70
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 76 responden, lebih dari dua pertiga berada dalam kategori cukup kompeten, hampir sepertiga lainnya berada dalam
kategori kurang kompeten, dan sisanya berada dalam kategori kompeten dalam memahami aspek pemasaran hasil. Tabel 7 mengungkapkan bahwa mayoritas
nelayan yang menjadi responden penelitian sudah cukup kompeten dalam memahami aspek pemasaran
5.3.3. Kemandirian Nelayan
Pengukuran kemandirian nelayan dilakukan dalam tiga kategori, yakni 1 kurang mandiri perlu cukup bantuan, 2 cukup mandiri perlu sedikit bantuan,
dan 3 mandiri tidak perlu bantuan. Kemandirian ini diukur dari empat komponen, yakni: kemandirian intelektual, kemandirian emosional, kemandirian ekonomi, dan
kemandirian sosial. Hasil penelitian tentang distribusi nelayan menurut tingkat kemandirian
dapat dilihat pada Tabel 8 berikut. Tabel 8 Distribusi nelayan menurut tingkat kemandirian
Tingkat Kemandirian Jumlah
Persentase Kurang skor 181-197
18 23,68
Sedang skor 198-214 36
47,37 Tinggi skor 215-233
22 28,95
Total 76
100,00 Keterangan : Skor minimum = 181, skor maksimum = 233
Tabel 8 menunjukkan bahwa lebih dari dua per tiga nelayan yang menjadi responden berada dalam tingkat kemandirian dengan kategori sedang, kurang dari
sepertiga lainnya berada dalam kategori tinggi, dan sisanya berada dalam kategori kurang. Tabel 8 mengungkapkan bahwa secara umum, tingkat kemandirian
nelayan yang menjadi responden berada dalam kategori sedang.
71
5.3.4. Hipotesis
5.3.4.1. Hipotesis 1 Hipotesis 1 menyatakan bahwa faktor umur X
1
, pendidikan formal X
2
, pengalaman X
3
, jumlah anggota keluarga X
4
dan sifat perintis nelayan X
5
berpengaruh pada kompetensi nelayan Y
1
ikan demersal di Kecamatan Wangi- Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi. Hipotesis ini diuji melalui regresi berganda
dengan metode enter, stepwise, remove, backward, dan forward sehingga nilai F dan nilai signifikansi dari masing-masing peubah bebas dapat diketahui
sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 9 berikut ini. Tabel 9 Nilai koefisien regresi dan signifikansi umur, pendidikan formal, jumlah
anggota keluarga, dan sifat perintis pada kompetensi nelayan Peubah bebas
Koefisien regresi
t Sig.
VIF Konstanta
18,304 14,579 0,000
Umur X
1
-0,105 -0,656
0,514 3,292
Pendidikan formal X
2
0,345 3,876
0,000 1,013
Pengalaman X
3
0,506 3,377
0,001 2,868
Jumlah anggota keluarga X
4
0,154 1,524
0,132 1,299
Sifat perintis X
5
0,313 3,499
0,001 1,026
F 11,586
0,000 R
0,673 Adjusted R
2
0,414
Keterangan: Peubah tak bebas: Kompetensi Y
1
Peubah bebas X signifikan pada peubah tak bebas Y
1
pada α
0,01
Tabel 9 menunjukkan bahwa faktor umur, pendidikan formal, pengalaman, jumlah anggota keluarga, dan sifat perintis berpengaruh pada kompetensi nelayan
yang ditunjukkan oleh signifikansi nilai F = 0,000. Hal ini berarti bahwa hipotesis 1 diterima. Tabel 9 juga menunjukkan nilai VIF Variance inflation factor yang
cenderung besar sehingga perlu dianalisis dengan metode stepwise, backward, dan forward. Santosa 2005: 240 menulis bahwa nilai VIF yang lebih besar dari
satu VIF 1 menunjukkan adanya gejala multikolinearitas, sedangkan Garson 2008: 9 menulis bahwa jika VIF lebih besar dari empat VIF4 berarti terdapat
gejala multikolinearitas, dan Wulder 2007:1 menyatakan bahwa kisaran nilai VIF adalah satu sampai tak terhingga, di mana semakin besar nilai VIF maka semakin
72
terindikasi adanya gejala multikolinearitas. Berdasarkan hal ini, maka model regresi yang paling baik diperoleh dari persamaan dengan nilai VIF yang paling kecil dan
mendekati satu atau sama dengan satu. Hasil analisis diketahui bahwa nilai VIF yang paling kecil dan mendekati angka satu untuk beberapa peubah prediktor
signifikan ditunjukkan oleh Tabel 10 berikut ini. Tabel 10 Nilai koefisien regresi dan signifikansi peubah berpengaruh pada
kompetensi nelayan Peubah bebas
Koefisien regresi
t Sig.
