Adapun ketentuan musyarakah dalam surat Shad ayat 24 sebagai berikut:
Artinya : Daud berkata Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya.
Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini. Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya;
maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.
Penggunaan model pembiayaan musyarakah yang lebih besar pada sisi aset akan mengakibatkan ketidakstabilan sistemik pada saat giro
dipergunakan dalam jumlah besar oleh bank syariah.
14
Risiko yang terdapat dalam musyarakah, terutama pada penerapan dalam pembiayaan
adalah sebagai berikut:
15
a. Side streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan yang seperti disebut dalam kontrak.
b. Lalai dan kesalahan yang disengaja. c. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah, bila nasabahnya tidak jujur.
14
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, h.58
15
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001, h.94
C. Rasio Non Performing Financing NPF
1. Pengertian Rasio Non Performing Financing NPF Dalam penelitian ini aktiva produktif pembiayaan murabahah dan
musyarakah diukur dengan rasio Non Performing Financing NPF. Non Performing Financing NPF digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank syariah dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank syariah. Risiko pembiayaan yang diterima oleh bank
syariah merupakan salah satu risiko usaha bank syariah yang diakibatkan dari ketidakpastian dalam pengembaliannya atau yang diakibatkan dari
tidak dilunasinya kembali pembiayaan yang diberikan oleh pihak bank syariah kepada debitur.
16
Non Performing Finance NPF diukur dengan menggunakan skala pengukuran dengan data yang ada pada laporan
triwulan keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Adapun formulanya adalah:
= Pembiayaan Kurang Lancar, Diragukan, Macet
NPF merupakan indikator kesehatan kualitas aset bank, semakin tinggi nilai NPF diatas 5 maka bank tersebut tidak sehat. NPF yang
tinggi menurunkan laba yang akan diterima oleh bank.
17
16
Muh.Ruslan Abdullah, Jurnal Muamalah : Volume IV No.2 Agustus 2014, h.3
17
A.Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013, h.117
2. Kriteria Penilaian dan Penetapan Peringkat Rasio NPF Kriteria penilaian dan penetapan peringkat rasio Non Performing
Financing NPF untuk bank syariah berdasarkan ketentuan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
18
Tabel 2.1
Kriteria Penilaian dan Penetapan Peringkat NPF Peringkat
Penilaian Penetapan
a. NPF2
Kualitas aset sangat baik dengan risiko portofolio yang sangat minimal.
b. 2≤NPF5
Kualitas aset baik, namun terdapat kelemahan yang tidak signifikan.
c. 5≤NPF8
Kualitas aset cukup baik namun diperkirakan akan mengalami penurunan apabila tidak
dilakukan perbaikan.
d. 8≤NPF12
Kualitas aset kurang baik dan diperkirakan akan mengancam kelangsungan hidup bank apabila
tidak dilakukan perbaikan secara mendasar.
e. NPF≥12
Kualitas aset tidak baik dan diperkirakan kelangsungan hidup bank sulit untuk dapat
diselamatkan.
18
Bank Indonesia,
lampiran surat
edaran Bank
Indonesia No.1324DPNP, 20011, h.179
3. Simulasi Perhitungan Rasio Non Performing Financing NPF Bank Budi Luhur memiliki data keuangan berdasarkan laporan
Bank Umum bahwa total pembiayaan yang diberikan Bank Budi Luhur sebesar Rp.5.000.000 dan memiliki pembiayaan kurang lancar, diragukan
dan macet totalnya sebesar Rp.700.000. Berapa rasio NPF pada Bank Budi Luhur?
19
Diketahui: Total pembiayaan keseluruhan = 5.000.000, total pembiayaan bermasalah
= 700.000 Jawab:
NPF =
. .
.
100
= 14,00
D. Financing to Deposit Ratio FDR
1. Pengertian Financing to Deposit Ratio FDR Financing to Deposit Ratio FDR merupakan rasio yang
menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengendalikan
pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap dana
pihak ketiga DPK.
20
19
Selamet Riyadi, Banking Assets And Liability Management, edisi ketiga, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006, h. 160
20
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan Jakarta: 2009, h.116
Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio FDR, memberikan indikasi semakin tinggi dana yang disalurkan ke dana pihak ketiga.
Dengan penyaluran dana pihak ketiga yang besar maka pendapatan bank Return On Asset ROA akan semakin meningkat. Rasio Financing to
Deposit Ratio FDR, dirumuskan sebagai berikut: FDR =
100
2. Kriteria Penilaian dan Penetapan Peringkat Rasio Financing to Deposit Ratio FDR
Kriteria penilaian dan penetapan peringkat rasio Financing to Deposit Ratio FDR untuk bank syariah berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Kriteria Penilaian dan Penetapan Peringkat FDR Peringkat
Penilaian Penetapan
a. 50FDR≤75
Kualitas aset sangat baik
b. 75FDR≤85
Kualitas aset baik, namun terdapat kelemahan yang tidak signifikan.
c. 85FDR≤100
Kualitas aset cukup baik namun diperkirakan
akan mengalami
penurunan apabila tidak dilakukan perbaikan.