Hasil dan Pembahasan Kajian Genetik Komponen Produksi Dan Ketahanan Pecah Buah Tomat (Solanum Lycopersicum L) Di Dataran Rendah

31 Tabel 3. 5 Keragaan kadar air KA, padatan total terlarut PTT, jumlah buah per tanaman JBT, bobot per buah BPH, dan bobot buah per tanaman BPT pada 30 genotipe tomat Genotipe Karakter KA PTT JBT BPH BPT IPB T1 89.95 a 5.52 b-e 45.16 f-k 46.17 b 2071.40 a IPB T3 87.88 a-e 5.61 b-e 147.75 ab 11.59 m 1229.75 d-i IPB T4 87.60 a-e 5.68 b-e 23.24 jk 45.99 b 1064.51 ghi IPB T6 88.91 abc 5.59 b-e 44.69 f-k 29.80 e-i 1347.31 c-h IPB T8 88.18 a-d 5.63 b-e 35.27 h-k 33.79 cde 1201.97 d-i IPB T13 88.51 abc 5.19 cde 48.48 f-j 32.38 d-g 1563.87 b-e IPB T21 87.98 a-d 5.12 cde 63.19 fgh 24.47 ijk 1541.18 b-f IPB T23 86.61 b-e 5.28 b-e 145.37 ab 8.31 m 1159.26 e-i IPB T26 87.19 a-e 6.10 b 29.92 ijk 48.25 b 1449.35 c-g IPB T30 87.21 a-e 5.48 b-e 123.83 bc 8.96 m 1091.76 ghi IPB T33 87.45 a-e 5.04 cde 156.45 a 10.54 m 1646.57 bcd IPB T34 87.41 a-e 5.72 b-e 69.07 ef 20.62 kl 1418.05 c-h IPB T43 86.61 b-e 5.61 b-e 48.68 f-j 25.38 h-k 1218.75 d-i IPB T53 87.40 a-e 5.32 b-e 113.93 cd 9.24 m 1066.05 ghi IPB T56 86.95 a-e 5.77 b-e 28.44 ijk 31.11 e-h 886.00 ij IPB T57 88.64 abc 6.10 b 51.19 f-j 26.67 f-j 1373.78 c-h IPB T58 89.45 ab 6.07 bc 32.02 ijk 32.60 def 1037.11 ghi IPB T59 88.62 abc 5.77 b-e 37.02 g-k 37.18 cd 1382.99 c-h IPB T60 84.93 e 5.77 b-e 32.86 ijk 59.65 a 1962.31 ab IPB T63 85.00 e 6.01 bcd 42.50 f-k 23.15 jk 984.79 hi IPB T64 88.76 abc 6.01 bcd 46.46 f-k 26.36 g-k 1229.06 d-i IPB T73 86.12 cde 5.30 b-e 56.16 f-i 30.69 e-h 1716.66 abc IPB T74 85.44 de 7.17 a 18.92 k 30.86 e-h 585.42 j IPB T78 89.57 ab 5.30 b-e 38.45 g-k 38.61 c 1482.13 c-g IPB T80 89.41 ab 5.21 b-e 38.13 g-k 29.02 e-j 1105.68 f-i IPB T82 89.10 abc 5.59 b-e 46.46 f-k 28.50 e-j 1330.86 c-h IPB T83 88.90 abc 5.97 bcd 56.81 f-i 23.24 jk 1327.33 c-h IPB T84 87.95 a-d 5.70 b-e 53.85 f-i 26.63 f-j 1437.54 c-g IPB T85 87.54 a-e 5.37 b-e 90.08 de 17.46 l 1573.44 b-e IPB T86 88.43 abc 5.30 b-e 64.70 fg 26.40 g-k 1704.57 abc a-k Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh haruf yang sama tidak berbeda nyata pada α 5 uji selang berganda Duncan. Keragaan karakter kualitas buah yaitu kadar air buah, padatan total terlarut dan karakter komponen produksi yaitu jumlah buah per tanaman, bobot per buah dan bobot per tanaman disajikan pada Tabel 3.5. Genotipe yang memiliki kadar air terendah adalah genotipe IPBT60 tetapi tidak berbeda dengan genotipe IPBT3, IPBT4, IPBT23, IPBT26, IPBT30, IPBT33, IPBT34, IPBT43, IPBT53, IPBT56, IPBT63, IPBT73 dan IPBT74. Genotipe yang memiliki total padatan terlarut lebih tinggi adalah IPBT74 dan berbeda dengan genotipe lainnya. Genotipe yang memiliki jumlah buah terbanyak adalah genotipe IPBT33 tetapi tidak berbeda nyata dengan genotipe IPBT3 dan IPBT23. Genotipe yang memiliki bobot per 32 buah terbaik adalah genotipe IPBT60 dan berbeda dengan genotipe lainnya. Genotipe dengan bobot per tanaman terbaik adalah genotipe IPBT1 tetapi idak bebeda dengan genotipe IPBT60, IPBT73 dan IPBT86.