VIF Konstanta
18,394 21,922
0,000 Pendidikan formal X
2
0,331 3,734
0,000 1,002
Pengalaman X
3
0,462 5,182
0,000 1,012
Sifat perintis X
5
0,308 3,457
0,001 1,014
F 18,451
0,000 R
0,659 Adjusted R
2
0,411
Keterangan: Peubah tak bebas: Kompetensi Y
1
Peubah bebas X signifikan pada peubah tak bebas Y
1
pada α
0,01
Tabel 10 menunjukkan nilai konstanta sebesar 18,394 dengan nilai koefisien regresi masing-masing peubah adalah sebesar 0,331 untuk pendidikan
formal X
2
, 0,462 untuk pengalaman X
3
dan 0,308 untuk sifat perintis X
5
, sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y
1
= 18,394 + 0,331 X
2
+ 0,462 X
3
+ 0,308X
5
5.3.4.2. Hipotesis 2 Hipotesis 2 menyatakan bahwa kompetensi nelayan Y
1
yang terdiri dari kompetensi perencanaan usaha Y
1.1
, permodalan Y
1.2
, penentuan daerah penangkapan Y1.
3
, penentuan waktu menangkap Y
1.4
, teknologi penangkapan Y
1.5
, pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah Y
1.6
, pengendalian usaha Y
1.7
, dan pemasaran hasil Y
1.8
berpengaruh pada kemandirian Y
2
nelayan ikan demersal. Hasil pengujian hipotesis melalui regresi berganda dengan metode enter, stepwise, backward, dan forward diketahui nilai F dan nilai
signifikansi dari masing-masing peubah sebagaimana Tabel 11 berikut ini.
73
Tabel 11 Nilai koefisien regresi dan signifikansi kompetensi pada kemandirian nelayan
Faktor Kompetensi
Koefisien regresi
t Sig.
VIF Konstanta
137,787 13,817
0,000 Perencanaan Usaha Y
1.1
0,100 1,023
0,310 1,584
Permodalan Y
1.2
0,400 3,972
0,000 1,673 Penentuan Daerah Penangkapan Y
1.3
0,369 4,035
0,000 1,377 Penentuan Waktu Menangkap Y
1.4
0,038 0,441
0,661 1,251
Teknologi Penangkapan Y
1.5
-0,034 -0,384
0,702 1,260
Pengambilan Keputusan Y
1.6
0,156 1,894
0,063 1,124
Pengendalian Usaha Y
1.7
0,068 0,774
0,442 1,259
Pemasaran Hasil Y
1.8
0,034 0,383
0,703 1,336
F 12,262
0,000 R
0,771 Adjusted R
2
0,546
Keterangan: Peubah tak bebas : Kemandirian Y
2
Peubah tak bebas 1 Y
1
signifikan pada peubah tak bebas 2 Y
2
pada α
0,01
Tabel 11 menunjukkan bahwa faktor kompetensi berpengaruh pada kemandirian nelayan dengan nilai signifikansi F = 0,000. Hal ini berarti bahwa
hipotesis 2 diterima. Model regresi yang paling baik diperoleh dari uji regresi metode stepwise, backward, dan forward. Metode ini menunjukkan model regresi
yang memiliki nilai VIF yang lebih kecil di mana peubah-peubah bebasnya menunjukkan pengaruh yang signifikan. Hasil uji diperoleh nilai konstanta dan nilai
koefisien regresi dari masing-masing peubah berpengaruh sebagaimana Tabel 12 berikut ini.
