Konsepsi Tentang Siswa dan Guru dalam PMRI Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Menggunakan

d. Konsepsi Tentang Siswa dan Guru dalam PMRI

Hadi 2003: 2 menyebutkan jika dalam pembelajaran matematika menggunakan PMRI, konsep tentang siswa adalah: 1. Siswa memiliki seperangkat konsep alternatif tentang ide-ide matematik yang mempengaruhi belajar selanjutnya. 2. Siswa memperoleh pengetahuan baru dengan membentuk pengetahuan itu untuk dirinya sendiri. 3. Pembentukan pengetahuan merupakan proses perubahan yang meliputi penambahan, kreasi, modeifikasi, penghalusan, penysunan kembali dan penolakan. 4. Pengetahuan baru yang dibangun oleh siswa untuk dirinya sendiri berasal dari seperangkat ragam pengalaman. 5. Setiap siswa mampu memahami dan mengerjakan matematik. Sedangkan konsep tentang guru yang disebutkan oleh hadi 2003: 2 adalah: 1. Guru hanya sebagai fasilitator 2. Guru mampu membangun pengajaran yang interaktif 3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif menyumbang pada proses belajar dirinya dan secara aktif membantu siswa dalam menafsirkan persoalan riil. 4. Guru tidak terpancang pada materi yang termaktub dalam kurikulum, melainkan aktif mengaitkan kurikulum dengan dunia riil, baik fisik maupun social. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep siswa dalam pembelajaran menggunakan PMRI adalah subjek dari pembelajaran yang aktif dan kreatif. Sedangkan konsep guru dalam pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI ialah sebagai fasilitator yang mampu membangun pembelajaran yang interaktif, sehingga dapat membantu siswa untuk berkembang.

e. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Menggunakan

Pendekatan Realistik Pratini 2008: 119-120 menuliskan langkah-langkah pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik adalah sebagai berikut: 1. Memahami masalah kontekstual. Guru memberikan masalah kontekstual dan siswa memahami masalah tersebut. Guru dapat memberikan penjelasan terbatas jika ada siswa yang belum memahami masalah tersebut. 2. Menyelesaikan masalah kontekstual. Siswa menyelesaikan masalah dengan menggunakan cara mereka sendiri. Guru dapat memberikan petunjuk hint berupa pertanyaan-pertanyaan berdasarkan apa yang diketahui siswa bottom-up 3. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban. Siswa diberi kesempatan membandingkan dan mendiskusikan jawaban agar mereka belajar mengungkapkan pendapat dan menghargai pendapat orang lain 4. Menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil diskusi, guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur. Berdasarkan pendapat Pratini, maka peneliti menyimpulkan langkah-langkah pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik dimulai dari siswa memahami permasalahan kontekstual, selanjutnya siswa menyelesaikan masalah yang ada dengan menggunakan cara mereka sendiri, kemudian siswa diberi kesempatan untuk membandingkan dan mendiskusikan hasil pekerjaannya, serta siswa diberikan kesempatan untuk menarik kesimpulan dari pembelajaran yang dilakukan secara bersama-sama. 5. Kerjasama a. Kerjasama dalam Kelompok Menurut Kamus besar bahasa Indonesia KBBI, 2002, Kerjasama diartikan sebagai melakukan melaksanakan suatu kegiatan atau usaha perniagaan yang ditangani oleh dua orang pihak atau lebih.Oleh karena itu, suatu kegiatanpekerjaan yang dilakukan lebih dari satu orang bisa dikatakan kerjasama. Jones dalam Riyanto dan Martinus 2008: 21 menyebutkan ada lima syarat kelompok kerja dapat berjalan dengan efektif. Dalam penelitian ini, kelima syarat tersebut dijadikan sebagai indikator pengukur tingkat kerjasama diantara para siswa kelas V di SDN Nyamplung. Adapun syarat-syarat kelompok kerja dapat berjalan dengan efektif adalah sebagai berikut. a Adanya sikap saling percaya antar anggota: Kepercayaan seseorang akan tercipta apabila setiap anggota merasa memiliki kebebasan dalam berpendapat. Ia harus mempunyai rasa aman dan nyaman untuk bertanya tanpa harus khawatir akan adanya reaksi negatif dari orang lain. b Adanya sikap saling mendukung: Sikap saling mendukung dapat terjadi apabila setiap anggota menaruh perhatian terhadap kesulitan teman. Perhatian-perhatian itu merupakan bentuk kepedulian dari setiap anggota kepada anggota yang lain. Bila sikap saling mendukung itu sudah tumbuh dengan baik, anggota- anggota pun tidak perlu bersusah payah melindungi diri dari rasa takut akan kelemahannya. c Adanya komunikasi yang terbuka: Komunikasi akan terjalin dengan lancar asalkan setiap individu bersedia untuk terbuka, jujur, dan obyektif dalam bergaul. d Menerima konflik sebagai hal yang wajar: dalam kehidupan dengan sesama, akan ditemukan berbagai perbedaan baik dalam hal sikap maupun pendaat. Oleh karena itu, sebagai anggota kelompok peprbedaan pendapat ini haruslah disikapi dengan tepat agar tidak menimbulkan masalah. Kesediaan menerima perbedaan pun perlu ada dalam setiap anggota kelompok. e Saling menghormati keunikan masing-masing pribadi: Setiap anggota pastinya tahu bahwa masing-masing anggota itu unik atau berbeda. Keunikan dari masing-masing anggota haruslah ditanggapi secara positif dengan bersikap saling menghormati perbedaankeunikan tersebut.

b. Manfaat belajar Bersama dalam Kelompok