Pendidikan Sektor Pertanian Tabel 4.8. Hasil Regresi Sektor pertanian

penduduk Sumatera Utara masih lebih banyak yang tinggal di daerah pedesaan daripada perkotaan. Jumlah penduduk Sumatera Utara yang tinggal di pedesaan adalah 7,11 juta jiwa 54,52 dan yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 5,93 juta jiwa 45,48. Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Sumatera Utara 2000-2008 No. Tahun Jumlah jiwa 1. 2008 13.042.317 2. 2007 12.834.371 3. 2006 12.643.494 4. 2005 12.326.678 5. 2004 12.123.360 6. 2003 11.890.399 7. 2002 11.847.075 8. 2001 11.722.548 9. 2000 11.476.272 Sumber : BPS Sumut, 2009

e. Pendidikan

Peningkatan partisipasi sekolah penduduk seharusnya diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai. Di tingkat pendidikan dasar jumlah sekolah pada tahun 20062007 sebanyak 9.274 unit dengan jumlah guru sebanyak 94.659 orang. Rasio murid Sekolah Dasar SD terhadap sekolah yang berarti bahwa setiap sekolah yang ada di Sumatera Utara secara rata-rata pada tahun 2007 sebesar 197,64. Rasio yang tertinggi terdapat pada kota Medan yaitu 330,55 murid per sekolah dan Padang Sidimpuan yaitu 301,49 murid per sekolah. Sedangkan rasio terkecil terdapat di Kabupaten Samosir yaitu 100,57 murid per sekolah. Universitas Sumatera Utara Pada tingkat SLTP Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama rasio tertinggi terdapat pada Kabupaten Toba Samosir yaitu 292,69 murid per sekolah dan terendah di Kabupaten Phakpak Barat dan Nias Selatan. Pada tingkat SMU Sekolah Menengah Umum rasio tertinggi terdapat di Kota Pematang Siantar yaitu 573,71 murid per sekolah dan terendah di Kabupaten Langkat yaitu 138,67 murid per sekolah.

f. Potensi Unggulan Daerah

Potensi sumber daya alam Sumatera Utara cukup berlimpah, diantaranya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan dan pariwisata. Potensi pertanian Sumatera Utara diantaranya adalah sayuran, jeruk dan buah-buahan yang sebagian besar telah dipasarkan dengan baik dan sudah di ekspor keluar negeri maupun provinsi lain. Luas areal perkebunan adalah 1.634.772 ha atau 22,73 dari luas Sumatera Utara dengan produksi ± 3.738.516 ton untuk 23 komoditi diantaranya sawit, karet, kopi, kakao, tembakau dan kelapa. Rata-rata pertambahan luas lahan perkebunan 0,72 per tahun dan pertumbuhan produksi sebesar 2,74 per tahun. Potensi perikanan laut Selat Malaka Pantai Timur sebesar 276.030 ton per tahun dan sudah dimanfaatkan sekitar 90,75 sedangkan potensi Samudera Hindia atau Pantai Barat sebesar 1.076.960 ton per tahun dan baru dimanfaatkan 8,79. Potensi Pantai Barat ini perlu dikembangkan mengingat tingkat pemanfaatannya masih rendah. Sumatera Utara juga merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata DTW mempunyai 399 objek wisata yang tersebar di seluruh daerah. Dari 120 objek wisata yang dipasarkan meliputi potensi alam, seperti Danau Toba, Wisata Bahari terutama Universitas Sumatera Utara di Nias, Agro Wisata, Seni dan Budaya etnis masing-masing mempunyai nilai masing-masing. Komoditi kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara seperti jagung, kentang, kopi, ikan mas, sapi, bawang merah dan sebagainya juga berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan kawasan Agromarinepolitan Wilayah Pesisir, pulau-pulau kecil dan pulau terluar, dengan luas laut Sumatera Utara 110.000 km2, panjang pantai 1.300 km pantai Timur 545 km dan Pantai Barat 375 km serta Pulau Nias 380 km. Jumlah pulau sebanyak 419 buah bernama 237 pulau dan tidak bernama 182 pulau sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini seiring dengan bertambahnya penduduk Indonesia dan dunia sehingga akan meningkatkan permintaan terhadap kelautan dan perikanan, ditambah dengan menurunnya kemampuan produksi perikanan tangkap dunia. Potensi Sumber Daya Ikan SDI di kawasan Pantai Barat mencapai 1.076.960 tontahun dengan potensi jenis ikan unggulan di laut pesisir seperti tuna, tongkol, cakalang, kerapu, kakap, kembung, tenggiri, teri dan ikan hias tingkat pemanfaatan baru sekitar 8,79. Potensi SDI di kawasan Pantai Timur mencapai 276.030 tontahun dengan potensi jenis ikan unggulan di laut pesisir seperti tuna, tongkol, cakalang, kerapu, kakap, kembung, tenggiri, teri, dan pari tingkat pemanfaatan baru sekitar 90,75. Potensi kepariwisataan bahari banyak memiliki pantai yang indah seperti pantai Lagundri, Sorake, Pulau Pandan, dll yang amat diminati oleh wisatawan mancanegara untuk berselancar, diving, dll. Potensi Bahan Tambang dan Galian yang cukup besar seperti Energi Panas Bumi, Timah Putih, Pasir Kuarsa, Kaolin dan Bauksit. Di samping itu, letak geografis Sumatera Utara merupakan Universitas Sumatera Utara kawasan jalur Perdagangan Internasional sebab dekat dengan Selat Malaka Malaysia dan Singapura.

