan bahwa studi-studi kontemporer tentang remaja menunjukkan bahwa hubungan yang positif


(25)

dengan teman sebaya diasosiasikan dengan penyesuaian sosial yang positif. Kelly dan Hansen (Desmita, 2007: 220) menyebutkan 6 fungsi positif dari hubungan remaja dengan teman sebaya, yaitu:

a. Mengontrol impuls-impuls agresif.

b. Memperoleh dorongan emosional dan sosial serta menjadi lebih

independen.

c. Meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial.

d. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai.

e. Meningkatkan harga diri.

B. Hakikat Penyesuaian Diri

1. Pengertian Penyesuaian Diri

Setiap individu dituntut menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hartinah (2008: 131) mengatakan bahwa penyesuaian diri merupakan salah satu bentuk interaksi yang didasari oleh adanya penerimaan atau saling mendekatkan diri.

Schneiders (Yusuf, 2011: 210) mengemukakan bahwa penyesuaian diri adalah proses yang melibatkan respons-respons mental dan perbuatan individu dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan, dan mengatasi ketegangan, frustrasi dan konflik secara sukses, serta kesesuaian antara kebutuhan dirinya dengan norma atau tuntutan lingkungan tempatnya hidup.


(26)

Desmita (2009: 191) mengatakan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu konstruk psikologi yang luas dan kompleks, serta melibatkan semua reaksi individu terhadap tuntutan baik dari lingkungan luar maupun dari dalam diri individu itu sendiri. Fahmi (Desmita, 2009: 191) mengemukakan bahwa penyesuaian terbentuk sesuai dengan hubungan individu dengan lingkungan sosialnya. Individu dituntut untuk tidak hanya mengubah kelakuannya dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhannya dan keadaan lingkungan tempat dia hidup, tetapi juga dituntut untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain dan macam-macam kegiatan mereka. Sundari (2005: 43) mengatakan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang kehidupan (life long

process).

2. Aspek-aspek Penyesuaian Diri yang Sehat

Ada empat tanda dari adanya penyesuaian diri yang baik, yaitu kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan sosial dan kematangan moral atau tanggung jawab (Desmita, 2009: 195).

a. Kematangan Emosional

1) Kemantapan suasana kehidupan emosional

Kemantapan suasana kehidupan emosional mencakup pengelolaan emosi baik emosi negatif maupun emosi positif.

2) Kemantapan suasana kehidupan bersama dengan orang lain

Kemantapan suasana kehidupan bersama dengan orang lain mencakup: percaya diri, berani, dan mampu menerima kelebihan


(27)

serta kekurangan, baik yang ada dalam dirinya maupun yang ada pada diri teman-teman.

3) Kemampuan untuk santai, gembira, dan menyatakan

kejengkelannya mencakup: mampu bersikap santai dalam melaksanakan tugas-tugas, mengerjakan tugas dengan senang hati tanpa paksaan atau dorongan dari orang lain dan mampu mengungkapkan perasaan marah atau jengkel terhadap orang lain.

4) Sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri

sendiri mencakup: menerima diri apa adanya walau memiliki kekurangan atau cacat dan mampu menghadapi kegagalan dengan sikap rasional, dengan berupaya mengatasinya secara lebih baik tanpa menyebabkan stress.

b. Kematangan Intelektual

1) Kemampuan mencapai wawasan diri

Kemampuan mencapai wawasan diri sendiri mencakup:

kemampuan mengenal diri sendiri (kondisi fisik), kecerdasan dan bakat atau keterampilan yang dimiliki.

2) Kemampuan memahami orang lain dan keragamannya

Kemampuan memahami orang lain dan keragamannya mencakup: kemampuan menghargai pendapat dan memahami sifat serta watak orang lain.


(28)

3) Kemampuan mengambil keputusan

Kemampuan mengambil keputusan antara lain: memikirkan akibat sebelum mengambil suatu keputusan, mampu memecahkan masalah, dan mencari alternatif pada saat menghadapi masalah.

4) Keterbukaan dalam mengenal lingkungan sekolah

Keterbukaan dalam mengenal sekolah mencakup: kemampuan mematuhi peraturan-peraturan yang ada di sekolah dan keterbukaan dalam mengenal lingkungan sekolah.

c. Kematangan Sosial

1) Keterlibatan dalam partisipasi sosial

Keterlibatan dalam partisipasi sosial mencakup: keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan di sekolah seperti bakti sosial, ekstrakurikuler, pentas seni, pramuka atau kegiatan lain.

2) Kesediaan kerja sama

Kesediaan kerjasama antara lain: mampu bekerjasama dengan teman-teman dalam kelompok, menghargai pendapat teman lain dan berperan aktif dalam mengerjakan tugas-tugas kelompok.

3) Kemampuan kepemimpinan

Kemampuan kepemimpinan antara lain: berani tampil di depan umum, seperti di depan kelas pada saat pelajaran tertentu dan terlibat dalam organisasi tertentu seperti OSIS.

4) Sikap toleransi


(29)

keyakinan yang dianut oleh teman lain dengan cara tidak mengejek agama teman lain.

5) Keakraban dalam pergaulan

Keakraban dalam pergaulan antara lain: menjalin persahabatan dengan teman-teman di sekolah dan berteman tanpa eksklusif. Mampu bersikap hormat terhadap semua guru yang ada di sekolah.

d. Tanggung jawab

1) Sikap produktif dalam mengembangkan diri

Sikap produktif dalam mengembangkan diri antara lain: mampu menjaga dan memelihara hidup dengan menghindarkan diri dari perbuatan yang merugikan kesehatan dan melakukan kegiatan sesuai kemampuan fisik.

2) Melakukan perencanaan dan melakukannya secara fleksibel

Kemampuan dalam melakukan perencanaan antara lain: menyusun jadwal harian dan bertanggung jawab menjalankan tugas sebagai seorang pelajar.

3) Sikap altruisme, empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal

Sikap altruisme, empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal antara lain: bersikap peduli dan memahami perasaan orang lain, serta menjalin persahabatan berdasarkan nilai tertentu.

4) Kesadaran akan etika dan hidup jujur

Kesadaran akan etika dan hidup jujur antara lain: bersikap ramah dan menghargai orang lain serta jujur terhadap diri.


