Proses Berpikir Kreatif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kreatif

Sikap kreatif terlihat lebih condong pada kecintaan terhadap petualangan daripada keinginan akan sesuatu yang sudah ada, berusaha untuk membuat daripada menghancurkan sesuatu, berusaha untuk terus maju daripada memilih untuk bertahan serta lebih berpikiran positif daripada negatif. Jika kita melihat orang kreatif secara mendalam untuk mengetahui bagaimana kebiasaan kreatif terpancarkan dari personalitas mereka, maka mereka memiliki karakteristik inner strength, openness to experience dan high motivation. Melihat bagaimana karakteristik ini terpancar dari orang kreatif akan membuat kita lebih fokus untuk mengerti bagaimana sikap kreatif sebenarnya. Anderson, 1980: 124.

2.1.4.2 Proses Berpikir Kreatif

Para psikolog menyebutkan lima tahap berpikir kreatif. 1. Orientasi yakni masalah dirumuskan dan aspek-aspek masalah di identifikasi. 2. Preparasi yakni pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah. 3. Inkubasi yakni pikiran beristirahat sebentar ketika berbagai pemecahan berhadapan dengan jalan buntu. Pada tahap ini, proses pemecahan masalah berlangsung terus dalam jiwa bawah sadar kita. 4. Iluminasi yakni masa inkubasi berakhir ketika pemikir memperoleh semacam ilham, serangkaian insight yang memecahkan masalah. Ini menimbulkan Aha Erlebnis. 5. Verifikasi yakni tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang diajukan pada tahap ke empat. Proses ini dapat dilukiskan dengan kisah Archimedes. Raja Syracus ingin mengetahui apakah mahkotanya benar-benar terbuat dari emas murni atau tukang emas sudah menggantinya. Ia menyuruh Archimedes menelitinya. Archimedes mulai berpikir, “Bagaimana caranya menentukan logam yang dijadikan bahan mahkota itu tanpa merusaknya?” Orientasi. Lalu ia meneliti semua cara untuk menganalisa logam Preparasi. Semua memerlukan pemotongan atau pemecahan. Universitas Sumatera Utara Ini tidak mungkin dilakukan. Archimedes menyingkirkan soal ini sementara Inkubasi. Suatu hari ketika ia mandi, ia merasakan tubuhnya mengapung. Ia menemukan pemecahannya Iluminasi. Ia melonjak gembira dan dalam keadaan telanjang lari ke jalan seraya berteriak. Setelah itu ia menguji hukum Archimedes untuk meneliti berapa jumlah air yang dipindahkan oleh emas murni seberat emas dalam mahkota itu Verifikasi.

2.1.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kreatif

Menurut Coleman dan Hammen dalam Rakhmat, 2007: 77, berpikir kreatif tumbuh subur bila ditunjang oleh faktor personal dan situasional. Orang- orang kreatif memiliki tempramen yang beraneka ragam. Walaupun demikian ada faktor yang secara umum menandai orang-orang kreatif: 1. Kemampuan kognitif yakni termasuk di sini kecerdasan di atas rata-rata, kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan dan fleksibillitas kognitif. 2. Sikap yang terbuka yakni orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal dan eksternal. Ia memiliki minat yang beragam dan luas. 3. Sikap yang bebas, otonom dan percaya pada diri sendiri yakni orang kreatif tidak senang “digiring”, ingin menampilkan dirinya semampu dan semaunya, ia tidak terlalu terikat pada konvensi-konvensi sosial. Mungkin inilah sebabnya orang-orang kreatif sering dianggap gila. Butir nomor tiga membawa kita pada faktor-faktor situasional yang menyuburkan kreativitas. Para ahli sejarah mencatat bahwa ada saat-saat ketika kreativitas tumbuh subur. Berpikir kreatif hanya berkembang pada masyarakat yang terbuka, toleran terhadap ide-ide gila dan memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mengembangkan dirinya. Masyarakat yang menuntut kepatuhan membuat otoritas, meminta keseragaman dalam berperilaku, menghargai kesetiaan primordial tetapi membunuh prestasi yang menonjol, sukar untuk melahirkan pemikiran-pemikiran kreatif. Universitas Sumatera Utara Lebih mudah membuat orang menjadi tidak kreatif daripada meningkatkan kemampuan kreativitas mereka. Kita telah mengacu pada pengekangan kondisi sosial dan pendidikan. Anak kecil memiliki pandangan kreatif mengenai dunia. Mereka belum dikekang oleh perilaku dan pendidikan. Dalam dunia pendidikan, kreativitas tidak disukai karena melawan hasil yang diinginkan oleh pendidik. Suka atau tidak, sistem pendidikan kita sebagian besar didesain untuk membuat anak-anak dapat menempuh ujian. Ini berarti membuat mereka memberikan jawaban sesuai dengan yang diinginkan pengujinya. Musuh utama kreativitas adalah wawasan yang sempit dan inspirasi yang dangkal Clegg, 2001: 8. Menjadi kreatif berarti sama saja dengan kita mengambil risiko dipandang bodoh umumnya gagasan hebat awalnya dianggap agak gila. Kita akan sering menemui kegagalan serta masalah baru. Sebagai individu tentu saja kita tidak menyukainya. Tidak hanya itu saja, bahaya lain yaitu sindrom pakar. Kita terus mengembangkan suatu budaya pakar. Kepakaran merupakan komoditi utama yang harus kita jual. Namun, kepakaran itu dapat membahayakan apabila dihadapkan dengan kreativitas. Kepakaran sangat bergantung pada berbagai pengetahuan tentang hal tertentu. Para pakar terbaik dengan lihai menginterpretasikan hal yang dikuasainya, tetapi pada umumnya para pakar cenderung bingung ketika berhadapan dengan hal atau inovasi baru.

2.1.5 Teori S-O-R