Bentuk Kerjasama PUSDIKLAT BPK RI Indikator Kinerja Utama IKU di Pusdiklat BPK RI

b. Diklat Kepemimpinan tingkat III untuk Jabatan Stuktural Eselon III c. Diklat Kepemimpinan tingkat II untuk Jabatan Stuktural Eselon II d. Diklat Kepemimpinan tingkat I untuk Jabatan Stuktural Eselon I 3. Diklat Teknis Diklat Teknis adalah diklat yang ditujukan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi pegawai BPK sesuai dengan bidang tugasnya, terpisah dari Diklat Fungsional dan Diklat Kepemimpinan. Diklat teknis bagi para auditor biasanya meliputi proses bisnis entitas dan pengetahuan tentang audit. Diklat Teknis dapat diselenggarakan instansi penyelenggara diklat di luar BPK, baik dalam maupun luar negeri.

4.1.3 Bentuk Kerjasama PUSDIKLAT BPK RI

Pusdiklat membutuhkan dukungan dari pihak lain dalam usahanya untuk memberikan pelayanan kediklatan yang bermutu. a. Pada tahun 2007, Pusdiklat menandatangani MOU dengan beberapa universitas di Jakarta, Jogjakarta, dan Makassar dalam memenuhi kebutuhan instruktur. Kerjasama dengan perguruan tinggi tersebut tidak hanya terbatas pada pertukaran tenaga pengajar tetapi juga pada pengembangan kurikulum dan pembangunan modul serta pemanfaatan fasilitas belajar. b. Pusdiklat sebagai pelaksana BPK yang berkomitmen dalam pemberantasan korupsi dan nepotisme di Indonesia, melaksanakan workshop bersama dengan Lembaga-lembaga pemerintah yaitu KPK, Kejaksaan, Polri, dan PPATK. Kegiatan yang bertujuan untuk secara bersama-sama meningkatkan sumber daya manusia di masing-masing instansi ini berlangsung sejak tahun 2006. c. Peran aktif BPK dalam Asian Organization of Supreme Audit Institution ASOSAI menuntut Pusdiklat untuk dapat memfasilitasi kegiatan internasional yang berkaitan dengan kediklatan seperti Woskhop yang diselenggarakan oleh ASOSAI maupun hubungan bilateral dengan SAI lain. d. Mulai tahun 2008 Pusdiklat melakukan kerjasama kediklatan dengan The National Audit Academy NAA, Jabatan Audit Negara Malaysia. e. Kerjasama dengan negara donor dan lembaga internasional seperti USAID, AUSAID, NEC, World Bank dan lain-lain sudah dimulai dan akan ditingkatkan dimasa mendatang. Bentuk kerjasama antara lain untuk perolehan narasumber atau pembicara serta short course.

4.1.4 Indikator Kinerja Utama IKU di Pusdiklat BPK RI

a. Definisi IKU Indikator Kinerja Utama IKU atau Key performance indicators KPI dapat diartikan sebagai ukuran atau Indikator yang akan memberikan informasi sejauh mana kita telah berhasil mewujudkan sasaran strategis yang telah kita tetapkan. Dalam menyusun KPI kita harus sebaiknya menentapkan indikator kinerja yang jelas, spesifik dan terukur measurable. KPI juga sebaiknya harus dinyatakan secara eksplisit dan rinci sehingga menjadi jelas apa yang diukur. Pada sisi lain, biaya untuk mengidentifikasi dan memonitor KPI sebaiknya tidak melebihi nilai yang akan diketahui dari pengukuran tersebut. Hindari pengukuran yang berlebihan yang tidak banyak memberi nilai tambah. b. Penerapan IKU di Pusdiklat BPK RI Perumusan dan pengevaluasian rencana aksi Pusdiklat dengan mengidentifikasikan indikator kinerja utama berdasarkan rencana implementasi rencana strategis BPK, yaitu: 1. Perumusan rencana kegiatan Pusdiklat berdasarkan rencana aksi, serta tugas dan fungsi Pusdiklat 2. Pelaksanaan kegiatan diklat pada Pusdiklat, Balai Diklat Medan, Balai Diklat Yogyakarta dan balai Diklat Makassar 3. Pelaksanaan hubungan kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan tugas dan fungsi BPK 4. Pelaksanaan kegiatan lain yang ditugaskan oleh kepala Ditama Revbang 5. Pelaporan hasil kegiatannya secara berkala kepada Ditama Revbang.

4.2.1. Penerapan SMM Sertifikasi akreditasi LAN pada Pusdiklat BPK RI