(30)

5) Melihat perilaku dari segi konsekuensi atas dasar sistem nilai Kemampuan melihat perilaku dari segi konsekuensi antara lain: membuat keputusan dengan melakukan segala pertimbangan terlebih dahulu dan bersikap sesuai nilai-nilai yang diyakini.

6) Kemampuan bertindak independen

Kemampuan bertindak independen antara lain: berperilaku sesuai dengan norma yang ada dan menjalani hidup apa adanya.

Orang yang mampu menyesuaikan diri adalah orang yang berkembang dalam keempat aspek tersebut. Berdasarkan berbagai pengertian penyesuaian diri yang dikemukakan peneliti menyimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah perilaku yang menunjukkan kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan sosial, dan tanggung jawab sesuai dengan harapan masyarakat sehingga individu menjalani hidup secara harmonis.

3. Karakteristik Penyesuaian Diri

Hartinah (2008: 186) mengatakan tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil dalam melakukan penyesuaian diri. Berikut ini akan ditinjau karakteristik penyesuaian diri yang positif dan penyesuaian diri yang salah.

a. Penyesuaian diri secara positif

Individu yang mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai dengan hal-hal berikut:


(31)

1) Tidak menunjukan adanya ketegangan emosional

2) Tidak menunjukan adanya mekanisme-mekanisme psikologis

3) Tidak menunjukan adanya frustrasi pribadi

4) Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri

5) Mampu dalam belajar

6) Menghargai pengalaman

7) Bersikap realistic dan objektif

Individu yang dapat melakukan penyesuaian diri secara positif akan melakukan hal-hal berikut:

1) Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung

Individu melakukan segala tindakan sesuai dengan masalah yang sedang dihadapinya dan dengan segala akibatnya. Misalnya siswa tidak mengikuti ulangan karena sakit, maka ia harus menghadapi masalahnya ini secara langsung dan berkonsultasi dengan gurunya.

2) Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi

Individu mencari bergabai pengalaman untuk dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya. Misalnya siswa tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh gurunya, maka ia akan mencari pengertian dengan bertanya kepada gurunya.

3) Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba

Individu melakukan suatu tindakan dengan coba-coba, dalam arti jika menguntungkan diteruskan dan jika gagal tidak diteruskan.


(32)

4) Penyesuaian dengan subtitusi (mencari pengganti)

Jika individu gagal dalam menghadapi masalah, maka ia akan melakukan penyesuaian dengan mencari pengganti. Misalnya gagal menonton bola secara live, gantinya dia menonton bola lewat TV.

5) Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri

Individu menggali kemampuan-kemampuan khusus dalam dirinya,

dan kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu

penyesuaian diri.

6) Penyesuaian dengan belajar

Dengan belajar, individu akan banyak memperoleh pengetahuan yang dapat membantu penyesuaian diri.

7) Penyesuaian dengan inhibisi dan pengendalian diri

Individu berusaha memilih tindakan mana yang harus dilakukan, dan mana tindakan yang tidak perlu dilakukan. Cara ini disebut inhibisi. Serta, individu harus mampu mengendalikan dirinya dalam melakukan tindakannya.

8) Penyesuaian dengan perencanaan yang cermat

Individu mempertimbangkan keputusan dengan cermat. Keputusan diambil setelah dipertimbangkan dari berbagai segi, antara lain segi untung dan ruginya.


(33)

b. Penyesuaian diri yang negatif

Kegagalan individu melakukan penyesuaian diri yang positif, dapat mengakibatkan individu melakukan penyesuaian yang salah. Ada tiga bentuk penyesuaian diri yang salah yaitu:

1) Reaksi bertahan (Defence Reaction)

Individu berusaha menunjukan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain:

a) Rasionalisasi, yaitu cara bertahan dengan mencari pembenaran.

b) Represi, yaitu berusaha menekan pengalaman yang dirasa

kurang enak ke alam tidak sadar.

c) Proyeksi, yaitu melemparkan kegagalan dirinya kepada orang

lain untuk mencari alasan yang dapat diterima.

d) Sour grapes (anggur kecut), yaitu dengan memutarbalikkan

kenyataan.

2) Reaksi menyerang (Agressive Reaction)

Orang yang gagal melakukan penyesuaian diri akan berusaha menutupi kegagalannya dengan menyerang. Reaksi yang tampak dalam tingkah laku:

a) Selalu membenarkan diri

b) Mau berkuasa dalam setiap situasi

c) Mau memiliki segalanya

d) Bersikap senang menggangu orang lain


(34)

f) Menunjukan sikap permusuhan secara terbuka

g) Menunjukan sikap menyerang dan merusak

h) Keras kepala dalam perbuatannya

i) Bersikap balas dendam

j) Memperkosa hak orang lain

k) Tidakan yang serampangan

l) Marah secara sadis

3) Reaksi melarikan diri (Escape Reaction)

Individu yang mengalami kegagalan dalam penyesuaian diri akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalannya. Misalnya: menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), minum-minuman keras, bunuh diri, dll.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri

Faktor-faktor penyesuaian diri dapat dilihat dari konsep psikogenik dan sosiopsikogenik. Psikogenik memandang bahwa riwayat kehidupan social individu, terutama pengalaman khusus yang membentuk perkembangan psikologis. Pengalaman khusus ini lebih banyak berkaitan dengan latar belakang kehidupan keluarga, terutama menyangkut aspek-aspek:

a. Hubungan orangtua-anak seperti, penerimaan-penolakan orangtua


(35)

anak, sikap dominatif-integratif, dan pengembangan sikap mandiri-ketergantungan.

b. Hubungan intelektual keluarga seperti, kesempatan untuk berdialog

dan bertukar pendapat, kegemaran membaca dan minat kultural, pengembangan kemampuan memecahkan masalah, pengembangan hobi, dan perhatian orangtua terhadap kegiatan belajar anak.

c. Iklim emosional keluarga seperti, intensitas kehadiran orang tua dalam

keluarga, hubungan persaudaraan dalam keluarga, dan kehangatan hubungan ayah-ibu.

