Pengolahan Bakso Bakar Hygiene Sanitasi dan Analisa Kandungan Boraks pada Bakso Bakar yang Dijual Disekitar Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2012

adonan bakso yang sedang digiling. Setelah siap menggiling bakso, tempat penggilingan tersebut langsung dibersihkan dengan menyiram dengan air. Penyimpanan bahan makanan bertujuan untuk mencegah bahan makanan agar tidak lekas rusak. Tempat penyimpanan bahan baku makanan harus dalam keadaan bersih, kedap air dan tertutup, serta penyimpanan bahan baku makanan terpisah dari makanan jadi. Apabila dibandingkan dengan syarat penyimpanan bahan baku menurut Kepmenkes No.715MenkesSKV2003, maka penyimpanan bahan baku bakso bakar tidak memenuhi syarat kesehatan. Lokasi penyimpanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan memudahkan terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme seperti jamur, bakteri, virus, parasit serta bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan resiko terhadap kesehatan. Adapun seharusnya cara penyimpanannya tidak menempel pada lantai,dinding atau langit-langi dengan ketentuan sebagai berikut Depkes RI, 2003: a. Jarak makanan dengan lantai 15 cm b. Jarak makanan dengan dinding 5 cm c. Jarak makanan dengan langit-langit 60 cm

