dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga,
Yogyakarta. Yogyakarta, Bantul.
siswa dalam
mencari sumber belajar lain dalam
mengerjakan tugas yang diberikan
guru serta
meningkatkan antusiasme siswa dalam mengerjakan
tugas dengan tepat waktu.
5. Winda
Pramita Sari,
Mahasiswi Program
Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Kristen
Satya Wacana, Salatiga.
Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi
Belajar Siswa Melalui Metode Index Card
Match Pada Mata Pelajaran IPS Kelas
Ivsd Negeri Kopeng 01 Tahun
Pelajaran 20112012.
Dari hasil
penerapan strategi
pembelajaran kooperatif tipe index card
match dalam
proses pembelajaran,
mampu meningkatkan
keaktifan siswa
dalam bertanya
kepada siswa lain atau guru
apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teoritis serta mengkaji laporan dari hasil penelitian sebelumnya sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian
ini dipandang perlu mengajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:
1 Penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match akan
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif. 2
Adanya keterkaitan antara penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match dengan peningkatkan keaktifan belajar siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang masalah, landasan teori dan kerangka berfikir diata
s dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Penggunaan metode kooperatif tipe Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan siswa
kelas IV MI Fathurrachnman pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Semester II Tahun Pelajaran 20132014
”.
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Fathurrachman yang terletak di Jl. Pekayon I No. 4 Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu,
Jakarta Selatan. MI Fathurrachman dipilih karena peneliti bertugas ditempat tersebut sehingga peneliti memiliki peluang waktu yang cukup luas dalam
mencari dan mengolah data. Alasan tersebut diperkuat oleh hasil observasi yang menggambarlan bahwa perencanaan pembelajaran yang disiapkan guru belum
mampu digarap secara serius sehingga kemampuan guru dalam mengelola kelas sangat rendah, serta proses pembelajaran yang dilakukan masih mengandalkan
metode ceramah, sehingga proses pembelajaran belum menunjukkan keaktifan siswa. Dengan demikian, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 6 bulan, yaitu sejak bulan
Januari sampai bulan Juli 2014. Dengan kata lain penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 20132014.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode agar hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana yang ditentukan. Dilihat dari tujuan yang ingin dicapai
oleh penelitian yaitu ingin meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas maka penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas PTK atau lebih
dikenal dengan istilah classroom action research. Basrowi 2008 mengatakan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan
untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang
diangkat dari kegiatan sehari- hari di kelas”.
1
Senada dengan pernyataan tersebut,
1
H. M. Basrowi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, Bogor:Ghalia Indonesia, 2008, Cet. 2, h. 25
31
Hopkins 1992 menyatakan bahwa “classroom action research merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis sebab penelitian ini
menyangkut kegiatan yang dipraktikan guru sehari-hari. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dalam pekerjaan guru. Oleh karena
itu, penelitian ini dilakukan dalam kancah kelas tempat guru mengajar”.
2
Untuk metode penelitian yang digunakan dalam penbelitian ini adalah dengan menggunakan metode Descriptive Research. Hadeli menjelaskan bahwa
“penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, situasi atau kejadian dan
karakteristik populasi ”.
3
Lebih lanjut, Sumadi Suryabrata dalam Hadeli mengemukakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk:
1 Mencari informasi faktual yang detail, menggambarkan gejala yang ada; 2 Mengidentifikasi masalah-masalah atau mendapatkan justifikasi keadaan
dan praktek-praktek yang telah dan sedang berlangsung; 3 Membuat komparasi dan evaluasi; 4 Mengetahui apa yang dikerjakan orang lain
dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan
di masa datang.
4
Dalam penelitian tindakan kelas, diperlukan adanya rancangan penelitian karena penelitian tindakan kelas tidak sekedar mengungkapkan penyebab
permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas tetapi mencari cara mengatasi permasalahan tersebut. Rancangan penelitian merupakan prosedur yang akan
dilalui dalam mengumpulkan informasi untuk menjawab permasalahan penelitian.
Seperti yang dikatakan oleh Hadeli bahwa “rancangan penelitian berisi gambaran tentang kapan penelitian dilakukan, darimana data diperoleh,
dalam kondisi bagaimana subjek yang diteliti dan bagaimana mengolah data dan melaporkannya
”.
5
Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 kegiatan utama yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Setiap siklus terdiri dari 2x pertemuan yang masing-masing
2
Ibid., h. 26
3
Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, Ciputat:Quantum Teaching,2006, Cet. 1, h. 63
4
Ibid., h. 64