Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Varia Sekata Pancur Batu

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM EKSTENSI MEDAN

PENGARUH SISTEM KOMUNIKASI TERHADAP

EFISIENSI KERJA KARYAWAN PADA

PT. VARIA SEKATA PANCUR BATU

DRAFT SKRIPSI

OLEH :

FRANKLIN TARIGAN 050521134

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara M e d a n


(2)

A

ABBSSTTRRAAKK

Franklin Tarigan (2009), Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu. Dosen Pembimbing: Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, Msi. Ketua Departemen Manajemen: Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi. Dosen Penguji satu: Dra. Nisrul Irawati, MBA. Dosen Penguji dua: Dra. Lucy Anna, MSi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem komunikasi terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu. Hipotesis penelitian ini adalah bahwa sistem komunikasi yang dilakukan PT. Varia Sekata, Pancurbatu berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan.

Hasil analisis data dengan metode regresi linear sederhana menunjukkan bahwa sistem komunikasi berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja, dimana Y=8,673 + 0,615X + e. Artinya setiap terjadi peningkatan variabel sistem komunikasi sebesar satu satuan maka efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu akan meningkat sebesar 0,615 satuan.

Hasil uji t (uji parsial) menunjukkan t hitung > t tabel. Yaitu 12,142 > 2,09. Artinya variabel sistem komunikasi (X) berpengaruh signifikan

terhadap efisiensi kerja (Y) karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu. R Square (R ) pada penelitian ini yaitu 73,2% menunjukkan bahwa variabel 2 sistem komunikasi mempengaruhi variabel efisiensi kerja sebesar 73,2%.


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat dan kemuliaan hanya bagi Allah Bapa. Engkaulah yang telah memberikan hamba hikmat, ketenangan, kekuatan, penghiburan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kasih dan kemurahan-Mu sungguh tiada terhingga dalam kehidupanku.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Departemen Manajemen konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia di Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun judul skripsi ini adalah Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak kekurangannya baik dari segi isi maupun cara penyajiannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis. Namun demikian, penulis akan tetap berusaha untuk memperbaiki diri lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Penulis juga menyadari bahwa pada hakekatnya penulisan skripsi ini tidak dapat terlaksana tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. MSi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, Msi selaku pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si dan ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA. selaku Penguji I dan Penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Ulfah, MS. selaku dosen wali yang telah membantu penulis dalam konsultasi akademik selama perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing Penulis selama masa perkuliahan..

7. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu memperlancar segala kegiatan administrasi dan urusan akademik Penulis selama masa perkuliahan.

8. Pimpinan PT. Varia Sekata, Pancurbatu yang berkenan memberikan izin kepada Penulis untuk melakukan riset.

9. Seluruh staff karyawan PT. Varia Sekata, Pancurbatu yang membantu dan menunjukkan rasa hormat kepada Penulis selama mengadakan riset.

10. Rasa hormat dan ucapan terima kasih Penulis yang tidak terhingga kepada kedua orang tua Penulis yang tersayang Ayahanda Drs. P. Tarigan dan Ibunda E. br. Purba yang telah memberikan dukungan, dorongan, dan doa yang tulus kepada Penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

11. Saudara-saudara Penulis yang tersayang dan yang Penulis hormati yaitu kakak saya Florida C. br. Tarigan, dan adik tersayang saya Nico A. Tarigan. Saya


(5)

yakin dukungan doa dan bantuan yang diberikan kakak dan adik, Saya ucapkan terima kasih.

12. Keluarga Bp. Ida Tarigan yang telah mendukung penulis dengan memberikan fasilitas dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih.

13. Teman-teman terdekat Penulis Jerry Siagian, Ronald Hutabarat, Nur Aqsa, Rony Hizkia, Prianta Ginting, Yoel Artahsasta, Samion Putra, Ihsanul Hadi, Jules Junito, Jaka Marsela, dan Ahyad.

14. Rekan-rekan seperkuliahan Penulis yaitu Admiron, k’ Magdayanta Sembiring beserta keluarga, Esa, Dhany Barus, Rahmadani Putra, Frengky Santho, Melky, Dekris, Ridho, Dina, Lucky, Roy, Arnold, Sutan Manyabar, dan rekan-rekan lainnya.

15. Rekan-rekan Permata GBKP Runggun Kampung Susuk, khususnya Pengurus Periode 2008 – 2010 yaitu Noventina Davia, Meydarty Surbakti, Safrina Kaban, Nina Amelya, Elma Sufianna, Irawaty Ginting, dan Pengurus Periode 2006 – 2008 serta Periode 2004 – 2006 yang memberi doa dan dukungan motivasinya.

16. Dan juga semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Allah Bapa senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.

Medan, Maret 2009 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Kerangka Konseptual ... 4

D. Hipotesis ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

F. Metode Penelitian ... 6

1. Batasan Operasional ... 6

2. Defenisi Operasional ... 6

3. Skala Pengukuran Variabel ... 7

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8

5. Populasi dan Sampel ... 8

6. Jenis Data ... 8

7. Teknik Pengumpulan Data ... 9

8. Uji Validitas dan Realibilitas ... 10


(7)

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu ... 16

B. Pengertian Efisiensi Kerja ... 16

C. Pengukuran Efisiensi Kerja ... 18

D. Pengertian dan Pentingnya Komunikasi ... 19

E. Proses Komunikasi ... 21

F. Jenis Komunikasi ... 24

G. Hubungan Komunikasi dengan Efisiensi Kerja ... 28

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 30

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 33

C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 34

D. Aktivitas dan Produk-produk Perusahaan ... 44

E. Mekanisme Komunikasi ... 47

F. Jenis Komunikasi ... 50

G. Hambatan dalam Pelaksanaan Komunikasi ... 52

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif ... 54

1. Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

2. Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 55

3. Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 56

4. Karateristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 57

5. Distribusi Jawaban Responden ... 58


(8)

C. Pengujian Hipotesis ... 65 1. Uji t (Uji parsial) ... 65 2. Koefisien Determinan ... 66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 68 B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Pendapatan, Biaya dan Laba (Rugi) ... 3

Tabel 1.2 Alternatif Jawaban Responden ... 7

Tabel 1.3 Defenisi Operasional Variabel ... 8

Tabel 1.4 Item Total Statistics ... 11

Tabel 1.5 Uji Validitas ... 12

Tabel 1.6 Realibility Statistics ... 13

Tabel 3.1 Media Komunikasi ... 33

Tabel 3.2 Produk Obat Kaplet / Kapsul serta Kegunaannya ... 45

Tabel 3.3 Produk Obat Tablet serta Kegunaannya ... 46

Tabel 3.4 Produk Obat Cair serta Kegunaannya ... 47

Tabel 4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 55

Tabel 4.3 Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 56

Tabel 4.4 Karateristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 57

Tabel 4.5 Jawaban Responden mengenai Pengaruh Komunikasi ... 59

Tabel 4.6 Jawaban Responden mengenai Efisiensi Kerja ... 62

Tabel 4.7 Coefficients Statistics ... 64

Tabel 4.8 Coefficients ... 65


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 5 Gambar 2.1 Proses Komunikasi ... 23 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Varia Sekata Pancurbatu ... 36


(11)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

Grafik 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 56

Grafik 4.3 Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 57


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

Lampiran 2: Tabulasi Jawaban Responden Lampiran 3: Daftar Tabel T

Lampiran 4: Daftar Tabel R Lampiran 5: Referensi Riset


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara usaha kerja yang meliputi waktu, biaya dan metode kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu (Gie 1997 : 26). Perbandingan terbaik antara usaha kerja dan hasilnya dalam setiap pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jadi efisiensi kerja pada umumnya merupakan perwujudan dari cara-cara bekerja yang efisien, dilihat dari segi usaha yang meliputi 3 unsur yaitu waktu, biaya dan metode kerja (tenaga dan pikiran).

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari dirumah tangga, ditempat kerja, dilingkungan masyarakat atau dimana saja manusia berada.

Komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian dan penerimaan informasi berupa gagasan, ide, pesan ataupun simbol dari satu pihak ke pihak lain dengan maksud mengubah partisipasi agar hal-hal yang disampaikan menjadi milik bersama. Arti penting dari komunikasi adalah proses pengiriman pesan yang mengandung arti dari pengirim pesan kepada penerima pesan dengan tujuan, media dan waktu tertentu sebagai sarana atau alat untuk menciptakan jalinan pengertian yang sama dan serasi dalam membentuk landasan aktivitas serta dasar terbentuknya kerja sama (Suranto 2005 : 16 ; Widjaja, 2000 : 13)


(14)

Jalinan kerjasama diperlukan diantara seluruh karyawan perusahaan melalui komunikasi yang baik, karena hampir semua kegiatan di dalam perusahaan merupakan suatu proses komunikasi. Hal ini semakin menegaskan bahwa arti komunikasi bukan hanya sekedar bertukar informasi atau menyampaikan kata-kata yang menimbulkan hubungan timbal balik, tetapi juga merupakan proses awal jalinan kerja sama diantara sesama anggota organisasi atau perusahaan.

Komunikasi seharusnya dapat mendukung peningkatan efisiensi kerja karyawan di perusahaan. Artinya, dengan komunikasi yang efektif, maka perusahaan dapat menghemat waktu, biaya dan metode kerja (tenaga dan pikiran), akan tetapi justru produktivitas dapat ditingkatkan, minimal dipertahankan. Dengan demikian terdapat hubungan antara komunikasi dengan efisiensi kerja karyawan pada perusahaan. Semakin baik dan efektifnya komunikasi pada suatu perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi kerja karyawan pada perusahaan tersebut.

PT. Varia Sekata, Pancurbatu adalah perusahaan yang begerak dibidang industri farmasi. Perusahaan ini memiliki 56 orang karyawan, dan dalam melakukan usahanya perusahaan ini bekerja sama dengan perusahaan distributor yaitu PT. Mega Deli Mas Farma.