3.3.2 Analisis Gerombol

Analisis gerombol digunakan untuk mengelompokkan data pengamatan ke dalam beberapa kelas berdasarkan kriteria pengelompokan pada ukuran kemiripan sehingga anggota dalam satu kelompok lebih homogen karena memiliki kemiripan yang tinggi dan antar kelompok memiliki tingkat kemiripan yang rendah Yunianti et al. 2007; Nisya 2010; Mattjik dan Sumertajaya 2011. Analisis gerombol yang dilakukan pada 30 genotipe tomat menggunakan 39 karakter menghasilkan dendogram seperti pada Gambar 3.16. Pada tingkat kemiripan 60 , 30 genotipe tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok. Kelompok I terdiri atas dua genotipe yaitu IPBT21 dan IPBT73. Kelompok II terdiri atas delapan genotipe yaitu IPBT4, IPBT6, IPBT13, IPBT64, IPBT74, IPBT80, IPBT85, IPBT86. Kelompok III terdiri atas 12 genotipe yaitu IPBT1, IPBT8, IPBT26, IPBT43, IPBT57, IPBT58, IPBT59, IPBT60, IPBT78, IPBT82, IPBT dan IPBT84. Kelompok IV terdiri dari delapan genotipe yaitu IPBT3, IPBT23, IPBT30, IPBT33, IPBT34, IPBT53, IPBT56 dan IPBT63. Gambar 3.16 Dendogram hasil analisis gerombol 30 genotipe tomat. 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 33

3.3.3 Heritabilitas

Kunci keberhasilan suatu seleksi ditentukan oleh kriteria seleksi yang sesuai. Heritabilitas merupakan salah satu peubah yang dapat dijadikan kriteria seleksi karena dapat memberikan gambaran seberapa jauh penampilan yang teramati fenotipe merupakan refleksi dari pengaruh gen Yunianti et al. 2010. Karakter yang menunjukkan nilai heritabilitas arti luas yang tinggi yaitu tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, panjang buah, diameter buah, ukuran buah, tebal daging buah, jumlah rongga, kekerasan buah, jumlah buah per tanaman, bobot per buah, bobot per tanaman dan indeks buah pecah. Sedangkan karakter dengan nilai heritabilitas sedang adalah umur berbunga, umur panen, karakter padatan total terlarut dan kadar air buah Tabel 3.6. Tabel 3. 6 Nilai Heritabilitas beberapa karakter tomat Karakter h 2 bs Kriteria Karakter h 2 bs Kriteria Tinggi tanaman 0.76 Tinggi Tebal daging buah 0.82 Tinggi Panjang daun 0.75 Tinggi Jumlah rongga 0.97 Tinggi Lebar daun 0.75 Tinggi Padatan total terlarut 0.35 Sedang Umur berbunga 0.39 Sedang Kekerasan buah 0.70 Tinggi Umur panen 0.41 Sedang Kadar air buah 0.38 Sedang Panjang buah 0.92 Tinggi Jumlah buah per tanaman 0.85 Tinggi Diameter buah 0.91 Tinggi Bobot per buah 0.93 Tinggi Ukuran buah 0.89 Tinggi Bobot per tanaman 0.62 Tinggi h 2 bs : heritabilitas arti luas Karakter yang dijadikan sebagai kriteria seleksi memiliki ciri-ciri yaitu memiliki nilai duga heritabilitas tinggi dan berkorelasi nyata dengan indeks pecah buah. Nilai duga heritabilitas dapat digunakan untuk memilih karakter yang akan dijadikan kriteria seleksi Tenaya et al. 2003; Lestari et al. 2006. Nilai duga heritabilitas dengan kriteria tinggi dapat digunakan secara langsung sebagai karakter seleksi pada generasi awal Hadiati et al. 2003; Sudarmadji et al. 2007. Beberapa penelitian lain pada tomat juga menunjukkan nilai heritabilitas yang tinggi pada karakter jumlah bunga per tandan El-Gabry et al. 2014, jumlah rongga buah Li et al. 2007, dan jumlah buah per tandan Hanson et al. 2002. Heritabilitas arti luas yang tinggi berarti karakter yang diamati lebih banyak dikendalikan oleh faktor genetik dibanding faktor lingkungan, ragam genetik terekspresi pada penampilan fenotipik tanaman Syukur et al. 2015.

