Pasca Streptokokus

Pasca Streptokokus

Glomerulonefritis akut pasca streptokokus (GNAPS) adalah suatu sindrom nefritik akut yang ditandai dengan timbulnya hematuria, edema, hipertensi, dan penurunan fungsi ginjal (azotemia). Gejala-gejala ini timbul setelah infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus grup A di saluran nafas bagian atas atau di kulit. GNAPS terutama menyerang anak usia sekolah dan jarang menyerang anak usia <3 tahun. Laki-laki lebih sering daripada perempuan dengan perbandingan 2:1. GNAPS merupakan penyakit yang bersifat self limiting, tetapi dapat juga menyebabkan gagal ginjal akut. Sebagian besar pasien (95%) akan sembuh, tetapi 5% di antaranya dapat mengalami perjalanan penyakit yang memburuk dengan cepat.

Penyakit ini timbul setelah adanya infeksi oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus di saluran nafas atas dan kulit, sehingga pencegahan dan pengobatan infeksi saluran nafas atas dan kulit dapat menurunkan kejadian penyakit ini. Dengan perbaikan kesehatan masyarakat, maka kejadian penyakit ini dapat dikurangi.

Diagnosis Anamnesis

- Riwayat infeksi saluran nafas atas (faringitis) 1-2 minggu sebelumnya atau infeksi kulit (pyoderma) 3-6 minggu sebelumnya. - Umumnya pasien datang dengan hematuria nyata ( gross hematuria) atau sembab di kedua kelopak mata dan tungkai - Kadang-kadang pasien datang dengan kejang dan penurunan kesadaran akibat ensefalopati hipertensi - Oligouria/anuria akibat gagal ginjal atau gagal jantung.

Pemeriksaan fisis

- Sering ditemukan edema di kedua kelopak mata dan tungkai dan hipertensi - Dapat ditemukan lesi bekas infeksi di kulit - Jika terjadi ensefalopati, pasien dapat mengalami penurunan kesadaran dan kejang. - Pasien dapat mengalami gejala-gejala hipervolemia seperti gagal jantung, edema paru.

Pedoman Pelayanan Medis

Pemeriksaan penunjang

- Urinalisis menunjukkan proteinuria, hematuria, dan adanya silinder eritrosit. - Kreatinin dan ureum darah umumnya meningkat. - ASTO meningkat pada 75-80% kasus. - Komplemen C3 menurun pada hampir semua pasien pada minggu pertama. - Jika terjadi komplikasi gagal ginjal akut, didapatkan hiperkalemia, asidosis metabolik, hiperfosfatemia, dan hipokalsemia.

Tata laksana Medikamentosa

Golongan penisilin dapat diberikan untuk eradikasi kuman, yaitu amoksisilin 50 mg/kgBB/ hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Jika anak alergi terhadap golongan penisilin, eritromisin dapat diberikan dengan dosis 30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis.

Diuretik diberikan untuk mengatasi retensi cairan dan hipertensi. Jika terdapat hipertensi, berikan obat antihipertensi, tergantung pada berat ringannya hipertensi.

Bedah

Tidak diperlukan tindakan bedah.

Suportif

Pengobatan GNAPS umumnya bersifat suportif. Tirah baring umumnya diperlukan jika pasien tampak sakit, misalnya terjadi penurunan kesadaran, hipertensi atau edema.

Diet nefritis diberikan terutama bila terdapat retensi cairan dan penurunan fungsi ginjal. Jika terdapat komplikasi seperti gagal ginjal, ensefalopati hipertensi, gagal jantung, edema paru, maka tata laksana disesuaikan dengan komplikasi yang terjadi.

Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialis lainnya, dll)

Rujuk ke dokter nefrologi anak bila terdapat komplikasi gagal ginjal, ensefalopati hipertensi, atau gagal jantung.

Pemantauan

Terapi Meskipun umumnya pengobatan bersifat suportif, tetapi pemantauan pengobatan dilakukan terhadap komplikasi yang terjadi karena dapat mengakibatkan kematian. Pada kasus yang berat, pemantauan tanda vital secara berkala diperlukan untuk memantau kemajuan pengobatan. Fungsi ginjal (ureum, kreatinin) membaik dalam 1 minggu dan

90 Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus 90 Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus

Tumbuh kembang Penyakit ini tidak mempunyai pengaruh terhadap tumbuh kembang anak, kecuali jika terdapat komplikasi yang menimbulkan sekuele.

Kepustakaan

1. Smith JM, Faizan MK, Eddy AA. The child with acute nephritic syndrome. Dalam: Webb N, Postlewaite R, penyunting. Clinical paediatric nephrology. Edisi ke-3. New York:Oxford University Press. 2003. h. 367-79 2. Davis ID, Avner ED. Glomerulonephritis associated with infections. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia:Elsevier.2007.h.2173-5 3. Noer MS. Glomerulonefritis.. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono P, Pardede SO. Buku Nefrologi Anak. Edisi ke-2. Jakarta: IDAI.2002. h. 323-61.

Pedoman Pelayanan Medis