Berikut ini disajikan tabel mengenai jumlah pendapatan penjualan, jumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah laba (rugi) PT. Varia Sekata Pencurbatu dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.


(15)

Tabel 1.1

Jumlah pendapatan penjualan, biaya dan laba (rugi) PT. Varia Sekata Tahun 2005 – 2007. (dalam ribuan)

2005 2006 2007

Pendapatan 1.704.990 1.580.935 1.487.930

Biaya Operasional 725.247 695.720 676.565

Biaya Umum 713.390 673.082 628.259

Jumlah Biaya 1.438.637 1.368.802 1.304.824

Laba (Rugi) 266.353 212.133 183.106

Sumber : Bagian Pembukuan PT. Varia Sekata Pancurbatu

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 terjadi penurunan biaya yang dikeluarkan perusahaan dimana hal ini menunjukkan adanya efisiensi kerja didalam PT. Varia Sekata Pancurbatu. Tetapi walaupun terjadi penurunan jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya efisiensi kerja karyawan belum maksimal, karena penurunan jumlah biaya yang dikeluarkan juga diikuti dengan penurunan jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan setiap tahunnya.

Efisiensi kerja yang terjadi dalam PT. Varia Sekata, Pancurbatu bergantung pada sistem komunikasi yang dapat mempengaruhi efisiensi kerja karyawan secara berkesinambungan. Keberadaan sistem komunikasi seharusnya dapat mendukung peningkatan efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu. Artinya dengan penggunaan media dan waktu komunikasi yang tepat, maka PT. Varia Sekata, Pancurbatu seharusnya dapat menghemat biaya, waktu, tenaga dan pikiran akan tetapi justru produktivitas dapat ditingkatkan, minimal dipertahankan. Oleh sebab itu sistem komunikasi dapat menjadi faktor penentu dalam mencapai efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata Pancurbatu.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan


(16)

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah sistem komunikasi berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata Pancurbatu ?”

C. Kerangka Konseptual

Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara usaha kerja yang meliputi waktu, biaya dan metode kerja dengan hasil yang dicapai oleh usaha kerja itu. Efisiensi kerja pada perusahaan merupakan perbandingan antara waktu kerja, biaya dan metode kerja perusahaan dengan hasil kerja dari segi kuantitas dan kualitas yang diperoleh perusahaan

Komunikasi meliputi suatu proses penyampaian pesan yang mempunyai tujuan dari pengirim pesan dan dapat diterima dengan baik oleh penerimanya. Oleh karena itu dibutuhkan media penyampai pesan sebagai perantara dan dibutuhkan waktu yang tepat untuk menjamin keakuratan informasinya. Pada sebuah perusahaan, komunikasi digunakan sebagai sarana memotivasi, memberikan perintah dan menciptakan suasana kerja yang kondusif.

Hubungan antara komunikasi dengan efisiensi kerja secara sederhana dapat dideskripsikan bahwa, semakin efektif komunikasi maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi kerja pada perusahaan. Dengan bantuan komunikasi, pekerjaan karyawan pada perusahaan menjadi lebih efisien dalam arti penyelesaian pekerjaan menjadi lebih cepat, murah dan mudah.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis merumuskan kerangka konseptual sebagai berikut :


(17)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Widjaya (2000 : 13) dan Gie (1997 : 21) diolah

D. Hipotesis

Mengacu pada perumusan masalah, dikemukakan hipotesis sebagai berikut: “Sistem komunikasi yang dilakukan PT. Varia Sekata, Pancurbatu berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan Penulis melakukan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh sistem komunikasi terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu.

2. Mengetahui secara lengkap sistem komunikasi yang diterapkan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi perusahaan yang diteliti

Sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan, terutama mengenai sistem komunikasi yang dihubungkan dengan efisiensi kerja.

KOMUNIKASI

1. Tujuan komunikasi 2. Media komunikasi 3. Waktu komunikasi 4. Pengirim/penerima

EFISIENSI KERJA

1. Waktu 2. Biaya


(18)

2. Bagi penulis

Penulisan ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori dari literatur yang penulis peroleh dari perkuliahan dan memperdalamnya serta menambah wawasan dan pengetahuan penulis.

3. Bagi pihak lain

Sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya yang meneliti tentang objek yang sama atau yang berkaitan dengan sistem komunikasi dan efisiensi kerja dimasa mendatang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah : a. Variabel sistem komunikasi (X) dengan indikator yang akan dianalisis yaitu

tujuan komunikasi, media komunikasi, waktu komunikasi, dan pengirim/penerima pesan.

b. Variabel efisiensi kerja (Y) dengan indikator yang akan dianalisis yaitu waktu, biaya dan metode kerja.

2. Defenisi Operasional

a. Sistem komunikasi (X) adalah proses penyampaian/pengiriman pesan. Dalam penelitian ini sistem komunikasi merupakan variabel bebas (independent variable) yang terdiri dari beberapa indikator.


(19)

b. Efisiensi kerja (Y) adalah perbandingan yang terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu. Perbandingan ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu :

1. Segi hasil, suatu pekerjaan dapat disebut efisien jika dengan usaha tertentu memberikan hasil yang maksimal mengenai mutu atau jumlah satuan hasil

2. Segi usaha, suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien jika suatu hasil tertentu tercapai dengan usaha yang minimal. Usaha yang dimaksud mengandung tiga unsur, yaitu waktu, biaya dan metode kerja.

Dalam penelitian ini efisiensi kerja merupakan variabel terikat (dependet variable) yang terdiri dari beberapa indikator.

3. Skala Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan untuk penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006 : 86). Dalam penelitian ini diberikan lima alternatif jawaban yang harus dijawab responden, yaitu :

Tabel 1.2

Alternatif Jawaban Responden

No. Jawaban Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono, 2006 : 86

Berikut uraian defenisi operasional variabel, indikator serta skala pengukurannya.


(20)

Tabel 1.3

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Pengukuran Variabel Sistem

Komunikasi (X)

Proses penyampaian / pengiriman pesan

a. Tujuan komunikasi b. Media komunikasi c. Waktu komunikasi d. Pengirim/penerima

Skala Likert

Variabel Efisiensi kerja (Y)

Perbandingan terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu

a. Waktu b. Biaya

c. Metode kerja

Skala Likert

Sumber : Widjaja, 2000 : 13 (diolah)

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Varia Sekata yang beralamat di Jl. Letjend Djamin Ginting KM 19, Pancurbatu. Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei 2008 sampai dengan bulan Februari 2009.

5. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah semua karyawan perusahaan yang berjumlah 56 orang. Responden yang akan dijadikan sampel berjumlah 56 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability Sampling dengan menggunakan metode Sampling Jenuh dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasinya relatif kecil (Sugiyono, 2006 : 78).

6. Jenis Data

Penulis mengadakan penelitian guna mendapatkan data dan informasi yang akan digunakan sebagai bahan analisis. Dalam hal ini, jenis data yang diperlukan adalah :


(21)

a. Data Primer

Adalah data utama yang diperlukan penulis untuk mengetahui sebenarnya pengaruh sistem komunikasi terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata Pancurbatu. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan kuesioner dan wawancara kepada karyawan PT. Varia Sekata Pancur Batu.

b. Data Sekunder

Adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur yang ada di perusahaan dan bagian bahan-bahan atau tulisan-tulisan lain yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau alat untuk memperoleh keterangan dari objek adalah sebagai berikut :

a. Daftar pertanyaan (kuesioner), yaitu satu set pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standar yang diberikan kepada sampel penelitian tentang sistem komunikasi dan efisiensi kerja.

b. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan data-data yang akurat.

c. Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan tulisan dari perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan.


(22)

8. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan untuk menguji kuesioner layak atau tidak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur. Realibel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006 : 109). Uji ini dilakukan diluar sampel yaitu pada karyawan yang tidak terpilih sebagai sampel pada perusahaan lain yang sejenis dengan PT. Varia Sekata Pancurbatu. Dan yang menjadi responden uji coba sebanyak 25 orang. Uji validitas dan realibilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan software statistik yang umum digunakan yaitu SPSS versi 12.0 untuk memperoleh hasil yang relevan.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan membandingkan antara r tabel dan r hitung. Apabila r hitung > dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa

kuesioner tersebut valid, sebaliknya bila r hitung < r tabel maka kuesioner tersebut

tidak valid. Menentukan reliabel atau tidaknya kuesioner dapat diketahui bila r alpha > r tabel maka kuesioner reliabel, sebaliknya bila r alpha < r tabel maka

kuesioner tidak reliabel.

Hasil uji validitas dan reliabilitas berdasarkan data yang diolah penulis dapat dilihat pada tabel 1.4 sebagai berikut:


(23)

Tabel 1.4 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Q1 72.04 171.623 .549 . .954

Q2 72.24 172.357 .511 . .954

Q3 73.08 162.327 .828 . .950

Q4 73.00 164.583 .776 . .951

Q5 73.40 153.250 .781 . .951

Q6 72.12 171.027 .509 . .954

Q7 72.16 172.390 .490 . .954

Q8 72.96 160.623 .770 . .951

Q9 72.84 171.307 .672 . .953

Q10 73.04 171.373 .568 . .954

Q11 72.72 155.127 .840 . .950

Q12 72.68 166.643 .827 . .951

Q13 73.64 148.407 .866 . .950

Q14 73.52 147.427 .889 . .949

Q15 73.44 160.673 .824 . .950

Q16 73.32 172.393 .456 . .954

Q17 73.36 165.823 .591 . .953

Q18 72.72 172.877 .709 . .954

Q19 72.68 166.060 .697 . .952

Q20 73.56 148.090 .899 . .949

Q21 73.48 146.177 .921 . .949

Sumber: Data primer, 2009. (diolah)

Interpretasi

a. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus. Misalnya jika kuesioner pertama dihapus maka rata-rata total bernilai 72.04, bila kuesioner kedua dihapus maka rata-rata totalnya bernilai 72.24 dan seterusnya.

b. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya varian total jika variabel tersebut dihapus. Besarnya varian total jika kuesioner pertama dihapus adalah 171.623, jika kuesioner kedua dihapus adalah 172.357 dan seterusnya.


