Model Pembelajaran Model Pembelajaran Langsung

11 b. Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, kreativitas, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. c. Faktor kelelahan yang meliputi kelelahan jasmani dan rohani. 2 Faktor eksternal a. Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. b. Faktor sekolah yang meliputi model pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. c. Faktor masyarakat yang meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Di antara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar, kreativitas peserta didik dan model pembelajaran akan sangat menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar peserta didik. Makin tepat pemilihan model pembelajaran yang digunakan akan memberikan pengaruh yang makin baik pula terhadap capaian prestasi belajar peserta didik, demikian juga sebaliknya.

2. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah bagian dari proses pembelajaran yang merupakan langkah-langkah taktis bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk 12 mencapai tujuan. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara atau pola yang digunakan untuk membantu peserta didik mengembangkan potensi dirinya sebagai pembelajar. Model pembelajaran pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru dalam melaksanakan pengajaran dengan cara tertentu yang dianggap paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan dan materi yang baik belum tentu memberikan hasil yang baik tanpa memilih dan menggunakan model yang sesuai dengan tujuan dan materi tersebut. Untuk menentukan dan memilih model, hendaknya berangkat dari perumusan tujuan yang jelas. Setelah tujuan pembelajaran ditetapkan, kemudian model pembelajaran yang dianggap paling efektif dan efisien dipilih. Jadi, pemilihan model pembelajaran harus memenuhi kriteria efisiensi dan keefektifan. Kriteria yang lain dalam memilih model pembelajaran adalah tingkat keterlibatan peserta didik. Model pembelajaran yang dipilih haruslah mengungkapkan berbagai realita yang sesuai dengan situasi kelas dan tujuan yang ingin dicapai melalui kerjasama guru dan peserta didik. Sangat sulit untuk menentukan suatu model pembelajaran yang sempurna, yang dapat memecahkan semua masalah pembelajaran sehingga dapat membantu peserta didik dalam mempelajari materi yang diajarkan. Agar peserta didik lebih produktif dalam belajar, guru hendaknya memberikan kesempatan kepada mereka untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kreativitas mereka sendiri sehingga pemilihan model pembelajaran juga harus mengikuti kebutuhan atau kondisi peserta didik. 13

