Letak Geografis TERNATE DALAM LINTASAN SEJARAH

12 sesuai hidup dalam masyarakat kota bercorak maritim. 16 Ciri kerajaan maritim ini biasanya dimiliki oleh kerajaan-kerajaan Islam. Sebaliknya kerajaan yang bercorak agraris dalam kehidupan ekonominya lebih menitik beratkan pada pertanian, sedangkan kekuatan militernya lebih dititik beratkan pada angkatan darat. Ciri ini biasanya dimiliki oleh kerajaan-kerajaaan pada zaman Indonesia Hindu. Namun, tidak semua kerajaan pada zaman Indonesia-Hindu bercorak agraris, contoh kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang bercorak campuran agraris-maritim. 17

A. Letak Geografis

Maluku Utara adalah daerah kepulauan yang terletak pada lintasan garis Khatulistiwa dan berada pada 124 º Bujur Timur dan 3º Lintang Selatan. Ada sekitar 353 pulau besar dan kecil baik yang berpenghuni maupun yang belum berpenghuni di wilayah ini. Pulau terbesarnya dan paling utama adalah Halmahera, menyusul pulau-pulau penting lainnya seperti Obi, Sula, Morotai, Bacan, Makian, Ternate, dan Tidore. Luas wilayah Maluku Utara mencapai 32.000 km ², sementara kawasan lautnya sebesar 107.381 km². Di sebelah Utara kawasan ini berbatasan dengan Samudera Pasifik, di sebelah Selatan dengan Laut Seram, di sebelah Timur dengan Laut Halmahera, dan di sebelah Barat dengan Laut Maluku. Wilayah kota Ternate terletak antara 0° - 2° Lintang Utara dan berada pada posisi 126° - 128° Bujur Timur, dengan luas wilayah 249,75 16 Uka Tjandrasasmita, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-kota Muslim di Indonesia Kudus: Menara Kudus, 2000, h. 46 17 Ibid, 13 km², seluruh wilayah daerah ini dikelilingi laut, dengan batas-batasnya meliputi: Sebelah Timur dengan Selat Halmahera dan Sebelah Barat dengan Laut Maluku. 18 Wilayah kota Ternate merupakan daerah kepulauan karena wilayahnya terdiri dari delapan buah pulau, lima pulau berukuran sedang, dan tiga pulau lainnya berukuran kecil yang hingga sekarang belum dihuni penduduk. Nama dan luas pulau tersebut serta kategorinya seperti pada uraian berikut: 19 1. Pulau Ternate 110,7 km² dihuni 2. Pulau Hiri 12,4 km² dihuni 3. Pulau Moti 24,6 km² dihuni 4. Pulau Mayau 78,4 km² dihuni 5. Pulau Tifure 22,1 km² dihuni 6. Pulau Maka 0,50 km² tidak dihuni 7. Pulau Mano 0,50 km² tidak dihuni 8. Pulau Gurida 0,55 km² tidak dihuni Nama Maluku pada awalnya hanya menunjuk kepada sebuah mata rantai lima pulau kecil yaitu Ternate, Tidore, Morotai, Bacan, dan Makian yang membentang sepanjang 25 mil 2 dan berada hanya 5 mil 2 dari pantai pesisir pulau yang relatif cukup besar yaitu Jailolo 6,950 mil 2 20 yang dewasa ini disebut Halmahera. Letaknya di sebelah Utara Khatulistiwa dan arah ke Selatan 18 M. Adnan Amal, Kepulauan Rempah-rempah perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250- 1950, Nala Cipta Litera: 2007, h. 4. 19 BPS 2002, dalam laporan penelitian Abu Sanmas, Kedudukan dan Fungsi Lembaga Adat Kesultanan Ternate dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Jakarta: LIPI, h. 42-43. 20 Des Alwi, Sejarah Maluku Banda Naira, Ternate, Tidore, dan Ambon, h. 289. 14 dari Filipina. Kepulauan kecil ini yang memiliki jumlah daratan tidak kurang dari 200 mil 2 pada zaman dahulu dihuni oleh 25.000 jiwa dibandingkan dengan 50.000 jiwa dewasa ini. Pemegang peranan di kepulauan ini adalah pulau kembar Ternate dan Tidore yang masing-masing luasnya sekitar 40 mil 2 . Kedua pulau tersebut merupakan gunung berapi yang menyembul dari dasar laut sampai ketinggian lebih dari satu mil di atas permukaan laut. Secara alamiah kedua pulau ini pada awalnya merupakan sumber penghasil cengkeh dunia. Pulau-pulau ini merupakan kedudukan dari para kaicil yaitu pemimpin-pemimpin tertinggi atau raja-raja kecil yang menguasai kawasan yang membentang ke Barat sampai ke Sulawesi, Mindanao di Utara, Papua di Timur, Seram, serta Ambon di Selatan.

B. Sumber Daya Alam