4.1.2 Gambaran Umum Perekonomian Sumatera Utara

Setiap tahun perekonomian Sumatera Utara diwarnai dengan berbagai perkembangan berdasarkan berbagai indikator ekonomi. Perkembangan ini dapat dilihat pada masa sebelum dan sesudah terjadi krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada umumnya dan Sumatera khususnya. Sebelum terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997 1998, perekonomian Sumatera Utara tidak terlalu buruk. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi pada tahun 1990 sebesar 8,1. Pada saat itu kontribusi sektor ekonomi berada pada posisi 9,1 jauh melebihi target yang diperkirakan yaitu sebesar 8,50. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi disebabkan meningkatnya peranan dari beberapa sektor ekonomi seperti pertanian, industri, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi. Namun sejak krisis melanda Indonesia, terjadi perubahan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya dimana perekonomian mengalami perlambatan. Dampak krisis moneter yang berlangsung sejak moneter semester II tahun 1997 sampai dengan tahun 1998 berpengaruh terhadap perekonomian, misalnya terjadinya depresiasi nilai rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, inflasi yang melonjak pada posisi 83,56 di tahun 1998 meningkat dari tahun 1997 yang hanya sebesar 9,96. Disamping itu, pengaruh dari sektor non ekonomi juga turut mempengaruhi perekonomian Indonesia yang selanjutnya akan mempengaruhi perekonomian Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara seperti terjadinya banjir, kemarau, gempa bumi, tsunami dan kondisi sosial politik yang tidak kondusif. Berdasarkan angka PDRB atas dasar harga berlaku ADHB, kinerja perekonomian Sumatera Utara telah menunjukkan peningkatan yang relatif menggembirakan. Meskipun Sumatera Utara mengalami krisis sejak tahun 1998, PDRB Sumatera Utara mencapai 50,71 triliun rupiah dan meningkat dari tahun ke tahun hingga pada tahun 2008 mencapai 213,96 triliun rupiah. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara selama periode 1998-2002 pada umumnya selalu diatas pertumbuhan ekonomi nasional kecuali pada tahun 2000 dimana ekonomi nasional sebesar 4,84 sedangkan Sumatera Utara sedikit dibawahnya yang mencapai 3,98 dan juga diatas pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 3,66. Walaupun terjadi pertumbuhan yang lamban namun jauh lebih baik dibandingkan pada masa puncak krisis ekonomi pada tahun 1998 yang sempat mencapai pertumbuhan negatif sebesar 10,90. Dalam perkembangan selanjutnya, perekonomian Sumatera Utara berusaha bangkit dengan perbaikan berbagai sektor ekonomi yang akan mempengaruhi ekonomi Sumatera Utara kearah yang lebih baik. Seperti yang terjadi pada tahun 2003-2004, dimana pertumbuhan ekonomi tahun 2004 sebesar 5,74 lebih tinggi dari tahun 2003 sebesar 4,3. Memasuki tahun 2005, tidak terlalu banyak perubahan terjadi dari tahun sebelumnya, walaupun sedikit diwarnai dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak BBM. Pada tahun 2005 pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara sebesar 5,48. Kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2008 menjadi sebesar 6,37. Universitas Sumatera Utara Secara umum seluruh indikator ekonomi mengalami perbaikan sejak tahun 2004 namun demikian beberapa indikator lainnya yang terkait dengan aspek pengangguran, kesehatan dan pendidikan belum sesuai denga target yang ditetapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka kinerja perekonomian di masyarakat perlu terus ditingkatkan sehingga dapat berdampak pada meningkatnya kondisi sosial ekonomi pada umumnya. Selain itu, iklim usaha yang kondusif juga perlu dijaga sehingga akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya di Sumatera Utara dan pada akhirnya dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih luas agar tingkat pengangguran di Sumatera Utara dapat ditekan. 4.2 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Sumatera Utara 4.2.1. PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK Produk Domestik Regional Bruto PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK Sumatera Utara yang merupakan tahun dasar 2000 mengalami perkembangan yang cukup besar. Dari PDRB kita dapat melihat struktur perekonomian yang terjadi di Sumatera Utara. Tahun 1983, PDRB ADHK Sumatera Utara adalah Rp 24.245,44 milyar. Sumbangan terbesar adalah dari sektor jasa yaitu sebesar Rp 10.767,50 milyar dan sektor pertanian sebesar Rp 7.334,68 milyar. Sementara sektor industri memberikan kontribusi sebesar Rp 6.143,50 milyar. Dari angka tersebut dapat dilihat bahwa struktur perekonomian Sumatera Utara telah mengalami transformasi yaitu perubahan struktural dimana sektor jasa menjadi sektor unggulan dalam perekonomian. Universitas Sumatera Utara Tahun 1990 PDRB ADHK Sumatera Utara adalah sebesar Rp 44.573,25 milyar. Selama kurun waktu tahun 1983-1990 terjadi penambahan sebesar Rp 20.327,81 milyar. Dimana tahun 1990 lebih banyak disumbang oleh sektor jasa sebesar Rp 17.397,66 milyar. Sementara sektor pertanian telah mengalami perubahan dimana menjadi sektor yang paling sedikit menyumbang PDRB yaitu sebesar Rp 12.471,21 milyar. Sedangkan sektor industri yang pada beberapa tahun sebelumnya masih menjadi sektor yang peling sedikit menyumbang PDRB kini menjadi sektor kedua terbesar yaitu sebesar Rp 14.704,38 milyar. Sangat jelas bahwa terjadi perubahan struktural sesuai hasil penelitian dari Chenery dan Syrquin. Tabel 4.3. PDRB SUMATERA UTARA ADHK 2000 Tahun 2003-2008 MILYAR Rp No. LAPANGAN USAHA SEKTOR TAHUN 2003 2004 2005 2006 2007 2008