Sementara itu, dilihat dari konsep sosiopsikogenik, penyesuaian diri terbentuk dari iklim lembaga social dimana individu terlibat di dalamnya. Bagi siswa, faktor sosiopsikogenik yang mempengaruhi adalah sekolah, yang mencakup:

a. Hubungan siswa-guru seperti, penerimaan-penolakan guru

terhadap siswa, sikap dominatif atau integratif, dan hubungan yang bebas ketegangan atau penuh ketegangan.

b. Hubungan intelektual sekolah seperti, perhatian terhadap

perbedaan individual siswa, intensitas tugas-tugas belajar, kecenderungan untuk mandiri atau berkonformitas pada siswa, sistem penilaian, kegiatan ekstrakulikuler, dan pengembangan inisiatif siswa.


(36)

5. Penyesuaian Diri di Sekolah

Sekolah memegang peranan penting dalam proses penyesuaian diri pada siswa, hal ini karena sekolah sebagai lembaga formal yang bertanggung jawab atas pendidikan anak selain keluarga. Mahmud (2012: 167) mengatakan bahwa sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program pendidikan dan membantu siswa mengembangkan potensinya.

Permasalahan penyesuaian diri siswa di sekolah akan timbul ketika siswa mulai memasuki jenjang sekolah yang baru. Yusuf (2011: 199) mengatakan bahwa di sekolah siswa diharapkan bersikap respek dan mau menerima peraturan sekolah, berpartisipasi dengan mata pelajaran, menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan teman-teman, guru, dan karyawan sekolah serta membantu sekolah memelihara dan memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah. Menurut Willis (1981: 46) hal-hal yang penting dalam penyesuaian diri di sekolah mencakup:

a. Penyesuaian Diri terhadap Guru.

Penyesuaian diri siswa terhadap guru banyak tergantung pada sikap guru dalam menghadapi murid-muridnya seperti : bersahabat, keras, pilih kasih, ramah. Selain itu menurut peneliti termasuk juga cara guru mengatasi masalah yang berkaitan dengan interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dan sikap siswa terhadap guru yang sopan, hormat atau tidak. Interaksi juga terjalin bukan hanya terhadap guru mata pelajaran tetapi juga guru pembimbing atau konselor sekolah. Interaksi


(37)

antara guru dengan siswa dalam iklim edukatif berpengaruh terhadap perkembangan penyesuaian diri siswa.

b. Penyesuaian Diri terhadap Teman Sebaya

Penyesuaian diri terhadap teman sebaya berarti siswa dapat bergaul dengan teman di sekolah dan dapat bekerjasama. Penyesuaian diri terhadap teman sangat penting bagi perkembangan siswa terutama perkembangan sosialnya. Siswa dihadapkan pada masalah penerimaan dan penolakan kehadirannya dalam pergaulan. Siswa akan mengalami kekecewaan apabila ditolak oleh teman sebayanya.

Kehidupan pertemanan, pembentukan hubungan yang erat di antara teman-teman semakin penting pada masa remaja dibandingkan masa-masa lainnya. Individu mencurahkan kepada teman-temannya apa yang tersimpan di dalam hatinya, angan-angannya, pemikiran dan perasaannya. Selain itu, siswa dapat saling membantu dan berbagi dengan teman yang membutuhkan dan saling memberikan dukungan yang positif. Dengan demikian siswa mampu menemukan cara penyesuaian diri yang tepat dan sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

c. Penyesuaian Diri terhadap Karyawan Sekolah

Penyesuaian diri juga perlu dalam lingkungan sekolah selain guru dan temannya yaitu karyawan sekolah karyawan sekolah. Siswa dapat bersikap ramah dan sopan terhadap satpam, karyawan TU, petugas kebersihan dan petugas perpustakaan.


(38)

d. Penyesuaian Diri terhadap Lingkungan Fisik Sekolah

Siswa dapat mengenal baik dengan keadaan dan fasilitas yang ada di sekolah seperti: ruang kelas, WC, perpustakaan, halaman dan lapangan sekolah serta lingkungan sekolah yang mendukung proses belajar mengajar, sehingga siswa dalam proses belajar mengajar merasakan kenyamanan dan ketenangan.

e. Penyesuaian Diri terhadap Mata Pelajaran

Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan usia, tingkat kecerdasan dan kebutuhan. Dengan demikian siswa dengan mudah menyesuaikan dirinya dengan mata pelajaran. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, siswa diharapkan mampu mengikuti mata pelajaran dengan baik seperti, mencatat materi pelajaran yang diajarkan oleh guru, mempelajari kembali mata pelajaran yang sudah diajarkan oleh guru baik, memperhatikan saat guru menjelaskan dan bertanya kepada guru apabila ada yang tidak dimengerti.

f. Penyesuaian Diri terhadap Tata Tertib Sekolah

Siswa mampu mematuhi tata tertib yang berlaku di sekolah. Aturan yang dimaksud antara lain: mematuhi tata tertib kehadiran, seperti datang ke sekolah tepat waktu; tata tertib seragam, seperti memakai atribut lengkap, siswa tidak diperbolehkan mewarnai rambut, tidak diperbolehkan memakai perhiasan yang berlebih; tata tertib hal-hal yang dilarang sekolah,seperti tidak diperbolehkan membawa kendaraan bermotor ke sekolah, dilarang kerjasama dengan teeman


(39)

saat ulangan dan dilarang membawa barang-barang yang dilarang oleh sekolah; tata tertib ijin keluar sekolah, seperti meminta ijin keluar kepada guru piket dan memberikan surat keterangan tidak masuk sekolah; tata tertib mengenai tidak masuk sekolah dan tata tertib kegiatan belajar mengajar, seperti mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

C. Program Bimbingan Pribadi-Sosial 1. Pengertian Bimbingan-Pribadi Sosial

Menurut Juntika (2005: 15) bimbingan pribadi-sosial merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam menyelesaikan masalah-masalah pribadi sosial. Menurut Winkel & Sri Hastuti (2004: 118) bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri. Adapun yang tergolong masalah pribadi-sosial adalah hubungan dengan sesama teman, guru, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat tinggal, serta penyelesaian konflik. Masalah lain yang tergolong masalah pribadi sosial antara lain: mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual, dll.


