Syarat Dan Ketentuan Pengajuan Permohonan Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah

 Syarat Administratif a. Karyawan i. Asli Formulir Aplikasi diisi lengkap dan benar ii. Fotocopy KTP calon nasabah dan suamiistri iii. Fotocopy Kartu Keluarga iv. Fotocopy Surat Nikah bagi yang sudah menikah v. Fotocopy sertipikat tanah obyek agunan IMBIPMBIjin Pendahuluan Mendirikan BangunanSurat Ijin sejenis vi. PBB thn terakhir vii. Fotocopy Rekening TabunganGiro RK Pribadi 3 bulan terakhir viii. Asli slip gaji terakhir danatau Surat keterangan penghasilan ix. Asli Surat Keterangan Jabatan x. NPWP b. Wiraswasta i. Asli Formulir Aplikasi diisi lengkap dan benar ii. Fotocopy KTP calon nasabah dan suamiistri iii. Fotocopy Kartu Keluarga iv. Fotocopy Surat Nikah bagi yang sudah menikah v. Fotocopy sertipikat tanah obyek agunan IMBIPMBIjin Pendahuluan Mendirikan BangunanSurat Ijin sejenis vi. PBB thn terakhir vii. Fotocopy Rekening TabunganGiro RK Pribadi 3 bulan terakhir viii. Laporan Keuangan Perusahaan Neraca dan LR danatau Fotocopy BuktiCatatan transaksi bisnis ix. Fotocopy Ijin-ijin praktek profesi x. NPWP c. Profesional i. Asli Formulir Aplikasi diisi lengkap dan benar ii. Fotocopy KTP calon nasabah dan suamiistri iii. Fotocopy Kartu Keluarga iv. Fotocopy Surat Nikah bagi yang sudah menikah v. Fotocopy sertipikat tanah obyek agunan IMBIPMBIjin Pendahuluan Mendirikan BangunanSurat Ijin sejenis vi. PBB thn terakhir vii. Fotocopy Rekening TabunganGiro RK Pribadi 3 bulan terakhir viii. Laporan Keuangan Perusahaan Neraca dan LR danatau Fotocopy BuktiCatatan transaksi bisnis ix. Fotocopy Ijin-ijin praktek profesi x. NPWP  Ketentuan Pembiayaan Dalam pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah Bank Muamalat Indonesia memberikan pembiayaan sesuai dengan porsi yang telah ditentukan, semua telah diatur dalam akad KPR Muamalat iB dalam tabel 1.2 sebagai berikut: Tabel 1.3 Ketentuan Pembiayaan Pembiayaan Tipe Agunan LTV FTV Maksimum FKFP 1 FKFP 2 FKFP 3 dst KPR tipe 70 m2 80 70 60 KPRS tipe 70 m2 80 70 60 KPR tipe 22 - 70 m2 - 80 70 KPRS tipe 22 - 70 m2 90 80 70 KPR tipe sd 21m2 - 80 70 KP Ruko Rukan - 80 70 Untuk DP 10, hanya berlaku untuk : 1. Untuk type rumah sd 70m2 2. Merupakan fasilitas pertama untuk nasabah 3. Untuk rumah ready stock 4. Akad menggunakan MMQ KPR Kongsi 5. Disarankan menggunakan rekanan Muamalat Dalam Penentuan Cash Ratio juga telah ditentukan sebgai berikut: 1. Maksimum cash ratio 35 dari Pendapatan danatau 70 dari Disposable income jika pendapatan Rp 5.000.000.00 2. Maksimum cash ratio 40 dari Pendapatan danatau 75 dari Disposable income jika pendapatan Rp 5.000.000.00 sd Rp 10.000.000.00 Maksimum cash ratio 50 dari Pendapatan danatau 80 dari Disposable income jika pendapatan Rp10.000.000.00  Ketentuan Jaminan Objek pembiayaan wajib untuk dijadikan objek agunan. Dengan ketentuan tambahan sebagai berikut: - Untuk tujuan renovasi, property, berupa tanah dan bangunan, yang akan direnovasi wajib dijadikan agunan kalau nasabah menanyakan apakah bisa di agunannya di alihkan ke property nasabah rumah lainnya boleh atau tidak, arahkan ke cabang - Untuk tujuan Pembangunan tanah kavling, tapak tanah yang akan dibangun wajib telah memiliki sertifikat dan kepemilikan atas tanah tersebut sudah atas nama calon Nasabah. - Apabila coverage agunan tidak mencukupi, dimungkinkan untuk memintakan agunan tambahan. - Jenis Agunan pun meliputi Rumah, Apartemen, Condotel, maupun Villa.  Ketentuan Take Over Tujuan penggunaan pembiayaan yaitu untuk pengambil alihan pembiayaan dari Bank lain yang sejenis dengan Produk KPR, dengan maksimum Limit Pembiayaan sebesar outstanding terakhir di Bank asal dan plafond maksimum sesuai dengan ketentuan. Take Over ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu: a. Take over murni, adalah pengambil alihan pembiayaan dari Bank lain dimana pembiayaan di Bank lain dimaksud merupakan atas nama calon nasabah atau istrisuami calon nasabah, dengan agunan atas nama calon nasabah atau istrisuami calon nasabah. b. Take over jual beli, adalah pengambi lalihan pembiayaan dari Bank lain dimana pembiayaan di Bank lain dimaksud bukan atas nama calon nasabah ybs, dengan agunan juga bukan atas nama calon nasabah, sehingga dalam proses pengambil alihan pembiayaan ini sekaligus diperlukan adanya proses pengalihan nasabah dan kepemilikan agunan. Bisa juga dipergunakan untuk nasabah yang ingin membeli Rumah take over dari pembiayaan sesama Muamalat Adapun syarat pengajuan untuk melakukan Take Over sebagai berikut: a. Diutamakan untuk Take Over dari Bank Konvensional namun tidak tertutup kemungkinan Take Over dari Bank SyariahUnit Usaha Syariah UUS selama akad yang digunakan dari Bank Sebelumnya bukan Murabahah. b. Pembiayaan yang diambil alih dari Bank lain tersebut merupakan pembiayaan konsumtif sejenis dengan Produk KPR. c. Sertifikat telah pecah per kavling an calon nasabah atau penjual. d. Khusus untuk take over murni, kolektibilitas pembiayaan yang di-take over harus tergolong lancar selama 6 bulan terakhir yang dibuktikan dengan hasil Informasi Nasabah Individual dari Bank Indonesia.  Ketentuan Percepatan Pelunasan a. Pelunasan keseluruhan Dapat dibayar dengan hanya pokoknya saja, dan sisa margin dapat di discount. b. Pelunasan sebagian Hanya pokoknya saja, dan dikenakan biaya administrasi sebesar : Max 2 bulan angsuran biaya tersebut digunakan untuk pembuatan akad dan perubahan jadwal, besarannya tidak dalam bentuk presentase. Untuk sisa angsuran ada dua pilihan : o Jangka waktunya dipercepat jadi cicilan diperbesar o Jangka waktu sama hanya saja cicilan berkurang

