Pengaruh harga dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Menginap Konsumen di Hotel Kudus Permata Slawi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekono
UNIVERSITAS NEGER
i
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Fatchurohman NIM 3352404540
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(2)
ii ujian skripsi pada :
Hari : Jum’at
Tanggal : 12 Agustus 2011
Mengetahui,
Dosen Pembimbing 1 Dosen pembimbing 2
Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd Arief Yulianto, SE.MM
NIP. 196701061991031003 NIP. 197507262000121001
Mengetahui,
an. Ketua Jurusan Manajemen Sekretaris
Dra. Palupiningdyah, M.Si NIP. 195208041980032001
(3)
iii
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 23 Agustus 2011
Penguji Skripsi
Dra. Suhermini, M.Si NIP. 194807121976032001
Anggota I Anggota II
Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd Arief Yulianto, SE. MM
NIP. 196701061991031003 NIP. 197507262000121001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. S. Martono, M.Si NIP.196603081989011001
(4)
iv
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi
ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Agustus 2011
Fatchurohman NIM. 3352404540
(5)
v
MOTTO
“jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu ( QS. Al Baqoroh, 2:153)”
“Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan dunia maka hendaklah dengan ilmu. Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan akhirat maka hendaklah dengan ilmu dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka hendaklah dengan ilmu”. (HR. Thabrani)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada: Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu mendidikku, memberikan perhatian, kasih sayang, doa dan kepercayaan
(6)
vi
hidayah-Nya dari Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul“Pengaruh harga dan kualitas layanan terhadap keputusan menginap konsumen di Hotel Kudus Permata Slawi” yang disusun untuk melengkapi syarat-syarat penyelesaian Program Studi Strata 1 pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan,
bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk menyelesaikan studi di
Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. S Martono M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Sugiharto, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan pengarahan dan kemudahan
administrasi dalam penyusunan skripsi.
4. Dra. Palupiningdyah, M.Si, Sekretaris Jurusan manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan pengarahan dan kemudahan
(7)
vii
6. Arief Yulianto, SE. MM, Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk-petunjuk dan saran yang sangat berharga dalam penulisan Skripsi ini.
7. Kedua orang tuaku, kakak dan adik adikku, serta seluruh keluarga besarku atas doa dan nasihatnya.
8. Teman-teman kos Cappucino, sahabatku Ma’mur Alipudin dan Afandi yang banyak memberikan bantuannya.
9. Rekan-rekan manajemen angkatan 2004 yang telah memberikan motivasi dan dukungannya untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu atas segala bantuan baik moril maupun materiil.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan
bagi mahasiswa ekonomi pada khususnya.
Semarang, Agustus 2011
(8)
viii M.Pd, Pembimbing II : Arief Yulianto, SE. MM.
Kata Kunci : Harga, Kualitas Layanan dan Keputusan Menginap.
Hotel sebagai perusahaan jasa yang bergerak dibidang jasa penginapan, mempunyai peranan sebagai penyedia jasa penginapan bagi konsumen yang membutuhkan jasa penginapan. Perusahaan jasa yang baik tentunya akan mempelajari perilaku pembeli guna memahami mengapa dan bagaimana pembeli bersedia membeli produk atau jasa perusahaan, dengan mempelajari perilaku pembeli serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli, perusahaan akan mengetahui kesempatan baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan konsumen. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh harga terhadap keputusan menginap konsumen di Hotel Kudus Permata Slawi, Bagaimana pengaruh kualitas layanan terhadap keputusan menginap konsumen di Hotel Kudus Permata Slawi, Bagaimana pengaruh dari harga dan kualitas layanan secara simultan terhadap keputusan menginap konsumen di Hotel Kudus Permata Slawi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan menginap konsumen, Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap keputusan menginap konsumen dan Untuk mengetahui pengaruh harga dan kualitas layanan secara simultan terhadap keputusan menginap konsumen.
Populasi dalam penelitian ini adalah responden yang menggunakan jasa Hotel Kudus Permata dengan jumlah sampel sebanyak 115 responden dan menggunakan teknik accidental sampling dengan menggunakan rumus iterasi dari Ating Somantri. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase dan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian dengan analisis deskriptif persentase menunjukkan harga dan kualitas layanan dalam kategori baik. Hasil uji analisis regresi berganda diperoleh Y = 9,514 + 0,829X1 + 0,378X2. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh pengaruh harga dengan keputusan menginap adalah (0,565)2 = 31,9%, variabel kualitas layanan dengan keputusan menginap adalah (0,496)2 = 24,6%. Hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai Fhitung sebesar 65,674 dan sig 0,000 < 0,05.dikarenakan Fhitung(65,674) > Ftabel(3,92) dengan demikian variabel independen harga dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen keputusan menginap konsumen. Hasil koefisien determinasi yang sudah disesuaikan
(9)
ix
penelitian adalah dari segi harga, Hotel Kudus permata dalam menetapkan harga produknya sudah terjangkau oleh setiap segmen, namun alangkah baiknya selain harga yang terjangkau perlu diperhatikan juga fasilitas yang ada dengan cepat melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan fasilitas, serta pihak Hotel Kudus Permata Slawi perlu memperhatikan dan melakukan peningkatan dalam keandalan melayani konsumen seperti tepat waktu saat melayani konsumen serta tanggap terhadap permintaan yang dibutuhkan konsumen.
(10)
x
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN... ... iii
PERNYATAAN... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA... vi
SARI... viii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
2.1 Konsep Dasar Tentang pengambilan keputusan konsumen... 10
2.2 Keputusan menginap Dan Perilaku Konsumen ... 11
2.2.1 Keputusan Menginap ... 11
(11)
xi
2.5 Konsep Dasar Tentang Harga ... 23
2.6 Kedudukan Harga Dalam Marketing Mix Jasa Perhotelan... 23
2.7 Cara pembayaran ... 29
2.8 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 31
2.9 Kerangka Berpikir... 32
2.10 Hipotesis... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
3.1 Populasi dan Sampel ... 36
3.2 Variabel Penelitian ... 40
3.3 Teknik Pengumpulan Data... 41
3.4 Validitas dan Reliabilitas ... 42
3.4.1 Validitas ... 42
3.4.2 Reliabilitas... 45
3.5 Teknik Analisis Data... 47
3.5.1. Analisis Deskriptif... 47
3.5.2. Analisis Regresi Berganda... 48
3.5.3. Uji Hipotesis... . 49
1. Uji Parsial (t) ... 49
(12)
xii
3. Uji Normalitas ……….. 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
4.1 Hasil Penelitian ... 53
4.2 Gambaran Umum Perusahaan ... 53
4.3 Deskriptif Variabel Penelitian... 54
4.3.1 Variabel harga ... 54
4.3.2 Variabel kualitas layanan ... 56
4.3.3 Variabel keputusan menginap ... 62
4.2 Uji Asumsi Klasik ... 67
1. Uji Normalitas ... 67
2. Uji Multikolinearitas... 69
3. Uji Heteroskedastisitas ... 70
4.3 Hasil analisis regresi berganda ... 71
4.4 Uji Hipotesis... 72
1. Pengujian Secara Simultan ... 72
2. Pengujian Secara Parsial... 73
4.5 Pembahasan ... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 79
(13)
(14)
xiv
Tabel 1. Jumlah tamu yang menginap di hotel kudus permata ... 5
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Harga... 42
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Kualitas Layanan ... 43
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Keputusan Menginap ... 43
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Angket ... 45
Tabel 3.5 Kategori Variabel Penelitian... 47
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi respoden harga... 53
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi respoden penetapan harga... 54
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi respoden cara pembayaran ... 55
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Respoden Kualitas layanan... 56
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Respoden terhadap Bukti Fisik... 57
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Respoden keandalan ... 58
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Respoden Daya tanggap ... 59
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Respoden Jaminan ... 60
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Respoden Empati... 61
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Respoden Keputusan Menginap ... 62
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Respoden Emosi dan Mood... 63
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Respoden Dramaturgi... 64
(15)
(16)
xvi
Gambar 2. Normal P- Plot Pada Uji Normalitas Data ... 67
(17)
xvii Lampiran 3. Angket Penelitian
Lampiran 4. Data Hasil Penelitian
Lampiran 5. Hasil Perhitungan Regresi
(18)
1.1. Latar Belakang
Hotel sebagai perusahaan jasa yang bergerak dibidang jasa penginapan,
mempunyai peranan sebagai penyedia jasa penginapan bagi konsumen yang
membutuhkan jasa penginapan. Perusahaan jasa yang baik tentunya akan
mempelajari perilaku pembeli guna memahami mengapa dan bagaimana
pembeli bersedia membeli produk atau jasa perusahaan dengan mempelajari
perilaku pembeli serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan membeli, perusahaan akan mengetahui kesempatan baru yang
berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan konsumen. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan membeli, berbeda-beda untuk masing-masing
pembeli, disamping produk yang dibeli dan saat pembeliannya. Dua faktor
berikut dapat berada diantara niat pembelian dan keputusan menginap: faktor
1) sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang
disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, (a) intensitas sikap negatif
atau positif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen, (b)
motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Faktor 2) adalah
faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat
pembelian. (Philip Kotler 2004 : 208).
Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian jasa
meliputi kegiatan yang terdiri dari tahap melakukan permintaan terhadap jasa
(19)
dan tahap penyerahan jasa dari produsen ke konsumen. Seorang konsumen di
dalam mengkonsumsi produk jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk
jasa diantaranya adalah kebutuhan terhadap keberadaan produk jasa yang
dikehendaki, serta keyakinan untuk mendapatkan produk jasa yang
dikehendaki. Disamping itu ada unsur eksternal, misalnya faktor harga dan
kualitas layanan dari produsen jasa tersebut juga sangat menentukan
keputusan konsumen untuk mengkonsumsi produk jasa yang ditawarkan
(Tjiptono, 2002:19). Pada prinsipnya, kualitas pelayanan jasa berfokus pada
upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta ketepatan
penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan, oleh sebab itu citra
korporasi sangat penting dalam sebagian besar jasa. Pelanggan biasanya
menilai suatu perusahaan berdasarkan sumber daya dan caranya beroperasi.
Secara rinci penilaian ini meliputi kemampuan pemberian pelayanan dengan
akurat, daya tanggap dari produsen terhadap kebutuhan pelanggan, jaminan
atau sifat dapat dipercaya staf, kemudahan menjalin relasi, dan keberadaan
bukti fisik. Unsur-unsur tersebut akan mempengaruhi pelanggan dalam
melakukan pembelian dan pembelian ulang apabila kinerja yang diharapkan
oleh pelanggan benar-benar terpenuhi (Tjiptono, 2007:259). Seperti pendapat
dari (Kotler dalam Fandi Tjiptono, 2005: 273) yang mengatakan kualitas jasa
harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi
pelanggan. Sebagai pihak yang membeli dan mengkonsumsi jasa,
(20)
Unsur-unsur diatas keputusan menginap diduga dipengaruhi oleh kualitas
layanan yang diberikan oleh perusahaan jasa kepada konsumennya, jika
kualitas layanan yang diberikan oleh perusahaan baik dan sesuai dengan
harapan konsumen maka konsumen akan tertarik untuk menginap di hotel
tersebut. Oleh karena itu, keberhasilan perusahaan dalam memberikan
layanan yang berkualitas kepada para pelanggannya, pencapaian pangsa pasar
yang tinggi, serta peningkatan laba perusahaan tersebut sangat ditentukan
oleh pendekatan yang digunakan (Rambat Lupiyoadi – A. Hamdani 2006
:181). Kotler & Keller (2006 : 372) menyatakan bahwa layanan adalah
sebuah aktivitas yang diasosiasikan dengan elemen intangibility (sesuatu
yang abstrak), dimana didalamnya terjadi interaksi antara pelanggan dengan
penyedia layanan tetapi tidak berakibat kepemilikan. Parasuraman dalam
Rambat Lupiyoadi - A.Hamdani (2006 : 182) kualitas pelayanan jasa di
tentukan oleh 5 faktor, yaitu : berwujud (tangible), keandalan (reliability),
ketanggapan (responsiveness), jaminan dan kepastian (assurance), dan empati
(empathy).
Selain itu harga juga diduga ikut mempengaruhi keputusan menginap
konsumen. Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi para
pembeli. Bagi konsumen yang tidak terlalu paham hal-hal teknis pada
pembelian jasa, seringkali harga menjadi satu-satunya faktor yang bisa
mereka pahami. Bagi konsumen faktor harga sangat sensitif. Ada segmen
pembeli yang sangat sensitif terhadap harga (menjadi satu-satunya faktor
(21)
konsumen agak sensitif terhadap harga. Basu Swastha – Irawan (2000 : 241)
harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa harga yang
dibayar oleh pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh
penjual bahkan penjual juga menginginkan sejumlah keuntungan dari harga
tersebut. Berdasarkan teori nilai dan kepuasan, produk atau tawaran akan
berhasil jika memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli sasaran.
Pembeli memilih diantara beraneka ragam tawaran yang dianggap
memberikan nilai yang paling banyak. nilai di definisikan sebagai rasio antara
apa yang didapatkan dan apa yang diberikan pelanggan. Pelanggan mendapat
manfaat dan mengeluarkan biaya. Manfaat mencakup manfaat fungsional dan
manfaat emosional. Biaya mencakup biaya moneter, biaya waktu, biaya
energi, dan biaya fisik (Philip Kotler 2004 : 13).
Hotel Kudus Permata merupakan produk jasa penginapan yang
ditawarkan oleh suatu perusahaan jasa dengan harapan agar konsumen
menginap dan menikmati fasilitas hotel yang ditawarkan. Selain itu layanan
yang diberikan hotel cukup bersaing dengan hotel lainnya yaitu:Room servis
24 jam, Layanan kamar, Layanan pengantaran dan penjemputan, Spa dan
siatzu
Seperti perusahaan jasa hotel lainnya Hotel Kudus Permata juga
merasakan hambatan-hambatan seperti naik turunnya tamu hotel, dalam
(22)
memperoleh data bahwa target penjualan perharinya sebanyak 43 kamar
dengan jumlah keseluruhan kamar yaitu 43 kamar namun dalam
kenyataannya hotel hanya mampu memperoleh rata-rata 15 kamar perharinya.
Tabel 1. Jumlah tamu yang menginap di Hotel Kudus Permata tahun 2009
No Bulan Orang
Naik/turun
(%)
1 Januari 617
-2 Februari 601
(8,91)
3 Maret 586
(8,68)
4 April 553
(8,19)
5 Mei 549
(8,13)
6 Juni 548
(8,12)
7 Juli 563
8,34 8 Agustus 552
(8,18) 9 September 534
(7,91) 10 Oktober 513
(7,60) 11 Nopember 537
7,96 12 Desember 596
8,83
Sumber: Hotel Kudus Permata 2009
Sedangkan untuk harga kamar diperoleh data sebagai berikut:
JENIS KAMAR TARIF
Suite room Rp. 500.000
(23)
Deluxe room Rp. 275.000
Moderate room Rp. 250.000
Superior room Rp. 215.000
Standard room Rp. 110.000
Economy room Rp. 70.000
Extra bed Rp. 70.000
Berdasarkan teori bahwa jika kualitas pelayanan yang baik atau sama
dengan harapan maka akan membuat konsumen melakukan pembelian lagi,
begitu juga dengan penetapan harga setiap kamar telah disesuaikan dengan
pelayanannya, seharusnya jika teori diatas sudah sesuai dengan pernyataan
sebelumnya tentang apa yang telah dilakukan Hotel Kudus Permata,
harapannya dapat mempertahankan dan meningkatkan keputusan konsumen
untuk menginap, namun pada kenyataan yang didapatkan bahwa jumlah
tamu yang menginap di Hotel Kudus Permata tahun 2009 cenderung
mengalami penurunan.
Evaluasi atas kinerja jasa menghasilkan suatu kesimpulan dari dua
macam hasil yaitu, kepuasan dan ketidakpuasan. yang mana kepuasan
diperoleh jika hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang di harapkan,
sedangkan ketidakpuasan timbul jika terjadi ketidaksesuaian negatif antara
apa yang di harapkan konsumen dengan hasil yang senyatanya. Singkat kata,
kata kualitas jasa dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara
kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima. jika
kualitas layanan baik atau sama dengan harapan maka akan membuat
(24)
Berdasarkan data di atas menunjukkan kenaikan dan penurunan jumlah
tamu yang menginap di Hotel Kudus Permata, bahkan cenderung mengalami
penurunan tiap bulannya, maka penulis tertarik mengadakan penelitian
dengan judul “PENGARUH HARGA DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP KONSUMEN DI HOTEL KUDUS PERMATA SLAWI”
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini adalah:
a. Adakah pengaruh harga terhadap keputusan menginap konsumen di
Hotel Kudus Permata Slawi.
b. Adakah pengaruh kualitas layanan terhadap keputusan menginap
konsumen di Hotel Kudus Permata Slawi
c. Adakah pengaruh harga dan kualitas layanan terhadap keputusan
menginap konsumen di Hotel Kudus Permata Slawi.
1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
A. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan menginap
(25)
2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap keputusan
menginap konsumen.
3. Untuk mengetahui pengaruh harga dan kualitas layanan secara
simultan terhadap keputusan menginap konsumen.
B. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1) Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan tentang pengaruh harga, dan kualitas layanan terhadap
keputusan menginap konsumen di Hotel Kudus Permata dan
sebagai bahan acuan di bidang penelitian sejenis.
2) Manfaat praktis
a. Bagi hotel
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
kepada Hotel Kudus Permata sehingga dapat dijadikan sebagai
bahan masukan dan pertimbangan dalam upaya memberikan
harga dan pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen.
b. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah wawasan mengenai manjemen
pemasaran pada umumnya dan pemasaran jasa pada khususnya
(26)
c. Bagi Civitas Akademika
Untuk menambah informasi, sumbangan pemikiran dalam
penelitian dan menambah perbendaharaan kepustakaan Jurusan
Manajemen Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas
(27)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Tentang Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses keputusan konsumen bisa diklasifikasikan secara garis besar ke
dalam tiga tahapan utama yakni prapembelian, konsumsi, dan evaluasi
purnabeli. Tahap prapembelian ini mencakup semua aktivitas konsumen
sebelum terjadinya transaksi pembelian dan pemakaian jasa. Tahap ini sendiri
meliputi tiga proses yakni, identifikasi kebutuhan pencarian informasi, dan
evaluasi alternatif. Tahap konsumsi merupakan tahap proses keputusan
konsumen dimana konsumen memutuskan akan membeli dan menggunakan
produk atau jasa atau tidak. sedangkan tahap evaluasi purnabeli merupakan
tahap proses pembuatan keputusan konsumen sewaktu konsumen menentukan
apakah ia telah membuat keputusan menginap yang tepat (Fandy Tjiptono,
2007 : 43).
Perusahaan yang cerdik melakukan riset atas proses keputusan menginap
kategori produk mereka. Mereka menanyai konsumen kapan pertama kali
mengenal kategori dan merek produk tersebut, serta seperti apa keyakinan
merek mereka, seberapa besar mereka terlibat dengan produk yang
bersangkutan, bagaimana mereka melakukan pemilihan merek, dan seberapa
puas mereka setelah pembelian. Berdasarkan urutan tahapan proses
pembelian tertentu konsumen melewati lima tahap yaitu: pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan menginap, dan perilaku
(28)
pasca pembelian. Jelaslah bahwa proses pembelian di mulai jauh sebelum
pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu
(Philip Kotler 2004 : 204). Jadi berdasarkan konsep diatas keputusan
menginap merupakan sebuah proses dimana konsumen melakukan sebuah
tahapan-tahapan guna memperoleh keputusan yang tepat untuk melakukan
pembelian.
2.2. Keputusan Menginap Dan Perilaku Konsumen
2.2.1. Keputusan menginap
Salah satu fakta yang tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang adalah
konsumen, untuk itu perusahaan harus mempelajari perilaku konsumen agar
dapat mengerti keinginan konsumen. Secara sederhana perilaku konsumen
mengacu pada perilaku yang ditunjukkan oleh para individu dalam membeli
dan menggunakan barang dan jasa. Keputusan konsumen untuk melakukan
pembelian itu sendiri terdiri dari tahapan-tahapan seperti, prapembelian,
konsumsi, serta evaluasi purnabeli. Untuk itu perusahaan hendaknya
memperhatikan aspek-aspek perilaku konsumen seperti siapa yang akan
membeli (who), apa yang dibeli (what), mengapa membeli produk atau jasa
tersebut (why), kapan membeli (when), dimana membelinya (Where),
bagaimana proses keputusan menginapnya (how), berapa sering atau
menggunakan produk/jasa (how often), agar perusahaan dapat mengetahui
keinginan konsumen sehingga konsumen bersedia untuk melakukan
(29)
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen untuk
bersedia membeli barang/jasa perusahaan (di samping barang lain) pada saat
mereka membutuhkan. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk
memahami “mengapa” dan ”bagaimana” tingkah laku konsumen tersebut
demikian sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan produknya secara lebih baik. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli adalah berbeda-beda
untuk masing-masing pembeli, Faktor-faktor tersebut adalah, kebudayaan,
klas sosial, kelompok referensi kecil, keluarga, pengalaman, kepribadian,
sikap dan kepercayaan, konsep diri (Philip Kotler, 2004 : 183).
Selain dipengaruhi oleh semua faktor diatas, keputusan membeli yang
diambil oeh pembeli itu mengalami suatu proses dalam jangka waktu tertentu.
(Basu Swastha – Irawan, 2000 : 105). Dalam tahap evaluasi, konsumen
membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen
juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang disukai
Philip Kotler (2004 : 202) membedakan lima peran yang yang
dimainkan orang dalam keputusan menginap:
1. Pencetus: yaitu orang yang memberikan ide untuk membeli
produk/jasa.
2. Pemberi pengaruh: yaitu seseorang yang memberikan pengaruh
terhadap keputusan individu untuk melakukan pembelian atau
(30)
3. Pengambil keputusan: yaitu orang yang mengambil keputusan
apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli, serta dimana
akan membeli.
4. Pembeli: orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.
5. Pemakai: seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk
atau jasa yang bersangkutan.
2.2.2. Perilaku Konsumen
Pemahaman mengenai perilaku konsumen merupakan kunci kesuksesan
utama bagi para pemasar. Para pemasar membutuhkan informasi yang andal
mengenai para konsumennya dan keterampilan khusus untuk menganalisis
dan menginterpretasikan informasi tersebut. Kebutuhan ini berkontribusi pada
pengembangan perilaku konsumen sebagai bidang studi spesifik dalam
pemasaran. Secara sederhana, istilah perilaku konsumen mengacu pada
perilaku yang ditunjukan oleh para individu dalam membeli dan
menggunakan barang dan jasa (Fandy Tjiptono, 2007 : 38).
Perilaku konsumen dalam proses keputusan konsumen itu bisa
diklasifikasikan kedalam tiga tahap utama (Fandy Tjiptono, 2007 : 43), yakni:
1. Tahap pra pembelian, meliputi tiga proses yaitu:
Identifikasi kebutuhan, proses pembelian diawali ketika seseorang
mendapatkan stimulus (pikiran, tindakan, atau motivasi) yang mendorong
dirinya untuk mempertimbangkan pembelian barang atau jasa tertentu.
Stimulus mempengaruhi kebutuhan seseorang akan produk atau jasa
(31)
produk atau jasa pada situasi shortage (kebutuhan yang timbul karena
konsumen tidak memiliki produk atau jasa tertentu) maupun unfulfilled
desire (kebutuhan yang timbul karena ketidak puasan pelanggan terhadap
produk atau jasa saat ini).
Pencarian informasi, identifikasi masalah atau kebutuhan
memerlukan solusi yang biasanya berupa pembelian barang atau jasa
spesifik. Sebelum memutuskan tipe produk, merek spesifik, dan pemasok
yang dipilih, konsumen biasanya mengumpulkan berbagai informasi
mengenai alternatif yang ada. Pencarian informasi bisa dilakukan secara
pasif maupun proaktif, dalam pencarian pasif (internal) konsumen
mengakses dan mengandalkan memorinya berkenaan dengan
informasi-informasi relevan menyangkut produk atau jasa yang dipertimbangkan untuk
dibeli. sedangkan dalam pencarian proaktif (eksternal), konsumen
mengumpulkan informasi-informasi melalui sumber-sumberlain selain
pengalaman sendiri.
Evaluasi alternatif, setelah terkumpul berbagai alternatif solusi
kemudian konsumen mengevaluasi dan menyeleksinya untuk menentukan
pilihan akhir
2. Tahap konsumsi/pembelian,
Salah satu perbedaan fundametal antara pembelian barang dan
pembelian jasa adalah menyangkut proses produksi dan konsumsi. Pada
barang, tahap pembelian dan konsumsi biasanya terpisah. Meskipun terdapat
(32)
tahap pemakaian barang biasanya terlepas dari pengaruh langsung para
pemasar. Sebaliknya, sebagian besar jasa diproduksi dan dikonsumsi secara
bersamaan. Konsekuensinya, perusahaan jasa berpeluang besar untuk secara
aktif membantu pelanggan memaksimumkan nilai dari pengalaman
konsumsinya sehingga penyedia jasa bisa secara efektif mempengaruhi
proses konsumsi dan evaluasi agar konsumen melakukan pembelian ulang
terhadap produk jasa. Dalam tahap ini terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian yaitu:
1). Emosi dan mood
Emosi dan mood pelanggan mempengaruhi evaluasi pelanggan
bersangkutan terhadap service encounter. . Emosi mencakup arousal,
berbagai bentuk affect, dan interprestasi kognitif terhadap affect yang
bisa diberikan diskripsi tunggal, contohnya takut, marah, senang, sedih,
surprise, acceptance, disgust dan anticipation. Emosi memiliki
intensitas dan nurgensi psikologis yang lebih besar dibandingkan
dengan mood. Mood adalah keadaan temporer disposisi menyenangkan
atau tidak menyenangkan. Sejumlah riset mengidentifikasikan bahwa
emosi dan mood bisa berpengaruh terhadap semua tahap proses
pembelian konsumen. Layanan dapat dipersepsikan berbeda oleh dua
pelanggan yang berada dalam emosi dan mood berbeda. Untuk itu
pelayanan dari penyedia jasa harus optimal agar mampu mempengaruhi
emosi dan mood pelanggan karena ini sangat berpengaruh terhadap
(33)
2) Dramaturgi
Konsep dramaturgi yang banyak digunakan dalam sosiologi diadopsi
oleh Grove, Fisk, & John (2000) ke dalam konteks pemasaran jasa.