1. Pertanian

20.689,49 21.465,42 22.191,30 22.724,49 23.856,15 25.300,64

2. Pertambangan dan

Penggalian 1.130,65 1.009,92 1.074,75 1.119,58 1.229,05 1.304,35

3. Industri Pengolahan

19.298,24 20.337,03 21.305,37 22.470,57 23.615,20 24.305,23

4. Listrik, Gas dan Air

Minum 660,80 681,20 716,25 738,31 739,92 772,94

5. Bangunan

4.536,03 4.883,08 5.515,98 6.085,61 6.559,30 7.090,65

6. Perdagangan, Hotel

dan Restoran 14.353,40 15.230,32 15.984,93 17.095,26 18.386,28 19.515,52

7. Pengangkutan dan

Komunikasi 5.905,55 6.702,18 7.379,92 8.259,20 9.076,56 9.883,24

8. Keuangan, Jasa

Perusahaan 4.749,77 5.077,30 5.440,50 5.977,57 6.720,62 7.479,84

9. Jasa-jasa

7.481,69 7.942,51 8.288,79 8.876,81 9.609,20 10.519,96 PDRB 78.805,70 83.328,95 87.897,79 93.347,40 99.792,27 106.172,36 Sumber : BPS Sumut 2009 Krisis moneter tahun 1997 memberikan dampak negatif bagi perekonomian Sumatera Utara. Tahun 1997, PDRB Sumatera Utara adalah Rp 64.614,02 milyar, kemudian pada tahun 1998 PDRB Sumatera Utara turun sebesar Rp 1.088,85 milyar yaitu sebesar Rp 63.525,17 milyar. Tetapi tahun berikutnya kembali mengalami Universitas Sumatera Utara peningkatan seiring dengan perbaikan perekonomian yaitu mencapai Rp 66.739,63 milyar. Tahun 2002-2008, PDRB Sumatera Utara mengalami pertumbuhan yang sangat besar. Tahun 2002 PDRB Sumatera Utara adalah Rp 75.189,13 milyar, dimana sektor yang paling besar menyumbang PDRB adalah sektor jasa sebesar Rp 30.450,51 milyar kemudian sektor industri sebesar Rp 23.410,04 milyar. Sementara sektor pertanian walaupun mengalami perlambatan tetapi tetap meningkat jumlahnya yaitu sebesar Rp 21.328,58 milyar. Tahun 2008 PDRB ADHK Sumatera Utara adalah sebesar Rp 106.172,37 milyar dimana sektor jasa memberikan kontribusi sebesar Rp 47.398,56 milyar dan sektor industri sebesar Rp 32.168,82 milyar. Sedangkan sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar Rp 26.604,99 milyar. Dengan data tersebut bahwa Sumatera Utara telah mengalami perubahan struktural dimana sektor jasa menjadi sektor utama dalam perekonomian.