(24)

c. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antara skor total kuesioner yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai r hitung yang

akan dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui validitas setiap kuesioner.

Penulis membuat sebuah tabel baru, hal ini dimaksudkan untuk menunjukan perbandingan antara r tabel dan r hitung sebagai berikut:

Tabel 1.5 Uji validitas Kuesioner r hitung tiap pertanyaan

Corrected Item-Total Correlation

r tabel Validitas

Q1 .549 0,396 Valid

Q2 .511 0,396 Valid

Q3 .828 0,396 Valid

Q4 .776 0,396 Valid

Q5 .781 0,396 Valid

Q6 .509 0,396 Valid

Q7 .490 0,396 Valid

Q8 .770 0,396 Valid

Q9 .672 0,396 Valid

Q10 .568 0,396 Valid

Q11 .840 0,396 Valid

Q12 .827 0,396 Valid

Q13 .866 0,396 Valid

Q14 .889 0,396 Valid

Q15 .824 0,396 Valid

Q16 .456 0,396 Valid

Q17 .591 0,396 Valid

Q18 .709 0,396 Valid

Q19 .697 0,396 Valid

Q20 .899 0,396 Valid

Q21 .921 0,396 Valid

Sumber: Data primer, 2009. (diolah)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan :

1. Jika r hitung > r tabel maka kuesioner tersebut valid

2. Jika r hitung < r tabel maka kuesioner tersebut tidak valid

3. Nilai r tabel diperoleh dari df = k-2 dengan = 0,05. Maka df = 25-2 = 23. Jadi


(25)

Tabel 1.5 menunjukkan bahwa r hitung > r tabel sehingga berdasarkan data

tersebut disimpukan bahwa semua pertanyaan pada kuesioner tersebut valid dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Setelah semua kuesioner dinyatakan valid, maka uji selanjutnya adalah menguji reliabilitas kuesioner yang dapat dilihat pada tabel 1.6 sebagai berikut:

Tabel 1.6 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.954 21

Sumber: Data primer, 2009 (diolah)

Ketentuan pengambilan keputusan

1. Jika r alpha > r tabel maka kuesioner dinyatakan reliabel.

2. Jika r alpha < r tabel maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel

Tabel 1.6 menunjukkan bahwa r alpha adalah 0,954 sedangkan r tabel nilainya

adalah 0,396. Artinya r alpha > r tabel yaitu 0,954 > 0,396. Berdasarkan data

tersebut disimpulkan bahwa kuesioner tersebut reliabel dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

9. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menaksirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai pengaruh komunikasi terhadap efisiensi kerja karayawan pada PT. Varia Sekata Pancurbatu.


(26)

b. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi yang digunakan adalah analisis linear sederhana dengan rumus Y = a + bX + e

Y = Efesiensi Kerja X = komunikasi a = konstanta

b = Koefisien regresi e = Standar error

Fungsi dari analisis regresi ini untuk mengetahui apakah ada hubungan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dalam hal ini yaitu pengaruh antara komunikasi terhadap efisiensi kerja karyawan.

c. Pengujian Hipotesis 1. Uji-t (Uji parsial)

Uji ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variabel terikat. Hasil uji dilakukan pada output SPSS pada tabel Coeficient. Hasil kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

a) H0 : b1 = 0

Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

b) Ha : b1 ≠ 0

Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).


(27)

Kriteria pengambilan keputusan yaitu : H0 diterima jika t hitung < ttabelpada = 5%

H1 diterima jika t hitung > ttabelpada = 5%

2. Koefisien determinan (R2) berfungsi untuk mengetahui signifikasi variabel. Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Semakin besar nilai determinasi maka semakin baik kemampuan variabel bebas menerangkan variabel terikat. Jika koefisien determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika determinasi (R2) semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat.


(28)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan penelitian ini, antara lain meliputi :

1. Pagit Rima Tarigan (2006) dengan judul “Analisis Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Twins Sukses Abadi Belawan”. Hasil penelitian ini sebagai berikut, Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 31,8 %. Artinya bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh komunikasi hanya sebesar 31,8 % sedangkan sisanya sebesar 68,2 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

2. Yusnina Hanim (2007) dengan judul “Hubungan Komunikasi Terhadap

Prestasi Kerja Karyawan Pada Front Office Departemen Niagara Hotel Prapat”. Hasil penelitian ini sebagai berikut, Bahwa ada hubungan (korelasi) antara komunikasi dengan prestasi kerja karyawan dan hubungan ini bernilai positif. Koefisien korelasi ditemukan sebesar 0,766, termasuk pada kategori kuat. Jadi terdapat hubungan yang positif dan kuat antara komunikasi dengan prestasi kerja karyawan.

B. Pengertian Efisiensi Kerja

Kata “efisien” berasal dari bahasa Latin efficere yang berarti menghasilkan, mengadakan, menjadikan. Tapi dalam sejarah selanjutnya, arti semula itu mengalami perkembangan. Efisiensi dapat dirumuskan menurut suatu


(29)

pengertian tertentu yaitu memaksimumkan perbandingan antara hasil bersih yang nyata (imbangan akibat-akibat yang dikehendaki terhadap yang tidak dikehendaki) dengan pengorbanan yang diberikan.

Suatu tindakan dapat disebut efisien apabila mencapai hasil yang maksimal dengan usaha tertentu yang diberikan. Atau apabila mencapai suatu tingkat hasil tertentu dengan usaha terkecil yang mungkin diberikan.

Miranda, Tunggal (2003) menyatakan bahwa efisiensi adalah prediksi keluaran / output pada biaya minimum, atau merupakan rasio antara kuantitas sumber yang digunakan dengan keluaran yang dikirim. Sedangkan menurut Gie (1997 : 26), efisiensi adalah satu pengertian tentang perhubungan optimal antara pendapatan dan pengeluaran, bekerja keras dan hasil-hasilnya, modal dan keuntungan, biaya dan kenikmatan, yang ada kalanya juga disamakan dengan ketepatan atau dapat juga dirumuskan sebagai perbandingan terbaik antara pengeluaran dan penghasilan, antara suatu usaha kerja dengan hasilnya. Perbandingan ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu :

1. Segi hasil

Suatu pekerjaan dapat disebut efisien jika dengan usaha tertentu memberikan hasil yang maksimal. Hasil yang dimaksud yaitu mengenai kualitas dan kuantitas maksimal yang diperoleh.

2. Segi usaha

Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien jika suatu hasil tertentu tercapai dengan usaha yang minimal. Usaha yang dimaksud mengandung tiga unsur, yaitu waktu, biaya dan metode kerja.


(30)

Perbandingan terbaik antara usaha kerja dan hasilnya dalam setiap pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jadi efisiensi kerja pada umumnya merupakan perwujudan dari cara-cara bekerja yang efisien, dilihat dari segi usaha yang meliputi 3 unsur yaitu waktu, biaya dan metode kerja (tenaga dan pikiran), suatu cara bekerja yang efisien ialah cara yang dengan tanpa sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai yaitu :

1. Cara yang termudah 2. Cara yang teringan 3. Cara yang tercepat 4. Cara yang tersingkat 5. Cara yang termurah

Suatu cara bekerja efisien yang dipraktekkan pada suatu satuan usaha tertentu akan mengakibatkan tercapainya hasil yang dikehendaki, bahkan dalam derajat yang tertinggi mengenai mutu dan jumlahnya. Jadi hasil yang maksimal dalam setiap perkerjaan tergantung pula pada cara bekerja yang efisien.

C. Pengukuran Efisiensi Kerja

Ada berbagai cara sebagai pedoman yang dipakai untuk mengukur apakah efesiensi tercapai dalam suatu perkerjaan.

Menurut Reksohadiprawito (2000), pedoman dalam pengukuran efisiensi kerja yaitu :

1. Jika dua macam tindakan akan memberikan hasil yang sama dalam rangka tujuan, organisasi, maka salah satu harus dipilih yaitu yang mengakibatkan pendekatan biaya-biaya yang paling sedikit.


(31)

2. Jika dua macam tindakan mengakibatkan pengeluaran biaya-biaya yang sama, mak salah satu harus dipilih yaitu yang memberikan hasil yang lebih banyak.

Sementara itu menurut Ackoff (1999) bahwa terdapat 6 (enam) cara pengukuran efesiensi yang paling umum, yaitu :

1. Berpegang pada faktor “waktu” yang konstan, kemudian mengukur % hasil pekerjaan yang diselesaikan.

2. Berpegang pada faktor “biaya” yang konstan, kemudian mengukur % hasil pekerjaan yang diselesaikan.

3. Berpegang pada faktor “metode kerja” yang konstan, kemudian mengukur % hasil pekerjaan yang diselesaikan.

4. Menetapkan hasil pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

5. Menetapkan hasil pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian mengukur biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

6. Menetapkan hasil pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian mengukur metode kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

D. Pengertian dan Pentingnya Komunikasi

Menurut Wiryanto (2004 : 9), komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung


(32)

pada ketrampilan-ketrampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara dan lain-lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi. Sedangkan menurut Widjaya (2000 : 13), komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebagai sarana menukar pendapat atau sebagai kontak antara manusia secara individu ataupun kelompok.

Berdasarkan defenisi-defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi sebagai suatu proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang pengirim pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan) dengan tujuan tertentu. Jadi dalam komunikasi itu terdapat didalamnya suatu proses, terdapat simbol-simbol, dan simbol-simbol itu mengandung arti. Arti atau makna simbol tersebut tentu saja tergantung pada pemahaman dan persepsi komunikan. Oleh karena itu, komunikasi akan efektif dan tujuan komunikasi akan tercapai, apabila masing-masing pelaku yang terlibat didalamnya mempunyai persepsi yang sama terhadap simbol. Apabila terdapat perbedaan persepsi, maka tujuan komunikasi dapat gagal.

