D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, hipotesis penelitian dapat disimpulkan yaitu faktor perceived quality dan positioning
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan melakukan pembelian pelanggan pada CV. Brastagi Supermarket Medan.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor perceived quality dan positioning terhadap pengambilan keputusan
untuk melakukan pembelian pada CV. Brastagi Supermarket Medan. 2.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
a. Bagi perusahaan
Sebagai masukan yang dapat dijadikan acuan untuk menciptakan minat melakukan pembelian oleh pelanggan CV. Brastagi Supermarket Medan.
b. Bagi peneliti lain
Sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang, khususnya penelitian
yang berkaitan dengan perceived quality dan positioning terhadap keputusan melakukan pembelian.
Universitas Sumatera Utara
c. Bagi penulis,
Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas cakrawala berpikir dalam bidang pemasaran, khususnya yang berkaitan
dengan perceived quality dan positioning terhadap keputusan pembelian.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional
a. Perceived quality X
1
yang akan diukur dengan bagaimana pengaruh harga produk, bagaimana persepsi pelanggan terhadap citra toko, dan
ketersediaan produk. b.
Positioning X2 yang akan diukur dengan bagaimana persepsi positioning pelanggan terhadap CV.Brastagi Supermarket, apakah produk yang
ditawarkan merupakan produk yang unggul, apakah yang menjadi perbedaan produk perusahaan dengan perusahaan pesaing yang lain, dan
apakah produk-produk tersebut dapat di komunikasikan dengan baik. c.
Keputusan pembelian Y yang akan diukur dengan pengenalan kebutuhan konsumen, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian,
dan prilaku setelah pembelian.
2. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti , yaitu: a. Variabel perceived quality X1
Persepsi konsumen terhadap kualitas adalah penilaian konsumen secara menyeluruh terhadap kinerja produk atau jasa. Dalam melakukan
Universitas Sumatera Utara
penilaian terhadap kinerja produk, kemampuan konsumen untuk melakukan penilaian sangat tergantung pada apakah atribut-atribut intinsik
dan ekstrinsik produk dapat dirasakan dan dievaluasi pada saat melakukan pembelian.
b. Variabel Positioning X2 Positioning merupakan suatu gambaran atau penempatan yang tercipta
terhadap produk atau perusahaan pada pikiran atau benak calon konsumen.
c. Variabel Pengambilan Keputusan Pembelian Y Pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian adalah perilaku yang
muncul sebagai respon terhadap objek. Dalam penelitian ini pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian menunjukkan
keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian di CV. Brastagi Supermarket Medan dan menimbulkan kemungkinan pelanggan
melakukan pembelian ulang untuk waktu yang akan datang.
Variabel Defenisi
Indikator Skala
Pengukuran
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel
Sumber: David A. Aaker 1997, Kotler dalam Lupiyoadi 2001, Setiadi 2003, diolah oleh penulis 2010
3. Skala Pengukuran Variabel
Perceived quality X1
Penilaian konsumen secara menyeluruh
terhadap kinerja produk atau jasa
a.
Harga produk nilai yang dipertukarkan konsumen untuk
manfaat pengkonsumsian, penggunaan, atau kepemilikan barang atau jasa
b.
Citra toko persepsi citra toko yang dibentuk dengan
memproses informasi dari berbagai sumber
c.
Ketersediaan produk sejumlah produk dalam keadaaan siap pakai
Likert
Positioning X2
konsep psikologis yang terkait dengan
bagaimana konsumen menerima perusahaan
tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain
a.
Dipersepsi positif oleh konsumen Keunggulan tersebut menjadi alasan
pelanggan untuk membeli
b.
Unggul Keunggulan itu lebih baik dibanding pesaing
c.
Berbeda Belum ada pesaing yang menawarkan
keunggulan itu atau sudah ada yang menawarkannya namun masih dengan cara
yang lebih umum
d.
Dapat dikomunikasikan Keunggulan itu dapat dikomunikasikan dan
menjadi perhatian pembeli atau calon Likert
Keputusan pembelian
Y Kebutuhan, keinginan,
dan harapan konsumen yang terpenuhi
sehingga konsumen melakukan keputusan
pembelian a.
