Hasil Data Hasil Analisis Tepat Diagnosis Penyakit

24 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan tepat diagnosis, dengan trombosit 100.000 – 150.000 ada 7 pasien termasuk tepat diagnosis dan dengan trombosit 150.000 terdapat 3 pasien 5,7 dari 52 pasien yang merupakan tepat diagnosis.

4.4. Data Hasil Analisis Tepat Indikasi

Tabel 4.5 Distribusi pemberian antibiotik pasien berdasarkan indikasi Obat Tanpa disertai infeksi sekunder Indikasi Tifoid Indikasi ISPA Indikasi Tpt Tdk Tpt Tdk Tpt Tdk Antibiotik 19 √ 2 √ 5 √ Tanpa AB 21 √ 1 √ 4 √ Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pemberian antibiotik pada pasien DHF dengan indikasi tanpa disertai infeksi sekunder adalah cukup tinggi yaitu 19 pasien 36,53 dari 52 pasien merupakan tidak tepat indikasi. Sedangkan pasien DHF dengan indikasi disertai infeksi tifoid ada 2 pasien dan ISPA ada 5 pasien termasuk tepat indikasi. Sementara pasien DHF tanpa disertai infeksi sekunder yang tidak diberikan antibiotik sebanyak 21 pasien 40,38 dari 52 pasien merupakan tepat indikasi. Sedangkan pasien DHF yang disertai infeksi tifoid ada 1 pasien dan ISPA ada 4 pasien termasuk tidak tepat indikasi.

4.5. Data Hasil Analisis Tepat Obat

Tabel 4.6 Distribusi Antibiotik yang diberikan kepada pasien DHF Antibiotik Tanpa disertai infeksi Obat Tifoid Obat ISPA Obat Tpt Tdk Tpt Tdk Tpt Tdk Seftriakson 13 √ 1 √ 3 √ Sefiksim 1 √ 2 √ Sefadroksil 3 √ Siprofloksasin 1 √ Sefotaksim 1 √ Amoksisilin 1 √ Tanpa AB 21 √ 1 √ 4 √ Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pemberian antibiotik pada pasien DHF dengan diagnosis tanpa disertai infeksi adalah cukup tinggi yaitu 13 pasien 25 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 25 dari 52 pasien. Antibiotik yang paling banyak diberikan adalah seftriakson sebanyak 19 pasien, merupakan tidak tepat obat. Sedangkan pasien DHF dengan diagnosis disertai infeksi tifoid 1 pasien dan ISPA 3 pasien yang diberikan seftriakson dapat dikatakan tepat obat. Sementara pasien DHF dengan diagnosis tanpa disertai infeksi yang tidak diberikan antibiotik sebanyak 21 pasien 40,38 dari 52 pasien merupakan tepat obat. Sedangkan pasien DHF dengan diagnosis disertai infeksi tifoid yang tidak diberikan antibiotik 1 pasien dan ISPA 4 pasien termasuk tidak tepat obat.

4.6. Data Hasil Analisis Tepat Dosis

Tabel 4.7 Distribusi dosis obat yang diberikan kepada pasien DHF Umur tahun Berat badan Jumlah pasien DHF Dosis pemakaian Dosis literatur Dosis N Tpt Tdk o 1 tahun 1 3,8  Seftriakson  Sefikisim  Siprofloksasin  Sefadroksil  Sefotaksim 6,5 kg 1 3,8 2x300 mg 50-180 mg kghr √  Amoksisilin o 1 – 14 tahun 16 61,5  Seftriakson 5 19,2 2x1 g Anak 12 th 250 mghr dan anak 12 th 125 mghr √ 3 11,5 1x1 g √ 1 3,8 2x400 mg √ 1 3,8 1x1 ½ √  Sefikisim 25 kg 1 3,8 1x1 kapsul 8 mgkghr . Maks. 400 mghr √ 36 kg 1 3,8 3x1 kapsul √  Siprofloksasin 45 kg 1 3,8 2x500 mg 250 mg 2xhr √  Sefadroksil 22 kg 1 3,8 3x300 mg 30 mgkghr maks. 2 ghr √ 27 kg 1 3,8 3x400 mg √ 23 kg 1 3,8 2x250 mg √ 26 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta  Sefotaksim  Amoksisilin o 15 – 44 tahun 9 34,6  Seftriakson 7 26,9 2x1 g 1-2 g tiap 12- 24 jam √  Sefikisim 1 3,8 2x1 kapsul 400 mghr √  Siprofloksasin  Sefadroksil  Sefotaksim  Amoksisilin 1 3,8 2x500 mg 250-500 mg tiap 8 jam maks. 2- 3 ghr √ o 45 – 64 tahun  Seftriakson  Sefikisim  Siprofloksasin  Sefadroksil  Sefotaksim  Amoksisilin o 65 tahun  Seftriakson  Sefikisim  Siprofloksasin  Sefadroksil  Sefotaksim  Amoksisilin Total 26 100 Pediatric Dosage Handbook Tabel di atas menunjukkan antibiotik yang tidak tepat dosis antara lain seftriakson untuk pasien umur 1 – 14 tahun, sefiksim untuk pasien 1 – 14 tahun dengan dosis yang kurang yaitu 1x 1 kapsul dan siprofloksasin untuk pasien umur 1 – 14 tahun. Sedangkan antibiotik yang termasuk tepat dosis antara lain sefotaksim untuk pasien denganumur 1 tahun, sefiksim untuk pasien umur 1 – 14 tahun dengan dosis 3x1 kapsul, sefadroksil untuk pasien umur 1 – 14 tahun, seftriakson untuk pasien umur 15 – 44 tahun, sefiksim untuk pasien umur 15 – 44 tahun dan amoksisilin untuk pasien umur 15 – 44 tahun.