(40)

2. Unsur-unsur Bimbingan Pribadi-Sosial di Jenjang Pendidikan Menengah

Bimbingan pribadi-sosial yang di berikan di jenjang pendidikan menengah sebagian disalurkan melalui bimbingan kelompok dan sebagian lagi melalui bimbingan individual, serta mengandung unsur-unsur sebagai berikut (Winkel & Hastuti, 2004: 118):

a. Informasi tentang fase atau tahap perkembangan yang sedang dilalui

oleh siswa remaja, antara lain tentang konflik batin yang dapat timbul dan tentang tata cara bergaul yang baik.

b. Penyadaran akan keadaan masyarakat dewasa ini, yang semakin

berkembang ke arah masyarakat modern, antara lain ciri-ciri kehidupan modern, dan makna ilmu pengetahuan serta teknologi bagi kehidupan manusia.

c. Pengaturan diskusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh

kebanyakan siswa, misalnya menghadapi orangtua yang taraf pendidikannya lebih rendah daripada anak-anaknya. Khususnya siswa remaja dapat merasa lega, bila dia menyadari bahwa teman-temannya mengalami masalah yang sama.

d. Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian siswa,

misalnya sifat-sifat kepribadian yang tampak dalam tingkah laku, latar belakang keluarga dan keadaan kesehatan.


(41)

3. Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial

Juntika (2005: 14), merumuskan beberapa tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial sebagai berikut:

a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai

keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.

b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling

menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.

c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif

antara yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan

konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.

e. Memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.

f. Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.

g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai

orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.

h. Memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk


(42)

i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk persahabatan, persaudaraan atau silaturahmi dengan sesama manusia.

j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik

bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun orang lain.

k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

4. Fungsi Bimbingan Pribadi-Sosial

Totok (Puspita, 2007: 47-49) mengungkapkan ada beberapa fungsi dalam bimbingan pribadi-sosial, antara lain:

a. Berubah menuju pertumbuhan. Pada bimbingan pribadi-sosial,

konselor secara berkesinambungan memfasilitasi individu agar mampu menjadi agen perubahan (agent of change) bagi dirinya dan

lingkungannya. Konselor juga berusaha membantu individu

sedemikian rupa sehingga individu mampu menggunakan segala sumber daya yang dimilikinya untuk berubah.

b. Pemahaman diri secara penuh dan utuh. Individu memahami

kelemahan dan kekuatan yang ada dalam dirinya, serta kesempatan dan tantangan yang ada diluar dirinya. Pada dasarnya melalui bimbingan pribadi sosial diharapkan individu mampu mencapai tingkat kedewasaan dan kepribadian yang utuh dan penuh seperti yang diharapkan, sehingga individu tidak memiliki kepribadian yang terpecah lagi dan mampu mengintegrasi diri dalam segala aspek kehidupan secara utuh, selaras, serasi dan seimbang.


(43)

c. Belajar berkomunikasi yang lebih sehat. Bimbingan pribadi sosial dapat berfungsi sebagai media pelatihan bagi individu untuk berkomunikasi secara lebih sehat dengan lingkungannya.

d. Berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat. Bimbingan pribadi-sosial

digunakan sebagai media untuk menciptakan dan berlatih perilaku baru yang lebih sehat.

e. Untuk mengungkapkan diri secara penuh dan utuh. Melalui bimbingan

pribadi-sosial diharapkan individu dapat dengan spontan, kreatif, dan efektif dalam mengungkapkan perasaan, keinginan, dan inspirasinya.

f. Individu mampu bertahan. Melalui bimbingan pribadi-sosial

diharapkan individu dapat bertahan dengan keadaan masa kini, dapat menerima keadaan dengan lapang dada, dan mengatur kembali kehidupannya dengan kondisi yang baru.

g. Menghilangkan gejala-gejala yang disfungsional. Konselor membantu

individu dalam menghilangkan atau menyembuhkan gejala yang menggangu sebagai akibat dari krisis.

5. Komponen Program Bimbingan dan Konseling

Program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen pelayanan, yaitu a) pelayanan dasar bimbingan, b) pelayanan responsif, c) perencanaan individual, dan d) dukungan sistem (Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 30-36).


(44)

a. Pelayanan Dasar

Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam

pengembangankemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam

menjalani kehidupannya. Penggunaan instrumen asesmen

perkembangan dan kegiatan tatap muka terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi komponen ini.

b. Pelayanan Responsif

Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling indiviaual, konseling krisis, konsultasi dengan orangtua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam pelayanan responsif.

c. Perencanaan Individual

Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan


(45)

kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman konseli secara mendalam dengan segala karakteris-tiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki konseli amat diperlukan sehingga konseli mampu

memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam

mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus konseli. Kegiatan orientasi, informasi, konseling individual, rujukan, kolaborasi, dan advokasi diperlukan di dalam implementasi pelayanan ini.

d. Dukungan Sistem

Ketiga komponen diatas, merupakan pemberian bimbingan dan konseling kepada konseli secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi),

dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara

berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli. Program ini memberikan dukungan kepada konselor dalam memper-lancar penyelenggaraan pelayanan diatas. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di Sekolah/Madrasah. Dukungan sistem ini meliputi


(46)

aspek-aspek: 1) pengembangan jejaring (networking), 2) kegiatan manajemen, 3) riset dan pengembangan.

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Maria (2012) mengadakan penelitian mengenai tingkat penyesuaian diri siswa kelas VII. Penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 4 orang memiliki tingkat penyesuaian diri dengan kategori sangat tinggi yaitu 1,78%, 50 orang memiliki tingkat penyesuaian diri dengan kategori tinggi yaitu 22,32%, 158 orang memiliki tingkat penyesuaian diri dengan kategori sedang yaitu 70,53%, 12 orang memiliki tingkat penyesuaian diri dengan kategori rendah yaitu 5,35%, dan tidak terdapat siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang memiliki tingkat penyesuaian diri sangat rendah.

Kekhususan penelitian saya dengan penelitian Maria (2012) adalah kuesioner yang disebar untuk mengumpulkan data berbeda dengan kuesioner yang digunakan oleh Maria, dan responden penelitian berbeda. Peneliti tidak menggunakan kuesioner yang dibuat oleh Maria, peneliti membuat kuesioner sendiri dengan bantuan expert judgement dari dosen pembimbing.


(47)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan di SMP Yos Sudarso Cigugur ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Menurut Sugiyono (2013: 56) penelitian deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan tahun ajaran 2015/2016.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 Juni 2016, di SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan.