Pengenalan kebutuhan Konsumen menyadari adanya perbedaan
antara keadaan nyata dengan keadaan yang diharapkan
b. Pencarian informasi
konsumen terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak lagi
c. Evaluasi alternatif
Konsumen mengevaluasi alternatif untuk mendapatkan alternatif terbaik
d. Keputusan pembelian
Konsumen melakukan pembelian yang telah diperoleh setelah evaluasi alternatif
e. Perilaku setelah pembelian
konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan setelah
melakukan pembelian. Likert
Universitas Sumatera Utara
Skala pengukuran dan dalam penelitian ini adalah skala likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor Sugiono, 2005: 86.
Skala likert menggunakan 5 lima tingkatan untuk menyatakan sikap atau jawaban responden sbb:
Tabel 1.3 Tingkat Indikator dengan Skala Likert
No Jawaban
Skala 1
2 3
4 5
Sangat Setuju SS Setuju S
Ragu-Ragu R Tidak Setuju TS
Sangat Tidak Setuju STS 5
4 3
2 1
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di CV. Brastagi Supermarket yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto No. 288 Medan. Penelitian dimulai dari bulan April 2010 sampai
dengan bulan Juni 2010.
5. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan CV. Brastagi Supermarket Medan yang pernah melakukan transaksi pembelian produk-produk yang
ditawarkan oleh CV. Brastagi Supermarket Medan minimal 2 kali, dimana rata- rata setiap harinya pelanggan yang datang mencapai lebih kurang 4282 orang.
Universitas Sumatera Utara
Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dalam Umar, 2004: 78, yaitu:
n = N 1+Ne²
Dimana: n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi e = Taraf Kesalahan = 10
Sehingga:n = 4282 1+42820.1²
n = 97,7 dan di genapkan menjadi 98 orang Berdasarkan rumus Slovin tersebut, peneliti menetapkan sampel sebanyak 98
orang dengan taraf kesalahan 10. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu, yaitu : a. Kriteria bahwa pelanggan yang pernah melakukan transaksi pembelian
minimal dua kali terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh CV. Brastagi Supermarket.
b. Pelanggan berumur 17-60 tahun, karena dianggap berada pada usia yang sudah mampu mengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dari penetapan kriteria ini adalah dengan mempertimbangkan pengalaman pelanggan yang cukup dan usia yang dianggap mampu menilai
kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan pada CV. Brastagi Supermarket Medan .
6. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian
melalui kuesioner dan wawancara terstruktur kepada responden. b.
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti data CV. Brastagi
Supermarket Medan, jurnal, buku-buku pendukung, dan sebagainya.
7. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan responden maupun dengan para karyawan dan manajer CV. Brastagi
Supermarket Medan. b.
Kuesioner Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
melalui daftar pertanyaan tertulis untuk diisi responden. c.
Studi Dokumentasi Yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari data
CV. Brastagi Supermarket, jurnal, buku-buku pendukung, dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
8. Uji Validitas dan Realibilitas
Sebelum instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu diadakan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengukur
apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan kuesioner. Metode yang digunakan adalah dengan
membandingkan antara nilai korelasi atau r
hitung
dari variabel penelitian
dengan nilai r
tabel.
Pengujian validitas instrumen dilakukan terhadap 30 orang pada pelanggan diluar dari sampel dengan menggunakan SPSS 16.00 for
windo ws dengan persyaratan sebagai berikut: a.
Jika r
hitung
r
tabel
, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. b.
Jika r
hitung
r
tabel,
maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang
digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan
ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: a.
Jika r
alpha
positif atau dari r
tabel
maka pernyataan reliable. b.
Jika r
alpha
negatif atau dari r
tabel
maka pernyataan tidak reliable. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan
bantuan aplikasi software SPSS 16.00 for Windows.
Universitas Sumatera Utara
9. Teknik Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif Metode ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data
primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian sehingga mendapat gambaran jelas mengenai masalah yang diteliti.
b. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias
dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikut i atau mendekati distribusi normal Situmorang et al, 2010:91. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 maka jika nilai Asymp.Sig. 2-
tailed diatas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal Situmorang et al, 2010:97.
2. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu
variable independent homokedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel
independen signifikan secara statistik mempegaruhi variabel dependen, maka
Universitas Sumatera Utara
ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak
mengarah adanya heteroskedastisitas Situmorang et al 2010:108 3.
