BEBAN TENAGA KERJA PERSONNEL EXPENSES

NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS SEPTEMBER 30, 2015, AND 2014 AND DECEMBER 31, 2014 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued - 98 - 42. SEGMEN OPERASI

42. OPERATING SEGMENTS

Bank memiliki lima pelaporan segmen. Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai operasi dari masing-masing pelaporan segmen yang dimiliki oleh Bank: The Bank has five reportable segments. The following describes the operations in each of the Bank‟s reportable segments:  Pensiunan – termasuk pinjaman yang diberikan kepada nasabah pensiunan.  Pensioner – includes loans disbursed to pensioners debtor.  Pegawai – termasuk pinjaman yang diberikan kepada nasabah pegawai pemerintahan.  Employee – includes loans disbursed to government employees  Komersial – termasuk pinjaman yang diberikan untuk nasabah komersial seperti koperasi,multifinance dan lain-lain.  Commercial – includes loans disbursed to commercialdebtorssuch ascooperation,multifinance and others.  Tresuri – segmeniniterkaitdengankegiatan tresuri Bank termasuk transaksi money market dan investasi dalam bentuk penempatan dan efek-efek.  Treasury –undertakestheBank‟streasury activities which include money market andinvestment in placements and securities.  Pendanaan – segmen ini terkait dengan kegiatan pendanaan Bank termasuk transaksi dana pihak ketiga, obligasi dan lain-lain  Funding – undertakes the Bank‟s funding activities which include third party fund, bonds and others.  Lain-lain – termasuk di dalam lain-lain adalah informasi segmen sehubungan dengan aktifitas kantor pusat seperti aktivitas back office, jasa trade finance dan lain-lain.  Others – includesintheothersisreporting segment information associated with head office activities such as all back office processes, tradefinance services and others. Dalam segmen operasi ini, Bank menggunakan pendapatan bunga sebagai parameter utama dalam menentukan hasil operasi dari masing- masing segmen. In this operating segment, the Bank uses interest income as the key parameter in determining the operation result of each segment. Pensiunan Pegawai Komersial Tresuri Pendanaan Lain-lain Jumlah Pensioner Employee Commercial Treasury Funding Others Total Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Pendapatan bunga 540,182 179,931 322,452 86,546 5,528 11,353 1,145,992 Interest revenues Beban bunga 3,912 3,042 550,802 28,808 586,564 Interest expenses Pendapatan bunga - bersih 540,182 179,931 318,540 83,504 545,274 17,455 559,428 Interest revenues - net Aset 5,153,273 1,440,193 3,863,072 3,534,856 - 5,336,652 19,328,046 Assets Liabilitas 732,500 - 11,031,425 3,493,824 15,257,749 Liabilities 30 SeptemberSeptember 2015 Pensiunan Pegawai Komersial Tresuri Pendanaan Lain-lain Jumlah Pensioner Employee Commercial Treasury Funding Others Total Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Pendapatan bunga - - 163,288 16,435 8,273 10,599 198,595 Interest revenues Beban bunga - - 527 308 24,197 - 25,032 Interest expenses Pendapatan bunga - bersih - - 162,761 16,127.00 15,924.00 10,599.00 173,563 Interest revenues - net Aset - - 4,399,759 1,519,255 - 356,193 6,275,207 Assets Liabilitas - - - - 3,959,523 536,235 4,495,758 Liabilities 30 SeptemberSeptember 2014 NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS SEPTEMBER 30, 2015, AND 2014 AND DECEMBER 31, 2014 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued - 99 - Rekonsiliasi antara pendapatan bunga bersih disesuaikan dengan laba sebelum pajak penghasilan adalah sebagai berikut: Are conciliation between net interest income with income before tax are as follows: 30 September 30 September September 2015 September 2014 Rp Juta Rp Juta Rp Million Rp Million Pendapatan bunga - bersih 559,427 173,563 Interest revenues - net Pendapatan operasional lainnya 148,228 125,703 Other operating revenues Beban operasional lainnya 452,349 157,719 Other operating expenses Beban non operasional - bersih 3,460 16 Non operating expenses - net Laba sebelum pajak penghasilan 251,846 141,563 Income before tax Segmen geografis Geographical segment Jawa Barat Jakarta Lainnya Eliminasi Jumlah West Java Jakarta Others Elimination Total Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Penghasilan bunga - bersih 429,444 68,692 - 61,292 - - 559,428 Interest revenues - net Pembentukan cadangan Allowance for kerugian penurunan nilai impairment losses on atas aset keuangan 20,769 1,761 - 3,503 - - 22,511 financial assets Pendapatan operasional lainnya 707,149 299,370 - 171,870 - 1,030,162 148,227 Other operating income Beban tenaga kerja 137,335 20,873 - 25,770 - - 183,978 Personnel expense General and administrative