4.2.2. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ADHB

PDRB ADHB Sumatera Utara tahun 1983 adalah sebesar Rp 3.473,66 milyar. Sektor yang paling besar memberikan sumbangan adalah sektor jasa yaitu Rp 1.497,46 milyar, sektor industri sebesar Rp 650,21 milyar dan sektor pertanian adalah sebesar Rp 1.322,98 milyar. Tahun 1990 PDRB ADHB Sumatera Utara sebesar Rp 9.039,38 milyar, sektor pertanian sebesar RP 3.723,71 milyar dan sektor industri sebesar Rp 2.393,18 milyar. Sementara sektor jasa memberikan kontribusi sebesar Rp 3.742,31 milyar. Universitas Sumatera Utara Tahun 2007 PDRB Berlaku Sumatera Utara sebesar Rp 181.819,74 milyar. Sektor yang memberikan kontribusi paling banyak adalah sektor jasa sebesar Rp 80.427,47 milyar, sedangkan sektor industri sebesar Rp 57.977,20 milyar. Sektor pertanian sendiri memberikan kontribusi sebesar Rp 43.415,07 milyar. Tahun 2008 PDRB Berlaku Sumatera Utara telah mencapai Rp 213.961,69 milyar. Telah terjadi peningkatan sebesar Rp 32.141,95 milyar dari tahun 2007. Sektor Pertanian memberikan kontribusi sebesar Rp 51.852,65 milyar atau 24,23 dari total seluruh PDRB Berlaku. Sedangkan sektor industri sendiri memberikan sumbangan sebesar Rp 66.506,98 milyar atau 31,08 dari total seluruh PDRB. Sektor jasa yang merupakan sektor yang paling banyak menyumbang dengan Rp 95.602,06 milyar atau 44,68 . Tabel 4. 4. PDRB SUMATERA UTARA ADHB 2003-2008 MILYAR Rp No. LAPANGAN USAHA SEKTOR TAHUN 2003 2004 2005 2006 2007 2008 1. Pertanian 28.634,17 28.893,55 33.486,11 35.807,65 41.010,15 48.871,76

2. Pertambangan

dan Penggalian 1.571,24 1.382,70 1.717,54 2.039,25 2.404,92 2.980,89

3. Industri

Pengolahan 27.868,20 29.946,90 35.555,03 41.192,51 45.531,18 51.640,68

4. Listrik, Gas dan

Air Minum 1.398,11 1.492,12 1.722,08 1.879,86 1.897,56 2.073,31

5. Bangunan

4.329,64 6.735,75 8.128,89 9.400,43 10.548,46 12.762,99

6. Perdagangan,

Hotel dan Restoran 19.316,89 21.856,50 26.094,91 30.340,31 34.846,21 41.281,12

7. Pengangkutan

dan Komunikasi 5.895,92 9.478,01 11.783,14 14.339,08 16.363,69 18.568,82

8. Keuangan, Jasa

Perusahaan 4.342,68 7.195,31 8.350,73 9.725,73 11.587,85 14.409,71

9. Jasa-jasa

7.966,90 11.119,67 12.779,87 15.651,98 17.629,72 21.342,41 PDRB 100.248,40 117.241,67 138.556,30 159.187,94 180.375,39 212.145,47 Sumber : BPS Sumut 2009 Universitas Sumatera Utara Dari sektor pertanian sendiri, subsektor yang paling besar memberikan sumbangan adalah subsektor pertanian yaitu sebesar Rp 48.871,76 milyar. Sedangkan dari sektor industri, subsektor yang paling besar memberikan sumbangan adalah subsektor industri pengolahan yaitu sebesar Rp 51.640,68 milyar atau 77,65 dari total sektor industri. Sementara subsektor Perdagangan, Hotel dan Restoran merupakan subsektor yang paling besar memberikan sumbangan dari sektor jasa yaitu sebesar Rp 41.281,12 milyar atau 43,18 .

4.3. Perkembangan PDRB Sektoral Sumatera Utara

Untuk melihat perkembangan PDRB sektoral yang digunakan adalah PDRB menurut lapangan usaha ADHK. PDRB menurut lapangan usaha terdiri atas 9 sektor yang kemudian dibagi menjadi 3 sektor umum. Yaitu Sektor Pertanian yang terdiri dari subsektor pertanian dan subsektor pertambangan. Kemudian Sektor Industri yang terdiri dari subsektor industri pengolahan, subsektor listrik, gas, air, dan subsektor bangunan. Dan sektor yang terakhir adalah Sektor Jasa yang terdiri dari 4 subsektor yaitu subsektor Perdagangan dan hotel, subsektor pengangkutan dan komunikasi, subsektor keuangan, dan subsektor jasa-jasa. Tahun 1983 sektor yang paling besar menyumbang PDRB adalah sektor jasa yaitu sebesar Rp 10.767,50 milyar, kemudian diikut i oleh sektor pertanian yaitu Rp 7.334,68 dan industri sebesar Rp 6.143,26 milyar. Dan pada tahun 2008 terjadi perubahan struktur perekonomian yang ditandai dengan perubahan penyumbang sektor PDRB yaitu sektor jasa sebesar Rp 47.398,56 milyar, kemudian diikuti oleh sektor industri sebesar Rp 32.168,82 milyar dan terakhir sektor pertanian sebesar Rp 26.604,99 milyar. Dengan demikian telah terjadi Universitas Sumatera Utara perubahan struktur perekonomian Sumatera Utara dengan sektor jasa menjadi sektor utama penyumbang PDRB.