Mereka menggunakan metafora teater untuk menggambarkan dan
menganalisis kinerja jasa, ini disebabkan karena baik teater maupun
organisasi jasa bertujuan menciptakan dan mempertahankan kesan
positif di hadapan para audensi. dalam bidang perhotelan para karyawan
sebagai aktor yang harus mampu memberikan pelayanan dengan baik,
berinteraksi baik dengan konsumen dan melakukan kinerja dengan baik
serta didukung didukung suasana menyenangkan, penampilan yang rapi
serta fasilitas yang sesuai maka hal ini akan menciptakan pengalaman
yang positif bagi konsumen sehingga konsumen mengambil keputusan
untuk melakukan pembelian dihotel tersebut, bahkan konsumen juga
akan melakukan interaksi yang baik pula dengan bersifat loyal hotel
tersebut.
3). Peran (role) dan script theory
Peran (role) adalah serangkaian pola perilaku yang dipelajari melalui
pengalaman dan komunikasi, yang akan dilakukan oleh individu
tertentu dalam interaksi sosial tertentu, dalam rangka mewujudkan
efektivitas maksimum dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan,
dengan demikian peran merupakan kombinasi berbagai macam social
cuesatau ekspektasi masyarakat yang memandu perilaku dalam konteks
(34)
peran masing – masing dalam setiap service encounter.Misalnya peran
resepsionis hotel dalam menyapa tamu/ konsumen. Scripts adalah
struktur kognitif yang memandu transaksi jasa dan merinci alternatif –
alternatif yang tersedia bagi para penjaga toko, teller bank, travel
agents, resepsionis hotel, konsultan dan karyawan lain yang
berhubungan langsung dengan pelanggan. Di satu pihak dengan script
yang terstruktur dapat memudahkan karyawan jasa dalam merespon
berbagai macam kebutuhan pelanggan secara tepat. Di lain pihak, script
yang terlalu kaku menyebabkan kinerja jasa menjadi “mindless”.
4). Controltheory
Aspek lain yang tidak kalah pentingnya dalam penciptaan layanan
superior, adalah memberdayakan atau memberikan tingkat kendali
tertentu kepada pelanggan, supaya mereka merasa yakin atas apa yang
mereka lakukan dan beli. Berdasarkan control theory, kendali bisa
berupa behavioral control dan cognitive control. Behavioral control
memberikan pelanggan kendali aktual atas lingkungannya. dengan kata
lain, pelanggan diberikan kemampuan untuk mengendalikan apa yang
sedang terjadi. Misalnya hotel meletakkan kotak saran dan kritik dimeja
resepsionis agar jika ada komplain dari konsumen dapat tersalurkan
karena hal ini juga memberikan tingkat kendali tertentu bagi konsumen
atau konsumen hotel diperbolehkan melakukan komplain secara
langsung jika terjadi kesalahan yang dilakukan pihak hotel. Sementara
(35)
mereka memegang tingkat kendali tertentu atau setidaknya, apa yang
sedang terjadi pada mereka bisa diprediksi. Misalnya konsumen diberi
informasi bagaimana proses pembayaran jika melebihi waktu check out
dengan jelas.
5). Costumer compitability
Peran pelanggan lain yang menerima jasa pada saat bersamaan juga
tidak kalah pentingnya dalam menentukan pengalaman jasa keseluruhan
pelanggan tertentu. Secara umum, kehadiran perilaku, kemiripan
(kompatibilitas) pelanggan lain yang menerima jasa yang sama disaat
bersamaan pada kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan tertentu.
Pelanggan bisa tidak harmonis (tidak kompatibel) karena sejumlah
faktor seperti perbedaan dalam hal keyakinan, nilai – nilai, pengalaman,
daya beli, penampilan, usia, kesehatan, dan lain – lain. Konsekuensinya,
penyedia jasa wajib mengantisipasi, memahami dan menangani
konsumen heterogen yang berpotensi untuk tidak kompatibel satu sama
lain. penyedia jasa harus mampu mengantisipasi, memahami, dan
melayani konsumen yang berbeda – beda secara adil sehingga
konsumen heterogen yang berpotensi tidak kompatibel menjadi
kompatibel dan dapat memberikan kenyamanan sehingga memberi
pengaruh untuk konsumen menginap kembali.
3. Tahap evaluasi purna beli.
Setelah pilihan dibuat dan jasa dibeli serta dikonsumsi, evaluasi
(36)
mengalami disonansi kognitif (keraguan menyangkut ketepatan keputusan
menginap). Pemasar biasanya berusaha meminimumkan disonansi kognitif
pelanggan dengan berbagai strategi, diantaranya melakukan kontak
purnabeli dengan pelanggan, menyediakan garansi dan jaminan, dan
memperkuat keputusan pelanggan melalui iklan perusahaan. (Fandy
Tjiptono, 2007 hal 43 : 59).
2.3. Konsep Dasar Tentang Kualitas Layanan Jasa
Nilai yang terhadap produk (jasa) sangat kuat didasari oleh faktor
kualitas jasa. Dimana kualitas produk (jasa) adalah sejauh mana produk
(jasa) memenuhi spesifikasi-spesifikasinya. Konsep kualitas sendiri pada
dasarnya bersifat relatif, yaitu tergantung dari perspektif yang digunakan
untuk menentukan ciri-ciri dan spesifikasi. Pada dasarnya terdapat tiga
orientasi kualitas yang seharusnya konsisten satu sama lain yaitu, persepsi
konsumen, produk (jasa), dan proses. Untuk yang berwujud barang, ketiga
orientasi ini dapat dibedakan dengan jelas, tetapi tidak untuk jasa. Untuk jasa,
produk dan proses mungkin tidak dapat dibedakan dengan jelas, bahkan
produknya adalah proses itu sendiri (Rambat Lupiyoadi - A. Hamdani 2006 :
175).
Kualitas sebagaimana yang diinterpretasikan ISO 9000 merupakan
perpaduan antara sifat dan karakteristik yng menentukan sejauh mana
keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan. Pelanggan yang
(37)
memenuhi kebutuhannya. Konsep kualitas sendiri pada dasarnya bersifat
relatif, yaitu terganting dari perspektif yang digunakan untuk menentukan
ciri-ciri dan spesifikasi (Rambat Lupiyoadi – A. Hamdani 2006 :175).
Dalam salah satu studi mengenai SERVQUAL oleh Parasuraman (1988)
yang melibatkan 800 pelanggan berusia 25 tahun ke atas, disimpulkan bahwa
terdapat lima dimensi SERVQUAL sebagai berikut (Parasuraman Dalam
Rambat Lupiyoadi-A. Hamdani 2006 : 182) :
1. Berwujud (tangible), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat
diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata yang
diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik, perlengkapan
dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta kemampuan
pegawainya.
2. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan
waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan,
sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
3. Ketanggapan (responsiveness), yaitu suatu kebijakan untuk membantu
dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada
(38)
4. Jaminan dan Kepastian (assurance), yaitu pengetahuan, kesopansantunan,
dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa
percaya para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa
komponen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi,
dan sopan santun.
5. Empati (empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan
diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan,
memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
2.4. Peranan Kualitas Layanan Jasa Dalam Mempengaruhi Keputusan Menginap konsumen
Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas
perusahaan menurut John Sviokla dalam Lupiyoadi (2006:181) adalah
kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan terhadap pelanggan.
Keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan yang berkualitas kepada
para pelanggannya, pencapaian pangsa pasar yang tinggi, serta peningkatan
laba perusahaan tersebut sangat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan
Peningkatan pelayanan kini merupakan salah satu faktor penting dalam
memenangkan persaingan. Dimana dengan adanya peningkatan pelayanan
(39)
dalam persaingan. Pelayanan melibatkan aspek materi seperti kehandalan
produk, ketepatan penyerahan, disamping itu unsur pribadi yang diwakili oleh
interaksi staf lini depan dengan pelanggan. Baik aspek pelayanan materi
maupun pribadi memberikan kesempatan untuk mendapatkan dan kehilangan
pelanggan.