3.3.4 Korelasi Fenotipe dan Genotipe

Korelasi fenotipe dan genotipe yang menunjukkan keeratan hubungan antar karakter dapat dilihat pada Tabel 3.7. Hasil analisis korelasi fenotipe menunjukkan bahwa diameter buah, jumlah rongga, jumlah buah per tanaman dan bobot per buah berkorelasi positif dan nyata terhadap bobot buah per tanaman. Karakter padatan total terlatur, dan kekerasan buah, berkorelasi negatif dan nyata dengan bobot buah per tanaman. Korelasi genotipe cenderung menunjukkan hal yang sama kecuali untuk karakter kekerasan buah dan umur panen. Karakter kekerasan buah berkorelasi nyata dengan bobot per tanaman secara fenotipe tetapi tidak berkorelasi secara genetik, dan sebaliknya untuk karakter umur panen yang 34 secara fenotipe tidak berkorelasi dengan bobot per buah tetapi secara genetik berkorelasi nyata. Karakter diameter buah, jumlah rongga, padatan total terlarut, jumlah buah per tanaman dan bobot per buah menunjukkan hal yang sama yaitu berkorelasi nyata terhadap bobot per buah secara fenotipe dan genotipe. Karakter yang berkorelasi positif menunjukkan bahwa penambahan karakter tersebut akan meningkatkan bobot buah per tanaman dan sebaliknya penambahan karakter yang berkorelasi negatif akan menurunkan bobot buah per tanaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa genotipe dengan bobot per tanaman tinggi dapat dilihat dari genotipe dengan diameter buah yang besar, jumlah rongga yang banyak, padatan total terlarut yang rendah, kekerasan buah yang rendah, jumlah buah per tanaman yang lebih banyak dan bobot per buah yang lebih berat. Perbaikan karakter- karakter tersebut akan meningkatkan bobot buah tomat per tanaman. Hal ini didukung oleh penelitian Wahyuni 2014 dan Helfi 2014 bahwa karakter diameter buah, jumlah rongga, padatan total terlarut jumlah buah per tanaman dan bobot per buah berkorelasi nyata dengan bobot buah per tanaman tomat. Menurut hasil penelitian Hussein 2014, karakter yang paling berkorelasi terhadap bobot buah per tanaman hasil adalah karakter berat per buah. Menurut Islam et al. 2010 karakter yang berkorelasi postif terhadap hasil tomat per tanaman adalah jumlah buah per tanama, panjang buah, diameter buah, dan bobot buah per tanaman.