3. Model Pembelajaran Langsung

Soeparman Kardi dalam Agus Susanto 2007: 23 mengemukakan bahwa pembelajaran Langsung adalah suatu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Dalam pembelajaran Langsung, guru tidak terus bicara, tetapi guru hanya memberi informasi kepada bagian atau saat-saat diperlukan. Misalnya, pada permulaan pelajaran, pada topik yang baru, pada waktu memberikan contoh-contoh soal dan sebagainya, selanjutnya murid diminta menyelesaikan soal-soal di papan tulis atau di meja masing-masing. Martinis Yamin dan Bansu Ansari, 2008: 66 Pembelajaran ini berpusat pada guru, tetapi tetap harus menjamin terjadinya keterlibatan peserta didik. Jadi lingkungannya harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang harus diberikan pada peserta didik. Killen dalam Martinis Yamin dan Bansu Ansari 2008: 66 mengemukakan bahwa model pembelajaran Langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar peserta didik yang berkenaan dengan pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu. Ciri-ciri pembelajaran Langsung adalah sebagai berikut : a Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar b Adanya sintaksis atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran c Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar mendukung berLangsungnya terjadinya proses pembelajaran Sebagaimana yang diungkapkan Kratochwill dan Cook dalam Agus Sutanto 2007: 22, peserta didik dapat mencapai tahap yang lebih tinggi dalam kelas bilamana mereka diajari secara Langsung oleh guru daripada mereka belajar sendiri. Selanjutnya langkah-langkah pembelajaran Langsung dikutipkan sebagai berikut : 14 With direct instruction, teachers tell, demonstrate, explain, and assume the major responsibility for a lesson’s progress and they adapt the work to their students age and abilities. Student achievement seems to be superior with direct instruction, particularly with regard to factual information. Pembelajaran Langsung guru bercerita, mendemonstrasikan, menerangkan, dan memikul tanggung jawab utama pada kemajuan peserta didik dan mereka menyesuaikan kegiatantugas sesuai dengan usia dan kemampuan peserta didik. Prestasi peserta didik nampak lebih meningkat dengan menerapkan pembelajaran Langsung terutama sekali dalam hal informasi yang faktual. Adapun fase-fase pada model pembelajaran Langsung dalam Martinis Yamin dan Bansu Ansari 2008: 67 adalah: a Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik b Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan c Membimbing pelatihan d Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik e Memberikan latihan dan penerapan konsep Selanjutnya Cruickshank, Bainer, dan Metcalf dalam Agus Susanto 2007: 22 mengatakan: Direct instruction teachers provide strong academic direction, have high expectations that students can and will learn, make students feel psychologically safe, urge them to cooperate hold them accountable for work and closely monitor and control students behaviour. Good leaders of direct instruction are enthusiastic, warm and accepting, humorous, supportive, encouraging, businesslike, adaptable or flexible and knowledgeable. Pembelajaran Langsung guru memberi petunjuk akademik yang kuat mempunyai harapan tinggi terhadap apa yang dapat dan akan dipelajari peserta didik, membuat peserta didik secara psikologis merasa aman, mendorong mereka untuk bekerja sama, 15 mebuat mereka untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, mengawasi secara dekat dan mengendalikan sikap peserta didik. Beberapa keuntungan dari pembelajaran Langsung adalah : a Dengan pembelajaran Langsung kita dapat mengontrol isi dan urutan informasi yang diterima peserta didik, sehingga kamu dapat mencapai suatu fokus hasil yang dicapai peserta didik b Dapat digunakan secara efektif baik pada kelas besar maupun kelas kecil c Salah satu pendekatan yang lebih efektif untuk mengajarkan konsep yang eksplisit pada peserta didik yang lemah d Pembelajaran ini menekankan pada pendengaran dan observasi, keduanya dapat membantu peserta didik yang lebih suka belajar dengan cara ini e Guru dapat menguasai seluruh arah kelas. Dalam hal ni guru dapat menentukan arah dengan jalan sendiri apa yang akan dibicarakan f Organisasi kelas sederhana. g Model pembelajaran Langsung merupakan model pembelajaran sederhana. Beberapa keterbatasan model pembelajaran Langsung adalah: a Agak berat bagi peserta didik untuk dapat mengasimilasi informasi melalui mendengar, observasi, dan mencatat note-taking, karena tidak semua peserta didik mempunyai keterampilan ini b Sangat susah melayani perbedaan antara peserta didik, pengetahuan awal, tingkat pemahaman, gaya belajar, atau minat belajar selama pembelajaran c Pembelajaran ini sangat tergantung dari gaya berkomunikasi oleh guru. Komunikasi yang kaku cenderung menghasilkan pembelajaran yang pasif 16 d Peserta didik kurang aktif dan lebih banyak mengharapkan bantuan guru e Peserta didik kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Aspek kunci agar pembelajaran efektif: a Katakan pada peserta didik bahwa belajarlah apa yang mampu dipelajari b Sajikan materi pelajaran secara urutan logis c Berikan contoh yang tepat saat menjelaskan d Jelaskan kembali segala sesuatu jika peserta didik mendapatkan kebingungan e Jelaskan arti dari istilah-istilah baru f Jawablah pertanyaan peserta didik sampai mereka puas.

4. Model Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe stad pada pokok bahasan fungsi ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas viii Smp negeri kota surakarta Tahun pelajaran 2008 2009

0 3 100

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP N 1 WONOSARI KLATEN.

0 0 8

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL ELABORASI DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (Siswa Kelas VIII MTs N I Gondangrejo).

0 1 7

Efikasi diri dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dalam pembelajaran sub pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student

0 12 254

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Semester I SMP Negeri 5 Pemalang Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

0 0 1

Eksperimentasi Model Pembelajaran Snowball Throwing Dengan Pendekatan Saintifik Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 0 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DENGAN MIND MAPPING PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 1 2

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING KOOPERATIF (PISK) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 22

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSITED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

0 0 16

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING KOOPERATIF (PISK) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013 2014 | Utami | Jurnal P

0 1 11