4.3.1. Perkembangan Sektor Pertanian

Sektor pertanian masih menjadi salah satu sektor penting penyumbang PDRB Sumatera Utara. Tahun 1983 sektor pertanian menyumbang sebanyak Rp 7.334,68 milyar terhadap PDRB Sumatera Utara atau 30,25 dari total PDRB yaitu sebesar Rp 24.245,44. Penyumbang terbesar dari sektor pertanian ini adalah subsektor pertanian yaitu sebanyak Rp 5.509,77 milyar atau 75,12 dari total sektor pertanian. Tabel 4. 5. Lapangan Usaha Sektor Pertanian Sumatera Utara No. LAPANGAN USAHA SEKTOR TAHUN 2003 2004 2005 2006 2007 2008

1. Pertanian

20.689,49 21.465,.42 22.191,30 22.724,49 23.856,15 25.300,64

2. Pertambangan dan

Penggalian 1.130,65 1.009,92 1.074,75 1.119,58 1.229,05 1.3204,35 Sektor Pertanian 21.820,14 22.475,34 23.266,05 23.844,07 25.085,20 26.604,99 Sumber : BPS Sumut 2009 Hal ini terjadi karena Sumatera Utara banyak terdapat perkebunan- perkebunan milik Negara dan juga masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian. Dari tahun 1983-1988, sector Pertanian masih berada diatas sektor industri sebagai penyumbang terbesar PDRB Sumatera Utara setelah sektor Jasa. Kemudian baru tahun 1989 sektor pertanian tidak lagi menjadi sektor penyumbang terbesar kedua karena digantikan oleh sektor industri. Dan sampai tahun 2008 terjadi penurunan persentase sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB Sumatera Utara yaitu menjadi 25 . Sektor pertanian pada tahun 2008 sebesar Rp 26.604,99 milyar dan Universitas Sumatera Utara penyumbang terbesar sektor pertanian ini masih diberikan oleh subsektor pertanian yaitu sebesar Rp 25.300,64 milyar dan subsektor pertambangan sebesar Rp 1.304,35 milyar. 0.00 5,000.00 10,000.00 15,000.00 20,000.00 25,000.00 30,000.00 20 08 20 07 20 06 20 05 20 04 20 03 20 02 20 01 20 00 19 99 19 98 19 97 19 96 19 95 19 94 19 93 19 92 19 91 19 90 19 89 19 88 19 87 19 86 19 85 19 84 19 83 Tahun M il y a r R p Sektor Pertanian Gambar 4.1 PDRB Sektor Pertanian Sumatera Utara

4.3.2. Perkembangan Sektor Industri

Sektor Industri yang terdiri atas 3 subsektor yaitu subsektor industri pengolahan, subsektor listrik, gas, air dan subsektor bangunan. Sektor ini mampu memberikan perkembangan yang signifikan terhadap PDRB Sumatera Utara. Tahun 1983, sektor industri sebesar Rp 6.143,26 milyar atau hanya 25 dari total PDRB Sumatera Utara. Dan menjadikan sektor ini menjadi sektor ketiga penyumbang terbesar PDRB sampai tahun 1988. Seiring dengan perkembangan perekonomian Sumatera Utara, sektor industri pun mengalami perkembangan yang pesat yaitu pada tahun 1989 sektor industri mampu melewati sektor pertanian dalam menyumbang PDRB yaitu sebesar Rp 12.960,75 milyar dan menjadikan sektor ini sebagai Universitas Sumatera Utara penyumbang terbesar kedua PDRB setelah sektor jasa. Hal ini disebabkan karena perkembangan industri-industri yang bermunculan dan kemudian banyaknya pembangunan fisik di provinsi Sumatera Utara. Tabel 4. 6. Lapangan Usaha Sektor Industri Sumatera Utara No. Lapangan Usaha Sektor TAHUN 2003 2004 2005 2006 2007 2008

1. Industri Pengolahan

19.298,24 20.337,03 21.305,37 22.470,57 23.615,20 24.305,23

2. Listrik, Gas dan Air

Minum 660,80 681,20 716,25 738,31 739,92 772,94

3. Bangunan

4.536,03 4.883,08 5.515,98 6.085,61 6.559,30 7.090,65 Sektor Industri 24.495,07 25.901,31 27.537,60 29.294,49 25.901,31 32.168,82 Sumber : BPS Sumut 2009 Tahun 2008, sektor industri sebesar Rp 32.168,82 milyar atau sekitar 30 dari seluruh PDRB Sumatera Utara. Subsektor yang paling banyak memberikan kontribusi adalah subsektor industri pengolahan yaitu sebanyak Rp 24.305,23 milyar kemudian diikuti oleh subsektor bangunan sebanyak Rp 7.090,65 milyar serta subsektor listrik, gas dan air sebanyak Rp 772,94 milyar.Secara keseluruhan dari tahun 1983-2008 Sektor industri mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan yaitu dengan mengalami pertambahan sebanyak Rp 26.025,56 milyar. Universitas Sumatera Utara 0.00 5,000.00 10,000.00 15,000.00 20,000.00 25,000.00 30,000.00 35,000.00 20 08 20 07 20 06 20 05 20 04 20 03 20 02 20 01 20 00 19 99 19 98 19 97 19 96 19 95 19 94 19 93 19 92 19 91 19 90 19 89 19 88 19 87 19 86 19 85 19 84 19 83 Tahun M il y a r R p Sektor Industri Gambar 4.2 PDRB Sektor Industri Sumatera Utara

