koneksi dengan dunia nyata, tetapi lebih mengacu pada fokus PMR dalam mengempatkan penekanan penggunaan situasi yang bisa
dibayangkan imagineable oleh siswa.
b. Konsep Matematika dalam PMRI
Matematika merupakan pelajaran yang mempunyai keberagaman konsep dalam mengerjakannya Wijaya, 2012: 21. Keberagaman
konsep yang ada itulah menjadi konsep utama dari PMRI, dimana suatu pengetahuan akan menjadi bermakna bagi siswa jika proses
pembelajaran dilaksanakan dalam suatu konteks atau pembelajaran menggunakan permasalahan realistik CORD dalam Wijaya, 2012: 21
suatu permasalahan realistik tidak harus selalu berupa masalah yang ada di dunia nyata yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari,
melainkan juga juga masalah tersebut dapat dibayangkan atau nyata dalam pikiran siswa.
Wijaya, 2012: 21. Dalam PMRI, permasalahan realistik digunakan sebagai fondasi dalam membangun konsep matematika atau
disebut juga sebagai sumber untuk pembelajaran a source for learning. Perhatian pada pengetahuan informal informal knowladge
dan pengetahuan awal pre knowladge yang dimiliki oleh siswa menjadi hal yang sangat mendasar dalam mengembangkan
permasalahan yang realistik.
c. Karakteristik PMRI
Treffers dalam Wijaya 2012: 21 merumuskan lima karakteristik pendekatan matematika realistik, yaitu:
1. Penggunaan konteks
Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa masalah
dunia nyata namun bisa dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bisa
dibayangkan dalam pikiran siswa. Melalui penggunaan konteks, siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi
permasalahan. 2.
Penggunaan model untuk matematisasi progresif Penggunaan model berfungsi sebagai sebagai jembatan bridge
dari pengetahuan dan matematika tingkat konkrit menuju matematika tingkat formal.
3. Pemanfaatan hasil konstruksi siswa
Mengacu pada pendapat Freudenthal dalam Wijaya 2012: 21, matematika tidak diberikan kepada siswa sebagai suatu produk
yang siap dipakai tetapi sebagai suatu konsep yang dibangun oleh siswa maka dalam pendidikan matematika realistik siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar.
4. Interaktivitas
Pada proses belajar tidak hanya terjadi proses individu, melainkan juga merupakan proses sosial. Oleh karena itu, pembelajaran akan
menjadi bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka. Dalam pembelajaran matematika,
interaksi mempunyai manfaat untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif siswa secara simultan.
5. Keterkaitan
Konsep-konsep dalam
pembelajaran matematika
memiliki keterkaitan, oleh karena itu konsep-konsep matematika tidak
dikenalkan kepada siswa secara terpisah atau terisolir satu sama lain. PMRI menempatkan keterkaitan antar konsep matematika
sebagai hal
yang harus
dipertimbangkan dalam
proses pembelajaran. Melalui keterkaitan tersebut, matematika diharapkan
bisa mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan.
Sementara Marpaung2008: 8 merumuskan karakteristik PMRI menjadi sebagai berikut:
1. Murid aktif, guru aktif Matematika sebagai aktifitas manusia
2. Pembelajaran sedapat mungkin dimulai dengan menyajikan
masalah kontekstualrealistic 3.
Guru memberikan kesempatan pada siswa menyelesaikan masalah dengan cara sendiri
4. Guru menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
5. Siswa dapat menyelesaikan masalah dalam kelompok kecil atau
besar 6.
Pembelajaran tidak selalu di kelas bisa di luar kelas, duduk di lantai, pergi ke luar sekolah untuk mengamati atau mengumpulkan
data 7.
Guru mendorong terjadinya interaksi dan negosiasi, baik antar siswa dan siswa, juga antar siswa dan guru
8. Siswa bebas memilih modus representasi yang sesuai dengan
strukur kognitifnya
sewaktu menyelesaikan
masalah menggunakan model
9. Guru bertindak sebagai fasilitator
10. Kalau siswa membuat kesalahan dalam menyelesaikan masalah
jangan dimarahi tetapi dibantu melalui petanyaan-pertanyaan dan usaha mereka hendaknya dihargai.
Dalam penelitian ini, karakteristik yang digunakan oleh peneliti ialah karakteristik PMRI menurut Treffers. Sebab karakteristik yang
dikemukakan oleh Marpaung, telah terakomodasi di dalam lima karakteristik yang dikemukakan oleh Treffers. Selain itu, karakteristik
tersebut dikembangkan dalam RME yang diadaptasi oleh PMRI.
d. Konsepsi Tentang Siswa dan Guru dalam PMRI