Latar Belakang Masalah Deskripsi Tari Tamborin Dan Musik Pengiring Pada Ibadah Raya Gereja Bethel Indonesia (GBI) Tanjung Sari Medan

Hans Marpaung : Deskripsi Tari Tamborin Dan Musik Pengiring Pada Ibadah Raya Gereja Bethel Indonesia GBI Tanjung Sari Medan, 2009. BAB I P E N D A H U L U A N

1.1 Latar Belakang Masalah

Tari tamborin 1 merupakan tarian yang dilaksanakan pada ibadah raya 2 Dalam tulisan ini penulis akan menjelaskan pertunjukan tari tamborin dalam konteks ibadah raya GBI Gereja Bethel Indonesia. Ibadah raya merupakan ibadah yang diadakan setiap hari minggu. Ibadah ini merupakan sarana atau perkumpulan untuk memuji dan memuliakan Tuhan. di Gereja Bethel Indonesia GBI. Selain digunakan dalam ibadah raya, tarian tamborin biasanya juga ditarikan pada saat ibadah KKR Kebaktian Kebangunan Rohani. Tarian tamborin ini masih tetap digunakan dalam setiap ibadah hingga sampai saat ini. Hal ini juga terlihat di GBI Tanjung Sari sebagai tempat lokasi penelitian. 3 Ibadah raya merupakan sesuatu yang yang penting dan wajib diadakan pada setiap minggunya. Ibadah raya ini dipimpin oleh seorang MC Master Ceremonial yang disebut sebagai Worship leader atau pemimpin pujian dan Pendeta sebagai pengkotbah yang akan menyampaikan Firman Tuhan. Dalam ibadah raya seorang Ibadah raya ini mempunyai pola dan tata aturan dalam ibadahnya. 1 Tari tamborin adalah suatu tarian yang menggunakan alat musik tamborin sebagai media untuk menari dimana tarian ini merupakan tarian yang bersifat puji-pujian kepada Tuhan. Sabda.org., 2009 2 Ibadah raya adalah ibadah yang diadakan pada hari minggu dan bersifat umum, ibadah raya merupakan puncak dari ibadah dari ibadah-ibadah hari sebelumnya, contohnya ibadah wanita, ibadah pemuda, ibadah tengah minggu, dll. wawancara dengan Pdt. J. Palempong, S.Th, Agustus 2009 3 Ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya Kamus Umum Bahasa Indonesia:1991 Hans Marpaung : Deskripsi Tari Tamborin Dan Musik Pengiring Pada Ibadah Raya Gereja Bethel Indonesia GBI Tanjung Sari Medan, 2009. pemimpin pujian mempunyai peran penting yaitu untuk memimpin jalannya ibadah raya dengan memimpin pujian yang dinyanyikan dan diikuti oleh seluruh jemaat. Dalam ibadah raya ini mengandung unsur–unsur tata ibadah yang penting yaitu doa- doa, tari tamborin dan nyayian-nyayian rohani. Unsur-unsur tata ibadah ini merupakan proses jalannya ibadah dari awal sampai akhir ibadah. Unsur-unsur tata ibadah ini antara lain, bersalam-salaman, panggilan untuk merayakan ibadah, pujian dan penyembahan, khotbah, persembahan syukur dan warta jemaat, sakramen dan doa penutup ibadah.Samuel,2007:109 Disebut Tari tamborin karena merupakan tari yang menggunakan alat musik tamborin tambourine frame drums 4 Tarian tamborin ini menunjukkan ungkapan ekspresi adanya rasa sukacita dan kegembiraan juga sekaligus sebagai media penyampaian rasa syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, dimana selama satu minggu telah diberi kesehatan dan yang termasuk ke dalam klasifikasi alat musik membranophone sebagai media dalam menari sekaligus pencipta ritem iringan internal. Tari ini diawali dengan gerakan menepuk-nepuk kulit tamborin sesuai dengan irama dan tempo dari musik pengiringnya. Tamborin dipegang pada tangan kanan dan dimainkan sehingga muncul bunyi gemerincing dan bunyi membran tamborin akibat pukulan telapak tangan kiri. Kecepatan tarian dan pukulan pada tamborin disesuaikan dengan irama dan tempo musik pengiringnya. 