Fictor Wardin C. Tampubolon : Penerapan Dynamic Programming Sebagai Solusi Optimal Dalam Penyusunan Rencana Produksi, 2009.
USU Repository © 2009
4. Mempengaruhi demand. Karena perubahan permintaan merupakan faktor
utama dalam masalah perencanaan agregrat, maka pihak manajemen dapat melakukan tindakan, yaitu dengan mempengaruhi pola permintaan itu sendiri.
3.1.5.2.Strategi Perencanaan Agregrat Secara Gabungan Mixed Strategy.
Setiap pure strategy akan melibatkan biaya yang besar dan sering pure strategy tidak layak, oleh karena itu kombinasi dari pure strategy ini menjadi
mixed strategy lebih sering digunakan. ketika suatu perusahaan
mempertimbangkan kemungkinan dari pencampuran strategi yang bervariasi dengan tidak terbatasnya rasio untuk melakukan strategi yang berviariasi tersebut,
maka perusahaan baru akan menyadari tantangan yang sedang dihadapi.
3.1.6. Fase-Fase Perencanaan Agregrat.
6
Pengembangan perencanaan agregrat mengikuti prosedur yang terdiri dari empat fase, seperti terlihat pada Gambar 3.1.
1. Persiapan Peramalan Permintaan Agregrat. Peramalan permintaan
agregrat mencakup beberapa permintaan yang diperkirakan pada tiap-tiap periode selama horizon perencanaan dalam satuan unti yang sama untuk
semua jenis item yang dihasilkan. Peramalan ini dapat menggunakan analisis deret waktu, waktu rata-rata bergerak, dan lain-lain.
2. Mengkhususkan Kebijaksanaan Organisasi untuk Melancarkan
Penggunaan Kapasitas. Pada fase ini, manajemen mencoba mengidentifikasi
6
Arman Hakim Nasution, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Institiut Teknologi Semarang.
Fictor Wardin C. Tampubolon : Penerapan Dynamic Programming Sebagai Solusi Optimal Dalam Penyusunan Rencana Produksi, 2009.
USU Repository © 2009
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat melancarkan perkiraan permintaan agregrat yang telah diramalkan pada fase sebelumnya. Kombinasi dari
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang paling diinginkan merupakan strategi yang terbaik untuk mengantisipasi permintaan dimasa mendatang yang bersifat
musiman dan berfluktuasi secara acak.
PHASE 1 Peramalan
Permintaan Agregrat Time Series With
Seasionals Moving
Avarage Exponential
Smooting Teknik Peramalan
lain PHASE 2
Smooth Out Utilisasi Kapasitas
Produk Komplememter
Harga Promosi
Waktu Pengiriman yang Fleksibel
PHASE 3 Penentuan Alternatif
Produksi yang layak
Penetapan Tenaga Kerja: - Overtime
- Undertime Variabel Tenaga Kerja;
- Penyewaan - Pemberhentian
Inventory Backorder
Subkontrak PHASE 4
Alokasi Permintaan pada Periode produksi
Biaya linear Trial and Error
Linaer Programming:
-Transportation -Simplex
Dynamic Programming
Biaya Non Linear Linear decesion
Rule Dan lain-lain
Heuristik Penentuan Modelcocok untuk
semua biaya
Gambar 3.1. Prosedur Perencanaan Produksi Agregrat
3. Menetukan Alternatif Produksi yang Layak. Fase ini terdiri dari dua
alternatif, yaitu:
Fictor Wardin C. Tampubolon : Penerapan Dynamic Programming Sebagai Solusi Optimal Dalam Penyusunan Rencana Produksi, 2009.
USU Repository © 2009
- Merubah tingkat produksi dengan tenaga kerja yang sama, hal ini dilakukan
dengan melemburkan karyawan yang ada pada saat permintaan tinggi, dan mengalokasikan karyawan yang ada ke pekerjaan non produksi pada saat
permintaan menurun. -
Merubah tingkat produksi dengan merubah jumlah tenaga kerja, hal ini dilakukan dengan merekrut tenaga kerja baru pada saat permintaan tinggi
dan memberhentikan tenaga kerja pada saat permintaan turun. 4.
Menentukan Strategi Produksi yang Optimal.
Setelah alternatif produksi yang layak dipilih dan dihitung perkiraan ongkosnya, langkah berikutnya adalah menentukan strategi produksi yang
optimal. Langkah ini melibatkan pengalokasian peramalan permintaan dengan menggunakan alternatif-alternatif dalam setiap periode yang
meminimasi ongkos total untuk keseluruhan horizon perencanaan. Metode perencanaan agregrat untuk mengalokasikan permintaan selama periode
produksi adalah bervariasi tergantung asumsi-asumsi yang dibuat pada alternatif-alternatif yang dianggap layak dan biayanya linear dan non
linear. Secara matematis, maka ongkos produksi selama periode-t adalah:
S F
H B
I O
R t
C C
C C
C C
C C
+ +
+ +
+ +
= Co
= Ongkos produksi overtime lembur
I
C = Ongkos unit yang dipakai dari inventory persediaan
B
C = Ongkos backorder
H
C = Ongkos hiring penambahan tenaga kerja
Fictor Wardin C. Tampubolon : Penerapan Dynamic Programming Sebagai Solusi Optimal Dalam Penyusunan Rencana Produksi, 2009.
USU Repository © 2009 F
C = Ongkos firing pemberhentian tenaga kerja
S
C = Ongkos subkontrak
3.2. Peramalan Forecasting