Adapun arti penting komunikasi bagi perusahaan adalah komunikasi merupakan kegiatan yang sangat dominan di suatu perusahaan. Pada prinsipnya hampir semua kegiatan di dalam perusahaan itu merupakan suatu proses komunikasi. Bentuk-bentuk dari komunikasi dalam suatu perusahaan sangatlah beragam. Oleh karena itu dapatlah dikemukakan definisi yang lebih mudah dipahami, bahwa komunikasi di suatu perusahaan ialah proses penyampaian / pengiriman pesan dari suatu pihak ke pihak lain, dari suatu unit ke unit lain, dari


(33)

seorang pimpinan kepada karyawan, yang berlangsung atau terjadi pada perusahaan tersebut.

Komunikasi berperan penting dalam memperlancar kegiatan perusahaan, hal ini dapat terlihat dari beberapa hal berikut :

a. Dengan komunikasi fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat tercapai. b. Meningkatkan gairah dan motivasi kerja.

c. Dengan menggunakan komunikasi sebagai alat koordinasi dan pengendalian para pimpinan dapat mengetahui keadaan dari bidang yang menjadi tugasnya d. Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara bawahan dengan

atasan, bawahan dengan bawahan, dan antar atasan karena pengawasan yang jelas dan mantap.

e. Dengan komunikasi semua bagian organisasi dapat mengetahui kebijakan, peraturan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan.

E. Proses Komunikasi

Komunikasi memiliki 6 (enam) tahapan yaitu : 1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan

Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang dapat dilihat, didengar, dibaui, dikecap maupun diraba. Ide-ide yang didalam benak pengirim disaring dan disusun kedalam suatu memori yang ada dalam pikiran, yang merupakan gambaran persepsi pengirim terhadap kenyataan. Setiap orang memiliki peta


(34)

mental yang berbeda karena kita memandang dunia dan menyerap berbagai pengalaman dengan seuatu cara yang unik dan bersifat individual.

2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan

Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu subyek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), penerima pesan, gaya personal dan latar belakangnya.

3. Pengirim menyampaikan pesan

Setelah mengubah ide-ide kedalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah memindahkan atau menyampaikan pesan melalui saluran yang ada kepada sipenerima pesan. Rantai saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan terkadang relatif pendek, namun ada juga yang cukup panjang. Panjang pendeknya rantai saluran komunikasi yang digunakan akan berpengaruh terhadap efektifitas penyampaian pesan. Dalam menyampaikan pesan dapat digunakan berbagai media komunikasi baik media tulisan maupun lisan.

4. Penerima menerima pesan

Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi bila pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. Misalnya, jika seseorang mengirim sepucuk surat, komunikasi baru akan terjadi bila penerima surat telah membaca dan memahami isinya.

5. Penerima menafsirkan pesan

Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah


(35)

dimengerti dan tersimpan dalam benak pikiran sipenerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.

6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik ke pengirim

Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Bentuk tanggapan yang diberikan oleh penerima pesan tergantung dari pesan yang diterimanya. Umpan balik (feedback) memegang peranan penting dalam proses komunikasi, karena ia memberi kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektifitas suatu pesan. Disamping itu, adanya umpan balik dapat menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar belaang, perbedaan penafsiran kata-kata dan perbedaan reaksi secara emosional.

Dari keenam tahapan komunikasi tersebut, maka proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Sumber : Purwanto (2006 : 12) Gambar 2.1 Proses Komunikasi

Tahap 1

Pengirim mempunyai gagasan

Tahap 2 Pengirim mengubah ide

menjadi pesan

Tahap 3

Pengirim mengirim pesan

Tahap 6 Penerima mengirim ide

Tahap 5 Penerima menafsirkan

pesan

Tahap 4

Penerima menerima pesan

SALURAN dan MEDIA


(36)

F. Jenis Komunikasi

Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak dalam mencapai tujuannya, namun perlu diketahui bahwa pendekatan yang dicapai antara satu organisasi dengan organisasi yang lain dapat bervariasi atau berbeda-beda. Bagi perusahaan yang berskala kecil yang hanya memiliki beberapa karyawan, penyampaian informasi dapat dilakukan secara langsung kepada karyawannya tersebut. Namun lain halnya dengan perusahaan besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan, penyampaian informasi kepada mereka meruapakan suatu pekerjaan yang cukup rumit.

Sistem komunikasi yang dianut oleh perusahaan dalam menjalankan arus komunikasi tergantung dari kompleksitas lingkup kerja dari organisasi tersebut. Pengertian sistem adalah sebagai suatu keseluruhan komponen/bagian yang saling berinteraksi sedemikian rupa sehingga menjadi suatu kesatuan yang terpadu untuk mencapai komunikasi yang efektif dan efisien. Sistem komunikasi yang dianut oleh organisasi akan langsung mempengaruhi tipe atau jenis komunikasi. Berdasarkan hal ini sistem komunikasi bergantung pada struktur organisasi dan mekanismen koordinasi.

Menurut Purwanto (2006 : 5) ada beberapa bentuk komunikasi yang lazim digunakan yaitu :

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal meruapakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia bisnis kepada pihak lain baik secara tertulis (written) maupun lisan (oral). Bentuk komunikasi ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan baik. Melalui komunikasi secara lisan atau


(37)

tulisan, diharapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik. Penyampaian suatu pesan melaluii tulisan dan lisan memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang dikatakan pihak lain dengan baik dan benar.

Secara umum, untuk mengirimkan pesan-pesan, orang lebih senang berbicara (speaking) daripada menulis (writing) suatu pesan. Alasannya, komunikasi lisan relatif lebih mudah, praktis (efisien) dan cepat dalam menyampaikan pesan-pesan bisnis. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa komunikasi tulisan tidak penting, karena tidak semua hal bisa disampaikan secara lisan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan mendengar dan memahami yang relatif lemah atau kurang baik dari masing-masing orang. Sedangkan untuk menerima pesan-pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan pendengaran dan bacaan.

Kaitannya dengan ketrampilan membaca, seseorang sering mengalami kesulitan dalam mengambil pesan-pesan penting dari suatu bacaan. Meskipun mendengar dan membaca adalah hal yang berbeda, keduanya memerlukan pendekatan yang serupa.

2. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terstruktur yang membuat komunikasi nonverbal sulit untuk dipelajari. Sebagai contoh, seseorang akan mengalami kesulitan bila menyuruh orang lain-dengan menggunakan bahasa nonverbal-untuk mengambil buku kerja di suatu tempat yang di dalamnya terdapat berbagai buku yang warna maupun judulnya bermacam-macam. Disamping itu, proses belajar yang dialami seseorang


(38)

untuk dapat melakukan perilaku nonverbal juga sulit dijelaskan. Jenis komunikasi nonverbal adalah gerak isyarat-isyarat tertentu, komunikasi ini lebih bersifat spontan misalnya seseorang yang mondar-mandir tanpa tujuan yang pasti karena pikirannya sedang kacau.

Komunikasi nonverbal memiliki kebaikan yaitu kesahihannya (realibilitas). Dalam hal ini dikaitkan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat. Secara umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata daripada menggunakan gerakan tubuh (bahasa isyarat). Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang lebih spontan. Komunikasi non verbal penting artinya bagi pengrim dan penerima karena sifatnya yang lebih efisien, suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang dan pihak pendengar yang dapat mendengar artinya dengan cepat.

Beberapa saluran komunikasi dalam suatu perusahaan atau organisasi menurut Purwanto (2006 : 40) yaitu :

1. Komunikasi dari Atas ke Bawah

Komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dimulai dari manajemen puncak kemudian mengalir ke bahwa melalui tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah, umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah.


(39)

Komunikasi dari atas ke bawah tersebut dapat berbentuk lisan (oral communications) maupun tertulis (written communications). Komunikasi secara lisan dapat berupa percakapan biasa, wawancara formal atau dapat juga dalam bentuk pertemuan/diskusi kelompok. Komunikasi secara tertulis dapat berbentuk memo, laporan atau dokumen lainnya, bulletin, atau surat keputusan. Salah satu kelemahan saluran komunikasi ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting yang ditujukan kepara bawahannya. Dengan kata lain, informasi yang diterima para bawahan bisa jadi tidak selengkap aslinya.

2. Komunikasi dari Bawah ke Atas

Komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) adalah alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ka atas (manajer), Pesan yang ingin disampaikan mula-mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi, yaitu ke bagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke manajer umum. Tipe komunikasi ini mencakup laporan-laporan periodik, penjelasan, gagasan, dan permintaan untuk diberikan keputusan. Hal ini dipandang sebagai data atau informasi umpan balik bagi manajemen atas.

Para manajer harus benar-benar memiliki rasa percaya terhadap para bahwannya untuk mencapai keberhasilan saluran komunikasi ini. Kalau tidak, informasi sebagus apapun dari bawahan tidak akan bermanfaat baginya, karena yang muncul hanya rasa curiga atau ketidapercayaan terhadap informasi tersebut.


(40)

3. Komunikasi Lateral atau Horizontal

Komunikasi horizontal (horizontal communications), atau sering disebut juga dengan istilah komunikasi lateral, adalh komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi ini antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar.

Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat koordinatif, dan merupakan hasil dari konsep spesialisasi organisasi. Sehingga komunikasi ini dirancang guna mempermudah koordinasi dan penanganan masalah.

4. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal (diagonal communications) merupakan komunikasi secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan departemen lini dan staff, yaitu bahwa hubungan-hubungan yang ada antara personalia lini dan staff dapat berbeda-beda, yang akan membentuk beberapa komunikasi diagonal yang berbeda-beda pula.

G. Hubungan Komunikasi dengan Efisiensi Kerja

Hubungan antara komunikasi dengan efisiensi kerja dapat dideskripsikan sebagai berikut. Komunikasi seharusnya dapat mendukung peningkatan efisiensi kerja karyawan di perusahaan. Artinya, dengan komunikasi yang efektif, maka perusahaan dapat menghemat waktu, biaya dan metode kerja (tenaga dan pikiran), akan tetapi justru produktivitas dapat ditingkatkan, minimal dipertahankan.


(41)

Dengan demikian terdapat pola hubungan positif, antara komunikasi dengan efisiensi kerja karyawan pada perusahaan. Semakin baik dan efektifnya komunikasi pada suatu perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi kerja karyawan pada perusahaan tersebut. Dengan komunikasi yang baik dan efektif, pekerjaan karyawan menjadi lebih efisien dalam arti sesuai dengan indikator bahwa penyelesaian pekerjaan menjadi lebih cepat, murah, dan mudah. 1. Lebih cepat

Tercapainya efisiensi waktu, berarti bahwa penyelesaian pekerjaan menjadi lebih cepat, Waktu yang dibutuhkan menjadi berkurang, sedangkan hasil pekerjaan dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

2. Lebih murah

Tercapainya efisiensi biaya, artinya dengan menggunakan sistem komunikasi yang baik justru lebih hemat.

3. Lebih mudah

Tercapainya efisiensi tenaga dan pikiran (metode kerja), artinya bahwa dengan sistem komunikasi yang baik, penyelesaian pekerjaan menjadi lebih sederhana, lebih ringan, dan lebih mudah.

Sehubungan dengan uraian tersebut mengenai komunikasi yang efektif dalam kaitannya dengan efisien kerja maka kerjasama diantara seluruh karyawan perusahaan dari setiap unit, hubungan yang baik diantara para karyawan akan menciptakan komunikasi yang efektif sesuai dengan tujuan untuk dapat menghasilkan efisiensi kerja perusahaan.


(42)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1969, Firma Apotik Varia yang beralamat di Jalan Gatot Subroto No. 184 C Medan, telah memproduksi obat-obat suntik. Hal ini memungkinkan untuk dilaksanakan, karena pada saat itu belum ada peraturan yang melarang ataupun yang mengatur tentang pembuatan obat.

Berdasarkan Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI.cq. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, yang isinya : “Setiap perusahaan yang akan memproduksi obat harus berbadan hukum dan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) serta mendapat ijin dari Departemen Kesehatan RI.cq. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan”, maka pihak Firma Apotik VARIA kemudian mendirikan suatu Perseroan Terbatas (PT) untuk menggantikan Firma yang ada sebelumnya dengan tidak mengganti bidang usahanya yaitu bidang usaha industri farmasi.

Menurut Akte No. 25, yang dibuat oleh Malem Ukur Sembiring, SH. berkantor di Medan, perusahaan ini didirikan pada tanggal 18 September 1973 dengan nama PT. Varia Pharmaceutical Laboratories (disingkat dengan PT. Varma). Kemudian pada tahun 1974, berdasarkan akte No. 52 tanggal 29 Januari 1974 yang juga dibuat oleh Malem Ukur Sembiring, SH., perusahaan ini mengubah nama perusahaannya dari PT. Varia Pharmaceutical Laboratories (PT. Varma) menjadi PT. Varia Sekata Parmaceutical Laboratories, guna mendapat pengesahan dari Departemen Kehakiman RI.


(43)

Seiring dengan naiknya tingkat kebutuhan masyarakat akan obat-obatan yang baik dengan harga yag terjangkau, maka PT. Varia Sekata mencoba mengembangkan dan menambah produksinya dengan obat-obatan dalam bentuk kapsul/kaplet, bentuk tablet, bentuk obat cair dan dalam bentuk obat luar / sirup.

Selanjutnya, dengan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Peternakan-Departemen Peternakan RI No. 79/TN. 120/kpts/DJP/Deptan/1988 pada tanggal 8 Februari 1988 dan sesuai pula dengan surat persetujuan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan-Departemen Kesehatan RI No. 1009/AA/II/1988, tanggal 22 Februari 1988 mengenai penggunaan alat-alat produksi obat jadi untuk manusia yang juga dapat dipergunakan untuk memproduksi obat hewan, sejauh bahan bakunya sama. Didalam SK Diektorat Jenderal Peternakan, Deptan RI tersebut, PT. Varia Sekata selain diberikan ijin memproduksi, menyediakan, menyimpan dan mengedarkan obat untuk manusia juga diberikan ijin untuk memproduksi obat untuk hewan.

Sejalan dengan kemajuan zaman, Pemerintah dalam hal ini Menteri Kesehatan RI mengeluarkan SK No. 43/Men./Kes.SK/II/198 pada tanggal 2 Februari 1988 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bagi semua pabrik farmasi di Indonesia dan diberikan kesempatan untuk berbenah diri sampai April 1991. PT Varia Sekata kemudian menghentikan produksi obat-obat untuk hewan, dan hanya membatasi pada produksi obat jadi untuk manusia.

Dan untuk memenuhi persyaratan CPOB tersebut, dengan pertimbangan pengotoran udara yang masuk ke dalam ruang produksi dan pengotoran udara dari udara yang keluar dari ruang produksi serta penanganan limbah cair dan padat, maka diputuskan bahwa industri PT. Varia Sekata yang sebelumnya berlokasi di


(44)

Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 184 C Medan, dipindahkan keluar kota di lokasi yang baru di Jalan Letjend Jamin Ginting KM 19,5 Pancurbatu, Medan-Kabanjahe.

PT. Varia Sekata, Pancurbatu memiliki karyawan sebanyak 56 (lima puluh enam) orang. Jumlah kayawan pada masing-maing bagian adalah sebagai berikut :

a. 1 orang Direktur

b. 1 orang Apoteker Penanggung Jawab Produksi c. 1 orang Manajer

d. 1 orang Apoteker Druq Quality Control e. 1 orang Kepala Bagian Produksi

f. 1 orang Pengawas

g. 5 orang di Bagian Laboratorium Farmasi h. 7 orang di Bagian Produksi Tablet i. 7 orang di Bagian Produksi Obat Cair

j. 6 orang di Bagian Produksi Obat Kapsul / Kaplet k. 4 orang di Bagian Pengemasan

l. 4 orang di Bagian Gudang m. 7 orang di Bagian Umum n. 5 orang di Bagian Pembukuan o. 5 orang di Bagian Pemasaran.

Seluruh karyawan pada masing-masing bagian di dalam PT. Varia Sekata Pancurbatu saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan antara unit kerja ini berlangsung dari atas ke bawah dalam bentuk perintah/instruksi, pengarahan dan motivasi. Serta dari bawah ke atas dalam bentuk penyampaian


(45)

hasil laporan, penyampaian masalah dalam pelaksanaan tugas, dan sebagainya. Semua karyawan berusaha menciptakan komunikasi yang efektif agar tercapai efesiensi kerja didalam PT. Varia Sekata, Pancurbatu.

Adapun media yang digunakan oleh PT. Varia Sekata Pancurbatu untuk menciptakan komunikasi yang efektif adalah :

Tabel 3.1

Media Komunikasi PT Varia Sekata, Pancurbatu

No. Jenis Jumlah Fungsi

1. Telepon 10 Memperlancar hubungan komunikasi karyawan

dengan lingkungan ekstern perusahaan

2. Internal phone 11 Memperlancar hubungan komunikasi karyawan

dalam lingkungan intern perusahaan

3. Handphone 5 Memperlancar hubungan komunikasi antara

apoteker, manajer, kabag. produksi, pengawas atau dengan lingkungan extern perusahaan.

5. Fax 2 Memperlancar hubungan komunikasi karyawan

dengan lingkungan ekstern perusahaan

5. Komputer 9 Menyimpan , mengolah, dan menginformasikan

data-data dan sebagai sarana internet.

6. Internet 4 Menginformasikan kepada

perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra kerja perusahaan-perusahaan

7. Papan

Pengumuman

1 Menginformasikan kepada seluruh karyawan

tentang kegiatan yang akan dilakanakan atau informasi lainnya

Sumber : PT. Varia Sekata, Pancurbatu (2009)

B. Visi dan Misi Perusahaan

Mengingat pertumbuhan ekonomi yang sangat dinamis dan tingginya tingkat persaingan usaha, maka perlu bagi setiap pelaku bisnis untuk benar-benar profesional dalam menjalankan roda organisasi perusahaannya. Untuk itu perlu adanya visi dan misi dari setiap perusahaan agar tercapai kinerja perusahaan yang diharapkan.


(46)

perusahaan ini adalah menyediakan dan menyalurkan obat kesehatan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta mengembangkan sumber daya manusia perusahaan untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen guna pengembangan perusahaan serta berperan aktif dalam pengembangan industri farmasi.

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dengan adanya struktur organisasi perusahaan maka akan kelihatan pembagian tugas dan tanggung jawab untuk memudahkan dalam menuntun dan mengawasi pelaksanaan kegiatan perusahaan. Dalam struktur organisasi perusahaan yang baik terdapat pemisahan fungsi dan tanggung jawab dari pelaksanaan perusahaan serta akan terlihat secara tegas garis wewenang dari atasan kepada bawahan.

Organisasi perusahaan dibentuk oleh manusia untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Organisasi perusahaan memberikan kerangka untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas. Pengembangan struktur organisasi mencakup pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab di dalam suatu organisasi perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi.

Penyusunan struktur organisasi perusahaan harus pula di dasari pertimbangan bahwa organisasi itu harus fleksibel dalam arti memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan total. Organisasi perusahaan yang disusun juga harus dapat menunjukkan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas.


(47)

Struktur organisasi di perusahaan berbentuk garis dan staf, ini terbukti dengan adanya satu pimpinan. Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama dengan menggunakan dan alat-alat dan teknologi serta terikat dengan peraturan-peraturan dan lingkungan tertentu supaya dapat mengarahkan pada pencapaian tujuan yang diinginkan perusahaan.

Struktur organisasi PT. Varia Sekata menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya koordinasi dan pengintegrasian segenap kegiatan organisasi baik kearah vertikal maupun horizontal. Adapun bagan struktur organisasi pada perusahaan dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini :


(48)

Sumber: Bagian Pembukuan PT. Varia Sekata Pancurbatu, 2009. Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Varia Sekata Pancurbatu

Komisaris

Direktur

Apoteker P.J.P.

Manajer Apoteker D.Q.C. Lab. Farmasi Adm. Lab. Farmasi Kabag. Gudang Kabag. Umum Kabag. P’bukuan Kabag. Pemasaran Kabag. Produksi Kasi. Produksi Tablet Kasi. Produksi Obat Cair Kasi. Produksi Kapsul Kasi. Pengema-san Staff Prod. Obat Tablet Staff Prod. Obat Cair Dalam Staff Prod. Obat Kapsul Staff Pengema-san Staff Prod. Obat Cair Luar Staff Gudang Staff Personalia Staff Pembelian Staff Perizinan Staff Perawatan Staff Kebersi-han Staff

P’bukuan Kasir

Staff Pemasaran Pengawas


(49)

Uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT.Varia Sekata Pancurbatu meliputi :

1. Komisaris

Komisaris adalah pucuk pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab diantaranya :

a. Mengawasi pelaksanaan peraturan dan ketentuan serta keputusan

pemegang saham.

b. Memilih, mengangkat dan memberhentikan direktur apabila berakhir masa jabatannya atau karena hal-hal lain.

c. Menganalisa, mengevaluasi dan menilai kegiatan-kegiatan yang

berlangsung pada perusahaan berdasarkan laporan direktur maupun pengamatan langsung.

d. Pada saat tertentu meminta pertanggung jawaban keadaan perusahaan pada direktur.

2. Direktur

Adapun tugas utama direktur adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan termasuk keuangan perusahaan

b. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas manajer bagian c. Menganalisa dan mengevaluasi seluruh kegiatan perusahaan

d. Berkoordinasi dengan manajer melaksanakan kontrak dengan mitra kerja perusahaan

e. Mengambil tindakan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh


(50)

f. Memberikan laporan pertanggung jawaban pada komisaris pada periode waktu tertentu.

3. Manajer

a. Merencanakan dan melaksanakan tahap usaha yang menyebabkan

perusahaan mencapai keuntungan yang maksimal

b. Menyelesaikan perselisihan tenaga kerja, pemutusan hubungan kerja dan lain-lain yang menyangkut kepentingan perusahaan dan karyawan dalam perusahaan

c. Menyusun program dalam rangka pengembangan karyawan serta

menyusun formasi kepegawaian sesuai dengan kebutuhan

d. Mengupayakan terciptanya hubungan kerjasama yang mantap dan

harmonis antara perusahaan dan karyawan dalam rangka peningkatan produktivitas kerja.

4. Pengawas

Bagian ini bertugas membantu Manajer untuk melakukan pengawasan terhadap Kasi Tablet, Kasi Obat Cair, Kasi Kapsul, Kasi Pengemasan, Bagian Gudang, Kabag Umum, Kabag Pembukuan dan Kabag Pemasaran.

5. Kepala Bagian Gudang

a. Mengajukan permintaan pembelian bahan baku

b. Menerima dan mencatat peneriman dan pengeluaran bahan baku c. Mengkoordinir kegiatan bagian gudang

6. Staff Gudang

Bertugas mengelola dan menjaga bahan baku, bahan pendukung serta produk jadi.


(51)

7. Kepala Bagian Umum

a. Mengecek administrasi umm

b. Mengkoordinir dan mengawas bagian personalia, pembelian, perizinan, perawatan dan kebersihan.

8. Staff Personalia

a. Menatalaksanakan administrasi kepegawaian (data pegawai dan daftar gaji)

b. Melakukan kegiatan perekrutan karyawan

c. Mmberikan saran kepada atasan tentang promosi, mutasi, kenaikan gaji dan lain sebagainya.

9. Staff Pembelian

a. Mengelola, memeriksa dan mengawasi pembelian bahan baku dan bahan pendukung produksi lainnya.

b. Memberi saran kepada atasan tentan penentuan pemasok bahan produksi perusahaan

10. Staff Perizinan

Bertugas mengurus perizinan dan pengawasan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dengan instansi pemerintah.

11. Staff Perawatan

Bertugas untuk merawat peralatan yang berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan.

12. Staff Kebersihan


(52)

13. Kepala Bagian Pembukuan

Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan perusahaan serta laporan persediaan bahan baku, bahan pendukung dan produk jadi.

14. Staff Pembukuan

Bertugas membuat laporan keuangan perusahaan serta laporan persediaan bahan baku, bahan pendukung dan produk jadi.

15. Kasir

Bertugas mencatat pemasukan dan pengeluaran perusahaan serta mempersiapkan cek pembayaran berdasarkan bukti kas keluar yang diterima. 16. Kepala Bagian Pemasaran

a. Bertanggung jawab atas pengiriman barang kepada perusahaan distributor b. Melaksanakan riset pasar terkini

17. Staff Pemasaran

a. Melaksanakan pengiriman barang kepada perusahaan distributor b. Menatalaksanakan administrasi penjualan

18. Manajer Apoteker Penanggung Jawab Produksi (Apoteker P.J. P.)

a. Memimpin, mengarahkan, dan bertanggung jawab atas terlaksananya pembuatan obat mulai dari penimbangan, pengolahan, pengemasan sampai pengiriman produk obat jadi ke gudang.

b. Bersama-sama dengan Manajer merencanakan pengadaan bahan dan

menyusun rencana produksi

c. Jika ada kegagalan produksi, mendiskusikannya dengan Manajer


(53)

d. Bertanggung jawab agar alat-alat atau mesin-mesin untuk keperluan produksi dipakai dengan benar dan divalidasi.

e. Turut membantu pelaksanaan inspeksi Cara Pembuaan Obat yang Baik (CPOB) dan menjaga pelaksanaannya.

f. Bertanggung jawab untuk menjaga semangat kerja yang tinggi di bagian produksi serta pengembangan dan latihan karyawannya, menjaga displin dan melakukan evalusi tahunan atas semua karyawan yang dibawahinya. 19. Kepala Bagian Produksi

a. Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan produksi sesuai dengan surat order produksi

b. Membantu Manajer Produksi (Apoteker P.J.P.) melaksanakan tugas-tugasnya dan tanggung jawabnya.

c. Menyiapkan berbagai laporan yang berhubungan dengan proses produksi bahan baku menjadi bahan jadi.

d. Mengkoordinir dan mengawasi kepala-kepala seksi melaksanakan

tugasnya

e. Menghitung biaya produksi dan harga pokok produksi. 20. Kepala Seksi Produksi Tablet

a. Bertanggung jawab atas pembuatan obat tablet.

b. Mengawasi dan mengkoordinir bagiannya agar melaksanakan pembuatan obat tablet berdasarkan standar yang telah ditetapkan.

21. Staff Produksi Tablet

Menatalaksanakan adminitsrasi laporan produk tablet yang telah siap diproduksi


(54)

22. Kepala Seksi Produksi Obat Cair

a. Bertanggung jawab atas pembuatan obat cair, baik obat cair dalam maupun obat cair luar (sirup).

b. Mengawasi dan megkoordinir bagiannya agar melaksanakan pembuatan obat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

23. Staff Produksi Obat Cair Dalam dan Luar

Menatalaksanakan administrasi laporan produk bat cair dalam dan luar (sirup) yang telah siap diproduksi

24. Kepala Seksi Produksi Kapsul / Kaplet

a. Bertangggung jawab atas pembuatan obat kapsul

b. Mengawasi dan mengkoordinir bagiannya agar melaksanakan pembuatan obat kapsul sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

25. Staff Produksi Kapsul / Kaplet

Menatalaksanakan adminitsrasi laporan produk kapsul / kaplet yang telah siap diproduksi

26. Kepala Seksi Pengemasan

Mengawasi, mengkoordinir, serta bertanggung jawab atas pengemasan produk yang telah selesai diproduksi.

27. Staff Pengemasan

a. Menatalaksanakan adminitsrasi laporan produk obat jadi. b. Mengirim produk obat jadi ke Bagian Gudang.

28. Manajer Apoteker Drug Quality Conrol (Apoteker D.Q.C.)

a. Memimpin, mengarahkan, dan bertanggung jawab atas analisis dan keputusan untuk meluluskan atau menolak hasil pemeriksaaan kimia


(55)

maupun mikro biologi atas bahan baku, bahan pengemas, dan produk obat jadi agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan dibuat dengan prosedur dan kondisi yang telah ditentukan

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan inspeksi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan menjamin dilaksanakannya CPOB.

c. Bertanggung jawab dan menjamin bahwa semua pemeriksaan dilakukan dengan metode yang benar dan sudah disetujui.

d. Bertangung jawab agar alat-alat untuk analisis dipakai dengan benar, dijaga, dikalibrasi, dan disediakan suku cadangnya.

e. Bertanggung jawab atas pengadaan dan pemakaian larutan pereaksi dan alat gelas yang diperluka n.

f. Bertanggung jawab untuk pengembangan dan latihan karyawannya,

menjaga displin dibagiannya dan melakkan evaluasi tahunan atas semua karyawan yang dibawahinya.

g. Membuat laporan bulanan dan anggaran tahun bagian pengawasan mutu. h. Bersama-sama dengan Apoteker P.J.P. melaksakan validasi alat maupun

proses

29. Laboratorium Farmasi

a. Melakukan pemeriksaan atas contoh bahan baku maupun produk obat jadi. untuk pengujian yang ditugaskan oleh Apoteker D.Q.C. sesuai dengan prosedur analisis yang berlaku.

b. Membuat larutan pereaksi untuk menunjang pemeriksaan analisis.

c. Bersama-sama dengan Administrasi Laboratorium membuat laporan atas hasil pemeriksaan dan melaporkannya Apoteker D.Q.C.


