Prinsip-prinsip Anggaran Daerah Perkembangan Sistem Anggaran

saran penciptaan ruang publik publik sphare yang sehat dan efektif, dengan membuka ruang bagi aspirasi publik. Anggaran merupakan blue print keberadaan suatu daerah, sehingga anggaran daerah menjadi sangat penting karena beberapa alasan. Yuwono Sony 2005: 32 mengemukakan anggaran daerah menjadi sangat penting karena beberapa alasan, antara lain : 1. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat 2. Adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tak terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas. 3. Untuk menyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggungawab terhadap rakyat, dalam hal ini anggaran daerah merupakan instrument pelaksanaan akuntabilitas publik oleh pemerintah daerah.

2.2.1.4. Prinsip-prinsip Anggaran Daerah

Mengingat ruang lingkupnya yang luas pada kepentingan publik, maka prinsip-prinsip anggaran daerah menurut Mardiasmo 2005: 67 meliputi : a. Otoritas oleh legislatif. Anggaran harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut. b. Komprehensif. Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, non budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif. c. Keutuhan anggaran. Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum general fund. d. Nondiscretionary propriation. Jumlah uang disetujui oleh legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien dan efektif. e. Periodik. Anggaran merupakan suatu proes yang periodik, dapat bersifat tahunan maupunmulti tahunan. f. Akurat. Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yan tersembunyiyang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan efisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran. g. Jelas. Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak membingungkan. h. Dikehendaki publik. Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas, sebagai wujud dari good governance.

2.2.1.5. Siklus Anggaran

Menurut Mardiasmo 2005: 70 Prinsip-prinsip pokok siklus anggaran perlu diketahui dan dikuasi dengan baik oleh penyelenggara pemerintahan. Pada dasarnya prinsip-prinsip dan mekanisme penganggaran relatif tidak berbeda antara sektor swasta dengan sektor publik. Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri dari atas : 1. Tahap persiapan anggaran 2. Tahap ratifikasi 3. Tahap implementasi 4. Tahap pelaporan dan evaluasi Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 yang dikutip dari Bastian, Indra 2006: 101, berikut ini adalah gambar siklus Perencanaan Daerah. Gambar : Siklus Perencanaan Anggaran Pedoman Dijabarkan Diacu diperhatikan Pedoman Dijabarkan 20 tahun 5 tahun 1 tahun Pedoman Diacu 1 tahun 5 tahun Pedoman RPJP Nasional RPJP Daerah RPJM Daerah RKP Daerah RKP RPJM Nasional Renja SKPD Rensrta SKPD Sumber : Bastian, Indra 2006 : 101 2.2.2. Paradigma dan Sistem Anggaran 2.2.2.1. Paradigma Anggaran Jika dicermati ketentuan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan daerah dalam PP No. 5 dan 6 Tahun 1997 dan ketentuan baru dalam PP No. 105 Tahun 2000 terdapat perbedaan paradigma dalam sistem pengelolaan anggaran aerah. Perbedaan tersebut antara lain meliputi : 1 lingkup pengelolaan keuangan daerah, 2 sistem perencanaan yang berkaitan dengan input, proses dan output perencanaan, 3 struktur APBD, 4 pelaksanaan penatausahaan dan akuntansi, 5 sistem pertanggungjawaban. Perbedaan Paradigma Pengelolaan Anggaran Daeah antara Sistem Lama dengan Sistem Baru.

2.2.2.2. Perkembangan Sistem Anggaran

Perkembangan sistem anggaran untuk lebih mengetahui anggaran kinerja, dalam hal ini dikaitkan dengan sektor publik Negaradaerah terlebih dahulu kita lihat perkembangan sistem anggaran yang berlaku saat ini Mardiasmo 2005: 75. Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrument kebijakan sebagai alat untuk mencapai tuuan organisasi. hal tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan publik yang diharapkan. Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah mengalami banyak perkembangan sesuai dengan dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan tuntutan masyarakat. Pada dasarnya perkembangan anggaran sektor publik secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan mendasar Mardiasmo 2005: 75, yaitu: 1 Anggaran tradisional dan 2 Pendekatan baru yang dikenal dengan New Publik Management. 1. Anggaran Traditional atau Anggaran Konvensional Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di Negara-negara sedang berkembang dewasa ini termasuk Indonesia. Menurut Mardiasmo 2005: 76 terdapat dua ciri utama dalam pendekata ini, yaitu a cara penyusunannya yang selalu didasarkan atas pendekatan incrementalism; dan b struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item. Struktur anggaran tradisional dengan ciri tersebut tidak mampu mengungkapkan besarnya dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan bahkan anggaran tradisional gagal dalam memberikan informasi tentang besarnya rencana kegiatan. Oleh karena itu, tolak ukur yang dapat digunakan untuk tujuan pengawasan hanyalah ditingkat kepatuhan penggunaan anggaran. Untuk lebih memahami dua cirri utama dari anggaran tradisional yaitu incrementalism Budgeting dan Line-item Budgeting.

a. Incrementalism Budgeting

Anggaran tradisional bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya Mardiasmo; 2005:76. Dalam hal ini data tahun sebelumnya digunakan sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan anggaran tanpa dilakukan kajian yang mendalam. Pendekatan semacam ini tidak saja belum menjamin terpenuhinya kebutuhan riil, namun juga dapat mengakibatkan kesalahan yang terus berlanjut. Hal ini disebabkan karena kita tidak pernah tahu apakah pengeluaran periode sebelumnya yang dijadikan dasar atas kebutuhan yang wajar. Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya Perhatian terhadap konsep value of money ekonomis, efisien dan efektif. Sehingga seringkali pada akhir tahun anggaran terjadi kelebihan anggaran yang pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas- aktivitas yan sebenarnya kurang penting untuk dilaksanakan. Hal ini disebabkan kaerna pada pendekatan tradisional, kinerja dinilai berdasarkan pada pertimbangan output yang dihasilkan dibandingkan dengan target kinerja yang dikehendaki outcome.

b. Line-item

penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur Line-item dilandasi alasan adanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran. Berdasarkan hal tersebut, anggaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah (studi kasus pada dinas tenaga kerja dan transmigrasi provinsi jawa barat)

0 4 1

PROSEDUR ADMINISTRASI SURATMENYURAT DI DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI JAWA TENGAH

0 8 65

LKP : Rancang Bangun Aplikasi Pengaduan Tenaga Kerja Berbasis Web Pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur.

3 9 78

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi kasus pada pegawai bagian Keuangan Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur).

0 0 106

Pelaksanaan Tata Kearsipan Di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, Dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah 82

0 4 58

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten | REALISASI ANGGARAN

0 0 8

PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI DINAS TENAGA KERJA TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI JAWA TIMUR RANGKUMAN TUGAS AKHIR - PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI DINAS TENAGA KERJA TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI JAWA TIMUR - Perbanas Institut

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI DINAS TENAGA KERJA TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI JAWA TIMUR - Perbanas Institutional Repository

0 0 7

STUDI DESKRIPTIF TENTANG PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN DAERAH DI DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI JAWA TIMUR.

0 4 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi kasus pada pegawai bagian Keuangan Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur)

0 0 23