Tabel 12 Nilai koefisien regresi dan signifikansi peubah kompetensi yang berpengaruh pada kemandirian nelayan
Faktor Kompetensi Koefisien
regresi t
Sig. VIF
Konstanta 153,896
23,777 0,000
Permodalan Y
1.2
0,461 5,316
0,000 1,014
Penentuan daerah penangkapan Y
1.3
0,418 4,821
0,000 1,014
F 44,760
0,000 R
0,742 Adjusted R
2
0,539
Keterangan: Peubah tak bebas 2: Kemandirian Y
2
Peubah tak bebas 1 Y
1
signifikan pada peubah tak bebas 2 Y
2
pada α
0,01
74
Tabel 12 menunjukkan nilai konstanta sebesar 153,896 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,461 untuk permodalan Y
1.2
dan 0,418 untuk penentuan daerah penangkapan, sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut: Y
2
= 153,896 + 0,461Y
1.2
+ 0,418 Y
1.3
5.3.4.3. Hipotesis 3 Hipotesis 3 menyatakan bahwa faktor umur X
1
, pendidikan formal X
2
, pengalaman X
3
, jumlah anggota keluarga X
4
dan sifat perintis nelayan X
5
berpengaruh pada kemandirian nelayan Y
2
ikan demersal di Kecamatan Wangi- Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan regresi
berganda, dapat diketahui nilai F dan nilai signifikansi dari masing-masing peubah sebagaimana Tabel 13 berikut.
Tabel 13 Nilai koefisien regresi dan signifikansi umur, pendidikan formal, jumlah anggota keluarga, dan sifat perintis pada kemandirian nelayan
Peubah bebas Koefisien
regresi t
Sig. VIF
Konstanta 186,515
31,385 0,000
Umur X
1
-0,091 -0,549
0,585 3,292
Pendidikan formal X
2
0,121 1,321
0,191 1,013
Pengalaman X
3
0,506 3,279
0,002 2,868
Jumlah anggota keluarga X
4
0,029 0,278
0,782 1,299
Sifat perintis X
5
0,415 4,495
0,000 1,026
F 10,116
0,000 R
0,648 Adjusted R
2
0,378
Keterangan: Peubah tak bebas : Kemandirian Y
2
Peubah bebas X signifikan pada peubah tak bebas Y
2
pada α
0,01
Tabel 13 menunjukkan bahwa faktor umur, pendidikan formal, pengalaman, jumlah anggota keluarga, dan sifat perintis berpengaruh pada kemandirian nelayan
yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi F = 0,000. Nilai VIF pada Tabel 13 relatif besar dan terdapat kecenderungan gangguan multikolinearitas sehingga perlu
dilakukan uji regresi dengan metode stepwise, backward, dan forward. Hasil analisis menunjukkan adanya nilai VIF yang lebih kecil dan memberi makna tidak
75
terdapat gejala multikolinearitas atau gejala korelasi yang signifikan diantara peubah-peubah bebas. Hasil uji dengan metode tersebut juga menunjukkan
adanya perubahan nilai konstanta dan nilai koefisien regresi dari masing-masing peubah berpengaruh sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 14 berikut.
Tabel 14 Nilai koefisien regresi dan signifikansi pengalaman dan sifat perintis sebagai peubah berpengaruh pada kemandirian nelayan
Peubah bebas Koefisien
regresi t
Sig. VIF
Konstanta 187,946
63,643 0,000
Pengalaman X
3
0,439 4,826
0,000 1,002
Sifat perintis X
5
0,413 4,541
0,000 1,002
F 24,619
0,000 R
0,635 Adjusted R
2
0,386
Keterangan: Peubah tak bebas: Kemandiriani Y
2
Peubah bebas X signifikan pada peubah tak bebas Y
2
pada α
0,01
Tabel 14 menunjukkan nilai konstanta sebesar 187,946 dengan nilai koefisien regresi masing-masing peubah adalah sebesar 0,439 untuk pengalaman
X
3
dan 0,413 untuk sifat perintis X
5
, sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut.