Philip Kotler (2002 : 34) menyatakan bahwa pelayanan adalah setiap
kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain
dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan
sesuatu. Manfaat yang di ciptakan lewat pelayanan dapat menimbulkan
kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Dimana hal tersebut menjadi tolok
ukur dalam kinerja pelayanan terhadap konsumen/pelanggan.
Pada dasarnya tujuan dari suatu pelayanan adalah untuk menciptakan
para pelanggan agar merasa puas, dengan terciptanya rasa puas dari
pelanggan diharapkan juga tercipta loyalitas pelanggan. Philip Kotler (2002 :
34) menyatakan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang berasal dari perbandingan kesannya terhadap kinerja (atau
hasil) suatu produk atau harapan-harapannya
Jadi adanya kualitas layanan dalam jasa perhotelan sangat berpengaruh
dalam kelangsungan hidup perusahaan. Jika hotel bisa melakukan pelayanan
yang cepat, tepat dan sesuai dengan harapan konsumen maka konsumen akan
merasa puas dan akan memutuskan untuk menginap atau menggunakan
kembali jasa hotel tersebut dimasa yang akan datang, sehingga hotel akan
(40)
2.5. Konsep Dasar Tentang Harga
Harga dalam konteks pemasaran jasa secara istilah dapat dapat diartikan
sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (nonmoneter) yang
mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan
suatu jasa (Fandy Tjiptono, 2007 : 178 ). Basu Swastha dan Irawan (2000 :
241) Harga adalah jumlah uang ( ditambah beberapa produk kalau mungkin )
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya.
Harga bisa diungkapkan dengan berbagai istilah, misalnya iuran, tarif,
sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji SPP, dan sebagainya. Dari sudut
pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya
(termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa (Fandy Tjiptono, 2000 :
151). Pengertian ini sesuai dengan konsep pertukaran (exchange) dalam
pemasaran. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
harga adalah sejumlah uang dan/atau aspek lain (nonmoneter) yang digunakan
untuk mendapatkan produk barang atau jasa.
2.6. Kedudukan Harga Dalam Marketing MixJasa Perhotelan
Harga merupakan salah satu komponenmarketing mix yang berpengaruh
langsung terhadap laba perusahaan. Agar dapat sukses dalam memasarkan
suatu barang atau jasa perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat.
(41)
pamasukan bagi perusahaan. Disamping itu harga merupakan unsur bauran
pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat.
Agar dapat sukses dalam memasarkan produknya, setiap usaha haruslah
dapat menentukan harga secara tepat, selain itu harga merupakan komponen
yang berpengaruh langsung terhadap laba usaha. Berikut ini adalah berbagai
macam taktik yang bisa digunakan oleh perusahaan jasa untuk menetapkan
harga layanan jasa kepada konsumen
1. Penentuan Harga Biaya-Plus (Cost- plus Pricing)
”Penentuan harga dilakukan dengan menaikkan (markup) harga sekian
persen dari total biayanya”.
2. Penentuan Harga Berdasarkan Tingkat Pengembalian (Rate Of Return
Pricing)
“Penentuan harga ditentukan untuk mencapai tingkat pengembalian atas
investasi (return of investment-ROI) atau pengembalian atas aktiva
(return of assets-ROA) yang ditargetkan”.
3. Penentuan Harga Paritas Persaingan (Competitive Parity Pricing)
”Penentuan harga ditentukan berdasarkan harga yang ditentukan oleh
pemimpin pasar”.
4. Penentuan Harga Rugi (Loss Leading Pricing)
”Penentuan harga awal ditentukan pada harga yang rendah bahkan
kadang merugi dengan tujuan jangka pendek, yaitu mendapatkan posisi
(42)
5. Penentuan Harga Berdasarkan Nilai (Value-Based Pricing)
”Penentuan harga ditentukan atas dasar nilai jasa yang dipersepsikan
oleh segmen konsumen tertentu. Penentuan harga ini disebut pendekatan
pasar (market-driven aproach), dimana tindakan dilakukan untuk
memperkuat positioning jasa dan manfaat yang diterima konsumen dari
jasa tersebut”.
6. Penentuan Harga Relasional (Relationship Pricing)
”Penentuan harga didasarkan pada pertimbangan –pertimbangan atas
seluruh jasa yang disediakan untuk konsumen dan atas potensi
keuntungan di masa depan dalam jangka waktu tertentu, seringkali
dalam seluruh hidup konsumen”.
7. Penentuan Harga Fleksibel (Flexible Pricing)
”Penentuan harga ini bersifat fleksibel, dipengaruhi oleh faktor bisnis
jasa yang digeluti”.
8. Penentuan Harga Dengan Diskon (Discount Pricing)
”Penentuan harga di bawah harga standar. Oleh karena itu, dalam
perusahaan jasa memerlukan adanya jasa perantara, agen, ataupun
broker dimana mereka layak mendapatkan gaji”.
9. Penentuan Harga Dengan Mengalihkan (Diversionary Pricing)
“Penentuan harga dengan adanya pembedaan teknik dasar yaitu
menetapkan harga yang murah pada jasa inti, sementara jasa lain yang
(43)
10. Penentuan Harga Dengan Jaminan (Guarantee Pricung)
”Penentuan harga di mana penyedia jasa memberikan jaminan atas
produknya namun dengan harga yang relatif lebih mahal”.
11. Penentuan Harga Dengan Mempertahankan Harga Yang Tinggi (High
Price Maintenance Pricing)
”Penentuan harga dimana penyedia jasa berani untuk memberi harga
yang tinggi, karena jika harga turun maka reputasi akan turun”.
12.Penentuan Harga Saat Ramai (Peak Load Pricing)
“Penentuan harga di mana penyedia jasa menetapkan harga jasa yang
lebih mahal pada saat peak (ramai) karena biaya yang lebih tinggi yang
harus ditanggung produsen ketika masa ramai dibanding masa sepi”.
13. Penentuan Harga Tersembunyi (Offset Pricing)
”Penentuan harga dengan adanya beberapa komponen harga yang
disembunyikan . harga yang tertera tidak seluruhnya merupakan harga
akhir uang harus dibayar oleh konsumen”.
14. Diskriminasi Harga Derajat Pertama (First Degree Price
Discriminatian)
“Penentuan harga dengan menjual setiap unit dari sebuah produk jasa
secara terpisah dan mencharge harga tertinggi yang mungkin untuk
setiap layanan jasa yang ditawarkan”.
15. Diskriminasi Harga Derajat Kedua (Second Degree Price
(44)
“Penentuan harga yang seragam pada layanan jasa diukur dalam satuan
kuantitas tertentu dan harga yang lebih murah (atau lebih tinggi) lagi
pada setiap tambahan satuan kuantitas dalam masa konsumsi yang sama,
dan seterusnya demikian”.
16. Diskriminasi Harga Derajat Ketiga (Third Degree Price Discrimination)
”Penentuan harga yang berbeda pada layanan jasa yang sama dalam
pasar yang berbeda hingga pendapatan marginal dari layanan jasa
terakhir yang dijual disetiap pasar yang berbeda sama dengan biaya
marginal dari layanan jasa tersebut”.
17. Tarif Dua Bagian (Two Part Tariff)
“Penentuan harga dimana konsumen membayar biaya awal untuk hak
mengonsumsi layanan jasa tersebut dan membayar pula biaya
penggunaan atau harga untuk setiap layanan jasa yang mereka
konsumsi”.
18. Penentuan Harga Paket (Price Bundling)
”Penentuan harga dimana menjual satu atau lebih produk layanan jasa
sebagai sebuah paket”. (Rambat Lupiyoadi – A. Hamdani 2006 :
104-107).
Tingkat harga yang ditetapkan mempunyai pengaruh terhadap kuantitas
yang terjual. Selain secara tidak langsung harga mempengaruhi biaya, karena
kuantitas yang terjual berpengaruh terhadap biaya yang ditinbulkan dalam
kaitannya dalam efisiensi produksi. Kegiatan penentuan harga memainkan
(45)
terkait langsung nantinya dengan pendapatan yang diterima oleh perusahaan.
Keputusan penentuan harga juga sedemikian penting dalam menentukan
seberapa jauh layanan jasa dinilai oleh konsumen dan juga dalam proses
membangun citra. Penentuan harga juga memberikan persepsi tertentu dalam
hal kualitas. Seorang pemasar dapat menaikkan nilai suatu produk baik
dengan memberikan tambahan manfaat yang diperoleh, dengan mengurangi
harga, atau bahkan kombinasi dari keduanya (Rambat Lupiyoadi – A.
Hamdani 2006 : 98-100).