4.3.3 Perkembangan Sektor Jasa

Sejak tahun 1983, sektor ini telah menjadi leading sektor bagi perekonomian Sumatera Utara. Apabila dilihat dari kontribusi sektor jasa terhadap PDRB Sumatera Utara yaitu sebesar Rp 47.398,56 milyar dari total seluruh PDRB atau 44 memberikan kontribusi terhadap PDRB. Dari 4 subsektor jasa, subsektor yang paling besar memberikan sumbangan terhadap PDRB sektoral adalah subsektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu sebesar Rp 19.515,52 milyar atau 41,17 dari total sektor jasa. Kemudian subsektor jasa-jasa sebanyak Rp 10.519,96 milyar atau 22,19 , subsektor Pengangkutan dan komunikasi sebanyak Rp 9.883,24 milyar atau 20,85 serta subsektor Keuangan sebesar Rp 7.479,84 milyar atau sebesar 15,78 dari seluruh sector jasa. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7. Lapangan Usaha Sektor Jasa Sumatera Utara No. Lapangan Usaha Sektor TAHUN 2003 2004 2005 2006 2007 2008

1. Perdagangan,

Hotel dan Restoran 19.316,89 21.856,50 26.094,91 30.340,31 34.846,21 41.281,12

2. Pengangkutan

dan Komunikasi 5.895,92 9.478,01 11.783,14 14.339,08 16.363,69 18.568,82

3. Keuangan, Jasa

Perusahaan 4.342,68 7.195,31 8.350,73 9.725,73 11.587,85 14.409,71

4. Jasa-jasa

7.966,90 11.119,67 12.779,87 15.651,98 17.629,72 21.342,41 Sektor Jasa 32.490,41 34.952,31 37.094,14 40.208,84 43.792,66 47.398,56 Sumber : BPS Sumut 2009 Perkembangan sektor ini sangat jauh dibandingkan pada tahun 1983 yaitu sebanyak Rp 10.767,50 milyar. Dalam kurun waktu 26 tahun terjadi penambahan sektor jasa sebanyak Rp 36.631,06 milyar. Walaupun pada tahun 1983 jumlah dari sektor jasa jauh lebih sedikit, tetapi sektor ini tetap menjadi sektor unggulan dalam penyumbang terbesar PDRB sektoral Sumatera Utara. Sebesar 44,41 diberikan oleh sektor ini terhadap keseluruhan PDRB tahun 1983 dimana pada tahun tersebut subsektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi sebesar Rp 4.939,09 milyar atau sebanyak 45,87 dari total sektor jasa. 0.00 5,000.00 10,000.00 15,000.00 20,000.00 25,000.00 30,000.00 35,000.00 40,000.00 45,000.00 50,000.00 20 08 20 06 20 04 20 02 20 00 19 98 19 96 19 94 19 92 19 90 19 88 19 86 19 84 Tahun M il y a r R p Sektor Jasa Gambar 4.3 PDRB Sektor Jasa Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Subsektor pengangkutan dan komunikasi sebanyak Rp 1793,57 atau sebanyak 16,65 , kemudian subsektor keuangan sebanyak Rp 1.268,12 milyar atau sebesar 11,78 serta subsektor jasa-jasa sebanyak Rp 2.766,72 milyar atau sebesar 25,69 dari total sektor jasa. Dengan melihat perkembangan sektor jasa ini, maka terjadi perubahan struktural dalam perekonomian Sumatera Utara dan sektor jasa menjadi sektor utama dalam perekonomian Sumatera Utara.

4.4. Ketenagakerjaan

Pertumbuhan tenaga kerja di Sumatera Utara sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Namun pertumbuhan ini tidak sebanding dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan tingginya jumlah pengangguran. Angkatan kerja merupakan salah satu unsur utama dalam proses produksi barang dan jasa serta mengatur sarana produksi untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Semakin banyak angkatan kerja dalam satu wilayah atau daerah maka akan semakin besar pula kontribusi yang diberikan pada pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Tenaga kerja Sumatera Utara tahun 1983 adalah sebanyak 3,1 juta jiwa. Yang pada dasarnya lebih banyak berada pada sektor pertanian. Hingga tahun 2008 sektor pertanian masih menjadi sektor yang paling banyak menggunakan tenaga kerja yaitu sebanyak 2.626.637 jiwa dari seluruh total tenaga kerja di Sumatera Utara yang sebanyak 5.567.597 jiwa. Universitas Sumatera Utara