(48)

C. Subjek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII semester II SMP Yos Sudarso Cigugur tahun ajaran 2015/2016. Alasan memilih siswa kelas VII A, B, dan C karena siswa kelas VII baru mengalami masa penyesuaian dengan lingkungan baru selama satu semester. Alasan memilih SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan karena pihak sekolah meminta bantuan untuk meneliti penyesuaian diri siswa kelas VII. Semua anggota populasi menjadi subjek penelitian. Karena itu penelitian ini termasuk penelitian populasi.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah tunggal, yaitu penyesuaian diri dari siswa kelas VII A,B, dan C SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan. Penyesuaian diri yang dimaksud adalah penyesuaian diri siswa terhadap kehidupan sekolah yang mencakup: kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan sosial, tanggung jawab.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik penggumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013: 199). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner penyesuaian diri siswa di sekolah. Kuesioner yang disusun peneliti mengacu pada prinsip-prinsip skala Likert. Skala Likert


(49)

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013: 134). Dalam skala Likert terdapat 5 alternatif jawaban, tetapi dalam kuesioner ini hanya digunakan 4 alternatif jawaban agar responden lebih jelas dalam menyatakan jawabannya, dan tidak cenderung memilih alternatif jawaban yang di tengah (netral).

Pernyataan yang terdapat dalam Instrumen Penyesuaian Diri ini terdiri dari pernyataan positif atau favourable dan pernyataan negatif atau unfavourable. Pernyataan positif atau favorable adalah pernyataan yang mengungkap adanya penyesuaian diri yang baik. Sedangkan pernyataan negatif atau unfavorable adalah pernyataan yang menunjukkan kurang baiknya penyesuaian diri. Instrumen penelitian ini menyediakan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Norma skoring yang dikenakan terhadap pengolahan data yang dihasilkan instrumen ini ditentukan sebagai berikut: untuk pernyataan favorable skor yang diberikan untuk jawaban SS adalah 4, S adalah 3, TS adalah 2, dan STS adalah 1. Sebaliknya, untuk pernyataan unfavorable skor yang diberikan untuk jawaban SS adalah 1, S adalah 2, TS adalah 3, dan STS adalah 4. Setelah kuesioner penyesuaian diri selesai, peneliti menguji cobanya. Adapun kisi-kisi instrumen pada tabel 1.


(50)

Tabel 1.

Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Diri

No Aspek-aspek penyesuaian

diri

Indikator Item Favorable Item

Unfavorable

Jumlah

1 Kematangan Emosional 1. Kemantapan suasana

kehidupan emosional

2. Kemantapan suasana

kehidupan bersama

dengan orang lain

3. Kemampuan untuk santai,

gembira, dan menyatakan kejengkelan

4. Sikap dan perasaan

terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri

1 2,3,4,5 6,7,8,9 11,12 10 1 4 4 2

2 Kematangan Intelektual 1. Kemampuan mencapai

wawasan diri

2. Kemampuan memahami

orang lain dan

keragamannya

3. Kemampuan mengambil

keputusan

4. Keterbukaan dalam

mengenal lingkungan

sekolah 13,14,15,16 17,18,19,20 21,22,23 24,25,26,27,28,29,30 4 4 3 7

3 Kematangan Sosial 1. Keterlibatan dalam

partisipasi sosial

2. Kesedian kerjasama

3. Kemampuan

kepemimpinan

4. Sikap toleransi

5. Keakraban dalam

pergaulan 31,33 34,35,37 38,39,41 42,44 46,47 32 36 40 43,45 3 4 4 4 2

4 Tanggung Jawab 1. Sikap produktif dalam

mengembangkan diri

2. Melakukan perencanaan

dan melakukannya secara fleksibel

3. Sikap altruisme, empati,

bersahabat dalam

hubungan interpersonal

4. Kesadaran akan etika dan

hidup jujur

5. Melihat perilaku dari segi konsekuensi atas dasar sistem nilai 48,49,50,51 52,53,54,55 56,57,58,59,60,61 62,63,65 66,67 64 4 4 6 4 2


(51)

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas

Validitas adalah taraf sampai di mana suatu alat ukur mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995: 242). Validitas menurut Azwar (2012: 131) yaitu sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisa rasional atau lewat expert judgement (Azwar 2012: 42). Untuk ini peneliti mengkonsultasikan alat kepada pembimbing, mulai penyusunan kisi-kisi alat, penyusunan item-item kuesioner sampai dengan bentuk final kuesioner. Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis validitas item-item tersebut adalah teknik korelasi Pearson Product Moment menggunakan aplikasi program computer SPSS for Windows seperti yang memberikan hasil pada lampiran 1. Rumus teknik korelasi product

moment adalah sebagai berikut (Siregar, 2013: 48): Rhitung = √ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

Rhitung =korelasi product moment N = jumlah responden

X = skor variabel (jawaban responden) Y = skor total variabel (jawaban responden)


(52)

Keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien korelasi item dengan total item minimal sama dengan 0,30. Apabila nilai koefisien korelasi item kurang dari 0,30 maka item tersebut dinyatakan gugur.

2. Reliabilitas

Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran. Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut reliabel (Azwar, 2012: 111). Menurut Azwar (2012) pengukuran yang digunakan instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan teknik alpha cronbach dengan rumus:

R11 = [ ] [ 1- ∑ ] Keterangan:

R11 = koefisien reliabilitas instrumen

K = jumlah butir pertanyaan

∑ 2

b = jumlah varians butir

2

t = varians total

Selanjutnya proses perhitungan dilakukan mengunakan aplikasi program computer SPSS for Windows dan memberikan hasil seperti pada tabel 2.


(53)

Tabel 2. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.893 79

Hasil SPSS tersebut menunjukan reliabilitas sebesar 0.893 hasil ini termasuk tinggi, sehingga kuesioner ini reliabel atau dapat dipercaya.

G. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2013: 207) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.

1. Menentukan Skor

Penentuan skor dilakukan dengan mengacu pada pedoman skoring yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti melihat sifat pertanyaan favorable maupun unfavourable dan memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden. Setelah itu peneliti memasukan hasil tersebut pada tabulasi data dan menghitung total jumlah skor item serta jumlah skor subjek.

2. Menentukan Kategori

Azwar (2012: 106) mengatakan bahwa kategorisasi bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah berdasarkan atribut yang diukur secara berjenjang dan menurut suatu kontinum. Kontinum jenjang skor penyesuaian diri yang digunakan dalam


(54)

penelitian ini adalah dari sangat tinggi sampai dengan sangat rendah. Norma kategorisasi dapat dikelompokkan menjadi lima kategori yang mengacu pada norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar, yaitu: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi yang dapat dilihat dalam tabel 3.

