Obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan di Kawasan Agropolitan Payangan

5.2 Obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan di Kawasan Agropolitan Payangan

Kecamatan Payangan sebagai pengembangan Kawasan Agropolitan, yang juga telah berkembang sebagai daerah tujuan wisata, memiliki obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan. Dari hasil pengamatan observasi yang dilakukan, terdapat beberapa obyek wisata potensial, antara lain: Desa Pakraman Pausan di Desa Buahan Kaja; Nyepi Kasa di Desa Buahan; Agrowisata di Desa Kerta dan Desa Buahan Kaja; Sarkofagus di Desa Bukian dan Desa Kerta; Pemandangan Alam dan Persawahan di Desa Puhu, Desa Kelusa, Desa Bresela; Aci Keburan di Desa Kelusa; Gua Alam Taman Magenda, AlasHutan Tiyingan di Desa Bukian; Sungai Ayung di Desa Melinggih Kelod, Desa Melinggih. Aksesibilitas menuju obyek-obyek tersebut telah tersedia dan sebagian besar terletak dekat dengan jalan. Keberadaan obyek-obyek wisata di Kecamatan Payangan cukup beragam. Berdasarkan keunikan, kekhasan, dan pertimbangan dengan tokoh masyarakat setempat, ditentukan 6 enam obyek wisata yang berpotensi dikembangkan di Kecamatan Payangan antara lain : 1. Agrowisata Payangan Agrowisata Payangan dikembangkan di dua desa yaitu Desa Kerta dan Desa Buahan Kaja. Kedua desa ini merupakan penghujung Utara dari Kecamatan Payangan dengan wisata alamnya. Wisatawan bisa melintas ditengah-tengah persawahan melalui jalur tracking yang ada, di Desa Buahan Kaja ada dua buah trowongan air yang bisa dilintasi sebagai wisata tracking yaitu Terowongan Sidodadi Singoperang dan Dwi Eka Bhuwana Pemkab Gianyar 2010. Didukung dengan berkembangnya model pertanian organik dan pertanian terintegrasi, yang menyajikan daya tarik tersendiri sebagai wisata edukatif. Daya tarik lainnya untuk Desa Kerta berupa hamparan perkebunan kopi, perkebunan jeruk, dan kawasan perkebunan bunga. Disini sudah sering dikunjungi sebagai media pengenalan alam terutama dari rombongan sekolah-sekolah. Dibalik pemandangan alam Desa Kerta yang masih alami, kawasan berhutan dan suasana kental bernuansa sosial budaya masyarakat pedesaan, disajikan suatu atraksi yang menarik dan cukup menantang yang bisa dicoba yaitu atraksi out bond dan buggyquad semacam kendaraan ATV all-terrain vehicle. Kendaraan ini biasanya diberangkatkan dalam suatu grup untuk menjelajahi kawasan pertanian, perkebunan, dan melintasi perkampungan. Gambar 15 View Kawasan Perkebunan Bunga di Agrowisata Payangan 2. Sungai Ayung Sungai Ayung merupakan sungai bersejarah yang memiliki pemandangan alam yang memikat. Dharma 2007 mengemukakan, Sungai Ayung terbentuk dari pertemuan tiga anak sungai yang cukup besar yaitu Tukad Bangkung yang berhulu di daerah Plaga, Tukad Mengani yang berhulu di daerah Catur dan Tukad Siap yang berhulu di daerah Kintamani. Mengalir sepanjang kurang lebih 68,5 km diantara Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung serta bermuara di pantai Padang Galak Sanur. Sebagai sungai terpanjang di Bali, Sungai Ayung banyak dimanfaatkan untuk keperluan irigasi dan sumber air bersih. Keindahan lembah Sungai Ayung dengan variasi alirannya menimbulkan daya tarik tersendiri dalam pengembangan wisata, dimana sungai ini telah lama menjadi tempat rafting terbaik dan terfavorit di Bali. Banyak operator rafting yang berkembang sepanjang aliran Sungai Ayung, baik di Kabupaten Badung maupun di Kabupaten Gianyar. Pelaksanaan rafting di Kabupaten Gianyar, start point di lakukan di Desa Melinggih dan Desa Melinggih Kelod dan finish point di daerah Ubud. Gambar 16 Kegiatan Rafting di Sungai Ayung 3. Nyepi Kasa Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali dilaksanakan oleh umat Hindu setiap satu tahun