Standar dan tujuan kebijakan. Sumberdaya, komunikasi. Interorganisasi dan aktivitas pengukuhan.

90 tujuan kebijakan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Yakni tindakan- tindakan yang merupakan usaha sesaat untuk mentransformasikan keputusan dalam istilah operasional, maupun usaha berkelanjutan untuk mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil yang diamanatkan oleh keputusan-keputusan kebijakan. Van Meter dan Van Horn mengawali gagasan teorinya tentang implementasi dengan menentukan enam variabel yang membentuk kaitan antara kebijakan dan kinerja kebijakan. Keenam variabel tersebut meliputi: standar dan tujuan kebijakan, sumberdaya, komunikasi, interorganisasi dan aktivitas pengukuhan, karakteristik agen pelaksana,kondisi sosial, ekonomi dan politik serta karakter pelaksana. Berikut peneliti akan menguraikan variabel-variabel tersebut:

a. Standar dan tujuan kebijakan.

Standar dan tujuan kebijakan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari implementasi kebijakan. Berdasarkan pada pembahasan sebelumnya, dapat diketahui bahwa kebijakan pendidikan karakter di Homeschooling Anak Pelangi sudah memiliki standard dan tujuan kebijakan. Standar dan tujuan kebijakan tersebut dapat di lihat dari adanya kebiasaan yang dibangun di dalam proses pembelajaran dan dikaitkan dengan penyediaan sarana dan prasarana. Beberapa kebiasaan yang dapat peneliti mengamati adalah para peserta didik homeschooling diberikan fasilitas penunjang terwujudnya pendidikan karakter, seperti perpustakaan yang bertujuan untuk 91 menjadikan peserta didik gemar menambah ilmu pengetahuan. Fasilitas lainnya adalah tempat ibadah seperti mushola yang digunakan oleh peserta didik homeschooling untuk beribadah. Sistem pembelajaran di kelas juga memberikan pembekalan untuk terwujudnya pendidikan karakter pada peserta didik seperti bersalaman kepada guru sebelum aktivitas belajar di mulai. Adapun contoh lainnya adalah peserta didik diajak untuk aktif bertanya di dalam kelas. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Homeschooling sudah memberikan standar melalui sarana dan parasarana serta menciptakan kebiasaan pendidikan karakter, dimana tujuannya dapat terlihat dari adanya beberapa aktivitas yang mengarah pada pencapaian tujuan tersebut walaupun nilai-nilai pendidikan karakternya belum semuanya terpenuhi.

b. Sumberdaya, komunikasi.

Sumberdaya pada implementasi pendidikan karakter di Homeschooling Anak Pelangi dapat dilihat dari adanya sumberdaya yang disediakan, baik itu sumberdaya manusia, sumberdaya fisik maupun non fisik.

c. Interorganisasi dan aktivitas pengukuhan.

Interorganisasi yang terjadi di Homeschooling Anak Pelangi dalam mengimplementasikan pendidikan karakter sudah terlaksana dengan cukup baik, hal ini terlihat dari kesiapan masing-masing implementor dalam mengimplementasikannya. Kesiapan tersebut antara lain terlihat dari respon pengetahuan, pemahaman dan pendalaman 92 kebijakan. Selain itu, implementasi pendidikan karakter juga mampu di sikapi dengan adanya respon penerimaan dan intensitas yang terus dijalankan. Kegiatan yang dilakukan para implementor pada implementasi pendidikan karakter juga berjalan cukup harmonis, mereka saling menyadari bahwa yang mereka lakukan adalah untuk mewujudkan visi bersama untuk mewujudkan pendidikan karakter yang diharapkan.

d. Karakteristik agen pelaksana.