Tahap Rekomendasi Perbaikan ANALISA DAN PEMBAHASAN

Mesin Waiting Metode Material Manusia Kurang tepat Metode control kurang baik Gambar 4.8 Cause effect diagram jenis waste waiting Setelah sumber-sumber penyebab dari masalah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya perlu melakukan penetapan rencana tindakan perbaikan waste yang bertujuan untuk mengurangi kegiatan yang tidak menghasilkan nilai tambah, sehingga dapat dicapai suatu tingkat proses produksi yang sesuai dengan keinginan perusahaan. Alat yang digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab dari masalah waste ini adalah FMEA failure mode and effect analysis. Dengan Pengerjaan FMEA ini akan dapat memberikan usulan perbaikan pada perusahaan. Secara teknis penetapan penilaian keseriusan akibat kesalahan kesalahan potensial terhadap proses dan konsumen severity, frekuensi terjadinya kesalahan yang menghasilkan kegagalan potensial occurance, dan terhadap alat kontrol akibat potensial cause detection dengan jalan brainstorming dengan pihak produksi yang ada di dalam area produksi.

4.4 Tahap Rekomendasi Perbaikan

Tahap perbaikan disajikan dalam bentuk tabel Failure Mode Effect Analysis FMEA dikarenakan perusahaan belum bisa memberikan kepastian untuk dapat melaksanakan perbaikan ini atau tidak. Dalam FMEA sendiri terdapat beberapa tahapan, yakni Menetapkan batasan proses yang akan dianalisa, melakukan M et ode prosedur Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pengamatan terhadap proses yang akan dianalisa, hasil pengamatan digunakan untuk menemukan kesalahan defect potensial pada proses, mengidentifikasi potensial cause penyebab dari kesalahan defect yang terjadi, mengidentifikasikan akibat effect yang ditimbulkan, menetapkan nilai-nilai dengan jalan brainstorming dalam point severity, occurance detection, memasukkan kriteria nilai sesuai dengan 3 kriteria yang telah dibuat sebelumnya, dan dapatkan nilai RPN Risk Potential Number dengan jalan mengalikan nilai SOD Severity, Occurance, Detection. Dalam tahap ini dilakukan beberapa langkah dalam mengidentifikasi masalah – masalah potensial penyebab kegagalan sehingga nantinya upaya meminimal defect yang merupakan rencana perbaikan sebagai prioritas nantinya. Selengkapnya akan disajikan pada sub bab dibawah ini :

4.4.1 Menetapkan Suatu Usulan Rencana Tindakan Perbaikan

Rencana tindakan perbaikan sesuai dengan analisa cacat untuk mempermudah prioritas perbaikan dilakukan dengan jalan brainstorming ke pihak Perencanaan dan Pengendalian Produksi untuk menentukan nilai RPN Risk Priority Number ,yang nilainya didapatkan dengan jalan mengalikan nilai SOD Severity ,Occurance, Detection. Kemudian RPN tersebut disusun dari terbesar sampai terkecil sehingga dapat diketahui mode kegagalan mana yang paling kritis untuk segera dilakukan tindakan korektif. perhitungan nilai RPN sebagai berikut : Perhitungan Nilai RPN: 1. Defect,karakter mesin tidak baik,metode kurang tepat,inspeksi yang kurang ketat terhadap bahan baku dari supllier. RPN = Bobot S x Bobot O x Bobot D Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Severity S = 6 pengaruh buruk moderat yang masih berada dalam batas toleransi Occurance O = 6 kegagalan agak mungkin terjadi Detection D = 7 alat control cukup bisa mendeteksi kesalahan Nilai RPN = S x O x D = 6 x 6 x 7 = 252 2. Transportation,alat masih konvensional, metode kurang efektif, Jarak antara gudang bahan baku area produksi jauh Severity S = 5 pengaruh buruk yang masih berada dalam batas toleransi Occurance O = 5 kegagalan agak mungkin terjadi Detection D = 5 Alat kontrol bisa mendeteksi kesalahan Nilai RPN = S x O x D = 5 x 5 x 5 = 125 3. Waiting,metode control kurang baik ,metode yang kurang tepat. Severity S = 4 pengaruh buruk yang masih berada dalam batas toleransi Occurance O = 5 kegagalan agak mungkin terjadi Detection D= 4 alat kontrol relatif andal untuk mendeteksi kesalahan Nilai RPN = S x O x D = 4 x 5 x 4 = 80 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan dari tabel 4.11, diketahui nilai RPN yang terbesar pada proses pembuatan produk Cup “Thermoforming” pada PT.X karena peralatan mesin yang kurang diperhatikan, baik dalam hal setting mesin alat yang masih sederhana. Dengan melihat nilai RPN, maka disini peneliti hanya memberikan sebatas usulan rencana perbaikan dan pengendalian kepada pihak perusahaan untuk mengurangi tingkat resiko kegagalan. Adapun usulan rencana perbaikan dan pengendalian tersebut dapat dilihat seperti tabel sebagai berikut : Tabel 4.11 Usulan Rencana Perbaikan Jenis Waste RPN Potential root cause Rencana Perbaikan Defect 252 - Karakter mesin kurang baik yang mana settingan heater terpengaruh oleh suhu ruangan luar - Metode kurang tepat - Inspeksi yang kurang ketat terhadap bahan baku dari supplier - Metode Control kurang baik serta tidak ada sanksi yang tegas apabila terjadi pelanggaran - mengganti mesin heater atau menyekat mesin heater dalam ruangan lain yang tidak terpengaruh suhu udara luar agar defect dapat di tekan. - saat dilakukan penggantian cetakan mesin untuk mesin lain sudah disiapkan dengan penjadwalan tetap per order - Melakukan checking terjadwal untuk kualitas bahan baku ketika bahan baku datang perketat -pemasangan CCTV sehingga bisa memonitor kegiatan operator2,dan apabila ada operator yang melanggar aturan diberikan sanksi yang tegas baik teguran maupun tertulis bahkan dikeluarkan bila perlu Transpo rtasi 125 -Alat masih konvensional -metode yang kurang efektif -mengganti lorry gledekan dengan menambah sarana pengangkutan forklift -untuk pengangkutan barang jadi ke gudang sementara maupun ke gudang barang jadi hendaknya menggunakan forklift agar lebih efisien. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. -Jarak antara gudang bahan baku dan area produksi terlampau jauh -Perbaikan Layout produksi dari bahan baku menuju tempat produksi untuk mengurangi jumlah waktu transportasi mendekatkan Gudang dengan area produksi Waiting 80 - Metode kurang tepat - Metode control kurang baik -Ganti cetakan lebih baik dilakukan di mesin lain yang tidak digunakan.agar tidak membuang waktu mesin yang masih digunakan. -Sebaiknya dilakukan metode control yang baik untuk mempercepat proses packaging ,inspeksi ketat tiap jam agar operator packaging tidak malas karena diawasi menggunakan CCTV malah lebih baik

4.5 Pembahasan