3.3.5 Path Analysis

Korelasi yang tinggi hanya menunjukkan keeratan hubungan antar karakter tetapi tidak dapat menunjukkan hubungan sebab akibat Yunianti et al. 2010. Analisis lintasan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dan dapat memilahnya menjadi pengaruh langsung dan tidak langsung Roy 2000. Berdasarkan hasil analisis lintasan Tabel 3.8. karakter yang mempunyai pengaruh langsung yang besar terhadap bobot per tanaman adalah jumlah buah per tanaman dan bobot per buah dengan pengaruh langsung masing-masing 0.532 dan 0.456. Karakter ukuran buah, padatan total terlarut dan kekerasan buah memiliki pengaruh langsung yang negatif yang berarti pengaruh tidak langsung merupakan penyebab adanya korelasi tersebut Singh dan Chaudhary 1979. Gambar 3.17 Diagram lintas beberapa karakter terhadap bobot buah tomat per tanaman Tabel 3. 7 Korelasi fenotipe dan genetik antar karakter terhadap pecah buah tomat Karakter TT PD LD UB UP PB DBH UKB TDB JR PTT KB KA JBT BPH BPT TT 1 -0.11 tn -0.25 0.16 tn -0.17 tn -0.11 tn 0.39 0.13 tn 0.00 tn 0.48 0.05 tn 0.13 tn 0.06 tn -0.20 tn 0.24 0.20 tn PD 0.08 tn 1 0.85 0.15 tn 0.35 0.56 0.06 tn 0.41 0.50 -0.41 0.25 0.20 tn -0.21 -0.36 0.28 -0.18 tn LD -0.02 tn 0.97 1 0.09 tn 0.27 0.47 -0.07 tn 0.29 0.50 -0.43 0.16 tn 0.21 tn -0.20 tn -0.20 tn 0.15 tn -0.11 tn UB 0.43 0.76 0.67 1 0.41 0.47 0.20 tn 0.43 0.39 -0.14 tn 0.19 tn 0.30 -0.21 tn -0.33 0.37 -0.01 tn UP 0.29 tn 0.81 0.67 0.98 1 0.55 0.27 0.52 0.37 -0.21 tn 0.25 0.27 -0.27 -0.45 0.44 -0.16 tn PB 0.08 tn 0.78 0.69 0.76 0.76 1 0.32 0.86 0.80 -0.39 0.33 0.39 -0.43 -0.69 0.54 -0.12 tn DBH 0.65 0.38 0.22 tn 0.22 tn 0.63 0.48 1 0.76 0.43 0.65 -0.06 tn 0.00 tn -0.02 tn -0.59 0.71 0.38 UKB 0.38 0.69 0.55 0.80 0.80 0.92 0.84 1 0.78 0.08 tn 0.19 tn 0.27 -0.31 -0.79 0.76 0.12 tn TDB 0.19 tn 0.76 0.71 0.75 0.70 0.92 0.61 0.91 1 -0.22 0.16 tn 0.28 -0.41 -0.62 0.46 -0.02 tn JR 0.63 -0.27 tn -0.33 tn 0.06 tn 0.04 tn -0.30 tn 0.68 0.15 tn -0.13 tn 1 -0.25 -0.28 0.34 -0.04 tn 0.25 0.49 PTT 0.39 0.77 0.66 0.99 0.95 0.74 0.49 0.71 0.65 -0.04 tn 1 0.40 -0.22 -0.33 0.16 tn -0.38 KB 0.25 tn 0.48 0.55 0.71 0.70 0.66 0.32 tn 0.59 0.61 -0.20 tn 0.72 1 -0.37 -0.31 0.23 -0.28 KA 0.36 0.57 0.51 0.87 0.91 0.41 0.52 0.50 0.42 0.25 tn 0.90 0.44 1 0.29 tn -0.25 0.07 tn JBT -0.22 tn -0.49 -0.29 tn -0.57 -0.80 -0.78 -0.66 -0.91 -0.72 -0.04 tn -0.67 -0.46 0.47 1 -0.72 0.37 BPH 0.26 tn 0.34 tn 0.15 tn 0.58 0.67 0.58 0.76 0.82 0.51 0.24 tn -0.36 0.33 tn -0.41 -0.81 1 0.34 BPT 0.26 tn -0.35 tn -0.31 tn -0.17 tn -0.43 -0.18 tn 0.47 0.13 tn -0.06 tn 0.62 -0.64 -0.33 tn 0.15 tn 0.47 0.41 1 : nyata, : sangat nyata, tn :tidak nyata, TT: tinggi tanaman, PD: panjang daun, LD: lebar daun, UB: umur berbunga, UP: umur panen, PB: panjang buah, DBH: diameter buah, UKB: ukuran buah, TDB: tebal daging buah, JR: jumlah rongga buah, PTT: padatan total terlarut, KB: kekerasan buah, KA: kadar air buah, JBT: jumlah buah per tanaman, BPH: bobot per buah, BPT: bobot per tanaman. Nilai di atas diagonal adalah korelasi fenotipe, nilai di bawah diagonal adalah korelasi genotipe. Tabel 3. 