telah berjalan ingin berafiliasi dengan suatu jaringan waralaba yang telah terkenal. Tujuannya adalah agar bisnis tersebut dapat
memanfaatkan keuntungan dari merek terkenal dan juga sistem operasi dari jejaring waralaba yang bersangkutan. Dalam affiliation franchising
ini, terwaralaba biasanya diperbolehkan untuk tetap menggunakan merek lama yang telah mereka miliki diikuti dengan merek terkenal dari
sang pewaralaba. Bentuk waralaba ini banyak diterapkan di industri perhotelan.
5. Non-traditional Franchising
Pada bentuk waraba ini, pewaralaba menjual waralabanya untuk ditempatkan pada tempat-tempat tertentu yang khusus. Misalkan, suatu
unit waralaba yang dijual didalam lokasi bisnis misal: ritel milik orang lain. Dalam hal ini pewaralaba membuat dua perjanjian, yaitu
perjanjian dengan terwaralaba dan perjanjian dengan pemilik bisnis.
2.9. Metode Analytical Hierarcy Process
Analytical Hierarcy Process dikembangkan oleh Thomas Saaty
pada tahun 1970an. AHP merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model
matematik. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria
dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria.
Ketika dilakukannya pengambilan keputusan dalam perencanaan strategi sangatlah penting untuk mengevaluasi setiap kemungkinan alternatif dengan baik.
Dalam beberapa situasi pengambilan keputusan strategi promosi seringkali dihadapkan dengan situasi dimana banyaknya faktor menjadi suatu kendala. Hal ini
membuat keputusan tersebut sulit untuk diambil dan meningkatkan kebutuhan dilakukannya pendekatan tertentu, yang memungkinkan para pengambil keputusan
untuk memecahkan proses evaluasi tersebut dalam beberapa tingkatan faktor- faktor yang berbeda tetapi masih saling terkait.
Metode AHP adalah kerangka kerja yang komprehensif, logis dan terstruktur. Metode ini memungkinkan dilakukannya pemahaman akan keputusan
yang kompleks dengan melakukan dekomposisi dari suatu masalah. Cara kerja AHP sangatlah sederhana, metode ini dimulai dengan menyatukan
semua
keputusan yang relevan dan kemudian dilakukan proses pembobotan untuk memudahkan pengambil keputusan melihat tingkat kepentingan dari masing-
masing kriteria obyektif. Prosedur ini mengenalkan dan menyatukan pengetahuan juga keahlian para partisipan dalam pengambilan keputusan, dengan memanfaatkan
penilaian subjektif. Tiga prinsip dasar dalam metode AHP ini, adalah peng- dekomposisian masalah dari pengambilan keputusan, penilaian komparatif dari
setiap unsur dan pensintesisan dari masing-masing prioritas. Saaty 1993 mengemukakan beberapa keuntungan penggunaan metode
AHP : 1. Memberi suatu model yang luwes terhadap segala permasalahan.
2. Mensintesis satu hasil representatif dari berbagai penilaian berbeda. 3. Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan
memungkinkan alternatif terbaik. 4. Menuntun ke arah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap
alternatif. 5. Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam
menetapkan berbagai prioritas. 6. Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem.
7. Memadukan ancangan deduktif dan ancangan sistem berdasarkan sistem kompleks.
2.10. Penelitian Terdahulu