Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan Changes in Accounting Policies and Disclosure

PT Vale Indonesia Tbk sebelumnya PT International Nickel Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk formerly PT International Nickel Indonesia Tbk 30 September 2012 dan 2011 dan 31 Desember 2011 September 30, 2012 and 2011 and December 31, 2011 22 3. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan lanjutan 3. Changes in Accounting Policies and Disclosure continued 3.2. Standar dan intepretasi baru dan revisi yang wajib diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 atau periode setelahnya, tetapi saat ini tidak material danatau tidak relevan terhadap Perseroan meskipun dapat mempengaruhi akuntansi untuk transaksi dan peristiwa masa depan 3.2. New and amended standards and interpretations mandatory for the first time for financial years beginning on or after January 1, 2012 or later periods, but not currently material andor not relevant to the Company although they may affect the accounting for future transactions and events - PSAK No. 13 Revisi 2011 – Properti Investasi; - PSAK No. 16 Revisi 2011 – Aset Tetap; - PSAK No. 18 Revisi 2010 – Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya; - PSAK No. 24 Revisi 2010 – Imbalan Kerja; - PSAK No. 26 Revisi 2011 – Biaya Pinjaman; - PSAK No. 28 Revisi 2010 – Akuntansi untuk Asuransi Kerugian; - PSAK No. 30 Revisi 2011 – Akuntansi Sewa; - PSAK No. 33 Revisi 2011 – Akuntansi Pertambangan Umum; - PSAK No. 34 Revisi 2010 – Kontrak Konstruksi; - PSAK No. 36 Revisi 2010 – Akuntansi untuk Asuransi Jiwa; - PSAK No. 45 Revisi 2010 – Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba; - PSAK No. 46 Revisi 2010 – Pajak Penghasilan; - PSAK No. 50 Revisi 2010 – Instrumen Keuangan: Penyajian; - PSAK No. 53 Revisi 2010 – Pembayaran Berbasis Saham; - PSAK No. 55 Revisi 2011 – Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; - PSAK No. 61 – Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah; - PSAK No. 62 Revisi 2010 – Kontrak Asuransi; - PSAK No. 63 Revisi 2010 – Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi; - PSAK No. 64 – Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral; - ISAK No. 13 – Lindung Nilai Investasi Bersih dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri; - ISAK No. 15 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya; - ISAK No. 16 – Pengaturan Konsesi Jasa; - ISAK No. 18 – Bantuan Pemerintah - Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi; - ISAK No. 19 – Aplikasi Pendekatan Penyajian Kembali pada PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi; - ISAK No. 20 – Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya; - ISAK No. 22 – Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan; - ISAK No. 23 – Sewa Operasi: Insentif; - ISAK No. 24 – Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan suatu Bentuk Legal Sewa; - ISAK No. 25 – Hak Atas Tanah; dan - ISAK No. 26 – Penilaian Ulang Derivatif Melekat. Pencabutan standar dan interpretasi ini tidak menyebabkan perubahan signifikan terhadap kebijakan akuntansi Perseroan dan tidak berdampak material atas jumlah yang dilaporkan atas periode berjalan atau periode sebelumnya: - PSAK No. 11 – Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing; - PSAK No. 27 – Akuntasi Koperasi; - PSAK No. 29 – Akuntansi Minyak dan gas Bumi; - PSAK No. 39 – Akuntansi Kerjasama Operasi; - PSAK No. 44 – Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate - PSAK No. 52 – Akuntasi Mata Uang Pelaporan - ISAK No. 4 – Alternatif perlakuan yang Diijinkan atas Selisih Kurs - ISAK No. 5 – Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompo Tersedia untuk Dijual - SFAS No. 13 Revised 2011 – Investment Property; - SFAS No. 16 Revised 2011 – Property, Plant and Equipment; - SFAS No. 18 Revised 2010 – Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans; - SFAS No. 24 Revised 2010 – Employee Benefits; - SFAS No. 26 Revised 2011 – Borrowing Costs; - SFAS No. 28 Revised 2010 – Accounting for Loss Insurance; - SFAS No. 30 Revised 2011 – Leases; - SFAS No. 33 Revised 2011 – Accounting for General Mining; - SFAS No. 34 Revised 2010 – Construction Contracts; - SFAS No. 36 Revised 2010 – Accounting for Life Insurance - SFAS No. 45 Revised 2010 – Financial Reporting of Non-Profit Organizations; - SFAS No. 46 Revised 2010 – Income Taxes; - SFAS No. 50 Revised 2010 – Financial Instruments: Presentation; - SFAS No. 53 Revised 2010 – Share-Based Payments; - SFAS No. 55 Revised 2011 – Financial Instruments: Presentation and Disclosures; - SFAS No. 61 – Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance; - SFAS No. 62 Revised 2010 – Insurance Contracts; - SFAS No. 63 Revised 2010 – Financial Reporting in Hyperinflationary Economies; - SFAS No. 64 – Exploration Activity and Evaluation of Mineral Resources; - IFAS No. 13 – Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation; - IFAS No. 15 – The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction; - IFAS No. 16 – Service Concession Arrangements; - IFAS No. 18 – Government Assistance - No Specific Relation to Operating Activities; - IFAS No. 19 – Applying the Restatement Approach under SFAS 63: Financial Reporting in Hyperinflationary Economies; - IFAS No. 20 – Income Taxes - Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders; - IFAS No. 22 – Service Concession Arrangements: Disclosure; - IFAS No. 23 – Operating Leases: Incentives; - IFAS No. 24 – Evaluating the Substance of Transactions Involving the Legal Form of a Lease; - IFAS No. 25 – Land Rights; and - IFAS No. 26 – Reassessment of Embedded Derivatives. The withdrawal of these standards and interpretations did not result in significant changes to the Company’s accounting policies and had no material effect on the amounts reported for the current or prior financial period: - SFAS No.11 – Translation of Financial Statements in Foreign Currencies - SFAS No. 27 – Accounting for Cooperatives - SFAS No. 29 – Accounting for the Oil and Gas - SFAS No. 39 – Accounting for Joint Operations - SFAS No. 44 – Accounting for Real Estate Development Activities - SFAS No. 52 – Reporting Currency - ISFAS No. 4 – Allowed Alternative Accounting Treatment on Exchange Difference - ISFAS No. 5 – Reporting Changes in Fair Value of Securities included in Available for Sale Investment PT Vale Indonesia Tbk sebelumnya PT International Nickel Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk formerly PT International Nickel Indonesia Tbk 30 September 2012 dan 2011 dan 31 Desember 2011 September 30, 2012 and 2011 and December 31, 2011 23 3. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan lanjutan 3. Changes in Accounting Policies and Disclosure continued 3.3 Standar baru, revisi dan interpretasi yang telah diterbitkan, tetapi berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013 dan tidak diterapkan lebih awal 3.3 New standards, amendments and interpretations issued but effective for financial years beginning on or after January 1, 2012 and not early adopted - ISAK No. 21 – Perjanjian Konstruksi Real Estat. Pada saat penerbitan laporan keuangan interim ini, manajemen masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standarinterpretasi ini dan pengaruhnya pada laporan keuangan Perseroan. - IFAS No. 21 – Agreement for Real Estate Construction As of the issuance of this interim financial statements, management is still evaluating the impact of these revised standardsinterpretations and their effect on the Company’s financial statements. Pencabutan standar akuntansi Withdrawal of accounting standards Pencabutan standar dan interpretasi ini tidak menyebabkan perubahan signifikan terhadap kebijakan akuntansi Perseroan dan tidak material atas jumlah yang dilaporkan atas tahun berjalan atau tahun sebelumnya: The withdrawal of these standards and interpretations did not result in significant changes to the Company’s accounting policies and had no material effect on the amounts reported for the current or prior financial year: - PSAK No. 11 – Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing pencabutan melalui PSAK 10 R; - PSAK No. 27 – Akuntansi Koperasi; - PSAK No. 29 – Akuntansi Minyak dan Gas Bumi; - PSAK No. 39 – Akuntansi Kerja Sama Operasi; - PSAK No. 44 – Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat; - PSAK No. 52 – Mata Uang Pelaporan pencabutan melalui PSAK 10R; - ISAK No. 5 – Interpretasi atas Paragraf 14 PSAK 50 1998 tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia Untuk Dijual. - SFAS No. 11 – Translation of Financial Statements in Foreign Currencies withdrawn through SFAS 10 R; - SFAS No. 27 – Accounting for Cooperatives; - SFAS No. 27 – Accounting for Oil and Gas; - SFAS No. 39 – Accounting for Joint Operations; - SFAS No. 44 – Accounting for Real Estate Development Activities; - SFAS No. 52 – Reporting Currencies withdrawn through SFAS 10R; - IFAS No. 5 – Interpretation of Paragraph 14 SFAS 50 1998 on Reporting of Changes in Fair Value of Investments in Securities Available for Sale. 4. Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi Penting 4. Critical Accounting Estimates and Judgements Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjen pada tanggal laporan keuangan, serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Estimasi, asumsi dan penilaian tersebut dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman historis dan faktor-faktor lainnya, termasuk harapan peristiwa di masa mendatang yang memungkinkan. The preparation of financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements and the reported amounts of revenue and expenses during the reporting period. Estimates, assumptions and judgements are continually evaluated and are based on historical experience and other factors, including expectations of future events that are believed to be reasonable under the circumstances. Perseroan telah mengidentifikasi kebijakan akuntansi penting berikut di mana dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi signifikan yang dibuat dan di mana hasil aktual dapat berbeda dari estimasi tersebut berdasarkan asumsi dan kondisi yang berbeda dan dapat mempengaruhi secara material hasil keuangan atau posisi keuangan yang dilaporkan dalam periode mendatang. The Company has identified the following critical accounting policies under which significant judgements, estimates and assumptions are made and where actual results may differ from these estimates under different assumptions and conditions and may materially affect financial results or the financial position reported in future periods. Rincian lebih lanjut mengenai sifat dari asumsi-asumsi dan kondisi-kondisi tersebut dapat ditemukan dalam catatan yang relevan atas laporan keuangan. Further details of the nature of these assumptions and conditions may be found in the relevant notes to the financial statements. 4.1. Estimasi Cadangan 4.1. Reserve Estimates Cadangan adalah estimasi jumlah produk yang dapat secara ekonomis maupun legal diekstrasi dari aset Perseroan. Untuk memperkirakan cadangan bijh nikel, perlu ditentukan asumsi mengenai faktor-faktor geologis, teknis dan ekonomis termasuk jumlah produksi, teknik produksi, nisbah kupasan, biaya produksi, biaya transportasi, permintaan komoditas, harga-harga komoditas dan nilai tukar mata uang. Reserves are estimates of the amount of product that can be economically and legally extracted from the Company’s properties. In order to estimate nickel ore reserves, assumptions are required about a range of geological, technical and economic factors, including quantities, production techniques, stripping ratio, production costs, transport costs, commodity demand, commodity prices and exchange rates. Memperkirakan jumlah danatau kadar cadangan membutuhkan ukuran, bentuk dan kedalaman lapisan bijih atau lapangan yang akan ditentukan dengan menganalisis data geologi seperti “uji petik” sampel pengeboran. Proses ini mungkin memerlukan penilaian geologi yang kompleks dan sulit untuk menginterpretasikan data. Estimating the quantity andor grade of reserves requires the size, shape and depth of ore bodies or fields to be determined by analyzing geological data such as drilling samples. This process may require complex and difficult geological judgements to interpret the data. Karena asumsi ekonomi yang digunakan untuk memperkirakan cadangan berubah dari waktu ke waktu, dan karena data geologi tambahan yang dihasilkan selama operasi, perkiraan cadangan dapat berubah dari waktu ke waktu. Perubahan cadangan yang dilaporkan dapat mempengaruhi hasil dan posisi keuangan Perseroan dalam berbagai cara, diantaranya: Because the economic assumptions used to estimate reserves change from period to period, and because additional geological data is generated during the course of operations, estimates of reserves may change from period to period. Changes in reported reserves may affect the Company’s financial results and financial position in a number of ways, including: PT Vale Indonesia Tbk sebelumnya PT International Nickel Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk formerly PT International Nickel Indonesia Tbk 30 September 2012 dan 2011 dan 31 Desember 2011 September 30, 2012 and 2011 and December 31, 2011 24 4. Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi Penting lanjutan 4. Critical Accounting Estimates and Judgements continued