Beban umum dan administrasi 985,624 112,502 - 177,897 - 1,030,162 245,861 expenses Laba operasional - bersih 7,135 236,448 25,992 - 255,305 Operating income - net Beban non operasional - Non operating expenses - bersih 186,730 168,164 - 15,107 - - 3,459 net Laba sebelum pajak 193,865 404,612 41,099 - 251,846 Income before tax Beban pajak 17,447 10,831 - - - - 28,278 Tax expense Laba bersih 211,312 393,781 41,099 - 223,568 Net income Jumlah aset 9,286,385 9,704,434 - 1,709,492 - 1,372,265 19,328,046 Total assets Jumlah liabilitas 8,430,184 6,397,951 - 1,801,879 - 1,372,265 15,257,749 Total liabilities 30 SeptemberSeptember 2015 Jawa Barat Jakarta Lainnya Eliminasi Jumlah West Java Jakarta Others Elimination Total Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Penghasilan bunga - bersih - 173,563 - - - - 173,563 Interest revenues - net Pembentukan cadangan Allowance for kerugian penurunan nilai impairment losses on atas aset keuangan - 64,147 - - - - 64,147 financial assets Pendapatan operasional lainnya - 125,703 - - - - 125,703 Other operating income Beban tenaga kerja - 16,779 - - - - 16,779 Personnel expense General and administrative Beban umum dan administrasi - 76,793 - - - - 76,793 expenses Laba operasional - bersih - 141,547 - - 141,547 Operating income - net Beban non operasional - Non operating expenses - bersih - 16 - - - - 16 net Laba sebelum pajak - 141,563 - - 141,563 Income before tax Beban pajak - 30,917 - - - - 30,917 Tax expense Laba bersih - 110,646 - - 110,646 Net income Jumlah aset - 6,275,207 - - - - 6,275,207 Total assets Jumlah liabilitas - 4,495,758 - - - - 4,495,758 Total liabilities 30 SeptemberSeptember 2014 NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS SEPTEMBER 30, 2015, AND 2014 AND DECEMBER 31, 2014 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued - 100 - 43. MANAJEMEN RISIKO

43. RISK MANAGEMENT

Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan, Bank senantiasa dihadapkan pada berbagai risiko finansial maupun risiko non-finansial. Perkembangan bisnis yang pesat pada lingkungan eksternal dan internal perbankan juga menyebabkan risiko kegiatan usaha bank semakin kompleks sehingga Bank harus mampu menerapkan manajemen risiko yang baik agar mampu beradaptasi dalam lingkungan bisnis perbankan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip manajemen risiko yang diterapkan akan sangat mendukung Bank untuk dapat beroperasi secara lebih berhati-hati. Prinsip-prinsip manajemen risiko tersebut pada dasarnya telah menjadi standar bagi dunia perbankan yang penerapannya diarahkan oleh Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No. 58PBI2003 tanggal 19 Mei 2003 yang diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1125PBI2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 521DPNP tanggal 29 September 2003 yang diubah dengan Surat Edaran No. 1323DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum juga Peraturan Bank Indonesia No. 131PBI2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan SE No. 1324DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. In conducting its function as a financial intermediary institution, the Bank always faces financial and non-financial risks. The rapid development in banking business externally and internally have resulted in a more complex risk for banks which forces the Bank to implement a proper risk management to adapt with the banking business. Therefore, the risk management principle implemented will highly support the Bank to operate in a prudent manner. The risk management principles have become a standard for banking industry in which the implementation is regulated by Bank Indonesia through BI regulation No. 58PBI2003 dated May 19, 2003 amended by BI regulation No. 1125PBI2009 dated July 1, 2009 concerning “Application of Risk Management for Commercial Bank” and BI Circular Letter No. 521DPNP dated September 29, 2003 amendment by BI circular letter No. 1323DPNP dated October 25, 2011 concerning the implementation of “Risk Man agement for Commercial Bank” also BI regulation No. 131PBI2011 dated January 5, 2011 and BI circular letter No 1324DPNP dated October 25, 2011 concerning “Bank Soudness”. Risiko kredit Credit risk Risiko kredit merupakan potensi kerugian yang terjadi disebabkan oleh kegagalan debitur maupun pihak lawan counterparty dalam memenuhi liabilitas kontraktualnya kepada Bank. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank terutama aktivitas perkreditan dan aktivitas tresuri baik yang tercatat dalam banking book maupun trading book. Credit risk represents a potential loss arising from the failure of a debtor or a counterparty to fulfil their contractual obligation to the Bank. The credit risk could incur from several functional activities of the Bank particularly credit and treasury activities including those recorded in the banking book or trading book. Manajemen risiko kredit diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit yang berprinsip kehati-hatian prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non Performing Loan NPL, serta mengoptimalkan penggunaan modal yang dialokasikan untuk risiko kredit. Oleh karena itu, Bank Saudara menetapkan kebijakan dan pedoman tertulis yang mencakup Kebijakan Perkreditan Bank, Kebijakan Pelaksanaan Perkreditan, Kebijakan Penyelesaian Kredit Bermasalah, Kebijakan Surat Berharga dan Kebijakan Interbank Money Market Credit risk management is mainly to improve the balance of credit expansion and the prudent credit management that could mitigate the risk of the deterioration of loan quality or loans become non- performing loan, and to optimise the use of capital allocated for the credit risk. Therefore, the Bank sets a written policy and procedure which includes the Bank‟s Credit Policy, Credit Implementation Policy, Non performing Loans Settlement Policy, Marketable Securities Policy, and Interbank Money Market Policy. NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS SEPTEMBER 30, 2015, AND 2014 AND DECEMBER 31, 2014 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued - 101 - Faktor utama yang berperan dalam pengendalian dan mengurangi risiko kredit adalah kemampuan satuan kerja perkreditan dalam membuat analisa kredit, sehingga pada akhirnya tercapai suatu keseimbangan antara pengelolaan risiko dengan pengembangan bisnis. Dalam penyaluran kredit Bank menentukan besaran maksimum angsuran kredit yang didasari atas kemampuan debitur. Bersamaan dengan itu, pengelolaan portofolio dan risiko kredit merupakan tanggung jawab dari Komite Manajemen Risiko. The main factor that controls and reduces credit risk is the ability of the credit unit to analyse the credit, which results in a balance between the credit risk and business development consideration. The Bank also set a maximum loan instalment based on the debtor‟s capacity. At the same time, portfolio management and credit risk is the responsibility of the Risk Management Committee. i Pengukuran risiko kredit i Credit risk measurement Dalam mengukur risiko kredit untuk pinjaman yang diberikan, Bank mempertimbangkan estimasi kerugian saat debitur kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajibannya dan estimasi kerugian atas kewajiban debitur yang telah wanprestasi. Untuk mengelola dan memantau risiko atas penyaluran kredit, secara rutin Bank melakukan analisa terhadap portofolio kredit berdasarkan segmentasi bisnis dan kualitas kredit dari debitur. In determining the estimation of credit risk, the Bank considers the loss estimation when the debtor may not fulfill its obligation and loss estimation when the debtor has failed to pay. To manage and monitor the risk in loan disbursement, the Bank performs analysis of its loan portfolio on regular basis based on business segments and loan quality of its debtors. Bank telah mengembangkan model untuk mendukung kuantifikasi dari risiko kredit. Model peringkat dan skor ini digunakan untuk keseluruhan portofolio kredit utama dan membentuk basis untuk mengukur risiko wanprestasi. Dalam mengukur risiko kredit untuk pinjaman yang diberikan, Bank mempertimbangkan dua komponen: i „ probability of default ‟ PD klien atau counterpart atas kewajiban kontraktualnya; ii kemungkinan rasio pembalikan atas kewajiban yang telah wanprestasi „ loss given default ‟ LGD. Model ini terus ditelaah untuk memonitor tingkat akurasi model, relatif terhadap kinerja aktual dan diubah jika diperlukan untuk mengoptimalisasi keefektivitasannya. The Bank has developed models to support the quantification of the credit risk. These rating and scoring models are in use for all key credit portfolios and form the basis for measuring default risks. In measuring the credit risk of loans, whereby the Bank considers two components: i the „ probability of default‟ PD by the client or counterparty on its contractual obligations; ii the likely recovery ratio on the defaulted obligations the „loss given default‟ LGD. The models are reviewed to monitor their robustness relative to actual performance and amended as necessary to optimise their effectiveness. Loss given default merupakan ekspektasi Bank atas besarnya kerugian dari suatu klaim pada saat wanprestasi terjadi. Hal ini dinyatakan dalam persentase kerugian per unit dari suatu eksposur. Loss given default biasanya bervariasi sesuai dengan tipe rekanan, jenis dan senioritas dari klaim dan