sekali. Perayaan ini jatuh pada penanggal pisan tanggal satu sasih kedasa bulan ke-sepuluh dalam penanggalan Hindu atau tepatnya sehari sesudah tilem kesanga sebagai hari pergantian tahun baru Caka. Tradisi yang cukup berbeda dilaksanakan di Desa Pakraman Buahan, yaitu adanya perayaan Nyepi Kasa. Perayaan Nyepi Kasa merupakan tradisi khas yang hanya dilaksanakan masyarakat di Desa Pakraman Buahan secara turun temurun. Pelaksanaan Nyepi Kasa hampir sama dengan pelaksanaan Nyepi Kesanga yang dilakukan masyarakat Bali pada umumnya. Sehari sebelum pelaksanaan Nyepi Kasa yaitu pada pelaksanaan tawur agung, menggunakan anak sapi sebagai hewan korban dan pada malam harinya diadakan pawai ogoh-ogoh. Jadi masyarakat di Desa Pakraman Buahan dua kali melaksanakan Hari Raya Nyepi dalam setahun. Pada hari saat penyepian suasana menjadi sepi nyepi selama 24 jam dari pagi sampai pagi berikutnya, dimana masyarakat melakukan Catur Brata Penyepian yaitu : 1 Amati Geni, tidak menyalakan api; 2 Amati Karya, tidak bekerja; 3 Amati Lelungaan, tidak bepergian; dan 4 Amat Lelanguan, yaitu tidak mengobarkan kesenangan Yayasan Bali Galang 2000. Suasana khas dan unik ini menjadikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Gambar 17 Suasana Nyepi Kasa di Desa Pakraman Buahan 4. Aci Keburan Aci Keburan merupakan ritual unik dan khas yang dilaksanakan di Pura Hyang Api, di Desa Kelusa dengan jarak kurang lebih 100 meter sebelah Utara Kantor Desa Kelusa. Pelaksanaan ritual ini melalui adu ayam yang dilakukan secara massal untuk nawur sesangi membayar kaul atas permohonan kesembuhan dan keberhasilan dalam beternak. Tradisi ini dilaksanakan setiap enam bulan wuku setiap 210 hari sekali, selama 42 hari yang dimulai pada Hari Raya Kuningan Umat Hindu. Masyarakat yang memedek hadir untuk nawur sesangi hampir dari seluruh Bali Supartha 1996. Gambar 18 Suasana Pura Hyang Api di Desa Kelusa Saat Tidak Ada Perayaan 5. Desa Pakraman Pausan Desa Pakraman Pausan merupakan salah satu banjar yang terletak paling Utara dari Desa Buahan Kaja yang memiliki kekhasan adat dan budaya yang berbeda dari masyarakat Bali pada umumnya. Struktur pemerintahan desa adatnya merupakan desa adat pegunungan Bali Age yang terbentuk sebelum kedatangan Majapahit Reuter 2002. Dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan terdapat setruktur kepemimpinan yang disebut dengan Ulu Apad tetua adat dengan bidang tugasnya masing-masing, yang terdiri dari Jero Bayan Kiwa dan Tengen, Jero Bau Kiwa dan Tengen, Jero Bendesa Adat, Jero Singgukan dan Jero Malungan. Setiap sepuluh tahun sekali diadakan Upacara Nyelung di Pura Pucak Pausan, sebuah ritual persembahan segala macam hasil bumi yang dilaksanakan oleh semua krama subak di Buahan Kaja dan Buahan Kelod. Gambar 19 Kegiatan Upacara Keagamaan di Pura Pucak Pausan 6. Sarkofagus Sarkofagus merupakan tempat penyimpanan jenasah yang umumnya terbuat dari batu dan merupakan peninggalan sejarah dari jaman megalitikum. Salah satu sarkofagus yang ada ditemukan di Desa Bukian, tepatnya di sebelah Selatan Kantor Desa Bukian. Gambar 20 Sarkofagus yang Ada di Desa Bukian Uraian dari keenam obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan di Payangan memberikan gambaran, bahwa dengan datang ke Payangan wisatawan memiliki banyak pilihan jenis wisata yang diinginkan. Wisata yang berkaitan dengan alam beserta atraksi yang disediakan maupun disuguhkan, wisatawan bisa datang ke Agrowisata Payangan dan Sungai Ayung. Wisatawan yang menyukai adat dan tradisi setempat dapat datang ke Desa Buahan untuk merasakan suasana yang sepi dan tenang, atau ke Desa Kelusa untuk melihat Aci Keburan, atau bisa juga ke Desa Pakraman Pausan di Buahan Kaja. Bagi wisatawan yang menyukai sejarah