5.2.3. Pengolahan Bakso Bakar

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, didapat bahwa pengolahan bakso bakar tidak memenuhi syarat kesehatan. Seluruh bumbu yang akan digunakan dalam pengolahan bakso bakar tidak terlebih dahulu dicuci dengan air bersih. Hal ini disebabkan karena pencampuran bumbu dengan bakso dilakukan di Universitas Sumatera Utara tempat penggilingan bakso dan ditempat penggilingan bakso ini tidak tersedia air mengalir yang bersih dan sabun. Hal ini dapat menyebabkan kontaminasi dari bumbu-bumbu tersebut ke bakso yang akan digiling. Dalam menggiling bakso, penggiling menggunakan es untuk mencampur tepung dengan dagingnya dengan alasan agar baksonya kental dan dapat dibuat bentuk bulatan. Es disimpan didalam ember hitam yang tampaknya kurang bersih dan menggunakan 1 ember untuk semua yang menggilingkan baksonya. Ketika mencampurkan es kedalam adonan bakso, mereka menggunakan tangan secara langsung tanpa menggunakan sarung tangan. Bahkan mereka juga tidak terlebih dahulu mencuci tangan. Padahal tangan mereka kotor karena sambil mengaduk adonan bakso. Hal itu dapat menyebabkan kontaminasi dari tangan penjamah kedalam adonan bakso tersebut. Alat penggilingan bakso tidak langsung dibersihkan. Alat tersebut digunakan secara terus-menerus dari awal sampai tidak ada lagi pedagang bakso yang datang menggilingkan baksonya. Hal tersebut dikarenakan terkadang mereka tidak sempat langsung membersihkannya. Orang yang datang menggilingkan baksonya cukup banyak sehingga susah jika langsung membersihkan alat pengiling tersebut. Selain itu, sumber air bersih dipajak pun cukup susah sehingga mereka menghemat pemakaian air. Hal tersebut juga dapat menyebabkan kontaminasi dari alat penggilingan bakso tersebut. Daging yang telah dipotong-potong diletakkan di dalam ember yang tidak terlebih dahulu dicuci dan juga dipergunakan secara terus menerus. Demikian juga dengan meja tempat memotong dagingikan tersebut dalam keadaan tidak bersih, Universitas Sumatera Utara basah dan tidak langsung dibersihkan. Dalam mencampurkan adonan bakso tepung, dagingikan dan bumbu-bumbu di alat pengilingnya, mereka juga menggunakan tangan secara langsung. Mereka mengaduk-aduk adonan bakso tersebut tanpa menggunakan sarung tangan. Keadaan tersebut bisa menyebabkan adonan bakso kurang terjaga kebersihannya dan dapat tercemar baik dari tangan penjamah maupun dari peralatan yang digunakan. Pengolahan bakso bakar dirumah hanya berupa proses membulati bakso, memasaknya sampai mendidih dan menusuknya dengan tusuk sate. Dari 6 penjamah bakso, terdapat 16 penjamah makanan penjamah V yang tidak menggunakan peralatan yang telah dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun. Alasannya karena peralatan yang digunakan nampaknya tidak terlalu kotor sehingga terkadang hanya dibilas dengan air saja agar cepat. 16 peralatan yang digunakan tidak langsung dibersihkan penjamah I alasannya juga karena nampaknya peralatan yang telah siap digunakan tidak terlalu kotor karena hanya digunakan sebagai tempat bakso yang telah dimasak sebelum ditusuk dengan tusuk sate. Setelah siap ditusuk, peralatan tersebut lagsung disimpan diatas meja tanpa terlebih dahulu dibersihkan. Selain itu, sering sekali pedagang buru-buru pergi ke sekolah untuk menjajakan bakso bakarnya karena jam istirahat SD mulai jam 9 lewat sehinga mereka tidak sempat langsung membersihkan peralatannya. Semua peralatan yang digunakan untuk mengolah bakso dalam keadaan baik,tidak cacat dan mudah dibersihkan. Semua penjamah telah menggunakan air bersih dalam mengolah bakso. Hal ini disebabkan karena ditiap-tiap rumah telah tersedia sarana air bersih. Pengolah makanan juga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti batuk, Universitas Sumatera Utara pilek,influenza,diare ataupun penyakit perut lainnya. Namun ketika ditanyakan, jika masih dapat ditahankan mereka tetap akan mengolah baksonya jika suatu saat mereka sakit. Karena sangat sayang bagi mereka jika 1 hari tidak berjualan bakso bakar. Menurut asumsi peneliti, hal yang demikian memungkinkan terjadinya kontaminasi oleh bakteri pada bakso bakarnya. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, 100 badan penjamah tidak bersih. Hal ini disebabkan karena penjamah makanan biasanya telah pergi ke pajak jam 5 pagi untuk mengggilingkan baksonya dan sesudah itu langsung diolah di rumah tanpa terlebih dahulu mandi. Pakaian yang digunakan pun adalah pakaian yang dipakai tidur. Terdapat 16 penjamah menggunakan pakaian yang nampaknya kurang bersih penjamah II. Keadaan tersebut bisa mengakibatkan pencemaran dari tubuh pedagang dan memberikan penampilan yang tidak enak dilihat. Hanya 34 yang mempunyai kuku yang pendek dan bersih penjamah I, penjamah V. Kuku tidak pendek dan tidak bersih disebabkan oleh karena penjamahnya kurang memperhatikan kebersihan kukunya, jarang memotong dan tidak terlebih dahulu cuci tangan pakai sabun. Selain itu juga disebabkan kurangnya kesadaran dari penjamah dalam menjaga kebersihan kukunya. Hygiene pribadi penjamah masih kurang. Menurut asumsi peneliti, kuku yang tidak bersih dan tidak mencuci tangan dapat menyebabkan kontaminasi dari kuku penjamah kedalam bakso bakar. Sebab di dalam kuku dan tangan yang tidak bersih kemungkinan banyak terdapat bakteri. Semua penjamah tidak menggunakan celemek dan penutup kepala. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran penjamah tentang untuk apa menggunakan celemek ataupun penutup kepala tersebut. Semua penjamah tidak Universitas Sumatera Utara mencuci tangan sebelum membulati bakso disebabkan mereka kurang mempunyai kesadaran untuk mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum mengolah makanan. Tidak ada penjamah yang mengunakan sarung tangan. Menurut mereka mengolah bakso bakar dengan menggunakan sarung tangan akan memperlambat kinerja mereka. Hal itu dapat menyebabkan kontaminasi dari tangan penjamah ke bakso yang telah dibulati. 100 pedagang telah mencuci tangan sesudah mengolah makanan, hal ini disebabkan karena setelah membulati bakso bakar, tangan mereka dalam keadaan kotor sehingga perlu dibersihkan. Hanya 16 penjamah yang tidak sambil merokok penjamah V. Mereka biasanya merokok pada saat bakso dalam proses di masak. Sambil menunggu baksonya mendidih, mereka bisa merokok. Padahal ketika hendak menusuk bakso dengan tusuk sate, mereka tidak terlebih dahulu mencuci tangannya sehingga bakso tersebut bisa tercemar dari tangan penjamah. Hal itu disebabkan karena semua penjamah adalah laki-laki, kurang kesadaran dan mereka kurang memperhatikan kebersihannya sendiri. Semua penjamah tidak sambil menggaruk anggota badan selama proses pengolahan bakso bakar. Semua lantai yang digunakan dalam proses pengolahan bakso bakar telah mudah dibersihkan,tidak licin dan kedap air. Lantai terbuat dari semen namun ada sebagian semennya yang telah rusak retak sehingga nampak kurang bersih dan debu dari retakan semen tersebut dapat mencemari makanan karena para penjamah biasanya menjamah baksonya di atas lantai. Cara pengolahan bahan baku sangat menentukan kualitas makanan jadi. Kebersihan peralatan yang digunakan dalam pengolahan juga sangat penting. Begitu Universitas Sumatera Utara juga status kesehatan pengolah makanan serta cara kerjanya, yang tentunya menentukan terjadinya kontaminasi dari pekerja ke makanan. Pekerja ini diharuskan mempunyai sertifikasi kesehatan yang berlaku enam bulan, sehingga dapat dicegah penularan penyakit lewat makanan. Pengolah makanan tidak boleh sakit kulit, tenggorokan, dan bukan carrier penyakit tertentu Soemirat, 2002. Berdasarkan Kepmenkes RI No.942MenkesSKVII2003, syarat-syarat penjamah dalam menangani makanan jajanan antara lain tidak menderita penyakit mudah menular, menutup luka pada luka terbukabisul, menjaga kebersihan tangan, kuku dan pakaian, memakai celemek dan tutup kepala, mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan, menjamah makanan harus memakai alas tangan, tidak sambil merokok, tidak sambil menggaruk anggota badan telinga, hidung, mulut dan bagian lainnya, tidak batukbersin dihadapan makanan jajanan dan menutup hidung mulut.

5.2.4. Penyimpanan Makanan Jadi