ketersediaan agunan atau pendukung kredit lainnya. Loss given default represents the Ban k‟s expectation of the extent of loss on a claim should default occur. It is expressed as percentage loss per unit of exposure. Loss given default typically varies by the type of counterparty, type and seniority of claim and availability of collateral or others credit support. ii Pengendalian batas risiko dan kebijakan mitigasi ii Risk limit control and mitigation policies Untuk menghindari risiko konsentrasi kredit, Bank menetapkan limit eksposur untuk setiap nasabah baik pihak berelasi maupun pihak ketiga dalam kebijakan dan pedoman batas maksimum pemberian kredit. To minimise the credit concentration risk, the Bank sets an exposure limit to each related and non-related parties as mentioned in the maximum lending limit policy. NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS SEPTEMBER 30, 2015, AND 2014 AND DECEMBER 31, 2014 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued - 102 - Bank mengelola, membatasi dan mengendalikan konsentrasi risiko kredit - baik secara khusus, terhadap debitur individu maupun kelompok, dan industri maupun geografis. The Bank manages limits and controls the credit concentration risk - in particular, to individual counterparties and groups, and to industries and geographic. Batas pemberian kredit ditelaah mengikuti perubahan pada kondisi pasar dan ekonomi dan telaahan kredit secara periodik dan penilaian atas kemungkinan wanprestasi. Lending limits are reviewed in the light of changing market and economic conditions and periodic credit reviews and assessments of probability of default. Dalam proses pengajuan kredit, pembelian surat berharga maupun penempatan pada bank lain, Bank menetapkan dual control dalam rangka four eyes principles yang melibatkan petugas marketing, petugas pemeriksa dan pejabat pemutus yang memiliki kewenangan. In the loan application process, purchase of securities and placement with other banks, the Bank sets dual control as part of four eyes principles which involve marketing officers, supervisors and authorised approvers. Beberapa pengendalian spesifik lainnya dan pengukuran mitigasi dijelaskan di bawah ini: Some other specific controls and the mitigation measurement are explained as follows: Agunan Collateral Bank menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit, antara lain dengan meminta agunan sebagai jaminan pelunasan kredit. Jenis agunan yang dapat diterima dalam rangka memitigasi risiko kredit meliputi: The Bank applies policies to mitigate credit risk, by asking collateral to secure the repayment of loan. Collateral types that can be used to mitigate the risk include: • Kas • Tanah danatau bangunan • Standby LC • Mesin • Kendaraan bermotor • Piutang • Persediaan • Garansi perusahaan maupun garansi perorangan • Cash • Land andor building • Standby LC • Machinery • Vehicle • Trade receivable • Inventory • Company or personal guarantee Kredit modal kerja dan kredit investasi biasanya dijamin sepenuhnya. Untuk kredit konsumsi, biasanya tidak diperlukan jaminan. Pemberian kredit jangka panjang kepada debitur korporasi pada umumnya disertai agunan. Untuk meminimalisasi kerugian kredit, Bank akan meminta tambahan agunan dari debitur ketika terdapat indikasi penurunan nilai atas pinjaman yang diberikan. Working capital and investment loans are generally fully secured origination. For consumer loans, usually no collateral are obtained. In addition, in order to minimise the credit loss, the Bank will ask for additional collaterals from the counterparty as soon as impairment indicators are identified for the relevant individual loans. Berikut adalah portofolio kredit yang dimiliki Bank beserta agunan yang menjadi jaminannya dengan pengelompokkan berdasarkan jenis kredit yang diberikan: The following are loan portfolio owned by the Bank and its collateral by grouping based on type of loan: NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS SEPTEMBER 30, 2015, AND 2014 AND DECEMBER 31, 2014 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued - 103 - Pinjaman Pinjaman Pinjaman Konsumsi Modal Kerja Investasi Consumer Working capital Investment Jumlah Loan Loan Loan Total Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Eksposur kredit 6,823,553 6,015,777 532,742 13,372,072 Credit exposure Nilai jaminan 140,764 4,714,634 205,479 5,060,877 Collateral value Jumlah eksposur kredit - - - Total unsecured tanpa jaminan 6,682,789 1,301,143 327,263 8,311,195 credit exposure Porsi eksposur piutang Unsecured portion tanpa jaminan 98 22 61 62 of credit exposure Jenis agunan Types of collateral Kendaraan 16,943 1,564 4,938 23,445 Vehicles Tanah dan