dan kepurbakalaan bisa datang ke Desa Bukian untuk melihat sarkofagus. Untuk mengetahui sebaran obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan di Kawasan Agropolitan Payangan, ditunjukkan dalam Gambar 21. Obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan di Kawasan Agropolitan Payangan tersebut dinilai berdasarkan persepsi responden. Responden disini terdiri dari unsur pemerintah yang terkait 10 orang, dari swasta yang merupakan para pelaku wisata 15 orang dimana sebagian dari mereka ada yang bekerja pada perusahaan dan sebagian lagi freelance guide, untuk tokoh masyarakat 32 orang. Responden wisatawan mancanegara 135 orang: mereka berasal dari berbagai negara yang didominasi Warga Negara Australia 51,85; selanjutnya Jepang 10,37; Jerman 8,15; USA 5,19; Singapura 3,7; Perancis dan Inggris masing-masing 2,96; Malaysia, Belanda, dan Ukraina masing-masing 2,22; Brasil dan Rusia masing-masing 1,48; Kairo, Denmark, Itali, Sisilia, Skotlandia, Spanyol, Switzerland dan Taiwan masing-masing 0,74. Responden wisatawan nusantara 15 orang: sebagian besar dari Bali 60; dari Yogyakarta 13,33; dan 6,67 masing-masing berasal dari Jateng, Jatim, Papua, dan Palembang. Akumulasi skor yang didapat masing-masing obyek wisata dapat dilihat dalam Tabel 31. Berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing obyek wisata, Sungai Ayung berada di peringkat pertama dengan total skor 1.084 24,94, selanjutnya dengan selisih skor cukup tipis diikuti oleh Agrowisata Payangan dengan skor sebesar 1.036 23,83. Peringkat ketiga, keempat, dan kelima secara berurutan diperoleh obyek wisata Nyepi Kasa 15,27, Desa Pakraman Pausan 14,68, dan Aci Keburan 11,64. Obyek wisata yang perolehan skornya paling sedikit adalah Sarkofagus yaitu sebesar 419 9,64 menduduki peringkat keenam. Gambar 21 Peta Sebaran Obyek Wisata yang Berpotensi Untuk Dikembangkan di Kawasan Agropolitan Payangan - - - PAYANGAN TEGALLALANG UBUD UBUD TAMPAK SIRING Sarkofagus Aci Keburan Desa Pakraman Pausan 115°1626E 115°1626E 115°1424E 115°1424E 8 °1 9 4 S 8 °1 9 4 S 8 °2 1 4 2 S 8 °2 1 4 2 S 8 °2 3 4 4 S 8 °2 3 4 4 S 8 °2 5 4 6 S 8 °2 5 4 6 S 8 °2 7 4 8 S 8 °2 7 4 8 S PETA OBYEK WISATA POTENSIAL Sumber Peta : Bappeda Kab. Gianyar ± 1 2 3 Kilometers Kecamatan Payangan LEGENDA : Batas Desa Batas Kecamatan Batas Kabupaten Jalan Sungai Ayung - Desa Pakraman Pausan - Sarkofagus - Aci Keburan Agrowisata Nyepi Kasa SKALA : KAB. BANGLI KAB. BADUNG KAB. BADUNG S u n g a i A y u n g S u n g a i A y u n g Obyek Wisata Potensial : Tabel 31 Akumulasi Skor Obyek Wisata yang Berpotensi untuk Dikembangkan di Kawasan Agropolitan Payangan No Responden Skor Agrowisata Payangan Sungai Ayung Nyepi Kasa Aci Keburan Desa Pakraman Pausan Sarkofagus 1. Pemerintah 53 55 22 24 27 29 2. Swasta 80 81 43 31 47 33 3. Tokoh Masyarakat 156 140 94 100 85 97 4. Wisatawan Mancanegara 682 730 449 313 434 227 5. Wisatawan Nusantara 65 78 56 38 45 33 Total skor 1.036 1.084 664 506 638 419 Persentase 23,83 24,94 15,27 11,64 14,68 9,64 Sumber : Hasil Analisis 2011 Perolehan skor yang didapatkan masing-masing obyek wisata, bila dikelompokkan akan dapat diketahui obyek wisata yang paling disukai saat ini yaitu obyek wisata yang berkaitan dengan alam Sungai Ayung dan Agrowisata Payangan, kedua adalah obyek wisata yang berkaitan dengan adat dan tradisi masyarakat setempat Nyepi Kasa, Desa Pakraman Pausan, dan Aci Keburan, selanjutnya ketiga adalah obyek wisata sejarah dan kepurbakalaan Sarkofagus. Obyek wisata kepurbakalaan peminatnya relatif sedikit, karena sebagai obyek wisata minat khusus, kepurbakalaan hanya bisa dinikmati oleh orang-orang dari kalangan tertentu saja.

5.3 Persepsi Wisatawan Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan