Fictor Wardin C. Tampubolon : Penerapan Dynamic Programming Sebagai Solusi Optimal Dalam Penyusunan Rencana Produksi, 2009.
USU Repository © 2009
Dengan hanya mengolah satu jenis data produk maka kemungkinan untuk menerapkan metode yang canggih semakin besar sehingga ketelitian hasil
yang didapatkan semakin baik c.
Kemudahan untuk melihat dan memahami mekanisme sistem produksi yang terjadi dalam implementasi rencana
3.1.5. Strategi Perencanaan Produksi
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk melakukan perencanaan produksi yaitu dengan melakukan manipulasi persediaan, laju produksi, jumlah
tenaga kerja, kapasitas atau variabel terkendali lainnya. Jika perubahan dilakukan terhadap satu variabel sehingga terjadi perubahan laju produksi disebut sebagai
strategi murni pure strategy. Sebaliknya, strategi gabungan mixed strategy merupakan gabungan perubahan dua atau lebih strategi murni sehingga diperoleh
perencanaan produksi fleksibel.
4
4
Laboratorium Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri-ITB, Manajmen Produksi, Proyek Six University Developmenet and Rehabilitation SUDR Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.
1995.Hal.2.
Seandainya datangnya permintaan dari konsumen bersifat rutin dan dapat diketahui dengan pasti baik besarnya maupun waktunya maka perencanaan
produksi tidak diperlukan lagi. Namun pada kenyataanya pola permintaan ini tidak dapat ditentukan dengan pasti. Masalah tersebut mengakibatkan perusahaan
harus menemukan cara atau strategi berproduksi agar fluktuasi permintaan tersebut dapat diantisipasi tentu saja dengan cara yang ekonomis sehingga tujuan
perusahaan mencari keuntungan dapat tercapai.
Fictor Wardin C. Tampubolon : Penerapan Dynamic Programming Sebagai Solusi Optimal Dalam Penyusunan Rencana Produksi, 2009.
USU Repository © 2009
3.1.5.1 Strategi Perencanaan Agregrat Secara Murni Pure Strategy.
Dikatakan pure strategy, jika perubahan dilakukan terhadap satu variabel sehingga terjadi perubahan laju produksi. Beberapa strategi murni yaitu:
1. Mengendalikan jumlah persediaan. Persediaan dapat dilakukan pada saat
kapasitas produksi dibawah permintaan demand. Persediaan ini selanjutnya dapat digunakan pada saat permintaan berada diatas kapasitas produksi. Biaya
yang berkaitan dengan strtategi ini yaitu: biaya pergudangan, asuransi, pengelolaan, kekunoan obsolescence barang, dan modal tertanam akan
meningkat biaya-biaya ini sekitar 15-40 dari nilai sebuah item persediaan.
5
Keunggulan strategi ini: a.
Meminimumkan upaya penjadwalan produksi, b.
Meminumkan penambahan tenaga kerja baru tidak ada kerja lembur c.
Menyederhanakan sistem pesanan untuk bahan baku karena produksi yang konstan.
Kelemahannya antara lain: a.
Ada kemungkinan penurunan tingkat pelayanan pada saat ada permintaan yang mendadak meningkat
b. Ada kemungkinnan jumlah persediaan yang berlebih jika terjadi
penurunan permintaan dalam jangka waktu yang cukup panjang, c.
Dibutuhkan sistem backorder atau dibutuhkan subkontrak jika permintaan berbeda dengan tingkat produksi.
5
Kamarul Imam, Agregrat Planning, rul2ayahoo.com,Hal.4.
Fictor Wardin C. Tampubolon : Penerapan Dynamic Programming Sebagai Solusi Optimal Dalam Penyusunan Rencana Produksi, 2009.
USU Repository © 2009
2. Mengendalikan jumlah tenaga kerja. Manajer dapat melakukan perubahan
jumlah tenaga kerja dengan menambah atau mengurangi tenaga kerja sesuai dengan laju produksi yang diinginkan. Tindakan lain yang dapat dilakukan
dengan melakukan jam kerja lembur. Keunggulan strategi ini :
a. Biasanya lebih mudah untuk melakukan perubahan tingkat produksi
daripada perubahan dalam jumlah tenaga kerja atau tingkat persediaan karena perubahan-perubahan ini biasanya dilakukan pada tingkat
manajemen sebagai kebijakan, b.
Meminimukan biaya persediaan barang jadi, c.
Meminimumkan biaya rekrutmen tenaga kerja baru dan penjadwalan. Kelemahannya antara lain:
a. Meningkatnya upaya penjdwalan produksi dan persediaan karena
permintaan yang berfluktuasi b.
Penggunaan tenaga kerja yang tidak efisien pada saat permintaan pasar menurun dan tingkat produksi ditentukan dibawah kapasitas
c. Adanya kecendrungan untuk menimbulkan semangat tenaga kerja yang
buruk karena ada ketidakpastian kerja kadang-kadang buruh bekerja dengan sibuk, disaat lain tidak bekerja
3. Subkontrak. Subkontrak dapat dilakukan untuk menaikkan kapasitas
perusahaan pada saat perusahaan sibuk sehingga permintaan dapat dipenuhi.
Fictor Wardin C. Tampubolon : Penerapan Dynamic Programming Sebagai Solusi Optimal Dalam Penyusunan Rencana Produksi, 2009.
USU Repository © 2009
4. Mempengaruhi demand. Karena perubahan permintaan merupakan faktor
utama dalam masalah perencanaan agregrat, maka pihak manajemen dapat melakukan tindakan, yaitu dengan mempengaruhi pola permintaan itu sendiri.
3.1.5.2.Strategi Perencanaan Agregrat Secara Gabungan Mixed Strategy.
Setiap pure strategy akan melibatkan biaya yang besar dan sering pure strategy tidak layak, oleh karena itu kombinasi dari pure strategy ini menjadi
mixed strategy lebih sering digunakan. ketika suatu perusahaan
mempertimbangkan kemungkinan dari pencampuran strategi yang bervariasi dengan tidak terbatasnya rasio untuk melakukan strategi yang berviariasi tersebut,
maka perusahaan baru akan menyadari tantangan yang sedang dihadapi.
3.1.6. Fase-Fase Perencanaan Agregrat.