bangunan 102,684 1,960,275 290,082 2,353,041 Land and buldings Tagihan piutang - 907,524 4,684 912,208 Receivables Mesin-mesin - 75,961 23,098 99,059 Machineries Giro dan deposito Current account and berjangka 33,294 1,157,044 - 1,190,338 time deposits Lainnya 6,670,631 1,913,409 209,939 8,793,979 Others Jumlah 6,823,552 6,015,777 532,741 13,372,070 Total 30 SeptemberSeptember 2015 Pinjaman Pinjaman Pinjaman Konsumsi Modal Kerja Investasi Consumer Working capital Investment Jumlah Loan Loan Loan Total Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Eksposur kredit 5,585,059 5,465,222 418,031 11,468,312 Credit exposure Nilai jaminan 149,880 4,273,123 311,844 4,734,847 Collateral value Jumlah eksposur kredit 5,435,179 1,192,099 106,187 6,733,465 Total unsecured tanpa jaminan credit exposure Porsi eksposur piutang 97 22 25 59 Unsecured portion tanpa jaminan of credit exposure Jenis agunan Types of collateral Kendaraan 3,754 144 639 4,537 Vehicles Tanah dan bangunan 86,819 3,032,336 303,352 3,422,507 Land and buldings Tagihan piutang - 112,079 - 112,079 Receivables Mesin-mesin - 636 - 636 Machineries Giro dan deposito Current account and berjangka 58,808 312,198 6,094 377,100 time deposits Lainnya 499 815,730 1,759 817,988 Others Jumlah 149,880 4,273,123 311,844 4,734,847 Total 31 DesemberDecember 2014 Asuransi Insurance Selain agunan kredit, Bank menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit dengan mengharuskan pembuatan polis asuransi bagi setiap debitur konsumer asuransi kredit, asuransi jiwa, asuransi PHK maupun asuransi kerugian. In addition to the loan collateral, the Bank implements a policy to mitigate the credit risk by requiring the insurance policies each consumer debtor for credit insurance, life insurance, employee termination insurance and loss insurance. iii Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya iii Maximum exposure to credit risk before collateral held or other credit enhancements NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS SEPTEMBER 30, 2015, AND 2014 AND DECEMBER 31, 2014 Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated Continued - 104 - Eksposur maksimum risiko kredit terhadap aset pada laporan posisi keuangan pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Credit risk exposures relating to assets in statement of financial position‟s as of September 30, 2015 and December 31, 2014 are as follows: 30 September 31 Desember September 2015 December 2014 Rp Juta Rp Juta Rp Million Rp Million Laporan posisi keuangan: Statement of financial position: Current accounts Giro pada Bank Indonesia 1,239,854 1,021,276 with Bank Indonesia Giro pada bank lain 487,798 247,872 Current accounts with other bank Penempatan pada Bank Indonesia 105,984 453,928 Placement with Bank Indonesia Efek-efek 1,701,221 845,171 Marketable securities Penyertaan saham 449 449 Investment in shares Pinjaman yang diberikan - bersih - Loans - net Modal kerja 5,909,879 5,383,729 Working Capital Investasi 508,410 405,153 Investment Konsumsi 6,750,294 5,517,750 Consumer Tagihan Akseptasi 101,315 62,035 Acceptances receivables Pendapatan yang masih harus diterima 88,823 73,081 Accrued income Tagihan klaim asuransi 76,264 52,274 Claim insurance receivables Aset lain-lain 133,787 13,608 Other assets Jumlah 17,104,078 14,076,326 Total Eksposur Maksimum Maximum Exposure Eksposur maksimum risiko kredit terhadap komitmen dan kontinjensi pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Maximum credit risk exposures relating to commitments and contingencies as of September 30, 2015 and December 31, 2014 are as follows: 30 September 31 Desember September 2015 December 2014 Rp Juta Rp Juta Rp Million Rp Million Komitmen dan Kontijensi: Commitments and Contigencies : Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan 11,070 12,207 Unused loan facility Irrevocable letters of credit - Outstanding irrevocable yang masih berjalan 181,179 283,992 letters of credits Garansi yang diberikan 268,674 326,031 Guarantee issued Jumlah 460,923 622,230 Total Eksposur Maksimum Maximum Exposure Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014, tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya. The above table represents a worst-case scenario of credit risk exposure to the Bank as at September 30, 2015 and December 31, 2014, without taking account of any collateral held or other credit enhancements attached. Seperti yang telah dijelaskan di atas, pada tanggal 30 September 2015 sebesar 76,99 2014: 80,32 dari jumlah eksposur maksimum berasal dari pinjaman yang diberikan. As explained above, as of September 30, 2015, 76.99 2014: 80.32 of the total maximum exposure is derived from loans.