Y
2
= 187,946 + 0,439X
3
+ 0,413 X
5
5.3.4.4. Hipotesis 4 Hipotesis 4 menyatakan bahwa faktor umur X
1
, pendidikan formal X
2
, pengalaman X
3
, jumlah anggota keluarga X
4
, sifat perintis X
5
, dan kompetensi X
6
berpengaruh pada kemandirian nelayan Y ikan demersal di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan
metode enter pada regresi berganda, dapat diketahui nilai F dan nilai signifikansi dari masing-masing peubah sebagaimana Tabel 15 berikut
76
Tabel 15 Nilai koefisien regresi dan signifikansi umur, pendidikan formal, jumlah anggota keluarga, sifat perintis, dan kompetensi pada kemandirian
nelayan Peubah bebas
Koefisien regresi
t Sig.
VIF Konstanta
142,591 13,738
0,000 Umur X
1
-0,036 -0,250
0,804 3,326
Pendidikan formal X
2
-0,059 -0,676
0,502 1,230
Pengalaman X
3
0,242 1,670
0,100 3,351
Jumlah anggota keluarga X
4
-0,051 -0,557
0,579 1,344
Sifat perintis X
5
0,251 2,891
0,005 1,206
Kompetensi X
6
0,522 4,885
0,000 1,830
F 15,172
0,000 R
0,754 Adjusted R
2
0,531
Keterangan: Peubah tak bebas: Kemandirian Y
Peubah bebas X signifikan pada peubah tak bebas Y pada α
0,01
Tabel 15 menunjukkan bahwa faktor umur, pendidikan formal, pengalaman, jumlah anggota keluarga, sifat perintis dan kompetensi berpengaruh pada
kemandirian nelayan, di mana nilai signifikansi F = 0,000. Tabel 15 juga menunjukkan adanya dua peubah prediktor yang berpengaruh pada kemandirian
nelayan yakni sifat perintis dan kompetensi nelayan. Namun nilai VIF dari dua peubah pada tabel tersebut menunjukkan angka yang relatif besar, sehingga
pengujian model dilakukan dengan metode stepwise,backward, dan forward. Hasil uji menunjukkan bahwa terdapat tiga peubah yang berpengaruh pada kemandirian
nelayan dengan nilai VIF yang relatif lebih kecil sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 16 berikut.
Tabel 16 Nilai koefisien regresi dan signifikansi pengalaman, sifat perintis dan kompetensi sebagai peubah berpengaruh pada kemandirian nelayan
Peubah bebas Koefisien
regresi t
Sig. VIF
Konstanta 142,138
15,319 0,000
Pengalaman X
3
0,216 2,410
0,019 1,324 Sifat perintis X
5
0,270 3,243
0,002 1,140
Kompetensi X
6
0,487 5,134
0,000 1,484
F 30,923
0,000 R
0,750 Adjusted R
2
0,545
Keterangan: Peubah tak bebas: Kemandiriani Y
Peubah bebas X signifikan pada peubah tak bebas Y pada α
0,01 Peubah bebas X signifikan pada peubah tak bebas Y pada
α 0,05
77
Tabel 16 menunjukkan nilai konstanta sebesar 142,138 dengan nilai koefisien regresi masing-masing peubah adalah sebesar 0,216 untuk pengalaman
X
3
, 0,270 untuk sifat perintis X
5
, dan 0,487 untuk kompetensi X
6
, sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut.
Y = 142,138 +0,216X
3
+ 0,270 X
5
+ 0,487 X
6
5.4. Pembahasan