Metode penentuan harga harus dimulai dengan pertimbangan atas tujuan
penentuan harga itu sendiri. Adapun tujuan-tujuan tersebut menurut Adrian
Payne (dalam Rambat Lupiyoadi – A. Hamdani 2006:100), antara lain :
1. Bertahan
Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan
yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi
pasar yang tidak menguntungkan. Usaha ini dilakukan demi
kelangsungan hidup perusahaan
2. Memaksimalkan Laba
Penentuan harga bertujuan memaksimalkan laba dalam periode
tertentu.
3. Memaksimalkan Penjualan
Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan
(46)
4. Gengsi/Prestis
Tujuan penentuan harga disini adalah untuk memosisikan jasa
perusahaan tersebut sebagai jasa yang eksklusif.
5. Pengembalian atas Investasi (ROI)
Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian pengembalian atas
investasi (return on investment-ROI) yang diinginkan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penentuan harga jasa
diantaranya yaitu, elastisitas permintaan, aksi dan reaksi pesaing, biaya dan
konsekuensinya pada profitabilitas, kebijakan lini produk. (Fandy Tjiptono
2007 : 194):
Jadi harga mempunyai kedudukan/peranan penting dalam marketing mix
jasa perhotelan karena dibandingkan dengan bauran pemasaran lainnya
(produk, distribusi, dan promosi) yang membutuhkan pengeluaran dana
dalam jumlah besar, harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran
yang mendatangkan pendapatan. Selain itu harga mempengaruhi posisi
bersaing dan pangsa pasar perusahaan, singkatnya perusahaan mendapatkan
uang melalui harga yang ditetapkan.
2.7. Cara pembayaran
Perusahaan dalam menentukan cara pembayaran kepada calon
pembeli/pelanggan terhadap penjualan produk/jasa. Banyak cara yang
(47)
a. Cash
Seorang konsumen dalam melakukan pembayaran terhadap barang/jasa
yang dibeli secara tunai/kontan.
b. Credit
Seorang konsumen melakukan pembayaran terhadap barang/jasa yang
dibeli secara angsuran/mengangsur beberapa periode sesuai perjanjian.
c. Kartu Plastik/ATM
Seorang konsumen melakukan pembayaran terhadap barang/jasa yang
dibeli dengan menggunakan kartu ATM (Automatic Teller Machine) credit
carddan debit card.
d. Cek
Cek merupakan surat perintah membayar kepada pihak bank untuk
menyerahkan sejumlah uang yang tertera pada pihak pembawa surat
tersebut.
e. Electronic Funds Transfer
Yaitu pengiriman/transfer uang melalui jaringan elektronik komputerisasi
secara online.
f. Voucher
Voucher merupakan kupon yang dapat ditukarkan dengan barang pada
perusahaan atau toko yang mengeluarkan.
g. Pembayaran terhadap pihak ketiga
Asuransi merupakan lembaga keuangan nonbank yang menangani masalah
(48)
Dalam suatu perusahaan penetapan harga merupakan hal penting karena
mempengaruhi konsumen dalam melakukan suatu pembelian barang/jasa.
Cara pembayaran atas harga tersebut juga perlu diperhatikan produsen agar
konsumen mengetahui bagaimana mereka harus membayar harga atas
barang/jasa yang ditawarkan.
2.8. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
No Peneliti Judul Metode penelitian
Variabel penelitian Hasil penelitian
1. 2. Niken Setya Rini Kuswarjat tri P Danung Pengaruh harga, pelayanan dan lokasi terhadap keputusan menginap konsumen pengaruh harga, pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, Menggunakan perhitungan analisis regresi linier dan data yang dianalisa adalah data hasil penyebaran angket.
Pengambilan data penelitian menggunakan metode angket. Penelitian ini menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan regresi linier berganda, t test dan F test.
Pengambilan data
menggunakan angket. Data dianalisis dengan
Harga (X1), pelayanan (X2), lokasi (X3), keputusan menginap (Y)
Harga(X1),
pelayanan(X2),kepuasa n pelanggan(Y)
Harga (X1), kualitas produk (X2), pelayanan
Hasil yang diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang simultan antara harga, pelayanan dan lokasi terhadap keputusan menginap. Hasil yang diperoleh bahwa harga, pelayanan menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa harga
(49)
2.9. Kerangka Berpikir Penelitian
Dalam menjalankan usaha, pengusaha berharap agar usahanya dapat
terus berkembang. Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan keputusan
konsumen untuk menginap di Hotel Kudus Permata. Dalam rangka
meningkatkan tersebut ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
diantaranya adalah harga dan kualitas layanan.
Kualitas layanan merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat
keberhasilan perusahaan, Penilaian terhadap kualitas pelayanan dapat dilihat
dari bukti fisik (tangible), keandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy). menurut
(Zeithmal, Berry, dan Parasuraman dalam Rambat lupiyoadi, 2006:181)
bahwa keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan yang berkualitas
kepada para pelanggannya, pencapaian pangsa pasar yang tinggi, serta
peningkatan laba perusahaan tersebut sangat ditentukan oleh pendekatan yang
digunakan. Konsekuensi perusahaan atas pendekatan kualitas layanan suatu
3. putra adianto
pengaruh harga, kualitas produk dan pelayanan terhadap keputusan konsumen
menggunakan deskriptif dan analisis regresi linier berganda.
(X3), keputusan konsumen (Y)
dan pelayanan menunjukan pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan pelanggan.
(50)
produk sangat penting untuk mempertahankan diri dan mencapai kesuksesan
dalam menghadapi persaingan.
Selain itu untuk faktor harga yang perlu diperhatikan adalah pada
penetapan harga dan cara pembayaran yang dapat dilakukan di Hotel Kudus
Permata. dengan memberikan harga yang sesuai serta terjangkau oleh
konsumen diharapkan perusahaan dapat menarik minat konsumen dalam
melakukan keputusan menginap sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai,
sedangkan untuk keputusan menginap indikatornya meliputi emosi dan mood,
dramaturgi, role theory dan script theory, control theory, customer
compability .
Oleh karena itu apabila perusahaan dapat menentukan harga secara tepat
serta meningkatkan kualitas layanan yang diberikan maka diharapkan
konsumen melakukan pembelian terhadap jasa perusahaan.
Kerangka pemikiran dalam hal ini menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan menginap konsumen di Hotel Kudus Permata
(51)
Gambar 1. Kerangka Berfikir
2.10. Hipotesis
Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara
logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk
pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan
jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan
untuk studi penelitian (Uma Sekaran, 2006 : 135).
HARGA (X1)
1. Penetapan harga 2. Cara pembayaran
KUALITAS LAYANAN (X2)
1. Bukti Fisik 2. Keandalan 3. Daya Tanggap 4. Jaminan 5. Empati
KEPUTUSAN MENGINAP
(Y)
1. Emosi dan Mood 2. Dramaturgi
3. Role theory dan Script theory
4. Control theory 5. Customer capability
(52)
Berdasarkan telaah pustaka dan penelitian seperti yang diuraikan diatas.
Maka hipotesis yang dikembangkan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara harga dan kualitas layanan terhadap
(53)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
Populasi yaitu totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung
ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin di
pelajari sifat-sifatnya. Sudjana (2002 : 6). Populasi dalam penelitian ini
adalah responden yang menggunakan jasa Hotel Kudus Permata dengan
jumlah populasi tidak di ketahui.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi,
2006: 131), karena jumlah populasi tidak diketahui maka menggunakan
sampel teknik accidental sampling dengan menggunakan rumus iterasi dari
Ating Somantri. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah pengguna
jasa Hotel Kudus Permata, mengenai ukuran sampel, menurut (Ating
Somantri, 2006 : 96-97) bila penelitian bertujuan untuk menguji
kebermaknaan korelasi rumus yang dipakai adalah:
2 2 1 1
p
u Z Z
n +3
ρ = rho = perkiraan koefisien korelasi yang terjadi antara variabel bebas dan variabel terikat (diambil dari koefisien korelasi terkecil, apabila tidak
diketahui disarankan 0,30.
(54)
Pada iterasi pertama menggunakan rumus : 1 1 ln 2 1 U
Sedangkan untuk iterasi kedua dan seterusnya menggunakan rumus:
) 1 ( 2 1 1 ln 2 1 n U Keterangan :
Z1-α = Konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal
Z1-β = Konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal
Dimana Z1-α + Z1-β merupakan konstanta yang diperoleh dari distribusi
normal.
Operasi rumus diatas adalah iteratif (dioperasikan secara berulang-ulang
sampai diperoleh n yang stabil/konvergen). Apabila ukuran sampel minimal
pada iterasi pertama dan kedua harganya sama maka iterasi berhenti. Apabila
belum sama perlu diadakan iterasi ketiga dengan menggunakan rumus seperti
pada iterasi kedua.
