17
BAB II KONSEP KEWARISAN DALAM HUKUM ISLAM
A. Kewarisan Menurut Hukum Islam
1. Pengertian waris Mawaris secara etimologi adalah bentuk jamak dari kata tunggal
al-mirats. Kata “al-mirats” dalam bahasa arab merupakan bentuk masdar dari kata waratsa-yaritsu-irtsan-waamiiraatsan.
1
Seperti yang digunakan dalam kalimat “Si fulan mewarisi harta kerabatnya dan mewarisi harta
ayahnya.
2
Pengertian “Mirats” menurut bahasa adalah berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain atau dari suatu kaum lain sesuatu yang
bersifat umum, bisa bersifat harta atau ilmu keluhuran.
3
Allah SWT, berfirman dalam QS. An-Naml 27:16
ﻞﻤﻨﻟا 27
: 16
Artinya: “Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata : “Hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan
1
Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdhor, Kamus Kontemporer, Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum, 1992 h. 2009
2
Syeh Muhammad Ali Al-Sabuni, Hukum Waris Menurut al-Quran dan Hadis, Bandung, Trigendakarya, 1995 h. 39
3
M. Ali Ash Shabuny, Hukum Waris Islam, Surabaya-Indonesia: Al-Ikhlas. h. 1
kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar satu karunia yang nyata”.
4
Sedangkan menurut istilah, waris adalah berpindahnya hak milik dari mayit kepada ahli warisnya yang masih hidup, baik yang ditinggalkan
itu berupa harta, kebun, atau hak-hak syar’iyah.
5
Ilmu mawaris atau ilmu fara’id, menurut para fuqaha yaitu ilmu untuk mengetahui orang yang berhak mendapatkan pusaka, orang yang
tidak berhak mendapatkan pusaka, kadar yang diterima oleh tiap-tiap waris dan cara pembagianya.
6
Secara umum hukum kewarisan Islam mengatur tentang peralihan harta dari seseorang yang telah meninggal dunia kepada yang masih hidup.
Hukum kewarisan Islam adalah seperangkat peraturan tertulis berdasarkan wahyu Allah dan sunnah nabi tentang hal ihwal peralihan harta atau
berujud harta dari yang telah mati kepada yang masih hidup, yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikuti yang beragama Islam.
7
Dengan demikian, hukum kewarisan Islam tidaklah terbatas hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan harta, tetapi mencakup harta benda
dan non harta benda.
4
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahanya, h. 595
5
M.Ali Ash sabuny, Hukum Waris Islam, Surabaya-Indonesia: Al-Ikhlas. h.1
6
Teungku Muhammad Hasbi ash-shiddiqy, edt. Fuad Hasbi ash-Shiddiqy, Hukum Waris Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1999 h. 6
7
Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, Jakarta: Kencana, 2004 h. 6
B. Rukun dan syarat-syarat waris