Pembahasan Umum HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 15. Gambaran histopatologi emfisema tanda panah pada organ paru- paru. Pewarnaan HE. Perbesaran 40x10 Emfisema merupakan perluasan ruangan alveol yang terjadi akibat kerusakan dinding alveol tetapi tanpa diikuti fibrosis. Pada manusia emfisema merupakan penyakit yang disebabkan karena reaksi yang kompleks akibat proses peradangan. Pada hewan emfisema hampir selalu merupakan kejadian sekunder atau dipicu oleh keadaan lain McGavin 2007. Biasanya emfisema pada hewan dipicu oleh terhalangnya aliran udara pada saluran nafas. Meningkatnya mukus pada saluran nafas dapat menyebabkan terganggunya aliran udara pernafasan. Peningkatan jumlah sel goblet pada saluran nafas dapat menyebabkan peningkatan mukus pada saluran nafas. Peningkatan sel goblet bisa dipicu akibat adanya antigen yang berhasil masuk kedalam saluran nafas. Peningkatan sel goblet merupakan respon tubuh terhadap masuknya antigen.

4.8 Pembahasan Umum

Jintan hitam atau habbatussauda dikenal mempunyai banyak khasiat, salah satu khasiatnya adalah sebagai anti radang. Bahan aktif yang terkandung pada jintan hitam yaitu thymoquinone memiliki aktivitas anti radang karena dapat menghambat pembentukan NO Bourgou et al. 2010 dan menghambat pembentukan mediator inflamasi asam arachidonat dengan cara menghambat cyclooxigenase serta 5-lipooxygenase Houghton et al. 1995. Aktifitas anti radang jintan hitam dibuktikan dengan menurunnya eksudat pada saluran nafas bronkhus dan bronkhiolus yang diberi perlakuan jintan hitam. Eksudat pada saluran nafas berhubungan dengan perisitiwa peradangan yang terjadi pada saluran nafas. Penurunan eksudat pada saluran nafas ini juga diikuti dengan penurunan jumlah sel goblet pada saluran nafas. Saetta dan Turato 2000 menyatakan bahwa pada kondisi terjadi peradangan akan terjadi peningkatan jumlah sel goblet. Sel goblet merupakan sel yang bertugas untuk menghasilkan mukus yang berfungsi sebagai sistem pertahanan pada saluran pernafasan. Meningkatnya jumlah sel goblet juga akan bepengaruh terhadap eksudat pada saluran nafas. Selain anti radang, thymoquinone juga memiliki khasiat sebagai anti bakteri. Bahan aktif yang terkandung dalam jintan hitam diketahui efektif dalam melawan bakteri yang sudah resisten terhadap antibiotik Salman et al. 2008. Secara khusus Hannan 2008 melaporkan bahwa jintan hitam mempunyai kemampuan sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus yang sudah resisten terhadap methilcillin. Penurunan jumlah fokus radang juga diikuti dengan penurunan jumlah sel goblet pada saluran nafas. Penurunan jumlah fokus radang berpengaruh terhadap menurunnya jumlah sel goblet. Dengan demikian eksudat pada pada saluran nafas juga ikut berkurang. Berkurangnya eksudat pada saluran nafas diikuti dengan ketebalan otot pada kelompok perlakuan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Eksudat pada saluran nafas membuat aliran udara pernafasan menjadi tidak lancar, hal ini akan membuat otot polos pada sekitar bronkhus bekerja lebih keras sehingga menjadi lebih tebal. Aliran udara yang tidak lancar akan mempengaruhi kejadian emfisema pada paru-paru. Hasil pengamatan terhadap deerah yang mengalami emfisema menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan, namun walaupun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata kelompok yang diberi perlakuan menunjukkan kecenderungan yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol. Jintan hitam memberikan pengaruh yang baik terhadap gambaran histopatologi paru- paru mencit. Dosis yang efektif memberikan efek baik pada masing masing perubahan histopatologi yang diamati dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 15. Dosis Efektif Jintan Hitam Berdasarkan Faktor Yang Diamati Faktor yang diamati Dosis yang paling efektif Hasil Analisis Statistik Eskudat pada bronkhus dan bronkhiolus HS 0.1 Tidak Berbeda Nyata Jumlah Sel Goblet HS Madu Berbeda Nyata Luas BALT HS Madu Tidak Berbeda Nyata Kepadatan Sel Limfoid pada BALT HS Madu Berbeda Nyata Kongesti dan Hemoragi HS-Madu Berbeda Nyata Jumlah Fokus Radang HS Madu Berbeda Nyata Ketebalan Otot Polos HS Madu Tidak Berbeda Nyata Emfisema HS 0.2 Berbeda Nyata Kelompok perlakuan HS Madu menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lainnya pada beberapa parameter pengamatan Jumlah sel goblet, Luas dan kepadatan sel limfoid pada BALT, kongesti dan hemoragi, Jumlah fokus radang, dan ketebalan otot polos. Pada parameter pengamatan lainnya emfisema kelompok perlakuan HS 0.2 menunjukkan hasil yang baik. Secara umum dosis pada kelompok perlakuan HS Madu lebih baik dibandingkan kelompok perlakuan yang lainnya, namun masih perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan dosis yang lebih akurat.

BAB V PENUTUP