8 Pengaruh langsung dan tidak langsung masing-masing karakter terhadap bobot buah per tanaman tomat Karakter Pengaruh langsung PB DBH UKB TDB JR PTT KB JBT BPH Total PB 0.327 0.023 -0.059 0.000 -0.026 -0.020 -0.019 -0.121 0.081 0.186 DBH 0.218 0.023 -0.035 0.000 0.029 0.003 0.000 -0.068 0.071 0.240 UKB -0.211 -0.059 -0.035 0.000 -0.003 0.007 0.008 0.089 -0.073 -0.305 TDB -0.002 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 0.000 -0.001 JR 0.201 -0.026 0.029 -0.003 0.000 0.009 0.008 -0.004 0.023 0.236 PTT -0.183 -0.020 0.003 0.007 0.000 0.009 0.011 0.033 -0.014 -0.153 KB -0.148 -0.019 0.000 0.008 0.000 0.008 0.011 0.024 -0.016 -0.131 JBT 0.532 -0.121 0.068 0.089 0.000 -0.004 0.032 0.024 -0.175 0.446 BPH 0.456 0.081 0.071 -0.073 0.000 0.023 -0.014 -0.016 -0.175 0.353 PB: panjang buah, DBH: diameter buah, UKB: ukuran buah, TDB: tebal daging buah, JR: jumlah rongga buah, PTT: padatan total terlarut, KB: kekerasan buah, JBT: jumlah buah per tanaman, BPH: bobot per buah. 37 Upaya dalam penentuan karakter-karakter yang dapat dijadikan kriteria seleksi yang efektif dapat dilihat dari besarnya pengaruh langsung bobot buah per tanaman, korelasi antar karakter dengan bobot buah per tanaman dan selisih korelasi antara karakter bebas dengan pengaruh langsung karakter tersebut terhadap bobot buah per tanaman yang kecil. Jika ketiga hal tersebut dipenuhi maka karakter tersebut sangat efektif sebagai kriteria seleksi Yunianti et al. 2010. Berdasarkan penentuan tersebut karakter yang memberikan sumbangan pengaruh langsung terbesar dan total pengaruh tidak langsung kecil adalah jumlah buah per tanman dan bobot per buah. Skema lintasan hubungan karakter-karakter tersebut dengan bobot buah per tanaman disajikan pada Gambar 3.17. Berdasarkan nilai heritabilitas, koefisien korelasi dan koefisien lintas, maka karakter yang dapat digunakan sebagai kriteria seleksi untuk ketahanan terhadap bobot buah per tanaman adalah jumlah buah per tanaman dan bobot per buah. Karakter yang berpengaruh terhadap bobot per tanaman melalui jumlah buah per tanaman adalah ukuran buah dan diameter buah, sedangkan melalui karakter bobot per buah adalah karakter diameter buah dan panjang buah. Hussien 2014 dan Islam et al. 2010 melaporkan hal yang sama bahwa karakter jumlah buah dan bobot per buah pada tanaman tomat memiliki pengaruh langsung yang tinggi terhadap produksi tomat.

3.4 Simpulan

Hasil analisis gerombol diperoleh pola kekerabatan 30 genotipe tomat yang mengelompok menjadi empat kelompok yaitu kelompok I IPBT21 dan IPBT73, kelompok II IPBT4, IPBT6, IPBT13, IPBT64, IPBT74, IPBT80, IPBT85, dan IPBT86, kelompok III IPBT1, IPBT8, IPBT26, IPBT43, IPBT57, IPBT58, IPBT59, IPBT60, IPBT78, IPBT82, IPBT dan IPBT84, dan kelompok IV IPBT3, IPBT23, IPBT30, IPBT33, IPBT34, IPBT53, IPBT56 dan IPBT63. Berdasarkan ukuran buah, jumlah buah per tanaman dan bobot buah, genotipe yang direkomendasikan sebagai tetua untuk pewarisan komponen produksi adalah genotipe IPBT1, IPBT3, IPBT26, IPBT33, IPBT73, IPBT60, IPBT73 dan IPBT78. Kriteria seleksi berdasarkan nilai heritabilitas yang tinggi, korelasi yang nyata secara fenotipe dan genotipe serta memiliki pengaruh langsung yang tinggi terhadap bobot buah per tanaman adalah karakter jumlah buah per tanaman dan bobot per buah. 38 Daftar Pustaka Albrecht E, Escobar M, Chetelat RT. 2010. Genetik diversity and population structure in the tomato-like nightshades Solanum lycopersicoides and S. sitiens. Annals of Botany . 105: 535 –554 . El-Gabry M, Solieman T, Abido A. 2014. Combining ability and heritability of some tomato Solanum lycopersicum L. cultivars. Sci Hortic. 167:153-157. Ganefianti D, Yulian, Suprapti A. 2006. Korelasi dan sidik lintas antara pertumbuhan, komponen hasil dan hasil dengan gugur buah pada tanaman cabai. Akta Agrosia. 91:1-6. Gomez KA, Gomez AA. 2007. Prosedur statistika untuk penelitian pertanian. Sjamsuddin E, Baharsjah JS, Penerjemah. Jakarta ID: UI Press. Terjemahan dari Statistical prosedurs for Agriculture research. Hadiati S, Murdaningsih H, Baihaki A, Rostini N. 2003. Parameter genetik karakter komponen buah pada beberapa aksesi nanas. Zuriat. 142:53-58. Hanson PM, Chen J, Kuo G. 2002. Gene action and heritability of high-temperature fruit set in tomato line CL5915. Hort Sci. 371:172-175. Haydar A, Mandal M, Ahmed M, Hannan M, Karim R, Razvy M, Roy U, Salahin M. 2007. Studies on genetik variability and interrelationship among the different traits in tomato Lycopersicon esculentum Mill.. Middle East J Sci Res. 23-4:139-142. Helfi. 2014. Pewarisan karakter kuantitatif tomat Lycopersicum esculentum L. Mill untuk dataran rendah. [Tesis]. Bogor ID: Institut pertanian Bogor. Hussien AH. 2014. Combining ability, heterosis and path coefficient analyses for yiled and its components in tomato. Egypt J Plant Breed. 184:737-753. Islam BMR, Ivy NA, Rasul MG, Zakaria M. 2010. Character association and path analysis of exotic tomato Solanum lycopersicum L genotypes. Bangladesh J Pl Breed Genet. 231:13-18. Lestari A, Dewi W, Qosim W, Rahardja M, Rostini N, Setiamihardja R. 2006. Variabilitas genetik dan heritabilitas karakter komponen hasil dan hasil lima belas genotip cabai merah. Zuriat. 171:94-102. Li Y, Li T, Wang D. 2007. Studies on the inheritance of locule formation in tomatoes Lycopersicon esculentum Mill.. J Genet Genomics. 3411:1028-1036. Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2011. Sidik Peubah Ganda dengan Menggunakan SAS. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Purwati E. 2007. Varietas Unggul Harapan Tomat Hibrida F1 dari Balitsa. IPTEK Hortikultura. 3: 34-40. Roy D. 2000. Plant breeding: Analysis and exploitation of variation: New Delhi IN: Narosa Publishing House. Singh RK, Chaudhary BD. 1979. Biometrical methods in quantitative genetik analysis. New Delhi IN: Kalyani. Sudarmadji S, Mardjono R, Sudarmo H. 2007. Variasi genetik, heritabilitas, dan korelasi genotipik sifat-sifat penting tanaman wijen Sesamum indicum L.. J Littri. . 133:88-92. Syukur M, Sujiprihati S, Yunianti R. 2015. Teknik Pemuliaan Tanaman. Jakarta ID: Penebar Swadaya. Tenaya IN, Setiamihardja R, Baihaki A, Natasasmita S. 2003. Heritabilitas dan aksi gen kandungan fruktosa, kandungan kapsaisin dan aktivitas enzim peroksidase pada hasil persilangan antar spesies cabai rawit x cabai merah. Zuriat. 141:26-34. Wahyuni. 2014. Analisis genetik karakter pecah buah pada tomat Lycopersicum esculentum Mill. [Tesis]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. 39 Yunianti R, Sartrosumarjono S, Sujiprihati S, Surahman M, Hidayat SH. 2007. Ketahanan 22 genotipe cabai Capsicum spp terhadap Phytophthora capsici Leonian dan kergaman genetiknya. Bul Agron. 35 2: 103-111. Yunianti R, Sastrosumarjo S, Sujiprihati S, Surahman M, Hidayat SH. 2010. Kriteria seleksi untuk perakitan varietas cabai tahan Phytophthora capsici Leonian. J Agron Indonesia. 382:122-129. 40 4 KARAKTERISASI DAN SELEKSI GENOTIPE TOMAT UNTUK KETAHANAN TERHADAP PECAH BUAH Abstrak Pecah buah adalah kelainan fisiologis yang dapat menyebabkan kerusakan pada buah yang sangat menurunkan kualutas dan nilai jual tomat di pasaran. Pecah buah disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan 30 genotipe tomat terhadap ketahanan pecah buah dan menentukan kriteria seleksi yang tepat untuk seleksi ketahanan terhadap pecah buah. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak untuk menyeleksi genotipe yang tahan dan rentan dan menentukan kriteria seleksi berdasarkan korelasi fenotipe dan genetik, analisis lintas dan heritailitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe yang tahan terhadap pecah buah adalah genotipe IPBT4, IPBT56, IPBT60, IPBT64, IPBT83 dan IPBT85, genotipe yang rentan terhadap pecah buah adalah IPBT3. Jumlah rongga buah dan ketebalan buah digunakan sebagai kriteria seleksi terhadap ketahanan pecah buah karena memiliki pengaruh langsung, korelasi fenotipe dan genotipe yang tinggi terhadap indeks pecah buah, serta nilai heritabilitas yang tinggi. Kata kunci: analisis lintas, heritabilitas, kriteria seleksi, pecah buah