= 0,30 diperoleh dari tabel distribusi normal
= 0,05
= 0,05
1
Z = Z10,05 = Z0,95= 1,645
1
Z = Z10,05 = Z0,95= 1,645 35
(55)
a) Menghitung iterasi pertama 1 1 ln 2 1 U 3 , 0 1 3 , 0 1 ln 2 1 p U = 0,3099519604 Maka,
2 2 1 1 p U Z Zn +3
22 3099519604 , 0 645 , 1 645 , 1 n +3 9836173 , 115 n = 116
b) Iterasi kedua
) 1 ( 2 1 1 ln 2 1 n U
1 116 2 3 , 0 3 , 0 1 3 , 0 1 ln 2 1 U = 0,3180823951 Maka,
2 2 1 1 p U Z Zn +3
3 ) 3180823951 , 0 ( ) 645 , 1 645 , 1 ( 2 2 n
(56)
0528961 , 115 n 115 n
c) Iterasi ketiga
) 1 ( 2 1 1 ln 2 1 n U ) 1 115 ( 2 3 , 0 3 , 0 1 3 , 0 1 ln 2 1 U = 0,31835393 Maka,
2 2 1 1 p U Z Zn +3
3 ) 31835393 , 0 ( ) 645 , 1 645 , 1 ( 2 2 n
n = 115,0291063 = 115
Karena iterasi kedua dan ketiga nilainya sudah sama maka iterasi
berhenti. Utuk penelitian ini sampel minimal yang akan diambil adalah 115
responden dari semua konsumen Hotel Kudus Permata slawi. Untuk
penelitian ini ditetapkan ukuran sampel yang akan diambil adalah 115
responden.
Teknik sampling yang digunakan untuk mengambil sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling yaitu sampel diambil
secara spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu
(57)
dapat dijadikan sampel, dengan kata lain sampel diambil terpilih karena ada
ditempat dan waktu yang tepat (Ating Somantri 2006 : 82). Dalam hal ini
pengumpulan data dilakukan melalui konsumen yang saat itu dijumpai di
Hotel Kudus Permata Slawi.
3.2. Variabel Penelitian
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi
pada nilai (Uma Sekaran, 2006 : 115). Adapun variabel yang diteliti dalam
penelitian ini yaitu :
A. Keputusan menginap (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama
peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat,
menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya, dengan kata lain, variabel
terikat merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam
investigasi (Uma Sekaran : 116). Dalam penelitian ini yang merupakan
variabel terikat (Y) adalah keputusan menginap konsumen di Hotel Kudus
Permata, adapun indikatornya sebagai berikut: a). Emosi dan mood, b).
dramaturgi, c). Role theory dan script theory, d). Control theory, e). Costumer
compatibility. (Fandy Tjiptono, 2007 : 43).
B. Harga (X1)
Harga adalah jumlah uang ( ditambah beberapa produk kalau mungkin )
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya, adapun indikatornya adalah sebagai berikut : a). Penetapan
(58)
C. Kualitas layanan (X2)
Merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan
sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan,
adapun indikatornya adalah sebagai brikut : a). Bukti fisik (tangible), b).
Keandalan (reliability), c). Ketanggapan (responsiveness), d). Jaminan
(assurance), e). Empati (empathy). (Lupiyoadi, 2006 : 181).
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
A. Teknik angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi, 2006
: 151 ). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan metode kuesioner
atau angket adalah dengan membuat sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh kualitas
pelayanan dan harga terhadap keputusan menginap di Hotel Kudus
Permata..
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang
sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih
(Suharsimi, 2006 : 152 ). Untuk skala yang digunakan dalam penelitian
ini dengan menggunakan skala likert yaitu skala pengukuran yang
(59)
kedudukan sikapnya pada kesatuan perasaan kontinum yang berkisar dari
sangat positif hingga ke sangat negatif terhadap suatu objek (Ating
Somantri, 2006 : 35). Sebagai berikut:
1. Sangat setuju diberi skor 5
2. Setuju diberi skor 4
3. Ragu-ragu diberi skor 3
4. Tidak setuju diberi skor 2
5. Sangat tidak setuju diberi skor 1
B. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan barang – barang tertulis, metode ini peneliti
menyelidiki benda – benda tertulis seperti buku – buku, majalah,
dokumen, peraturan – peraturan, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya (Suharsimi, 2006:158). Metode ini digunakan untuk
melengkapi data mengenai sejarah, struktur organisasi , data konsumen
yang menginap di Hotel Kudus Permata
3.4. Validitas dan Reliabilitas. 3.4.1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat - tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi, 2006:168). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data sebuah variabel
yang diteliti dengan tepat dan benar, dan tidak menyimpang jauh dari
(60)
dalam penelitian ini digunakan rumus yang tepat yaitu dengan menggunakan
validitas internal, yaitu apabila terdapat kesamaan antara bagian – bagian dari
instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Bagian –bagian instrumen
adalah butir – butir pertanyaan dari angket yang disebarkan kepada
responden., metode yang digunakan untuk mengukur analis butir yaitu
dengan menggunakan rumus product moment:
Keterangan:
r
xy=
Koefisien KorelasiN = Jumlah Subjek Independent
X = Nilai skor butir (Nilai skor tertentu)
Y = Nilai skor total
∑X2
= Jumlah Kuadrat nilai X
∑Y2
= Jumlah Kuadrat nilai Y
(Suharsimi, 2006 : 170)
Hasil pengujian validitas menggunakan program SPSS untuk variabel
harga (X1) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Harga.
Indikator rxy rtabel Kriteria
X1.1 .757 0.444 Valid
X1.2 .736 0.444 Valid X1.3 .765 0.444 Valid X1.4 .678 0.444 Valid
2 2 2 2 xy Y Y N X X N Y X -XY N r(61)
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa semua indikator yang digunakan
untuk mengukur variabel kompetensi mempunyai nilai r hitung > 0,444. Hal
ini mengandung arti bahwa semua indikator tersebut adalah valid untuk
mengukur variabel harga.
Hasil pengujian validitas menggunakan bantuan program SPSS untuk
variabel kualitas layanan (X2) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Kualitas Layanan.
Indikator rxy rtabel Kriteria
X2.1 .501 0.444 Valid X2.2 .840 0.444 Valid X2.3 .524 0.444 Valid X2.4 .536 0.444 Valid X2.5 .579 0.444 Valid X2.6 .731 0.444 Valid X2.7 .159 0.444 Tidak Valid X2.8 .424 0.444 Valid X2.9 .626 0.444 Valid
X2.10 .511 0.444 Valid
X2.11 .205 0.444 Tidak Valid
X2.12 .527 0.444 Valid
X2.13 .558 0.444 Valid
Berdasarkan tabel diatas terlihat ada dua indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel kualitas layanan yang tidak valid karena mempunyai nilai
r hitung < 0,444.
Hasil pengujian validitas menggunakan bantuan program SPSS untuk
variabel keputusan menginap (Y) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
(62)
Indikator rxy rtabel Kriteria
Y1.1 .690 0.444 Valid
Y1.2 .542 0.444 Valid
Y1.3 .716 0.444 Valid
Y1.4 .563 0.444 Valid
Y1.5 .747 0.444 Valid
Y1.6 .688 0.444 Valid
Y1.7 .568 0.444 Valid
Y1.8 .762 0.444 Valid
Y1.9 .682 0.444 Valid
Y1.10 .581 0.444 Valid
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa semua indikator yang digunakan
untuk mengukur variabel keputusan menginap mempunyai nilai r hitung >
0,444. Hal ini mengandung arti bahwa semua indikator tersebut adalah valid
untuk mengukur variabel kualitas layanan.
Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan alat bantu yaitu
program SPSS for windows. Hasil dari rhitung dibandingkan dengan rtabel pada
taraf signifikasi 5% dengan jumlah responden 20 (N=20), sehingga rtabel pada
uji coba instrumen penelitian ini adalah 0,444. Uji coba dilakukan untuk 27
butir pernyataan., berdasarkan hasil uji coba yang dinyatakan valid adalah 25
butir pernyataan dan untuk 2 butir pertanyaan sudah di buang.
3.4.2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
(63)
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat
tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban – jawaban
tertentu (Suharsimi, 2006 : 178).
Dalam penelitian ini digunakan reliabilitas internal yaitu menghitung
reliabilitas berdasarkan data dan instrumen yang telah dibuat sebelumnya
dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Pengujian
yang dipakai adalah dengan teori Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan
reliabel, jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60. Untuk yang
menggunakan rumus alpha yang skor instrumennya bukan 1 dan 0, misalnya
angket atau soal bentuk uraian. Rumus alpha (α) yang digunakan adalah :
Keterangan :
r
11 = Reliabilitas Instrumenk = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2b
=
Jumlah varians butir2 t
= Varians total (Suharsimi, 2006 : 196).
