akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional.
2. Kedudukan, dan Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.
13
Namun secara luas guru dapat diartikan sebagai orang yang berwenang dan
bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Sejak dulu, dan mudah-mudahan sampai sekarang, guru menjadi anutan masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan oleh
murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan
yang dihadapi masyarakat. Tampaknya masyarakat mendudukkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat,
yakni di depan memberi suri teladan, di tengah-tengah membangun, dan di belakang memberikan dorongan dan motivasi.
Ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
14
Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka di pundak guru diberikan tugas yang berat. Namun lebih berat lagi
mengemban tanggung jawab, sebab tanggung jawab itu tidak hanya terbatas di lingkungan sekolah tetapi juga di luar sekolah.
Pembinaan yang harus diberikan guru tidak hanya secara kelompok tetapi juga secara individual. Hal ini menuntut guru agar selalu
memperhatikan sikap, tingkah laku dan perbuatan anak didiknya tidak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah.
13
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rhineka Cipta, 2000 , Cet. Ke-1, h. 31
14
Moh. Uzer Usman, Op. Cit., h. 7-8
Dalam ajaran agama Islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan guruulama, sehingga mereka pantas
untuk mencapai taraf penghormatan dan kedudukan yang tinggi. Penghormatan dan kedudukan yang tinggi ini amat logis diberikan
kepadanya, karena dilihat dari jasanya yang demikian besar dalam membimbing dan mengarahkan, membentuk akhlak, dan
memberikan pengetahuan sehingga anak didik siap menghadapi hari depan dengan penuh rasa percaya diri dan dapat
melaksanakan fungsi kekhalifahan di muka bumi. Peranan guru dalam proses belajar mengajar meliputi
banyak hal, Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan bahwa peranan guru sebagai korektor, inspirator, informatory, organisator,
motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, mediator, supervisor, dan evaluator.
15
Sedangkan Piet A. Sahertian mengutip pendapat Watten B dalam menjelaskan peranan guru sebagai “tokoh terhormat dalam
masyarakat, penilai, seorang sumber, pembantu, wasit, detektif, objek identifikasi, penyangga rasa takut, orang yang menolong
memahami diri, pemimpin kelompok, orang tuawali, orang yang membina dan memberi layanan, kawan sekerja dan pembawa rasa
kasih sayang.
16
Peranan guru menurut Adams dan Decey dalam Basic
Principles of Student Teaching, yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional” antara lain guru sebagai
pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan,
15
Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., h. 43
16
Piet A. Sahertian, Profil Pendidik Profesional, Yogyakarta: Andi Offset, 1994 , h. 14
partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor.
17
Yang akan penulis kemukakan di sini adalah peranan yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut:
1 Guru Sebagai Demonstrator Melalui peranannya sebagai demonstrator,
lecturer, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau
materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya
dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
18
2 Guru Sebagai Pengelola Kelas Dalam peranannya sebagai pengelola kelas
learning manager, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan
belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar
kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan ini turut
menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik ialah yang
bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.
Kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi
antara siswa di dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas.
19
17
Moh. Uzer Usman, Op. Cit., h. 9
18
Ibid, h. 9
19
Ibid, h. 10
3 Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan
yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
20
Sedangkan sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat
menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah , ataupun
surat kabar. 4 Guru Sebagai Evaluator
Sebagai evaluator guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan penilaian karena, dengan penilaian, guru dapat
mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar.
21
Selain itu profesi guru juga memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian.
Tugas pokok seorang guru adalah melaksanakan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Moh. Uzer Usman mengelompokkan tugas
guru ke dalam tiga jenis, yaitu: tugas profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.
22
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
20
Ibid, h. 11
21
Ibid, h. 12
22
Ibid, h. 6-7
nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan
melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus
mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi
motivasi bagi siswanya dalam belajar. Tugas guru dalam bidang masyarakat diharapkan dapat
memberikan ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pancasila. Sedangkan tugas guru menurut Piet A. Sahertian umumnya
dibedakan: “tugas personal, tugas social dan tugas professional”.
23
Bahkan bila dirinci lagi lebih jauh, tugas guru tidak hanya yang telah disebutkan. Menurut Roestiyah N. K bahwa guru dalam
mendidik anak didik bertugas untuk: 1 Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa
kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman 2 Membentuk kepribadian anak yang harmonis
3 Menyiapkan anak menjadi warga Negara yang baik sesuai Undang-undang pendidikan yang merupakan keputusan MPR
No. II Tahun 1983 4 Sebagai perantara dalam belajar
5 Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan
6 Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat 7 Sebagai penegak disiplin
8 Guru sebagai administrator dan manajer 9 Pekerjaan guru sebagai profesi
10 Guru sebagai perencana kurikulum
23
Piet A. Sahertian, Op. Cit., h. 12
11 Guru sebagai pemimpin 12 Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.
24
Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakekatnya merupakan komponen
strategis yang memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru
merupakan faktor condisio sine quanon yang tidak mungkin
digantikan oleh komponen mana pun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih-lebih pada era kontemporer ini.
3. Kompetensi Guru