4 Tambourine frame drums, frame drums consist of one or two membranes stretched over simple frame made of thin wood, the frame is usually shallow and adds little resonance when the skin is beaten, most frames are circular but order shapes are also found. Drums of this type originated in the middle east and are still common there. Many frame drums, like the popular tambourine have metal jingle attached to the rim. Musical Instruments Of The World by The Diagram Group Hans Marpaung : Deskripsi Tari Tamborin Dan Musik Pengiring Pada Ibadah Raya Gereja Bethel Indonesia GBI Tanjung Sari Medan, 2009. keselamatan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan informan Bapak Pdt. E. Purba, bahwa dalam ibadah raya, penyajian tari tamborin berfungsi sebagai sarana pujian dan penyembahan kepada Tuhan, dalam hal ini yaitu Tuhan Yesus Kristus. 25 Mei 2009 Dalam pelaksanaannya penari tamborin biasanya atau pada umumnya adalah wanita dewasa berusia antara 17 sampai 30, dan selalu perempuan. Walaupun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk dibawakan oleh anak-anak. Jumlah penari tidak dibatasi tergantung dari kebutuhan, dan luas altar atau panggung. Minimal 2 penari, sampai ratusan penari tamborin tergantung kebutuhan. Wawancara dengan Rey Situmeang, Agustus 2009 Dalam Ibadah Raya di gereja biasanya minimal dua sampai puluhan orang. Sedangkan dalam KKR dan ibadah Natal Gabungan yang dilaksanakan di stadion atau lapangan yang luas, biasanya terdiri dari ratusan bahkan bisa sampai ribuan penari tamborin. Sedangkan dalam Lokasi penelitian penulis, jumlah penari terdiri dari 4 sampai 5 orang. Hal ini, sesuai dengan luas altar panggung dan kebutuhan ibadah di GBI Tanjung Sari. Dalam menarikan tari tamborin, lebih diutamakan gerakan tangan dibandingkan dengan gerakan kaki. Gerakan kaki dilakukan dengan cara melangkah, dimana gerakan kaki ini berupa langkah memutar, langkah kiri, langkah kekanan, kedepan maupun kebelakang. Dalam sebuah komposisi kelompok, setiap pola rangkaian gerakan dapat dilakukan secara serempak, berimbang, berseling–seling, terpecah–pecah dan Hans Marpaung : Deskripsi Tari Tamborin Dan Musik Pengiring Pada Ibadah Raya Gereja Bethel Indonesia GBI Tanjung Sari Medan, 2009. berurutan; dengan pola lantai yang dapat dibuat tetap di tempat atau berpindah– pindah tempat Sal Murgiyanto 1972:39. Dalam hal ini tari tamborin merupakan tarian yang dilakukan dengan gerakan yang serempak dengan pola lantai yang tetap. Tari tamborin ini biasanya dilaksanakan setelah pemimpin pujian berdoa untuk memulai kebaktian. Tarian tamborin ini dilaksanakan dalam suasana ibadah yang terdiri dari Pujian dan Penyembahan. Pujian adalah penyampaian ungkapan syukur melalui nyanyian dengan suasana yang gembira dan riang dan biasanya lagu yang dinyanyikan bertempo cepat. Sedangkan penyembahan adalah nyanyian yang bertempo lambat. Tari tamborin merupakan tari yang berfungsi sebagai sarana pendukung pelaksaaan tata ibadah pujian dan penyembahan 5 kepada Tuhan. Dalam pelaksanaannya para penari harus benar-benar mengerti dan bisa menghayati hal – hal yang terkandung pada tarian tersebut agar tari yang disajikan dapat membuat jemaat ikut merasakan sukacita dalam tarian tersebut. Dengan demikian tari tamborin merupakan suatu tarian yang bersifat tari dramatik yang tidak berdialog sehingga diharapkan dari gerakan tari itu saja sudah cukup untuk mewakili isi dan tema dari tarian tersebut 6 Proses penyajian tari tamborin tidak berdiri sendiri, karena selalu mengikuti nyanyian yang dilantunkan oleh jemaat dan dipimpin oleh seorang Pemimpin Pujian . 