2t 2 b 11 1 1 -k k r
(64)
Tabel 3.4 Hasil pengujian reliabilitas menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut:
Variabel Cronbach's Alpha
Kriteria
Harga (X1) .866 Reliabel Kualitas Layanan (X2) .857 Reliabel Keputusan Menginap (Y) .899 Reliabel
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha
instrument untuk semua variabel penelitian mempunyai nilai Cronbach Alpha
> 0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen dalam penelitian ini adalah
reliabel dan layak untuk digunakan.
3.5. Teknik Analisis Data 3.5.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk
mendeskripsikan masing-masing indikator dalam setiap variabel, yaitu
variabel kualitas layanan dan harga. Selain itu, analisis ini juga digunakan
untuk mendeskripsikan persentase masing-masing variabel. Dari data yang
diperoleh akan diolah dengan analisis deskriptif kuantitatif. Perhitungan
indeks persentase dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
% 100
(%) x
N n skor
Persentase
Dimana :
(65)
N = jumlah skor jawaban ideal.
(Ali dalam Muhtadi, 2007)
Untuk menentukan kategori deskriptif presentase (DP) yang diperoleh,
maka dibuat tabel kategori yang disusun dalam perhitungan sebagai berikut :
1) Persentase maksimal : (5/5) x 100 % = 100%
2) Persentase miminal : (1/5) x 100 % = 20%
3) Rentang persentase : 100% - 20 % = 80%
4) Interval kelas persentase : 80% / 5 = 16%
dari perhitungan diatas diperoleh tabel kategori untuk variabel harga,
kualitas layanan dan keputusan menginap adalah sebagai berikut :
Tabel. 3.5
Kategori variabel penelitian Interval Persen Kriteria
84% - 100% Sangat Baik 68% - 84% Baik 52% - 68% Cukup 36% -52 % Tidak baik 20% - 36% Sangat tidak baik Sumber : Data primer yang diolah, 2011
3.5.2. Analisis Regresi Berganda
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis
regresi berganda. Analisis regresi berganda ini digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara harga (X1),
kualitas layanan (X2) terhadap keputusan menginap di Hotel Kudus Permata
(66)
Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + Є Dimana :
a = Bilangan Konstan
b1 = Koefisien Regresi Untuk Variabel Harga
b2 = Koefisien Regresi Untuk Variabel Kualitas Layanan
X 1= Harga
X 2= Kulitas Layanan
Y = Keputusan menginap
Є = Variabel Pengganggu (Ating Somantri , 2006:250)
3.5.3. Uji hipotesis
1) Uji parsial (uji t)
Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat secara terpisah, penentuan pengambilan keputusan
adalah apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini
berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel harga dan kualitas
layanan terhadap keputusan menginap. Sebaliknya apabila t hitung < t tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak, hal ini berarti tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara variabel harga dan kualitas layanan terhadap keputusan
menginap. Dengan kriteria taraf signifikansi (α) = 0,05 dk = n-k-1 Rumus yang digunakan
i
Sa a
t 1
1
(67)
2) Uji Simultan (Uji F)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen
mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel dependen. Dan untuk
membuktikannya digunakan uji simultan ini dengan cara membandingkan
Fhitung> F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, Dan sebaliknya jika Fhitung<
F tabel Ho diterima dan Ha ditolak Rumus yang digunakan untuk uji F dengan
kriteria taraf signifikansi (α) = 0,05 dk = (n-k-1). Rumus yang digunakan
1
/
1
/ 2 2 k n R k R F
Selain melakukan pembuktian dengan uji t dan uji F, dalam uji regresi
linier berganda ini dianalisis pada besarnya koefisien korelasi (R) dan
koefisien determinasi (R2). Nilai R dapat digunakan untuk mengukur
kebenaran penggunaan model analisis regresi. Jika nilai R mendekati angka 1
maka variabel bebas semakin dekat hubungannya dengan variabel terikat atau
dapat dikatakan bahwa penggunaan model tersebut bisa dibenarkan,
sedangkan koefisien determinasi ini (R2) dapat digunakan untuk mengukur
besarnya sumbangan variabel X terhadap variasi naik turunnya variabel Y
yang biasanya dinyatakan dalam presentase.
Rumus yang digunakan
2 1 2 Y JK R reg(68)
3.5.4. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah uji yang digunakan untuk mengetahui model
regresi berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini
memenuhi asumsi klasik atau tidak. Ada tiga macam asumsi klasik yang
dipakai dalam penelitian ini antara lain:
1. Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi
ada atau tidaknya multikolinieritas dalam suatu model dapat dilihat dengan
menghitung nilai VIF (variance inflation factor). Jika VIP tidak lebih dari 10,
maka tidak multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.
2. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada suatu
model dapat dilihat melalui scatterplot, yaitu:1). Jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas; 2). Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
(69)
3. Uji normalitas
Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian data
atau uji kenormalan data. Jika data tersebut berdistribusi normal, maka uji
hipotesis menggunakan statistik parametrik, sedangkan jika data tidak
berdistribusi normal maka uji hipotesis menggunakan statistik non
parametrik. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Yaitu
perbedaan antara nilai prediksi dengan skor yang sesungguhnya atau eror
akan terdistribusi secara simetri disekitar nilai means sama dengan nol. Ada
dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak,
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pengujian normalitas dapat
dilihat dari grafik Probability P-plot. Dasar pengambilan keputusan menurut
Ghozali (2006 : 112) yaitu : 1). Jika data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, 2).
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Untuk membantu pengolahan data secara cepat dan tepat, maka
pengolahan data dilakukan melalui program SPSS (statistical product and
(70)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang pengaruh harga dan kualitas
layanan terhadap keputusan menginap konsumen di Hotel Kudus Permata,
diuraikan pula tentang gambaran umum Hotel Kudus Permata. Data hasil
penelitian selanjutnya dipaparkan secara deskriptif dan pengujian hipotesis
menggunakan analisis regresi linier.
4.2 Gambaran Umum Perusahaan
Hotel Kudus Permata merupakan salah satu hotel yang ada di kota Slawi
dan telah cukup lama berdiri. Hotel Kudus Permata berada di kabupaten Tegal
tepatnya kecamatan Slawi, yang berdiri di atas tanah seluas 1500 m2 dan
lokasinya yang strategis serta cukup berdekatan objek wisata pantai alam indah
dan tirta waduk cacaban. Hotel ini berdiri pada tanggal 6 november tahun 1991
dan dulu bernama Hotel Palace Kudus kemudian diganti dengan nama Hotel
Kudus Permata sampai kini.
Hotel Kudus Permata berada di kabupaten Tegal tepatnya di Jl. Jend. A.
Yani No.91 Slawi. Hotel Kudus Permata memiliki 43 kamar dengan jenis kamar
yaitu suite room, family room, deluxe room, moderate room, superior room,
standard room,economy room, dengan tenaga kerja sebanyak 60 orang meliputi
(1)
diagram batang bukti fisik
diagram batang keandalan
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
84% - 100% 37%
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
Sangat Baik 25%
diagram batang bukti fisik
diagram batang keandalan
68% - 84% 52% - 68% 36% -52 % ≤ 36% 40%
10%
13%
0%
cara pembayaran
Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak baik 39%
12%
23%
1%
Bukti fisik (tangible)
(2)
diagram batang daya tanggap
diagram batang jaminan
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45%
Sangat Baik 41%
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45%
Sangat Baik 43%
diagram batang daya tanggap
diagram batang jaminan
Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak baik
27% 27%
4%
1%
Keandalan
Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak baik 39%
13%
4%
1%
Daya Tanggap
Sangat tidak
(3)
diagram batang empati
diagram batang emosi dan
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45%
Sangat Baik 25%
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45%
Sangat Baik 30%
diagram batang empati
diagram batang emosi dan mood
Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak baik 41%
16% 17%
2%
Jaminan
Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak baik 41%
17%
12%
0%
Empati
Sangat tidak
(4)
diagram batang dramaturgi
diagram batang role dan
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
Sangat Baik 16%
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
Sangat Baik 17%
diagram batang dramaturgi
dan script theory
Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak baik 37%
24%
22%
1%
Emosi dan M ood
Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak baik 36%
16%
29%
3%
Dramaturgi
Sangat tidak
(5)
diagram batang control theory
diagram batang costumer compatibility
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Sangat Baik 57%
R
0% 10% 20% 30% 40% 50%
Sangat Baik 47%
control theory
costumer compatibility
Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak baik 24%
10%
7%
2%
Role dan
Script Theory
Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak baik 37%
9%
5%
2%
Control Theory
Sangat tidak
(6)
0% 10% 20% 30% 40% 50%
84% - 100% 45%
Costumer Compatibility
68% - 84% 52% - 68% 36% -52 % ≤ 36% 33%
14%
7%
1%