4.4.1 Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Pertanian

Pada dasarnya semakin besar kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB, maka semakin besar pula tenaga kerja yang digunakan. Tetapi kenyataan bahwa tenaga kerja di Sumatera Utara tidak demikian karena masih tetap sektor pertanian yang lebih banyak menyerap tenaga kerja. Tahun 1983 tenaga kerja sektor pertanian adalah sebanyak 1.992.006 jiwa dan menjadi sektor paling besar menyerap tenaga kerja. Padahal tahun 1983 sektor pertanian bukanlah sektor utama dalam struktur perekonomian karena sudah beralih ke sektor jasa. 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 20 08 20 07 20 06 20 05 20 04 20 03 20 02 20 01 20 00 19 99 19 98 19 97 19 96 19 95 19 94 19 93 19 92 19 91 19 90 19 89 19 88 19 87 19 86 19 85 19 84 19 83 Tahun J iw a Tenaga Kerja Sektor Pertanian Gambar 4.4 Jumlah Tenaga Kerja Sektor Pertanian Sumatera Utara Hal ini terus berlanjut hingga tahun 2008, tenaga kerja sektor pertanian masih menjadi tenaga kerja yang paling banyak menyerap tenaga kerja yaitu sebanyak 2.626.637 jiwa . Tetapi yang menjadi perhatian penting adalah sejak tahun 2003 sampai tahun 2008, jumlah tenaga kerja sektor pertanian perlahan-lahan mulai menurun jumlahnya. Tahun 2003 sebanyak 2.945.686 jiwa, kemudian tahun 2004 Universitas Sumatera Utara turun menjadi 2.886.747 jiwa. Terjadi penurunan sebanyak 58.939 jiwa, dan penurunan terbesar terjadi pada tahun 2004-2005. Tahun 2004 tenaga kerja sebanyak 2.886.747 jiwa sedangkan tahun 2005 sebanyak 2.732.366 jiwa, terjadi penurunan jumlah tenaga kerja sebanyak 154.381 jiwa.

4.4.2 Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Industri

Data tenaga kerja menunjukkan bahwa tenaga kerja sektor industri dari tahun 1983-2008 tetap menjadi sektor terakhir yang menyerap tenaga kerja dibawah sektor pertanian dan sektor jasa. Tahun 1983 jumlah tenaga kerja sektor industri sebanyak 233.725 jiwa atau sekitar 7,51 persen dari seluruh tenaga kerja di Sumatera Utara. Tahun 1990 jumlah tenaga kerja sektor industri sebanyak 390.375 jiwa meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 344.008 jiwa. 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 20 08 20 07 20 06 20 05 20 04 20 03 20 02 20 01 20 00 19 99 19 98 19 97 19 96 19 95 19 94 19 93 19 92 19 91 19 90 19 89 19 88 19 87 19 86 19 85 19 84 19 83 Tahun J iw a Tenaga Kerja Sektor Industri Gambar 4.5 Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tenaga kerja yang bekerja pada sektor industri terus meningkat jumlahnya hingga tahun 2007 tenaga kerja sektor industri sebanyak 712.419 jiwa kemudian tahun 2008 menjadi 757.544 jiwa. Tetapi pada dasarnya persentase tenaga kerja sektor industri tidak sesuai dengan jumlah kontribusi yang diberikan oleh sektor industri terhadap PDRB Produk Domestik Regional Bruto Sumatera Utara.