5 Menurut fungsinya, tari-tarian Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok tari upacara, kelompok tari bergembira atau tari pergaulan yang sering disebut tari sosial, dan kelompok tari teatrikal atau tari tontonan Soedarsono, 1972:96 6 Bahwa jenis-jenis tari ada didasarkan pada pola gerak, fungsi, kareografi dan tema. Sedang jenis tari menurut tema terdiri dari tari dramatik dan non dramatik. Tari dramatik terbagi dua yang berdialog dan non dialog atau lebig dikenal dengan Sendratari Suparta, 1982:38 Hans Marpaung : Deskripsi Tari Tamborin Dan Musik Pengiring Pada Ibadah Raya Gereja Bethel Indonesia GBI Tanjung Sari Medan, 2009. Worship Leader. Disamping itu harus diiringi musik, alat musik pengiringnya yaitu terdiri dari drum set, bass elektrik, keyboard dan piano elektrik pengiring eksternal. Dalam penyajian tari tamborin, musik pengiring berperan penting karena menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan. Dengan demikian penulis melihat ada hubungan antara tari tamborin dan musik penggiring. Perpaduan tari tamborin dan musik pengiring merupakan sesuatu hal yang sama sama saling mempengaruhi. Biasanya gerakan tari tamborin sejalan dengan tempo musik, jika musik yang dimainkan bertempo cepat, gerakan tari juga seirama dengan musik. Demikian juga sebaliknya, ketika musik yang dimainkan bertempo lambat, maka gerakan tari juga mengikuti tempo musik tersebut. Peranan musik iringan dalam tari tamborin merupakan hal yang penting dimana musik menjadi pembentuk suasana dan juga memperjelas tekanan-tekanan gerak. Ketika lagu tersebut dimainkan, terjadi perubahan pola gerak tari tamborin untuk setiap bagian lagu yang sedang dimainkan. Contohnya, dalam sebuah lagu yang dimainkan dalam ibadah, biasanya terdiri atas beberapa bagian yaitu intro, bait, reff , interlude dan ending. Gerakan tari tamborin disesuaikan dengan pola tersebut. Dengan demikian, gerakan tari tamborin sejalan dengan musik yang dimainkan. Karena adanya penyajian tari tamborin di GBI khususnya GBI Tanjung Sari, membuat penulis tertarik mengangkatnya dalam suatu bentuk skripsi. Hal-hal di atas menarik perhatian penulis untuk meneliti dan melihat penyajian tari tamborin ini dalam suatu ibadah raya GBI. Hans Marpaung : Deskripsi Tari Tamborin Dan Musik Pengiring Pada Ibadah Raya Gereja Bethel Indonesia GBI Tanjung Sari Medan, 2009. Dimana semua komponen termasuk tari, musik, perlengkapan serta persiapan yang dilakukan serta hal – hal yang mendukung pertunjukan menjadi bahan penelitian yang menarik untuk dibahas. Untuk itu penulis akan meneliti dan membahas tulisan ini untuk dijadikan skripsi dengan judul : DESKRIPSI TARI TAMBORIN DAN MUSIK PENGIRING PADA IBADAH RAYA GEREJA BETHEL INDONESIA GBI TANJUNG SARI MEDAN Hans Marpaung : Deskripsi Tari Tamborin Dan Musik Pengiring Pada Ibadah Raya Gereja Bethel Indonesia GBI Tanjung Sari Medan, 2009.

1.2 Pokok Permasalahan