Hasil Observasi dan Wawancara

59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Hasil Penelitian dan Analisis Reflektif

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan analisis kebutuhan terhadap proses pembelajaran kimia di Madrasah Aliyah “ANNAJAH” Jakarta Selatan. Kemudian, menganalisis hasil penelitian yang dikelompokkan menjadi: 1 Analisis hasil pengolahan data observasi dan wawancara, 2 Analisis proses tindakan yang terdiri dari perencanaan, melakukan tindakan, mengamati, dan merefleksi, 3 analisis hasil belajar dengan melihat kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa; perubahan penguasaan konsep hidrokarbon, 4 Analisis pengolahan data kuisioner tiap siklus.

1. Hasil Observasi dan Wawancara

a. Observasi Kegiatan observasi awal dilakukan pada tanggal 13 Maret 2009, kegiatan ini untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Materi yang disampaikan adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan penilaiannya hanya dengan mengerjakan latihan-latihan pada lembar kerja siswa LKS. Dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat terlihat bahwa dalam pembelajaran, guru tidak memperhatikan yang menjadi permasalahan yang siswa hadapi, sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi. Guru hanya melihat hasil nilai latihan LKS yang bagus, maka guru menganggap siswa sudah memahami materi yang diberikan. Padahal belum tentu hasil latihan LKS yang diperoleh merupakan hasil dari pekerjaan siswa itu sendiri. Selain itu, guru tidak mengetahui letak kesulitan yang siswa hadapi dalam memahami konsep kimia. 60 b. Wawancara 1 Guru Berdasarkan hasil wawancara kepada guru kimia yang mengajar di kelas X. Dari hasil wawancara tersebut didapat informasi sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Guru No Indikator Pernyataan Guru 1. Persiapan dalam Pembelajaran Kimia  Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran.  Kesesuaian rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dengan silabus yang telah ada.  Guru bidang studi menyampaikan konsep- konsep pelajaran dengan menggunakan rancangan pelaksanaan pembelajaran kimia.  Dalam pembuatan RPP, guru mengacu pada silabus yang telah ada. 2. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Kimia  Penggunaan metode pembelajaran kimia di kelas.  Penerapan strategi pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.  Guru bidang studi menggunakan pendekatan klasikal, yaitu metode konvensional.  Guru tahu dan belum pernah menerapkan strategi pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. 3. Sumberbahan Ajar dalam Pembelajaran Kimia  Penggunaan sumber atau bahan ajar yang lain pada pembelajaran kimia sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.  Guru menggunakan buku pelajaran kimia kelas X SMA dan LKS. 4. Hasil Belajar Siswa  Keberhasilan penilaian terhadap pembelajaran kimia kelas X SMA.  Perbandingan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia tahun ajaran sekarang dengan tahun ajaran yang lalu.  Ketertarikan, motivasi, dan minat siswa terhadap pembelajaran kimia.  Hasil belajar siswa pada konsep hidrokarbon tahun ajaran yang lalu.  Hasil belajar siswa kelas X secara keseluruhan kurang memuaskan, hal ini kemungkinan akibat dari kurangnya antusias dan motivasi mereka untuk mempelajari kimia baik di sekolah maupun di rumah.  Untuk hasil belajar pada semester I sekarang ini jika dibandingkan dengan semester I tahun lalu kurang memuaskan, masih ada beberapa siswa yang di bawah ketuntasan belajar yang mengacu pada standar nilai sekolah.  Sebagian siswa tertarik dan termotivasi dalam beberapa materi kimia yang mereka anggap mudah.  Mengenai konsep hidrokarbon di tahun lalu masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan, sehingga nilai mereka di bawah KKM. 61 No Indikator Pernyataan Guru 5. Kendala-kendala dalam Mengajar  Berbagai macam kendala dalam pembelajaran kimia  Kesulitan yang dihadapi siswa pada konsep kimia.  Kesulitan dalam konsep hidrokarbon  Jawaban dari kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran kimia.  Adapun kendala yang saya rasakan dalam mengajar kimia adalah fasilitas sekolah dalam penggunaan laboratorium dan perpustakaan yang belum lengkap, sehingga siswa sulit untuk berkembang.  Tidak semua siswa kelas X-A dan X-B mengalami kesulitan dalam memahami konsep kimia. Ada sebagian siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep kimia.  Ya, hal ini karena mereka baru mempelajari kimia. Terlebih konsep hidrokarbon yang banyak aturan, langkah-langkah, dan penamaan.  Tidak semua siswa kelas X-A dan X-B bertanya pada guru pada saat mengalami kesulitan dalam memahami materi. Hal ini disebabkan oleh rasa malu dan tidak percaya diri siswa. 6. Alokasi Waktu  Pemberian waktu terhadap pembelajaran kimia di sekolah.  