Tabel 3.

Pedoman Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri

Norma/Kriteria Skor Kategori

X≤ µ -1,5σ Sangat Kurang Baik µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ Kurang Baik

µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5σ Cukup Baik

µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5σ Baik

µ +1,5 σ <X Sangat Baik Keterangan:

Skor maksimum empiris : Skor tertinggi yang diperoleh

subjek penelitian

Skor minimum empiris : Skor terendah yang diperoleh

subjek penelitian

Standar deviasi (σ) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran

Mean empiris (µ) : Rata-rata empiris skor maksimum


(55)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL

Bab ini memuat hasil penelitian, pembahasan, dan usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial. Penyajian hasil penelitian didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian.

A. Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan Tahun Ajaran 2015/2016

Tujuan pertama penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan tahun ajaran 2015/2016. Dengan mengikuti norma kategorisasi yang dikemukakan pada tabel 3, diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

Skor maksimum teoritis : 4 x 67 = 268

Skor minimum teoritis : 1 x 67 = 67

Luas jarak : 201

Standar deviasi (σ) : (268-67) : 6 = 33.5

Mean teoritis (µ) : (268+67) : 2 = 167.5

Hasil perhitungan analisis data tingkat penyesuaian diri SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan tahun ajaran 2015/2016 disajikan pada tabel 4.


(56)

Tabel 4.

Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan Tahun Ajaran 2015/2016

Norma Skor Rentang Skor Kategori Frekuensi Presentase

X≤ µ -1,5σ ≤ 117 Sangat Kurang Baik 0 0% µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 118-150 Kurang Baik 0 0% µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 151-184 Cukup Baik 10 10%

µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ 185-217 Baik 61 64%

µ +1,5 σ <X ≥ 218 Sangat Baik 25 26%

TOTAL 96 100%

Berdasarkan norma kategorisasi pada tabel 4 diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

Skor maksimum teoritis : 4x96 = 384

Skor minimum teoritis : 1x96 = 96

Luas Jarak : 288

Standar deviasi (σ) : (384-96) : 6 = 48

Mean teoritis (µ) : (384+96) : 2 = 240

Berdasarkan analisis data skor butir-butir penyesuaian diri tampak pada tabel 5.

Tabel 5.

Kategorisasi Skor Item Penyesuaian Diri dari Siswa Kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan

Norma Skor Rentang Skor Kategori

X≤ µ -1,5σ ≤ 165 Sangat Kurang Baik

µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 166-216 Kurang Baik µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 217-264 Cukup Baik

µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ 265-315 Baik

µ +1,5 σ <X ≥ 316 Sangat Baik Berdasarkan tabel 5 tampak bahwa:

a. Tidak ada siswa (0%) yang penyesuaian dirinya sangat kurang baik.


(57)

c. Terdapat 10 siswa (10%) yang penyesuaian dirinya cukup baik artinya siswa cukup mampu menyesuaikan diri.

d. Terdapat 61 siswa (64%) yang penyesuaian dirinya baik artinya siswa

mampu menyesuaikan diri.

e. Terdapat 25 siswa (26%) yang penyesuaian dirinya yang sangat baik artinya

siswa sangat mampu menyesuaikan diri.

Dari tabel 6 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan tahun ajaran 2015/2016 memiliki penyesuaian diri yang baik. Butir-butir kuesioner yang menunjukkan bahwa penyesuaian diri siswa termasuk cukup baik (tidak ada yang baik dan yang sangat baik) dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6.

Item-item Kuesioner Berdasarkan Skor Penyesuaian Diri Siswa Kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan Tahun Ajaran 2015/2016

Rentang Skor Kategori No Item Jumlah

≥316 Sangat Baik

1, 2, 5, 9, 11, 15, 17, 18, 19, 20, 24, 26, 29, 32, 37, 42,

43, 44, 45, 47, 60

21

265-315 Baik

8, 10, 12, 13, 14, 16, 21, 22, 23, 25, 27, 28, 30, 31, 34, 36, 40, 41, 46, 48, 49, 50, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 62,

63, 65, 66, 67

33

217-264 Cukup Baik 3, 4, 6, 7, 33, 35, 38, 51, 52,

53, 61, 64 12

166-216 Kurang Baik 39 1

≤165 Sangat Kurang Baik - -

TOTAL 67

Dari tabel 6 tampak bahwa ada satu butir kuesioner yang menunjukkan bahwa penyesuaian diri siswa kurang baik, dan ada 12 butir kuesioner yang menunjukan penyesuaian diri cukup baik. Nomor dan rumusan butir-butir kuesioner yang bersangkutan peneliti sajikan dalam


(58)

tabel 7. Butir-butir kuesioner inilah yang peneliti jadikan dasar usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

Tabel 7

Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Cukup Tinggi dan Rendah

No Pernyataan Skor

1 Saya mendaftarkan diri menjadi pengurus OSIS.(item no. 39) 208

2 Saya menyapa karyawan dan staf sekolah, setiap kali saya berjumpa dengannya. (item no. 3)

307

3 Saya mau berbagi cerita kepada guru dan teman kalau saya menghadapi masalah. (item no. 4)

236

4 Saya mengerjakan PR dengan santai dan teliti. (item no. 6) 262

5 Saya cenderung terburu-buru dalam mengerjakan PR. (item no. 7) 241

6 Saya aktif mengikuti organisasi sekolah. (item no. 33) 263

7 Ada kalanya saya mengobrol dengan orang lain ketika teman mengungkapkan pendapatnya. (item no. 35)

235

8 Saya berani mencalonkan diri sebagai pejabat kelas (ketua, wakil, bendahara, sekertaris). (item no. 38)

233

9 Saya menghindari jajanan yang tidak sehat di lingkungan sekolah. (item no. 51)

247

10 Saya sudah membuat jadwal harian dengan rinci. (item no. 52) 235

11 Saya sudah menjalankan jadwal harian yang saya buat. (item no. 53)

234

12 Saya selalu ramah terhadap teman yang tidak menyukai saya. (item no. 61)

263

B. Pembahasan

Berdasarkan tabel 6 disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan tahun ajaran 2015/2016 memiliki penyesuaian diri yang baik. Hal ini tidak sesuai dengan dugaan peneliti sebelum melakukan penelitian. Ada beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi sehingga dugaan peneliti dan hasil penelitian tidak sesuai. Boleh jadi peneliti terlalu berpikir negatif terhadap penyesuaian diri siswa. Boleh jadi juga siswa tidak mengisi kuesioner dengan sebenarnya karena


(59)

ingin memperlihatkan segi dirinya yang baik. Boleh jadi penyesuaian diri siswa sudah termasuk baikseperti yang terungkap dalam penelitian ini.

Untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu hasil penelitian digolongkan menjadi dua yaitu: penyesuaian diri yang kurang baik (yang cukup baik ditafsirkan jadi kurang baik karena yang ideal sebenarnya sangat baik), dan penyesuaian diri yang baik (yang baik dan sangat baik disatukan menjadi baik).

Ada 10% siswa yang penyesuaian dirinya kurang baik: hal ini bisa disebabkan oleh kondisi pribadi siswa yang memang tertutup terhadap lingkungan tempat ia tinggal. Boleh jadi siswa mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri disebabkan oleh kondisi lingkungan sekolah yang kurang nyaman bagi siswa. Akibatnya, siswa terhambat dalam kegiatan belajar mengajar, tidak memiliki teman di sekolah, dan merasa tidak nyaman berada di sekolah. Untuk membantu siswa meningkatkan penyesuaian dirinya, peneliti memberikan usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang diharapkan dapat meningkatkan penyesuaian diri siswa.

Ada 90% siswa yang penyesuaian dirinya baik. Menurut Desmita (2009: 1995) penyesuaian diri yang baik ditandai dengan kematangan emosional yang baik yang akan mempermudah siswa dalam menyesuaikan diri, dan kematangan emosional yang kurang baik akan menghambat siswa dalam memenuhi harapan lingkungan sekolah. Contohnya, apabila siswa tidak senang dengan lingkungan sekolahnya dan menunjukkan rasa tidak


(60)

suka tersebut terhadap semua orang, maka proses penyesuaian dirinya akan terhambat.

Kematangan intelektual juga mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa dalam menyesuaikan diri. Kematangan intelektual yang baik akan mempermudah siswa dalam menyesuaikan diri, dan kematangan intelektual yang kurang akan menghambat proses penyesuaian diri siswa. Contohnya, siswa yang mengalami kekurangan dalam mata pelajaran matematika tidak akan memaksakan dirinya untuk mengikuti ekskul matematika karena tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Kematangan sosial juga mempengaruhi siswa dalam menyesuaikan diri. Kemampuan siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, guru-guru, serta siswa lain juga turut mempengaruhi penyesuaian diri siswa. Contohnya, jika siswa cenderung menyendiri dan kebiasaannya itu dilakukan di sekolah dan tidak memiliki teman dekat, maka akan sulit baginya untuk menyesuaikan diri dengan baik.

Keberhasilan siswa menyesuaikan diri dipengaruhi pula oleh tanggung jawab. Siswa yang memiliki rasa tangung jawab yang tinggi dapat melakukan penyesuaian diri dengan cepat. Contohnya, siswa yang dididik dalam lingkungan yang bertanggung jawab terhadap segala kewajiban dan aturan yang ada, akan dengan mudah melakukan penyesuaian diri dengan peraturan atau tata tertib yang ada di sekolah.

Dalam setiap tahap perkembangan manusia (siswa) dituntut untuk menyesuaikan diri dengan adanya perubahan pola hidup dan tuntutan


(61)

sosial baru. Apabila siswa mampu menyesuaikan diri, salah satu tugas perkembangannya sebagai remaja awal akan terpenuhi yaitu mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya. Apabila siswa mampu menyesuaikan diri dengan segala perubahan dan tuntutan sosial di setiap

tahap perkembangannya, maka siswa mampu melalui tahap

perkembangannya dengan baik.

C. Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial

Berdasarkan butir-butir kuesioner yang ada pada tabel 7, topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang diusulkan untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan disajikan pada tabel 8.


(62)

Tabel 8.Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial yang Diusulkan untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur

Kuningan

No Pernyataan/ item Topik Bimbingan Bidang

Bimbingan

Tujuan Materi Kegiatan Sumber

1 Saya mendaftarkan diri

menjadi pengurus OSIS.

(item no 39)

Percaya Diri

Pribadi-sosial

Siswa berani dan percaya diri untuk

mengikuti organisasi Beranikah aku mengikuti kegiatan sekolah? ceramah, diskusi kelompok, sharing Centi,J,Paul. 1993. Mengapa Rendah Diri. Yogyakart: Kanisius.

Saya berani mencalonkan diri sebagai pejabat kelas (ketua, wakil, bendahara, sekertaris). (item no 38)

Saya aktif mengikuti

organisasi sekolah. (item no 33)

2 Saya menyapa karyawan dan

staf sekolah, setiap kali saya berjumpa dengannya. (item no 3)

Persahabatan

Pribadi-sosial

Siswa mampu menyesuaikan diri dan bersikap

ramah terhadap warga sekolah Bersahabat ? Siapa takut. ceramah, diskusi kelompok,, sharing, refleksi Sukmadinat, S. 2003.

Materi Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

Saya mau berbagi cerita kepada guru dan teman kalau saya menghadapi masalah. (item no 4)

Saya selalu ramah terhadap teman yang tidak menyukai saya. (item no 61)

3 Saya mengerjakan PR

dengan santai dan teliti. (item no 6)

Ketelitian Pribadi

Siswa mampu mengerjakan sebuah tugas dengan cermat dan teliti Santai tapi serius dalam mengerjaka n tugas diskusi kelompok,, sharing, refleksi

Lanur, A. 2001.

Menemukan Diri.

Yogyakarta: Kanisius

Saya cenderung terburu-buru

dalam mengerjakan PR.

(item no 7)

4 Ada kalanya saya mengobrol

dengan orang lain ketika

teman mengungkapkan

pendapatnya. (item no 35) Kemampuan

Berpendapat Pribadi-sosial Siswa berani mengungkapkan pendapatnya dan menghargai pendapat orang lain Saya berani berpendapa t diskusi kelompok,, sharing, refleksi Sukmadinat, S. 2003.