4.4.3 Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Jasa

Sektor jasa merupakan sektor utama dalam perekonomian Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor ini terhadap PDRB Produk Domestik Regional Bruto. Tenaga kerja yang bekerja pada sektor jasa paling banyak mengalami perubahan. Pada tahun 1983, meskipun sektor ini merupakan sektor utama dalam perekonomian tetapi jumlah tenaga kerjanya hanya sebanyak 886.075 jiwa atau 28,47 persen dari seluruh tenaga kerja. Tahun 1990 jumlah tenaga kerja sektor jasa sebanyak 1.134.774 jiwa meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 1.131.736 jiwa. Kemudian tahun 2000 jumlah tenaga kerja sektor jasa sebanyak 1.705.912 jiwa meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 1.592.611 jiwa. Hingga tahun 2007 tenaga kerja sektor jasa menjadi 2.155.759 jiwa, dan subsektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah subsektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebanyak 1.062.976 jiwa. Universitas Sumatera Utara 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 20 08 20 07 20 06 20 05 20 04 20 03 20 02 20 01 20 00 19 99 19 98 19 97 19 96 19 95 19 94 19 93 19 92 19 91 19 90 19 89 19 88 19 87 19 86 19 85 19 84 19 83 Tahun J iw a Tenaga Kerja Sektor Jasa Gambar 4.6 Jumlah Tenaga Kerja Sektor Jasa Sumatera Utara Pertumbuhan tenaga kerja sektor jasa ini semakin bertambah tahun 2008 menjadi 2.183.416 jiwa atau 39,21 persen dari seluruh total tenaga kerja. Subsektor perdagangan, hotel dan restoran tetap menjadi subsektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja yaitu sebanyak 1.119.133 jiwa. Persentase jumlah tenaga kerja ini jauh meningkat dari tahun 1983 hanya sebesar 28,47 persen, terjadi peningkatan sebanyak 11 persen lebih selam kurun waktu 26 tahun. Meskipun pada kenyataannya bahwa jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor jasa tidak sesuai dengan jumlah kontribusi sektor ini terhadap PDRB namun yang menjadi perhatian adalah pertumbuhan tenaga kerja yang semakin berkembang di sektor jasa. Universitas Sumatera Utara 4.5. Analisis dan Pembahasan 4.5.1 Transformasi Struktural Perekonomian Sumatera Utara Transformasi Struktural atau disebut juga dengan perubahan struktural perekonomian mengandung pengertian yaitu : a. Perubahan kontribusi sumbangan masing-masing sektor terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Kontribusi sektor pertanian primer secara relatif akan menurun, sedangkan sektor industri dan sektor jasa akan semakin besar peranannya dalam produksi nasional. Dalam hal ini Provinsi Sumatera Utara telah mengalami transformasi struktural dengan melihat data yang ada dimana tahun 2008 sektor yang paling besar dalam memberikan kontribusi terhadap PDRB adalah sektor jasa dengan jumlah Rp 47.398,56 milyar. Sektor jasa lah yang menjadi sektor utama dalam perekonomian Sumatera Utara, sedangkan sektor pertanian tidak lagi menjadi sektor unggulan karena telah menjadi sektor ketiga terbesar menyumbang PDRB dengan nilai Rp 26.604,99 milyar. Sementara sektor industri memberikan kontribusi sebesar Rp 32.168,82 milyar. b. Perubahan dalam hal penyerapan tenaga kerja oleh masing-masing sektor . Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa tenaga kerja sektor pertanian mengalami penurunan secara relatif, dimana tahun 2008 jumlah tenaga kerja sektor pertanian sebanyak 2.626.637 jiwa turun dari tahun 2007 sebanyak 2.713.982 jiwa. Sedangkan tenaga kerja sektor industri mengalami peningkatan dalam penyerapan tenaga kerja, pada tahun 2008 sebanyak Universitas Sumatera Utara 757.544 jiwa. Sektor jasa juga mengalami peningkatan dalam penyerapan tenaga kerja dimana tahun 2008 jumlah tenaga kerja sektor jasa berjumlah 2.183.416 jiwa. PDRB SEKTOR SUMATERA UTARA Rp- Rp5,000 Rp10,000 Rp15,000 Rp20,000 Rp25,000 Rp30,000 Rp35,000 Rp40,000 Rp45,000 Rp50,000 20 08 20 07 20 06 20 05 20 04 20 03 20 02 20 01 20 00 19 99 19 98 19 97 19 96 19 95 19 94 19 93 19 92 19 91 19 90 19 89 19 88 19 87 19 86 19 85 19 84 19 83 TAHUN J UM L AH M IL Y AR Rp SEKTOR PERTANIAN SEKTOR INDUSTRI SEKTOR JASA Gambar 4.7. Transformasi Struktural Sumatera Utara Dari hasil pembahasan di atas dapat dijelaskan bahwa Sumatera Utara telah mengalami perubahan struktural baik mengenai perubahan sektor-sektor terhadap PDRB maupun perubahan terhadap tenaga kerja yang diserap oleh masing-masing sektor lapangan usaha. Universitas Sumatera Utara

4.5.2. Interpretasi Model

Berdasarkan hasil regresi linear berganda dengan menggunakan program Eviews 5.0 diperoleh estimasi sebagai berikut :

a. Sektor Pertanian Tabel 4.8. Hasil Regresi Sektor pertanian

Log Y = 2.658228 + 1.166906LogX1 + -0.204938Log X2 Std error = 2.878656 0.060545 0.231452 t-stat = 19.27 -0.88 R 2 = 0.901379 F-stat = 1183.790 Adjusted R 2 = 0.899542 Prob. F-stat = 0.000000 D-W = 1.627715 Keterangan : Signifikan pa da α 1 Dari hasil estimasi di atas, dapat dijelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Sektor Pertanian mempunyai pengaruh positif terhadap PDRB Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien Sektor Pertanian X1 sebesar 1.166906. Artinya, apabila perubahan kenaikan Sektor Pertanian sebesar 1 persen, maka PDRB Sumatera Utara akan mengalami kenaikan sebesar 1,16 persen, ceteris paribus. 2. Tenaga Kerja Sektor Pertanian mempunyai pengaruh negatif terhadap PDRB Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien Tenaga Kerja Sektor Pertanian X2 sebesar -0.204938. Artinya, apabila perubahan kenaikan Universitas Sumatera Utara Tenaga Kerja Sektor Pertanian sebesar 1 persen, maka PDRB Sumatera Utara akan mengalami penurunan sebesar 0,20 persen, ceteris paribus. Hasil dari penelitian menunjukkan negatif karena semakin maju suatu daerah maka produktivitas tenaga kerja dalam menghasilkan sektor pertanian akan semakin berkurang disebabkan oleh perekonomian utama telah beralih dari sektor pertanian ke sektor industri dan sektor jasa.

b. Sektor Industri Tabel 4.9 Hasil Regresi Sektor industri