Universitas Sumatera Utara
71
posyandu sehingga tanggung jawab terhadap suksesnya program, cakupan dan kegiatan posyandu menjadi kurang maksimal.
5. 3 Pengaruh Pengetahuan terhadap Keaktifan Kader Posyandu
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang over behavior. Tanpa pengetahuan yang cukup, maka kemungkinan untuk melakukan tindakan yang
benar tidak mungkin akan tercapai Bloom dalam Notoatmojo, 2005. Dari hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis statistik
regresi linear berganda didapatkan nilai p=0,720 p0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat diartikan
bahwa tidak ada pengaruh variabel pengetahuan kader terhadap keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Handika 2016, tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan keaktifan kader dalam
menjalankan posyandu balita di desa pacalan Wilayah kerja puskesmas plaosan menyatakan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan kader
posyandu di Desa Pacalan wilayah kerja Puskesmas Plaosan Kabupaten Magetan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Notoatmodjo 2007 yang
menyatakan pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan
Universitas Sumatera Utara
72
sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tidak memiliki pengaruh dengan kekatifan kader posyandu. Pengetahuan kader akan
memengaruhi perilaku kader untuk lebih aktif dalam melaksanakan kegiatan dan program-program posyandu. Semakin baik pengetahuan kader semakin aktif kader
untuk melaksanakan kegiatan dan program-program posyandu. Di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah, variabel pengetahuan tidak memiliki pengaruh
terhadap keaktifan kader posyandu, penulis berasumsi bahwa kader yang memiliki pengetahuan yang baik umumnya memiliki sikap yang positif terhadap kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan di posyandu. Namun, pengetahuan dan sikap yang baik tersebut belum tentu dapat diwujudkan dalam suatu tindakan berupa
keaktifan kader dalam menjalankan tugasnya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya fasilitas yang kurang memadai dan kurangnya
pengawasan dari pihak puskesmas dan perangkat desa serta kurangnya pelatihan dari petugas puskesmas. Hal tersebut dapat menyebabkan kader menjadi kurang
aktif dalam melaksanakan tugasnya.
5. 4 Pengaruh Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Status Perkawinan