Instalasi Gawat Darurat IGD

2.5 Instalasi Gawat Darurat IGD

2.5.1 Definisi Instalasi Gawat Darurat IGD

Instalasi Gawat Darurat IGD adalah Instalasi pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama selama 24 jam pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan multidiplin ilmu Kemenkes, 1995. Berdasarkan pengertian tersebut, pelayanan gawat darurat diberikan pada pasien yang datang ke rumah sakit dalam kondisi gawat atau diperkirakan akan menjadi gawat. Kegawatan adalah ancaman hilangnya nyawa atau anggota badan pasien bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya. Pelayanan yang diberikan bersifat tidak direncanakan dan mendadak, idealnya pelayanan gawat darurat di rumah sakit merupakan pelayanan lanjutan setelah penanganan awal oleh petugas ambulans atau awam terlatih Kemenkes, 1995.

2.5.2 Alur Kerja Pelayanan Gawat Darurat

Alur kerja pelayanan gawat darurat terdiri dari empat tahapan yaitu pendaftaran, triase, tindakan, dan observasi. Pada tahap triase pasien yang baru datang oleh perawat ditentukan prioritasnya ke dalam tiga golongan, yaitu: 1. Segera, jiwa terancam; 2. Mendesak, jiwa tidak terancam; 3. Kurang mendesak, jiwa tidak terancam. Pada tahap ini dilakukan anamnesa dan pemeriksaan klinis, seperti pengukuran temperatur, denyut jantung, nafas, tekanan darah, kesadaran, dan kondisi trauma oleh seorang perawat triase. Kemudian pasien masuk ke dalam tahapan tindakan, dokter akan memberikan tindakan yang bersifat kedaruratan. Setelah pasien dalam kondisi stabil dilakukan observasi di bangsal observasi untuk menentukan apakah pasien boleh dibawa pulang, perlu rawat inap, rawat intensif, atau dirujuk ke rumah sakit lain.

2.5.3 Persyaratan Fisik Bangunan IGD

Adapun persyaratan fisik bangunan IGD adalah sebagai berikut : a. Luas bangunan IGD disesuaikan dengan beban kerja RS dengan memperhitungkan kemungkinan penanganan korban masalbencana. b. Lokasi gedung harus berada di bagian depan RS, mudah dijangkau oleh masyarakat dengan tanda-tanda yang jelas dari dalam dan dari luar rumah sakit. c. Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan pintu utama alur masuk kendaraanpasien tidak sama dengan alur keluar kecuali pada klasifikasi IGD level 1 dan 2 d. Ambulanskendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di depan pintu yang areanya terlindung dari panas dan hujan Catatan: untuk lantai IGD yang tidak sama tinggi dengan jalan ambulance harus membuat Ramp e. Pintu IGD harus dapat dilalui oleh brancard f. Memiliki area khusus parkir ambulance yang biasa menampung lebih dari 2 ambulance sesuai dengan beban RS g. Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga arus pasien dapat lancar dan tidak ada “cross infection”, dapat menampung korban bencana sesuai dengan kemampuan RS, mudah dibersihkan, dan memudahkan kontrol kegiatan oleh perawat kepala jaga h. Area dekontaminasi ditempatkan di depandi luar IGD atau terpisah dengan IGD. i. Ruang triase harus dapat memuat minimal 2 brancard j. Mempunyai ruang tunggu untuk keluarga pasien k. Apotek 24 jam tersedia dekat IGD l. Memiliki ruang untuk istirahat petugas Dokter dan Perawat

2.6 Kerangka Teori

Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Tentang Pelayanan Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo.

0 2 19

HUBUNGAN RESPONSE TIME PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DENGAN TINGKAT KEPUASAN Hubungan Response Time Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Islam Surakarta.

2 7 18

PENDAHULUAN Hubungan Response Time Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Islam Surakarta.

3 23 8

AUDIT OPERASIONAL PADA INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT UMUM PUSAT RSUP) DR M. DJAMIL PADANG.

0 4 6

Studi Deskriptif Mengenai Resilience at Work pada Perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit "X" Kota Bandung.

0 0 32

PENATALAKSANAAN TRANSPORTASI PASIEN DARI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) KE INSTALASI RAWAT INTENSIF (IRI) DI RUMAH SAKIT DR.SOERADJI TIRTONEGORO (RSST) KLATEN

0 0 10

b. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level III sebagai standar minimal untuk Rumah Sakit Kelas B. c. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level II sebagai standar minimal untuk Rumah Sakit Kelas C. d. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I sebagai standar

0 0 12

Analisis Manajemen Perawatan Luka Pada Kasus Luka Diabetik Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Arifin Nu’mang Kabupaten Sidrap

1 4 9

HUBUNGAN ANTARA KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD CILACAP

0 2 7

GAMBARAN PROSES KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN DAN RUMAH SAKIT UMUM PERMATA MEDIKA KEBUMEN - Elib Repository

0 0 40