Uji Multikolinearitas Artinya variabel independen dengan dengan yang satu dengan yang lain
dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikololinearitas dapat dilihat dari
besarnya nilai Tolerance dan VIF Varience Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi
multikolinearitas Situmorang et al, 2010:136. Metode Statistik yang digunakan peneliti untuk menganalisis adalah
dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software
SPSS 16.00 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah:
Y = a+b1X1+b2X2+e Dimana: Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta b1 = Koefisien Regresi X1
X1 = Perceived quality b2 = Koefisien Regresi X2
Universitas Sumatera Utara
X2 = Positioning e = Standart Error
Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan yaitu: 1.
Koefisien Determinan R² Dari perhitungan r korelasi dapat dilihat hubungan variabel bebas X1,X2 dan
variabel terikat Y positif atau negatif hubungan tersebut. Determinan digunakan untuk melihat kontribusi variabel bebas X1,X2 terhadap variabel
terikatY 2.
Uji F, yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh perceived quality dan positioning terhadap keputusan pembeliaan pelanggan secara
serentak. Dengan rumus hipotesis sebagai berikut: Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas X1,X2 secara serentak tidak ada
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y. Ha: b1
≠ b2 ≠ 0, artinya variabel bebas X1,X2 secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y.
Kriteria Pengambilan Keputusan: Ho diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 Ha diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 3.
Uji t, yaitu untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan rumusan hipotesis
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Ho: b1, b2 = 0, artinya variabel bebas X1,X2 secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y.
Ha: b1, b2 ≠ 0, artinya variabel bebas X1,X2 secara parsial mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y. Kriteria Pengambilan Keputusan:
Ho diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 Ha diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam
penelitian ini, antara lain meliputi:
1. Novri2009 melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Positioning dan
Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan pada C.V Gelora Plaza ”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand awareness dan
positioning berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian pelanggan. Pada uji t, Variabel X yang terdiri dari
variabel positioning X
1
berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0,36 terhadap keputusan pembelian konsumen, begitu pula dengan variabel brand
awareness X
2
berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0,17 terhadap pengambilan keputusan pembelian pelanggan.
2. Philemon 2009 melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perceived Quality terhadap Pelumas Produk Pertamina untuk Kendaraan Bermotor Roda Dua” dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor harga, citra bengkel, ketersedian produk, promosi harga, dan iklan secara serempak berpengaruh secara signifikan terhadap perceived quality
pelanggan terhadap pelumas produk PERTAMINA untuk kendaraan bermotor roda dua pada 17 bengkel atau service sepeda motor di jalan
Universitas Sumatera Utara
Setiabudi Tanjung Rejo Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai F
hitung{5.341}
F
tabel2.820.
yang menunjukkan bahwa faktor harga, citra bengkel, ketersediaan produk, promosi harga, iklan mempengaruhi perceived quality pelanggan
terhadap pelumas produk PERTAMINA untuk kendaraan bermotor roda dua pada pelanggan 17 bengkel service sepeda motor di Jalan Setia Budi
Tanjung Rejo Medan. B. Perceived Quality
Perceived quality mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu merek, dalam banyak konteks perceived quality suatu merek dapat menjadi alasan
yang penting pembelian serta merek mana yang akan dipertimbangkan pelanggan yang pada gilirannya akan mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek yang
akan dibeli. Seorang pelanggan mungkin tidak memiliki informasi yang cukup untuk disaring yang mengarahkannya kepada penentuan kualitas suatu merek secara
objektif. Menurut Aaker1997;144 kemampuan konsumen untuk melakukan penilaian
kualitas sangat tergantung pada atribut intrinsik seperti citraimage toko dan ekstrinsik yang dianalisis dengan nama merek, program periklanan yang
dilancarkan, dan harga yang dirasakan dan dievaluasi pada saat hendak melakukan pembelian.
Menurut Ferrinadewi 2008;61 konsumen memiliki ketrbatasan informasi terhadap suatu produk. Keterbatasan konsumen disebabkan karena terbatasnya
pengetahuan mereka tentang cara pembuatan suatu produk atau bahkan konsumen
Universitas Sumatera Utara
tidak memiliki cukup banyak waktu melakukan penilaian. Akibatnya konsumen cenderung untuk mengandalkan atribut entrisik seperti nama merek, nama toko,
iklan, persediaan, dan harga dalam mengevaluasi kualitas produk. Atribut entrisik produk ini berperan sebagai jalan pintas yang menyediakan sejumlah informasi bagi
konsumen dalam melakukan evaluasi. Adapun atribut-atribut intrinsik dan ekstrinsik yang menjadi pegukuran
terhadap persepsi kualitas suatu produk akan dijelaskan sebagai berikut: - Harga sebagai pertanda kualitas
Harga merupakan nilai yang dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat pengkonsumsian, penggunaan, atau kepemilikan barang atau jasa. Menurut
Aaker1997:148 harga yang lebih tinggi ,rata-rata mengantarkan kesan kualitas yang relatif lebih tinggi.