Waktu yang diberikan kurang bagi siswa kelas X mengingat pelajaran kimia yang sulit dan banyak langkah dalam pemecahan masalah. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru bidang studi kimia dalam menyampaikan konsep- konsep pelajaran menggunakan metode ceramah, sehingga minat dan motivasi siswa sangat kecil untuk mempelajari konsep-konsep kimia dan pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia kurang memuaskan. 2 Siswa Wawancara dengan siswa dilakukan pada siswa kelas X-A untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap pembelajaran yang selama ini telah mereka lakukan. Dari hasil wawancara dengan beberapa orang siswa didapatkan data sebagai berikut: 62 Tabel 4.2 Hasil Wawancara dengan Siswa No Indikator Pernyataan Siswa 1. Persepsi Siswa pada Materi Pelajaran Kimia  Kesulitan dalam memahami pelajaran kimia.  Kesulitan memahami konsep hidrokarbon.  Sebagian besar dari mereka merasa kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep kimia.  Sebagian kecil ia, hal ini karena belum diajarkan di kelas. 2. Kesulitan-kesulitan dalam Pembelajaran Kimia  Berbagai macam kesulitan dalam mempelajari kimia.  Kesulitan dalam memahami materi kimia yang disebabkan penggunaan metode pembelajaran.  Pemberian jawaban atas pertanyaan mengenai pembelajaran kimia.  Mereka berpendapat bahwa penjelasan mengenai konsep pelajaran kimia yang disampaikan oleh guru bidang studi kurang jelas sehingga mereka sulit untuk memahami konsep tersebut.  Siswa juga merasa bosan dengan metode yang digunakan oleh guru bidang studi dalam menyampaikan konsep pelajaran kimia.  Sebagian besar siswa menjawab ya, namun hasil respon yang diberikan masih saja membuat mereka belum mengerti. 3. PendekatanMetode Mengajar Guru  Penggunaan metode pembelajaran kimia di kelas.  Pengaruh pendekatan pembelajaran kimia yang digunakan.  Pengaruh penggunaan metode pembelajaran kimia di kelas.  Sebagaian besar siswa menjawab metode ceramah dan praktikum yang sering digunakan oleh guru bidang studi.  Sebagian besar siswa merasa belum karena sebelumnya proses pembelajaran selalu diawali oleh guru yang menerangkan dan kurang memotivasi dalam pembelajaran kimia.  Sebagain besar siswa merasa kurang menyenangkan, hal ini karena guru yang selalu mendominasi. 4. Sumber Belajar  Penggunaan sumber atau bahan ajar yang lain pada pembelajaran kimia sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.  Siswa menggunakan buku pelajaran kimia kelas X SMA dan LKS. 5. Pembelajaran Berkelompok  Penggunaan pembelajaran berkelompok pada mata pelajaran kimia.  Penggunaan strategi pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.  Sebagian besar senang karena dapat saling membantu jika mengalami kesulitan.  Ada yang beranggapan bahwa pembagian kelompok kurang merata antara siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai.  Beberapa belum terbiasa belajar kelompok sehingga masih malu untuk bertukarpikiran.  Sebagian siswa merasa belum pernah guru menggunakan belajar kelompok.  Sebagian besar siswa tidak mengetahui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. 6. Diskusi dalam pengerjaan LKS  Berdiskusi dalam pengerjaan LKS pada pembelajaran kimia.  Siswa senang karena bisa bertukar pikiran dalam mengerjakan LKS. 63 Dari hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran kimia, kurang termotivasi dan merasa bosan dengan penyampaian konsep kimia dengan metode ceramah. Selain itu, mereka juga senang apabila pembelajaran menggunakan strategi kooperatifberkelompok. Berdasarkan data hasil analisis keadaan di atas, maka peneliti memandang perlu untuk menggunakan metode pembelajaran lain selain metode ceramah untuk membuat suasana belajar menjadi lebih menarik bagi siswa sehingga dapat membuat mereka termotivasi dan berminat untuk mempelajari mata pelajaran kimia dengan lebih antusias. Oleh karena itu, dengan penggunaan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw diharapkan dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap konsep kimia khususnya materi hidrokarbon.

2. Hasil tindakan

Dokumen yang terkait

Improvingstudents’ Reading Comprehension Of Narrative Text Through Jigsaw Technique (A Classroomaction Researchin The Second Grade Students Of Smp Ash-Sholihin Kebon Jeruk)

0 11 99

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw sebagai upaya mengatasi miskonsepsi siswa terhadap konsep sel : penelitian tindakan kelas di MA Pembangunan UIN Jakarta

2 7 189

Penerapan model pembelajaran direct instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep termokimia

0 2 18

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Termokimia

0 3 18

Penerapan Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Sistem Koloid (PTK Di Kelas XI IPA MAN 2 Kota Tangerang)

0 3 14

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Metode Group Investigation DI MTS NegeriI 1 Kota Tangerang Selatan

0 3 6