Pelayanan Perpustakaan Perguruan Tinggi Sistem Pelayanan Perpustakaan Perguruan Tinggi

jasa sangat bervariasi, sementara membentuk persediaan jasa untuk mengatasi fluktuasi ini bukan merupakan suatu pilihan. 4. Sifat jasa yang berbeda-beda variability Jasa bersifat sangat berbeda karena pada umumnya jasa merupakan nonstandardized output, artinya banyak variasi kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Hal senada juga didefenisikan oleh Grifin dalam Lupiyoadi 2006: 6 menyebutkan karakteristik jasa sebagai berikut : 1. Intangibility tidak berwujud Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa tersebut dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan atau kenyataan. 2. Unstorability tidak dapat disimpan Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang tidak dihasilkan. 3. Gustomization kustomisasi Jasa seringkali didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dari beberapa karakteristik jasa atau pelayanan yang disebutkan di atas dapat katakan bahwa karakteristik jasa memiliki nilai yang sangat penting dan sifat yang bervariasi serta dapat didesain untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

2.4.2 Pelayanan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Kegiatan pelayanan pemakai perpustakaan merupakan yang paling pokok dan penting bagi sebuah perpustakaan perguruan tinggi dan merupakan ujung tombak dari keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan. Layanan perpustakaan berarti layanan yang diberikan kepada pembaca dalam memperoleh informasi dengan cepat, tepat serta mudah untuk menemukan bahan pustakainformasi sesuai dengan kebutuhan mereka. Defenisi pelayanan perpustakaan dapat dilihat dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman 2004: 71 dinyatakan bahwa layanan perpustakaan adalah pemberian informasi dan fasilitas perpustakaan kepada pengguna melalui layanan perpustakaan. Melalui layanan perpustakaan, pengguna dapat memperoleh hal berikut : 1. Informasi yang dibutuhkannya secara optimal dari berbagai media. 2. Manfaat berbagai alat bantu penelusuran yang tersedia. Menurut Lasa 1994: 122 pelayanan pepustakaan adalah ”mencakup semua kegiatan pelayanan kepada pengguna yang berkaitan dengan pemanfaatan, penggunaan koleksi perpustakaan dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna perpustakaan”. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa pelayanan perpustakaan adalah seluruh kegiatan pelayanan yang berupa pemberian informasi dan fasilitas perpustakaan kepada pengguna dengan cepat, tepat dan mudah.

2.4.3 Sistem Pelayanan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Layanan perpustakaan menjadi tolak ukur bagi keberhasilan kerja suatu perpustakaan. Secara umum perpustakaan mengenal 2 dua macam sistem layanan yaitu : A. Sistem layanan terbuka Open access Layanan terbuka adalah sistem layanan yang memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi untuk melihat, membuka-buka pustaka dan mengambilnya dari tempat penyimpanan untuk dibaca di tempat atau dipinjam untuk dibawa pulang Soeatminah, 1992: 130. Menurut Darmono 2001: 139 bahwa “sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan”. Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa sistem layanan terbuka adalah suatu sistem yang memberikan keleluasaan kepada pengguna untuk memilih dan mengambil secara langsung koleksi yang dibutuhkan. Agar pengguna pelayanan perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik maka pengguna perlu mengerti sistem ini karena tanpa mengerti sistem ini pengguna akan berputar-putar mengelilingi rak-rak buku hanya untuk menemukan satu judul buku misalnya. Selain itu ada beberapa kelebihan dan kelemahan dari sistem ini, Lasa 1994: 4 mengemukakan sebagai berikut : a. Kelebihan 1. Kartu-kartu katalog tidak mudah rusak, karena sedikit yang menggunakannya. Pada umumnya mereka langsung menuju rak buku untuk memilih sendiri. 2. Menghemat tenaga, sebab dalam sistem ini petugas tidak perlu mengambilkan koleksi yang dibutuhkan. Petugas hanya mencatat dan kemudian mengembalikan buku-buku yang telah dibaca maupun yang dikembalikan hari itu ditempat. 3. Judul-judul yang diketahui dan dibaca lebih banyak. 4. Akan segera diketahui judul buku yang sedang dipinjam, nama dan alamat peminjam. b. Kelemahan 1. Frekuensi kerusakan lebih besar 2. Memerlukan ruangan yang lebih luas, sebab letak rak satu dengan yang lain memerlukan jarak yang longgar. Universitas Sumatera Utara 3. Susunan buku menjadi tidak teratur, oleh karena itu pustakawan harus sering mengadakan “reshelving 4. Bagi pengguna pemula yang datang ke perpustakaan tersebut sering kebingungan dalam mencari buku. Dari uraian di atas jelas bahwa sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan peluang kepada pengguna untuk mencari sendiri koleksi secara langsung, dengan demikian akan mengurangi beban kerja pustakawan, namun sistem ini memerlukan pengawasan yang lebih karena tingkat kehilangan atau perobekan bahan pustaka kemungkinan sangat tinggi. B. Sistem layanan tertutup Close access. Sistem layanan tertutup merupakan pelayanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi. Pengunjung memilih koleksi yang ingin dipinjamnya melalui katalog perpustakaan dan setelah ditemukan sandi bukunya dapat diminta pada petugas untuk mengambilkannya Soeatminah, 1992: 131. Pendapat lain tentang sistem layanan tertutup, Lasa 1995: 4 menyatakan bahwa sistem layanan tertutup adalah suatu layanan yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri akan koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam dapat dipilih melalui daftarkatalog yang tersedia, koleksinya akan diambil oleh petugas. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa sistem layanan tertutup adalah tidak adanya kebebasan yang diberikan kepada pengguna untuk mencari sendiri koleksi yang diinginkan. Pencarian koleksi harus melalui kartu katalog kemudian petugas diminta untuk mengambilkannya. Seperti halnya sistem layanan terbuka, sistem layanan tertutup ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Lasa 1995: 5 menyatakan ada beberapa kelebihan dan kelemahan yaitu : a. Kelebihan 1. Daya tampung koleksi lebih banyak, karena jajaran rak satu dengan yang lain lebih dekat. 2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak. 3. Kerusakan dan kehilangan koleksi lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem terbuka. 4. Tidak memerlukan meja baca di ruang koleksi. b. Kelemahan 1. Banyak energi yang terserap di bagian dirkulasi ini. 2. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluardipinjam 3. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan misal salah pengertian antara petugas dan peminjam. Universitas Sumatera Utara 4. Terjadi antrian panjang pada saat peminjaman maupun pengembalian buku, keadaan ini berarti membuang waktu. Dari konsep-konsep yang diuraikan di atas yang dimaksud dengan pelayanan perpustakaan adalah seluruh kegiatan pelayanan perpustakaan yang diberikan kepada pengguna untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan secara optimal. Dengan mengetahui karakteristik utama dari pelayanan yang meliputi 1 Intangibility tidak berwujud 2 Inseparability tidak dapat dipisahkan 3 Variability berubah-ubah dan 4 Perishability daya tahan maka sistem pelayanan diharapkan dapat diterapkan dengan baik sehingga menjadi tolak ukur bagi keberhasilan kerja perpustakaan perguruan tinggi.

2.5 Jenis-Jenis Pelayanan Perpustakaan Perguruan Tinggi