- Citra image Citra image toko merupakan keseluruhan persepsi konsumen terhadap suatu toko
dengan toko yang lain yang akan membentuk suatu citra dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu.
Menurut Aaker 1997:146 sebuah merek bisa mempengaruhi berbagai persepsi kualitas jika merek itu dipasang pada suatu kelas produk yang berbeda.
- Ketersediaan Produk Ketersediaan produk merupakan sejumlah produk yang disimpan dan dirawat
menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
Universitas Sumatera Utara
- Iklan
Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau
menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pembuat iklan. Menurut Aaker 1997: 144 jumlah iklan yang menunjang suatu merek bisa
memberi pertanda bahwa perusahaan tersebut mendukung merek itu, sehingga berdasarkan pertimbangan logika, hal ini mengimplikasikan bahwa merek tersebut
pasti merupakan produk unggulan. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas, maka model pengukuran
perceived quality yang tepat untuk melakukan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1 Model Pengukuran Perceived Quality
Sumber : David A. Aaker 1997, Ferrinadewi 2008, diolah penulis2010
Gambar 2.1 diatas menunjukkan indikator yang digunakan untuk mengukur perceived quality C.V Brastagi Supermarket. Berdasarkan informasi yang diperoleh
penulis, C.V Brastagi Supermarket tidak melakukan iklan di media cetak maupun elektronik secara konsisten. C.V Brastagi Supermarket hanya melakukan iklan di
Harga
Ketersediaan produk Perceived Quality
Citra toko
Universitas Sumatera Utara
media cetak apabila ada season tertentu saja misalnya diskon harga produk, oleh karena itu penulis tidak menggunakan iklan sebagai pengukuran terhadap perceived
quality C.V Brastagi Supermarket o
Perceived Quality Menghasilkan Nilai Secara umum perceived quality dapat menghasilkan nilai-nilai seperti yang
dijelaskan pada gambar 2.2 berikut ini:
Gambar 2.2 Perceived Quality menghasilkan nilai
Sumber : David A. Aaker 1997 ; 126
1 Alasan untuk membeli
Keterbatasan informasi, uang dan waktu membuat keputusan pembelian sorang pelanggan sangat dipengaruhi oleh perceived quality suatu merek yang ada
dibenak konsumen, sehingga sering kali alasan keputusan pembeliannya hanya didasarkan kepada perceived quality dari merek yang akan dibelinya.
Perceived quality Alasan untuk membeli
Diferensiasi atau posisi Harga premium
Perluasan saluran distribusi
Perluasan merek
Universitas Sumatera Utara
2 Diferensiasi atau posisi
Pada saat informasi yang objektif tidak tersedia tentang merek produk, maka perceived quality menjadi sangat berguna dalam memenuhi pendapat konsumen.
Perceived Quality menghasilkan penempatan posisi suatu perusahaan dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya.
3 Harga Premium
Salah satu keuntungan dari perceived quality adalah memberikan ruang pilihan dalam menentukan harga premium, harga premium dapat meningkatkan laba
yang secara langsung dapat meningkatkan profitabilitas. 4
Perluasan saluran distribusi Para pengecer dan distributor akan termotivasi untuk menjadi penyalur
produk atau merek dengan perceived quality yang tinggi, yang berarti dapat semakin memperluas distribusi dari merek produk tersebut.
5 Perluasan merek
Merek dengan perceived quality kuat dapat digunakan untuk memperkenalkan kategori produk baru, yang beraneka ragam. Produk dengan perceived quality kuat
akan mempunyai kemungkinan sukses yang lebih besar dibandingkan dengan yang perceived qualitynya lemah.
C. Positioning
Positioning mengarah pada persoalan bagaimana pelanggan berpikir tentang berbagai alternatif atau merek-merek terbaru dalam suatu pasar. Seorang pemasar
harus bersikap realistis dalam melihat bagaimana para pelanggan berpikir tentang
Universitas Sumatera Utara
penawaran yang ada di pasar, karena tanpa hal itu akan sulit bagi pemasar untuk dapat membedakannya.