Materi Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

5 Saya menghindari jajanan

yang tidak sehat di

lingkungan sekolah. (item no

51) Hidup sehat Pribadi

Siswa dapat memilih makanan

yang sehat untuk tubuhnya Sudahkah aku menjaga kesehatan? diskusi kelompok,, sharing, refleksi Sukmadinat, S. 2003.

Materi Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

6 Saya sudah membuat jadwal

harian dengan rinci. (item no 52)

Skala Prioritas Pribadi

Siswa mampu membuat dan menjalankan skala prioritas Pentingnya membuat jadwal diskusi kelompok,, sharing, refleksi Gunawan, Adi W. 2003. Genius

Learning Strategy,.

Jakarta: Gramedia.

Saya sudah menjalankan

jadwal harian yang saya buat. (item no 53)


(63)

47 BAB V PENUTUP

Pada bab ini disajikan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran. Kesimpulan yang disajikan berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan. Bagian keterbatasan menyajikan kelemahan penelitian. Saran yang diberikan dalam penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang ditujukan kepada pihak yang terkait dan usulan untuk peneliti lain.

A. Kesimpulan

Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian adalah:

1. Tidak ada siswa yang penyesuaian dirinya buruk dan sangat buruk.

Sebagian besar siswa tergolong baik penyesuaian dirinya; siswa sudah mampu menyesuaikan diri dengan baik.

2. Teridentifikasi 13 item yang berada dalam kategori cukup tinggi hingga

sangat rendah. Ketiga belas butir item penyesuaian diri yang masuk dalam cukup tinggi hingga sangat rendah dijadikan dasar untuk merumuskan usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial yang diusulkan untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Yos Sudarso Cigugur Kuningan.

B. Keterbatasan

1. Peneliti menyadari bahwa kuesioner yang disusun masih jauh dari


(1)

N 96

12 Pearson

Correlation

.300**

Valid

Sig. (2-tailed) .003

N 96

13 Pearson

Correlation

.522**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

14 Pearson

Correlation

.338**

Valid

Sig. (2-tailed) .001

N 96

15 Pearson

Correlation

.194

Gugur

Sig. (2-tailed) .058

N 96

16 Pearson

Correlation

.313**

Valid

Sig. (2-tailed) .002

N 96

17 Pearson

Correlation

.168

Gugur

Sig. (2-tailed) .102

N 96

18 Pearson

Correlation

.443**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

19 Pearson

Correlation

.445**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

20 Pearson

Correlation

.513**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

21 Pearson

Correlation

.387**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

22 Pearson

Correlation

.426**

Valid

Sig. (2-tailed) .000


(2)

Sig. (2-tailed) .000

N 96

24 Pearson

Correlation

.497**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

25 Pearson

Correlation

.545**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

26 Pearson

Correlation

.407**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

27 Pearson

Correlation

.313**

Valid

Sig. (2-tailed) .002

N 96

28 Pearson

Correlation

-.013

Gugur

Sig. (2-tailed) .897

N 96

29 Pearson

Correlation

.523**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

30 Pearson

Correlation

.466**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

31 Pearson

Correlation

.434**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

32 Pearson

Correlation

.573**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

33 Pearson

Correlation

.381**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

34 Pearson

Correlation

.440**


(3)

N 96

35 Pearson

Correlation

.395**

Valid

Sig. (2-tailed) .004

N 96

36 Pearson

Correlation

.388**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

37 Pearson

Correlation

.374**

Valid

Sig. (2-tailed) .007

N 96

38 Pearson

Correlation

.416**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

39 Pearson

Correlation

.340*

Valid

Sig. (2-tailed) .018

N 96

40 Pearson

Correlation

.365**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

41 Pearson

Correlation

.164

Gugur

Sig. (2-tailed) .110

N 96

42 Pearson

Correlation

.395**

Valid

Sig. (2-tailed) .003

N 96

43 Pearson

Correlation

.355*

Valid

Sig. (2-tailed) .012

N 96

44 Pearson

Correlation

.430**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

45 Pearson

Correlation

.332*

Valid

Sig. (2-tailed) .023


(4)

Sig. (2-tailed) .001

N 96

47 Pearson

Correlation

.375**

Valid

Sig. (2-tailed) .007

N 96

48 Pearson

Correlation

.337**

Valid

Sig. (2-tailed) .001

N 96

49 Pearson

Correlation

.397**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

50 Pearson

Correlation

.525**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

VAR00051 Pearson Correlation

.355**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

52 Pearson

Correlation

.485**

Valid

Sig. (2-tailed) .005

N 96

53 Pearson

Correlation

.324**

Valid

Sig. (2-tailed) .001

N 96

54 Pearson

Correlation

.395**

Valid

Sig. (2-tailed) .004

N 96

55 Pearson

Correlation

.113

Gugur

Sig. (2-tailed) .271

N 96

56 Pearson

Correlation

.486**

Valid

Sig. (2-tailed) .005

N 96

57 Pearson

Correlation

.013


(5)

N 96

58 Pearson

Correlation

.536**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

59 Pearson

Correlation

.538**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

60 Pearson

Correlation

.436*

Valid

Sig. (2-tailed) .021

N 96

61 Pearson

Correlation

.369**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

62 Pearson

Correlation

.332**

Valid

Sig. (2-tailed) .001

N 96

63 Pearson

Correlation

.387**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

64 Pearson

Correlation

.449**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

65 Pearson

Correlation

.472**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

66 Pearson

Correlation

.421**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

67 Pearson

Correlation

.496**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

68 Pearson

Correlation

.500**

Valid

Sig. (2-tailed) .000


(6)

Sig. (2-tailed) .000

N 96

70 Pearson

Correlation

.433**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

71 Pearson

Correlation

.456**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

72 Pearson

Correlation

.455**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

73 Pearson

Correlation

.398**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

74 Pearson

Correlation

.360**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

75 Pearson

Correlation

.358**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 96

76 Pearson

Correlation

.375**

Valid

Sig. (2-tailed) .007

N 96

77 Pearson

Correlation

.294**

Valid

Sig. (2-tailed) .004

N 96

78 Pearson

Correlation

.173

Gugur

Sig. (2-tailed) .092

N 96

79 Pearson

Correlation

.073

Gugur

Sig. (2-tailed) .479