(56)

d. Melakukan kalibrasi atas akat-alat di laboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku.

e. Bersama-sama dengan Administrasi Laboratorium mencatat semua

kegiatan harian laboratorium. 30. Bagian Adminstrasi Laboratorium

a. Membuat laporan atas hasil pemeriksanaan dan melaporkannya Apoteker D.Q.C.

b. Mencatat semua kegiatan harian laboratorium, termasuk mencatat pemakaian pereaksi dalam kartu persediaan

c. Melaporkan kepada supervisor bila ada kebutuhan pereaksi, alat gelas, dan alat kantor.

d. Mencatat jumlah peralatan yang ada di laboratorium.

D. Aktivitas dan Produk-produk Perusahaan

PT. Varia Sekata adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang industri farmasi. Kegiatan PT. Varia Sekata dimulai dari pengadaan bahan baku, bahan pengemeas, serta bahan pendukung lainnya yang diperlukan untuk diproses menjadi produk obat jadi. Pengadaaan bahan baku, bahan pengemas, maupun bahan pendukung lainnya merupakan kesepakatan bersama antara bagian produksi, bagian laboratorium farmasi, serta manajer. Seluruh bagian ini ikut ambil bagian dalam menentukan pihak pemasok mana yang menjadi penyedia bahan proses produksi tersebut, mengingat dibutuhkannnya bahan yang berkualitas serta tercapainya kesepakatan harga.


(57)

Bahan baku dan bahan pendukung produksi lain yang telah dibeli tidak langsung diproduksi menjadi produk obat jadi. Tetapi terlebih dahulu, bahan tersebut diuji di laboratorium farmasi, untuk diputuskan, apakah bahan tersebut layak digunakan atau tidak pada proses produksi.

Setelah dinyatakan lulus, bahan baku dan bahan pendukung lainnya kemudian diproses menjadi produk obat jadi. Produk obat jadi PT. Varia Sekata, Pancurbatu terdiri dari beberapa jenis bentuk produk obat, yaitu obat dalam bentuk tablet, obat cair luar / dalam (dalam bentuk sirup), serta dalam bentuk obat kapsul / kaplet.

Berikut ini adalah daftar produk PT. Varia Sekata dalam bentuk kaplet / kaplsul serta kegunaannya.

Tabel 3.2

Produk PT. Varia Sekata dalam bentuk Obat Kaplet / Kapsul serta Kegunaannya

No. Nama Produk Kegunaan

1. Antalgin Kaplet Untuk mengurangi rasa sakit

2. Bicnat Kaplet Untuk sakit perut dan susah buang air besar

3. CTM Kaplet Obat alergi

4. Nosked Kaplet Untuk alergi serta untuk peradangan yang bengkak 5. Paracetamol Kaplet Obat demam serta menghilangkan rasa sakit pada

kepala dan gigi

6. Prednison Kaplet Obat rematik, asma dan demam 7. Trisulfa Kaplet Untuk sakit disentri

8. Varcycline Capsul Antibiotik untuk sakit perut

9. Varfekto Kaplet Antibiotik untuk perut, obat batuk dan demam. 10. Vargumet Kaplet Untuk sakit perut (tukak lambung dan usus) 11. Varicetine Capsul Antibiotik dan obat untuk sakit perut

Sumber : PT. Varia Sekata, Pancurbatu (2009)

Selain dalam bentuk kaplet / kapsul PT. Varia Sekata juga memproduksi obat dalam bentuk tablet. Berikut ini adalah daftar produk PT. Varia Sekata dalam bentuk tablet serta kegunaannya.


(58)

Tabel 3.3

Produk PT. Varia Sekata dalam bentuk Obat Tablet serta Kegunaannya

No. Nama Produk Kegunaan

1. Acetosal Untuk menghilangkan rasa sakit, menurunkan

demam, dan memperlancar peredaran darah.

2. Andrizen Untuk mencret, keputihan, dan anti bakteri

3. Anuerin Vitamin B1, mencegah penyakit biri-biri

4. Antasida Doen Mengurangi gejala-gejala asam lambung

5. Antalgin Untuk mengurangi rasa sakit

6. Asmavar Obat sesak nafas

7. Chloroquin Untuk malaria

8. CTM Obat alergi

9. Cyanocobalamin Untuk pencegahan dan pengobatan anemia

10. Diarevar Untuk pengobatan simptomatik pada diare

11. INH Obat batuk TBC, dan untuk paru-paru

12. Kalsium Laktat Obat untuk tulang dan gigi 13.

14. Metoclopramida Untuk gangguan lambung dan saluran pencernaan, rasa mual dan muntah.

15. Papaverin Untuk perut mules

16. Paracetamol Obat demam serta menghilangkan rasa sakit pada

kepala dan gigi

17. Prednison Obat rematik, asma dan demam

18. Pyridoxin Obat Vitamin B6

19. Trisulfa Untuk sakit disentri

20. Vargumet Untuk sakit perut (tukak lambung dan usus)

21. Varsebron Obat sesak nafas

22. Varsemol Untuk menurunkan suhu tubuh pada demam dan

mengurangi rasa sakit pada kepal, gigi, nyeri pada otot sendi serta untuk rematik, flu dan saluran pernafasan

23. Varsetam Untuk batuk TBC

24. Vitamin C Manis Untuk mencegah dan mengobati kekurangan Vitamin C pada wanita hamil dan menyusui

25. Vitamin B Complex Untuk kekurangan Vitamin B1, B2, dan B3

Sumber : PT. Varia Sekata, Pancurbatu (2009)

Jenis produk obat lain yaitu obat cair. Pada jenis bentuk ini, obat dibagi dalam 2 jenis obat cair yaitu obat cair dalam yang berbentuk syrup dan dapat dikonsumsi serta obat cair yang pemakaiannya digunakan pada luar tubuh. Berikut ini adalah daftar produk PT. Varia Sekata dalam bentuk obat cair serta kegunaannya.


(59)

Tabel 3.4

Produk PT. Varia Sekata dalam bentuk Obat Cair serta Kegunaannya

No. Nama Produk Kegunaan

1. Alkohol Untuk luka luar

2. Antasida Doen Syrup Mengurangi gejala-gejala asam lambung

3. Champora Spiritus Untuk meringankan perasaan gatal-gatal dan sakit karena digigit serangga

4. Dextromethorphan

Syrup

Obat batuk

5. OBH Syrup Obat batuk berdahak

6. Panvar Eliksir Syrup Obat asma

7. Paracetamol Syrup Obat demam serta menghilangkan rasa sakit pada kepala dan gigi

8. Rivanol Untuk kompres pada luka yang membengkak

9. Varidryl Syrup Obat batuk

10. Vascoxin Syrup Obat batuk

Sumber : PT. Varia Sekata, Pancurbatu (2009)

Produk obat jadi tidak langsung dipasarkan, tetapi produk tersebut harus kembali diuji di laboratorium farmasi, untuk dinyatakan apakah produk tersebut layak dipasarkan atau tidak. Setelah diuji dan dinyatakan layak untuk dipasarkan, maka bagian pemasaran perusahaan akan mengirimkan produk tersebut kepada perusahaan yang menjadi distributor produk perusahaan, yaitu PT. Mega Deli Farma.

E. Mekanisme Komunikasi Perusahaan

Sistem komunikasi yang digunakan PT. Varia Sekata Pancurbatu adalah berdasarkan kerjasama dari setiap karyawan dan atasan yang mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab yang berbeda. Dengan demikian arus komunikasi berjalan dengan lancar, baik antara atasan dengan bawahan, maupun antara satu unit kerja dengan unit kerja lainnya. Untuk melaksanakan komunikasi yang efektif diupayakan adanya saling tukar informasi antara seluruh pihak.


(60)

Secara vertikal, komunikasi pada PT. Varia Sekata Pancurbatu menunjukkan bahwa komunikasi dari atasan kepada bawahan berupa pengarahan, instruksi, petunjuk / penjelasan, nasehat / saran dan briefing pada waktu-waktu tertentu. Sedangkan secara horizontal, komunikasi pada PT. Varia Sekata Pancurbatu berlangsung antara satu unit kerja dengan unit kerja lainnya berupa koordinasi kerja dan pertukaran informasi.

PT. Varia Sekata Pancurbatu mengadakan suatu pertemuan rutin untuk memberikan informasi laporan kerja unit secara menyeluruh. Pertemuan ini dilaksanakan satu kali dalam sebulan dan direktur bertindak sebagai pimpinan rapat. Pertemuan ini bertujuan untuk saling tukar menukar informasi dari satu unit kerja dengan unit karja lainnya, menganalisa dan mengevaluasi laporan kerja dari masing-masing unit kerja, serta menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam perusahaan.

Pada waktu-waktu tertentu, pertemuan juga dilakukan oleh masing-masing unit kerja. Dari pertemuan ini diharapkan agar seluruh karyawan dapat mengerti dan mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab pekerjaannya serta hubungannya secara langsung maupun tidak langsung dengan unit kerja lain. Komunikasi yang demikian akan menciptakan iklim kerja yang sehat dan dinamis, sehingga seluruh karyawan dapat lebih mengerti apa dan bagaimana sebenarnya tugas dan tanggung jawab karyawan PT. Varia Sekata Pancurbatu secara luas. Dengan demikian pada PT. Varia Sekata Pancurbatu tercipta suatu mekanisme komunikasi yang nyata dan terlaksananya komunikasi yang efektif.

