neraka. Puncak dari dunia juga dikatakan sebagai pengingat bahwa kiamat pasti akan datang. Hal-hal ini juga mengingatkan penyair terhadap dirinya sendiri
bahwa ia tidak kan hidup selamanya dan dunia tidak akan ada selamanya. Kehidupan dan dunia adalah sesuatu yang fana tidak kekal selamanya.
c. Bagian Penutup
Bagian penutup ini terdiri dari tamat, ampunan, 30 Syawal, petang jam empat, Jum’at dan 1248H sebagai variannya. Pengarang menutup syair dengan
kata tamat dan memohon ampunan jika ada kesalahan dalam menyampaikan isi syair ini. Ia juga menuliskan waktu penyelesaian karya dengan lengkap, yakni
pada tanggal 30 bulan Syawal, pada waktu petang jam empat sore tepatnya pada hari Jum’at tahun 1248 Hijriyah.
2. Matriks
Matriks ibarat kunci dari sebuah karya, bila kunci itu sudah ditemukan maka akan dengan sangat mudah membuka isi dari karya tersebut. Matrik
merupakan konsep abstrak dari keseluruhan cerita. Matrik dari SB adalah menuntut ilmu. Hal ini terlihat dari percakapan antara burung-burung yang tidak
hanya sekedar berbincang melainkan mengandung berbagai ilmu agama Islam yang ingin disampaikan oleh burung Murai maupun burung Nuri. Sikap yang
dilakukan kedua burung itu terhadap burung lainnya sangat mengena. Para burung tidak terasa telah menuntut ilmu dari perbincangan yang mereka lakukan. Cara
menuntut ilmu yang digambarkan oleh penyair melalui perbincangan burung- burung mengingatkan kita dengan suasana kelas saat guru melemparkan
pertanyaan dan memanggil salah satu murid untuk menjawab, bila murid yang ditunjuk tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut atau tidak tepat maka sang
guru burung Murai dan burung Nuri akan segera memberikan pertanyaan yang sama kepada burung yang lain atau bisa jadi sang guru tidak menunjuk nama
seorang murid sehingga pertanyaan dijadikan rebutan oleh murid.
3. Model
Model merupakan aktualisasi sebuah matrik. Aktualisasi matriks pada SB adalah belajar. Larik-larik dalam SB merupakan urutan sebuah proses belajar
mengajar. Proses itu mempunyai urutan, pertama adanya perkenalan masing- masing tokoh atau sistem presensi bagi murid-murid. Proses kedua, layaknya
asisten dosen Murai mengawali proses belajar mengajar dengan memberikan pertanyaan kepada burung lain. Proses ketiga, guru memasuki proses belajar
mengajar dengan memberi pertanyaan kepada para murid. Keempat, belajar ditutup dengan sebuah simpulan, bahwa semua orang wajib belajar.
Penyair memberi gambaran kepada masyarakat tentang sistem belajar pada masyarakat lama di zamannya. Masyarakat lama belajar dengan berdiskusi di
sebuah tempat. Masyarakat berkumpul dari berbagai usia untuk menuntut ilmu. Ilmu yang dipelajari terutama adalah ilmu agama sebagai dasar melaksanakan
ibadah sehari-hari. Penyair ingin menyadarkan masyarakat bahwa kehidupan ini tiada artinya jika hanya mengumpulkan harta dan mementingkan kehidupan
duniawi, sebab akhirnya manusia akan kembali kepada Tuhan dengan segala amal yang telah ia kerjakan. Manusia hendaknya memperhatikan kehidupan selanjutnya
akherat selain mencukupi kebutuhan hidup di dunia.
E. Hipogram Potensial