Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
10 pengalaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Suryaman 2010: 13 “…bahwa
sumber belajar paling otentik adalah pengalaman”. Belajar merupakan pemrosesan pengalaman. Semakin banyak pengalaman
semain bertambah pula penyempurnaan skema seseorang. Latar belakang pengalaman akan sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar. Pengalaman
dapat diperoleh melalui menyimak, membaca, menulis, membayangkan, berlatih, mengalami, dan sebagainya. Cara pandang demikian merupakan pradigma
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Strategi pembelajaran yang diutamakan adalah membelajarkan siswa untuk membangun pengetahuan. Pradigma dan
strategi seperti itulah yang menjadi dasar dalam pembelajaran sastra Suryaman, 2010: 13-14.
Tujuan pokok pembelajaran sastra diarahkan pada kegiatan apresiasi sastra agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami, menikmati, dan menghargai
suatu cipta rasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia apresiasi berariti penilaian yang berupa penghargaan terhadap sesuatu. Sedangkan dalam hubungan psikologi
pendidikan diterangkan bahwa apresiasi merupakan jawaban seseorang yang sudah matang dan sudah berkembang ke arah nilai yang lebih tinggi sehingga ia
siap untuk melihat dan menilai dengan tepat, serta menjawabnya dengan hangat dan simpatik. Seseorang yang telah memiliki apresiasi benar-benar menghasratkan
sesuatu dan menjawab dengan sikap penuh kegairahan Witherington dalam Yus Rusyana melalui Sayuti, 1985: 202-203. Bertolak dari pengertian apresiasi di
atas, dapat diartikan bahawa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sampai tumbuh pengertian, penghargaan,
11 kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cita sastra
Efendi melalui Suryaman, 2010:15. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa apresiasi sastra merupakan kegiatan bersastra hingga
menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, kepekaan perasaan, dan hasrat yang baik terhadap suatu karya sastra.
Dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran, proses apresiasi dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu tingkat menggemari, menikmati, mereaksi, dan
menghasilkan Wardani dalam Sayuti, 1985: 204. Keempat tingkatan tersebut dapat direalisasikan melalui berbagai kegiatan, seperti membaca sastra, menyimak
sastra, menulis sastra, berbicara sastra, mengungkapkan pendapat, analisis, dan sebagainya. Oleh karena itu dalam standar isi pada jenjang SMPMTs, peserta
didik dituntut telah membaca sekurang-kurangnya 15 buku sastra dan nonsastra. Dalam rangka mewujudkan kegiatan apresiasi Rosenblatt via Gani 1988:
1-2 menegaskan bahwa pembelajaran sastra melibatkan peneguhan kesadaran tentang sikap etik. Siswa dihadapkan pada masalah kehidupan sosial yang
digelutinya sepanjang hari di tengah masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa prinsip yang memungkinkan agar pembelajaran sastra dapat
berfungsi dengan baik. 1. Siswa diberi kebebasan untuk menampilkan respon dan reaksinya.
2. Siswa diberi kesempatan untuk mempribadikan dan mengkristalkan rasa pribadinya terhadap cipta sastra yang dibaca serta dipelajarinya.
3. Guru berusaha menemukan butir-butir kontak di antara pendapat para siswa.