Komunikasi yang dilakukan oleh PT. Varia Sekata Pancurbatu antara lain adalah :


(61)

1. Komunikasi Intenal

Komunikasi internal dilakukan melalui komunikasi personal/pribadi yang dilakukan oleh dua orang yang bertatap muka langsung ataupun menggunakan media komunikasi yang ada, misalnya telepon, papan pengumuman, dan lain-lain. Selain itu komunikasi internal juga dilakukan melalui komunikasi kelompok/group yang dilakukan antara seseorang dengan sekelompok orang maupun antara satu unit kerja dengan unit kerja lainnya dalam situasi tatap muka.

Komunikasi internal itu dapat berupa :

a. Instruksi perintah atau petunjuk yang dikeluarkan pimpinan untuk dilaksanakan para karyawan, yang harus memunyai sasaran yang jelas. b. Laporan pertanggung jawaban dari masing-masing unit kerja kepada

pimpinan, sampai sejauh mana tugas telah dilaksanakan.

c. Laporan-laporan dalam bentuk buletin yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk suatu masalah tertentu.

d. Pertukaran informasi antara satu unit kerja dengan unit kerja lainnya. e. Pertemuan yang dilaksanakan dalam rangka membicarakan

masalah-masalah yang sedang dihadapi dan mencari solusi untuk pemecahan masalah tersebut.

2. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal yang dilakukan oleh PT. Varia Sekata Pancurbatu adalah komunikasi dengan pihak-pihak yang bekerja sama dengan perusahaan, seperti pemasok bahan baku maupun pihak perusahaan yang menjadi distributor pemasaran produk perusahaan tersebut.


(1)

22 Wanita 25 S1 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4

23 Pria 38 S2 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

24 Pria 27 D3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5

25 Pria 45 S2 14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

26 Pria 36 S1 6 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4

27 Pria 37 S1 3 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4

28 Pria 34 S1 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4

29 Pria 38 S1 9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

30 Pria 22 D3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

31 Wanita 25 D3 2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5

32 Pria 23 D3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

33 Wanita 29 D3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

34 Pria 25 SMU 6 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5

35 Pria 25 SMU 6 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5

36 Pria 26 D3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

37 Pria 29 D3 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

38 Pria 21 SMU 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

39 Pria 21 SMU 3 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

40 Pria 37 S2 6 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

41 Wanita 30 S1 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

42 Pria 29 S1 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

43 Pria 30 S1 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

44 Wanita 27 D3 6 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

45 Pria 35 S1 8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5


(2)

Franklin Tarigan : Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Varia Sekata Pancur Batu, 2009. USU Repository © 2009

47 Wanita 28 S1 2 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5

48 Pria 26 D3 3 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5

49 Pria 29 S1 2 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5

50 Wanita 25 D3 3 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5

51 Wanita 25 D3 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5

52 Pria 31 S1 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5

53 Pria 28 S1 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4

54 Pria 40 S2 12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

55 Pria 26 D3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5

56 Pria 22 D3 1 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5

Responden Jenis

Kelamin Usia

Tingkat Pendidikan

Masa Kerja

Variabel Efisiensi Kerja

Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21

1 Wanita 26 D3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4

2 Pria 40 S2 11 5 5 5 5 5 5 5 5 5

3 Wanita 25 D3 2 4 5 4 4 4 4 3 4 4

4 Wanita 33 S1 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3

5 Pria 34 S1 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5

6 Wanita 24 D3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4

7 Pria 34 S1 8 4 4 4 5 4 4 3 4 4

8 Pria 39 S2 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5

9 Pria 39 S1 11 5 5 5 5 5 5 5 5 5

10 Wanita 30 S1 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4


(3)

12 Pria 36 S1 7 4 5 5 5 5 5 4 4 4

13 Pria 35 S1 7 4 5 4 5 5 5 4 4 4

14 Pria 35 S1 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5

15 Wanita 30 D3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5

16 Pria 30 D3 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5

17 Wanita 25 D3 2 4 5 4 5 5 5 4 5 4

18 Wanita 26 D3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5

19 Pria 35 S1 6 5 5 5 5 4 5 5 5 5

20 Pria 33 S1 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5

21 Wanita 24 S1 1 4 5 4 5 5 5 4 4 5

22 Wanita 25 S1 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5

23 Pria 38 S2 10 5 5 5 5 4 4 5 5 5

24 Pria 27 D3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4

25 Pria 45 S2 14 5 5 5 5 5 5 5 5 5

26 Pria 36 S1 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5

27 Pria 37 S1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5

28 Pria 34 S1 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3

29 Pria 38 S1 9 5 5 5 5 5 5 5 5 5

30 Pria 22 D3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5

31 Wanita 25 D3 2 4 5 4 5 5 5 4 4 5

32 Pria 23 D3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5

33 Wanita 29 D3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

34 Pria 25 SMU 6 5 5 5 5 5 5 4 4 4

35 Pria 25 SMU 6 5 5 5 5 5 5 4 5 4


(4)

Franklin Tarigan : Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Varia Sekata Pancur Batu, 2009. USU Repository © 2009

37 Pria 29 D3 6 5 5 5 5 5 5 4 4 5

38 Pria 21 SMU 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4

39 Pria 21 SMU 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5

40 Pria 37 S2 6 5 5 5 5 5 5 4 4 5

41 Wanita 30 S1 3 5 4 5 5 5 5 4 5 5

42 Pria 29 S1 3 5 5 5 4 5 5 4 4 5

43 Pria 30 S1 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5

44 Wanita 27 D3 6 5 5 5 5 5 5 5 4 5

45 Pria 35 S1 8 5 5 5 5 5 5 4 4 5

46 Pria 35 SMU 7 5 5 5 5 5 5 4 5 5

47 Wanita 28 S1 2 5 5 5 5 5 5 4 4 4

48 Pria 26 D3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4

49 Pria 29 S1 2 5 5 5 5 5 5 5 4 4

50 Wanita 25 D3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5

51 Wanita 25 D3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4

52 Pria 31 S1 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4

53 Pria 28 S1 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5

54 Pria 40 S2 12 5 5 5 5 5 5 5 5 5

55 Pria 26 D3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5


(5)

Tabel Disribusi T

Df

Tingkat Signifikansi Uji Satu Arah

0,10 0,05 0,025 0,01 0,005 0,0005

Tingkat Signifikansi Uji Dua Arah

0,20 0,10 0,05 0,02 0,01 0,001

1 3,08 6,31 12,71 31,82 63,66 636,62

2 1,89 2,92 4,30 6,97 9,93 31,60

3 1,64 2,35 3,18 4,54 5,84 12,92

4 1,48 2,13 2,78 3,75 4,60 8,61

5 1,48 2,02 2,57 3,37 4,03 6,87

6 1,44 1,94 2,45 3,14 3,71 5,96

7 1,42 1,90 2,37 3,00 3,50 5,41

8 1,40 1,86 2,31 2,90 3,36 5,04

9 1,38 1,83 2,26 2,82 3,25 4,78

10 1,37 1,81 2,23 2,76 3,17 4,59

11 1,36 1,80 2,20 2,72 3,11 4,44

12 1,36 1,78 2,18 2,68 3,06 4,32

13 1,35 1,77 2,16 2,65 3,01 4,22

14 1,35 1,76 2,15 2,62 2,98 4,14

15 1,34 1,75 2,13 2,60 2,95 4,07

16 1,34 1,75 2,12 2,58 2,92 4,02

17 1,33 1,74 2,11 2,57 2,90 3,97

18 1,33 1,73 2,10 2,55 2,88 3,92

19 1,33 1,73 2,09 2,54 2,86 3,88

20 1,33 1,73 2,09 2,53 2,85 3,85

21 1,32 1,72 2,08 2,52 2,83 3,82

22 1,32 1,72 2,07 2,51 2,82 3,79

23 1,32 1,71 2,07 2,50 2,81 3,77

24 1,32 1,71 2,06 2,49 2,80 3,75

25 1,32 1,71 2,06 2,49 2,79 3,73

26 1,32 1,71 2,06 2,48 2,78 3,71

27 1,31 1,70 2,05 2,47 2,77 3,69

28 1,31 1,70 2,05 2,47 2,76 3,67

29 1,31 1,70 2,05 2,46 2,76 3,66

30 1,31 1,70 2,04 2,46 2,75 3,65

40 1,30 1,68 2,02 2,42 2,70 3,55

60 1,30 1,67 2,00 2,39 2,66 3,46

120 1,29 1,66 1,98 2,36 2,62 3,37


(6)

Franklin Tarigan : Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Varia Sekata Pancur Batu, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel R Product Moment (Two tailed test)

Df = 5% Df = 5% Df = 5%

1 0,997 35 0,325 69 0,234

2 0,950 36 0,320 70 0,232

3 0,878 37 0,316 71 0,230

4 0,811 38 0,312 72 0,229

5 0,775 39 0,308 73 0,227

6 0,707 40 0,304 74 0,226

7 0,666 41 0,301 75 0,224

8 0,632 42 0,297 76 0,223

9 0,602 43 0,294 77 0,221

10 0,576 44 0,291 78 0,220

11 0,553 45 0,288 79 0,219

12 0,532 46 0,285 80 0,217

13 0,514 47 0,282 81 0,216

14 0,497 48 0,279 82 0,215

15 0,482 49 0,276 83 0,213

16 0,468 50 0,273 84 0,212

17 0,456 51 0,271 85 0,211

18 0,444 52 0,268 86 0,210

19 0,433 53 0,266 87 0,208

20 0,423 54 0,263 88 0,207

21 0,413 55 0,261 80 0,206

22 0,404 56 0,257 90 0,205

23 0,396 57 0,256 91 0,204

24 0,388 58 0,254 92 0,203

25 0,381 59 0,252 93 0,202

26 0,374 60 0,250 94 0,201

27 0,367 61 0,248 95 0,200

28 0,361 62 0,246 96 0,199

29 0,355 63 0,244 97 0,198

30 0,349 64 0,242 98 0,197

31 0,344 65 0,240 99 0,196

32 0,339 66 0,239 100 0,195

33 0,334 67 0,237

TABEL R