b. Alur Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah

Akad musyarakah mutanaqishah dapat dipraktekkan pada skema pembiayaan di Bank Syariah terutama untuk kepemilikan asset kepemilikan rumah. Secara garis besar alur pelaksanaan Musyarakah Mutanaqisah di Bank Muamalat adalah sebagai berikut: 1. Nasabah memilih jenis rumah yang ingin dimiliki melalui pembiayaan di Bank Syariah dengan skema musyarakah mutanaqishah. 2. Rumah yang direkomendasikan oleh nasabah kemudian dilakukan asset appraisal penilaian asset oleh pihak internal bank atau pun melalui pihak eksternalpihak ketigaKJPP Kantor Jasa Penilai Properti. Penilaian ini diharuskan karena rumah tersebut dijadikan sebagai dhamanagunanjaminan collateral atas pembiayaan yang dilakukan. 3. Jika harga telah diketahui dan nilai jaminan memenuhi ketentuan perbankan, maka nasabah harus melangkapi berkas-berkas pembiayaan yang diperlukan atau diminta oleh bank, seperti data pribadi, data penghasilan, data jaminan, dan lainnya. 4. Jika semua berkas telah terkumpul, maka bank melakukan verifikasi dan analisa data. Secaragaris besaranalisa yang dilakukan adalah analisa kemampuan bayar nasabah cash ratio dan coverage jaminan. Selanjutnya dilakukan persetujuan secara internal bank atas penentuan plafond pembiayaan, jumlah angsuran, dan jangka waktu pembiayaan. 5. Setelah dilakukan persetujuan pembiayaan, maka Bank mengirimkan Surat Persetujuan Permohonan Pembiyaan SP3 atau Offering Letter OL kepada nasabah untuk kemudian ditandatangi. 6. Nasabah melakukan pembayaran Uang Muka DP kepada developerpenjual rumah. DP tersebut merupakan porsi syirkah nasabah dalam muryarakah atas kepemilikan rumah. 7. Nasabah dan Bank melakukan akad pembiayaan musyarkah mutanaqishah atas rumah. Akad yang dipakai adalah akad musyarakah, bai‟ dan ijarah. 8. Setelah akad dilakukan, maka Bank membayarkannya sisa untuk pembelian rumah yang sebelumnya Nasabah juga telah menyertakan syirkahnya melalui DP. Akad jual beli rumah telah dilakukan dengan terbayarnya porsi syirkah berjumlah 100. 9. Nasabah membayarkan angsuran setiap bulannya kepada bank hingga jangka waktu yang ditentukan. Angsuran tersebut berfungsi sebagai: a. Uang sewa ajr nasabah atas penempatan rumah asset musyarakah. b. Uang sewa sebagai objek bagi hasil atas akad musyarakah, yang akan dibagi hasilkan sesuai dengan porsi bagi hasil yang telah disepakai dalam akad. c. Sebagian dari uang sewa yang merupakan profit untuk nasabah sesuai dengannisbah bagi hasil, tidak diambil oleh nasabah, melainkan untuk pembelian porsi kepemilikan Bank atas rumah tersbut. Maka setiap nasabah membayar angsuran bulanan,maka akan menambah porsi kepemilikan nasabah dan mengurangan porsi kepemilikan Bank mutanaqishah terlaksanakan.