ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN Cokelat

352

E. PENGETAHUAN DASAR MENGHIAS KUE

1. Penampilan Menghias kue pada dasarnya membuat penampilan kue menjadi lebih menarik untuk dilihat dan lebih menggiurkan untuk dirasa. Kalau kedua hal tersebut tidak terpenuhi maka sebetul- nya hiasan kue tersebut boleh dikatakan gagal, atau kalau di- simpulkan kita kehilangan waktu, tenaga dan bahan. Penampilan dapat dibuat sederhana ataupun mewah, dan yang mewah tersebut lebih tepat kita sebut penampilan dengan seni tinggi seperti halnya didalam menghias kue pengantin atau kue-kue untuk acara-acara tertentu. Kue dapat berbentuk apapun, tetapi yang paling dikenal adalah bentuk bundar, persegi empat atau persegi panjang. Se- mua bentuk dapat dihias menurut kemauan kita dengan berbagai motif, dan kue yang akan dijual perpotong harus dihias setiap potong. 2. Desain Setiap bentuk kue yang akan dihias merupakan suatu kerangka yang harus diisi suatu desain. Setiap desain yang ada akhirnya merupakan hiasan, harus sederhana dalam bentuk tetapi mempunyai daya tarik. Jadi kunci setiap desain harus sesuai dengan bentuk kue, dalam hal ini kita mempunyai dua cara, pertama kita membuat desain atau hiasan tidak langsung dan menempatkannya diatas kue, kedua kita menghias langsung diatas kue dengan memakai bentuk garis lurus ataupun garis lengkung. 3. Tekstur Jika permukaan kue yang dihias menonjol keatas dan mempunyai bayangan yang beraturan dengan pola tertentu, maka hal tersebut diatas kita sebut tekstur. Tekstur yang baik selalu mengambil tempat diatas bidang kue kosong. Sifat tekstur permukaan kue bervariasi sesuai dengan bahan yang dipakai, misalnya: royal icing permukaanya agak kasar, fondant dengan cokelat mempunyai tekstur yang mengkilat. Jelly akan mempunyai tekstur yang transparan. Berbagai macam tekstur bisa kita ciptakan sesuai dengan kemauan kita dengan meng- kombinasikan bahan. 4. Warna Ahli sains kenamaan Sir Isaac Newton berhasil menemu- kan klasifikasi sumber warna, dengan penemuannya melalui kaca prisma yang berhasil menemukan garis-garis warna seperti 353 yang kita lihat pada saat terjadinya pelangi. Warna-warna terse- but adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Lingkaran Warna Untuk lebih mendalami perbedaan warna serta sumber warna, kita bisa mempelajarinya melalui lingkaran warna dibawah ini: Gambar 12.24 : Lingkaran Warna Pada prinsipnya ada 6 warna tambahan didalam lingkaran tersebut dan warna tersebut saling berlawanan. Tetapi kalau kita susun war- na-warna tersebut saling berhubungan, dimana pengaturannya ter- gantung dari ketebalan warna yang dipakai. Kalau warna tambahan atau pertengahan dicampur dengan warna kedua maka akan meng- hasilkan warna-warna tertiaries. Pembagian warna: Primary Color Warna Utama Merah, kuning dan biru, dari ketiga warna tersebut akan didapatkan warna-warna lainnya. Scondary Color Warna Kedua Warna yang dihasilkan dari campuran 2 warna utama. Campuran merah dan kuning, akan menghasilkan orange, kuning, dan biru menghasilkan hijau, merah, dan biru menghasilkan violet. Tertiary Color Warna ketiga Dihasilkan dari campuran warna primer dan secondary. Jenis warna ini kurang cocok untuk warna makanan dan jarang dipakai