Menurut Kotler 1997 ; 262 Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu
diingatan konsumen, sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para
pesaingnya. Banyak defenisi positioning diberikan oleh pakar marketing dengan versi dan
model mereka masing-masing, namun tak akan valid kita bicara positioning tanpa menyebut defenisi yang diberikan oleh Al-Ries dan Jack Trout, dua orang yang
dianggap sebagai penemu positioning. Al-Ries dan Jack Trout dalam Kartajaya, 2005:56 mengatakan, “positioning is not what you do to a product, positioning is
what you do to the mind of the prospect. that is you position the product in the mind of prospect”. Intinya positioning adalah menempatkan produk dan merek kita di
benak pelanggan. Dengan definisi ini Ries-Trout mengatakan bahwa perang pemasaran bukanlah terletak di pasar, tapi di benak pelanggan. Perang pemasaran
adalah perang untuk memperebutkan sejengkal ruang di benak pelanggan. Menurut Kotler 1997:265, terdapat beberapa cara penentuan posisi di benak
konsumen, antara lain : 1. Penentuan Posisi Menurut Atribut
Ini terjadi bila suatu perusahaan mempromosikan atribut produk yang lebih unggul di banding pesaingnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Penentuan Posisi Menurut Manfaat Dalam pengertian ini produk di posisikan sebagai pemimpin suatu manfaat
tertentu. 3. Penentuan Posisi Menurut Penggunaan atau Penerapan.
Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan.
4. Penentuan Posisi Menurut Pemakai Ini berarti memposisikan produk sebagi yang terbaik untuk sejumlah kelompok
pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada satu atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun luas.
5. Penentuan Posisi Menurut Pesaing Disini produk secara keseluruhan menonjolkan mereknya secara utuh dan
diposisikan lebih baik dari pada pesaing. 6. Penentuan Posisi Menurut Kategori Produk
Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk 7. Penentuan Posisi Menurut Harga
Disini produk di posisikan memberikan nilai terbaik untuk harganya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kotler Dalam Lupiyoadi, 2001:48 setidaknya ada tiga langkah dalam melakukan positioning, yaitu:
• Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam
hubungan dengan pesaing. •
Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat atau menonjol. •
Menyampaikan keunggulan-keunggulan itu secara efektif kepada target pasar. Menurut Kotler dalam Lupiyoadi 2001 ; 49 sebuah keunggulan yang patut
ditampilkan harus memenuhi kriteria ; penting, berbeda unggul dibanding pesaing, dapat dikomunikasikan, tidak mudah ditiru, terjangkau dan menguntungkan .
1. Penting Keunggulan itu harus merupakan kemampuan yang dianggap sangat penting oleh
cukup banyak pembeli . 2. Berbeda
Belum ada pesaing yang menawarkanmemposisikan keunggulan itu atau mereka sudah ada yang menawarkannya namun masih dengan cara yang lebih umum .
3. Unggul superior Keunggulan itu lebih baik dibanding yang memiliki produk atau jasa lainnya yang
dimiliki pesaing . 4. Dapat dikomunikasikan
Keunggulan itu dapat dikomunikasikan dan menjadi perhatian pembeli atau calon pembeli.
Universitas Sumatera Utara
5. Pelopor Pesaing sulit meniru keunggulan yang dimiliki tersebut.
6. Harga terjangkau Pembeli mampu membayar biaya keunggulan yang ditambahkan dalam produk
tersebut 7. Menguntungkan
Perusahaan dapat memperoleh laba dari pemberian keunggulan tersebut.
Menurut Kartajaya 2005:62 terdapat empat syarat dalam membangun positioning :
• Positioning haruslah dipersepsi secara positif oleh para pelanggan dan
menjadi alasan untuk membeli oleh pelanggan. •
Positioning mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan. •
Positioning haruslah bersifat unik dan dengan mudah mendiferensiasikan diri dari para pesaing.
• Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai
perubahaan dalam lingkungan bisnis, apakah itu perubahaan persaingan, prilaku pelanggan, perubahaan sosial budaya dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas, maka model pengukuran positioning yang tepat untuk melakukan penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.3
berikut ini :
Gambar 2.3 Model Pengukuran Positioning
Sumber : Kotler dalam Lupiyoadi 2001, Kartajaya 2005 diolah oleh penulis 2010
E. Keputusan Pembelian