Kualitas Jasa LANDASAN TEORI

3. Responsiveness daya tanggap adalah keinginan pribadi para staf dan karyawan perusahaan yang secara sadar bersedia membantu pelanggan dan memberikan pelayanan sesegera mungkin sehingga dapat memuaskan pelanggan. 4. Assurance jaminan mencakup pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf dan karyawan sehingga menjamin pelanggan terhindar dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan, dan kekecewaan. 5. Emphaty empati yang mencakup perhatian individu dalam memahami kebutuhan pelanggan, kemudahan melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan mudah dipahami.

E. Word of Mouth

Word of Mouth merupakan komunikasi interpersonal antara dua bahkan lebih individu seperti anggota kelompok refrensi atau konsumen dan tenaga penjual. Word of Mouth merupakan komunikasi pemasaran yang didominasi oleh konsumen dimana pemberi informasi tidak tergantung pada pasar Brown,dkk, 2007 dalam Tjiptono, 2005 : 204. Teknik pemasaran Word of Mouth didasarkan pada konsep kepuasan konsumen, dialog dua arah, dan komunikasi yang transparan Word of mouth dapat berupa word of mouth positif, netral, atau negatif. Word of mouth positif merupakan rekomendasi kepada orang lain berkaitan dengan pengalaman menyenangkan atau pengalaman baru, dan bahkan penampilan yang mencolok. Anderson, 1998 dalam Tjiptono dan Chandra, 2011 menyatakan bahwa Word of mouth negatif termasuk perilaku seperti menyebarkan informasi yang tidak baik mengenai produk, berkaitan dengan pengalaman yang tidak menyenangkan, rumor, dan keluhan pribadi. Herr,dkk., 1991 dalam Tjiptono dan Chandra, 2011 menyatakan bahwa word of mouth mempunyai impact yang kuat pada penilaian terhadap produk karena informasi yang diterima dari suatu tatap muka lebih mudah diakses daripada informasi dari media tertulis. Meskipun informasi dari word of mouth lebih mudah diakses dari memori seseorang, namun impactnya pada penilaian terhadap produk menurun ketika banyak informasi mengenai produk yang tersedia. Kepuasan konsumen dengan level of satisfaction yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pada perilaku word of mouth. Penelitian yang dilakukan Anderson 1998 dalam Tjiptono dan Chandra, 2011 menyimpulkan bahwa konsumen yang sangat puas atau jasa yang mereka konsumsi akan melakukan word of mouth positif lebih tinggi dari mereka yang puas, dan sebaliknya konsumen yang tidak puas akan melakukan word of mouth negatif yang lebih tinggi lagi. Peneliti lain yaitu Walker 2006 dalam Tjiptono, 206: 2011 menyertakan bahwa konsumen yang puas akan memberitahukan kepada 4 atau 5 orang lain tentang pengalamannya, sedangkan konsumen yang tidak puas akan memberitahukan kepada 9 sampai 10 orang. Kondisi ini memperlihatkan bahwa konsumen lebih sering menceritakan ketidakpuasan terhadap barang atau jasa dibandingkan kepuasannya, sehingga pemasar perlu memperhatikan agar jangan sampai terjadi word of mouth negatif dari produk yang pada akhirnya akan mempengaruhi citra. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Cengiz dan Yayla 2007 dalam Khairiyansyah, 2005 menyatakan bahwa word of mouth positif tujuh kali lebih efektif daripada iklan di koran dan majalah, empat kali lebih efektif daripada personal selling dan dua kali lebih efektif daripada iklan di radio dalam mempengaruhi konsumen untuk berpindah merek. Penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 5 faktor yang mempengaruhi word of mouth, yaitu customer satisfaction, customer loyalty, consumer expectation, perceived quality, dan perceived value. Menurut Sutisna 2001:185 beberapa faktor dapat dijadikan dasar motivasi bagi konsumen untuk membicarakan mengenai produk. Pertama, seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses komunikasi WOM. Misalnya para penjelajah internet akan senang membicarakan pengalamnnya menjelajah belahan dunia luar kepada orang yang juga bermaksud menjelajah dunia lewat internet. Kedua, seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk dan menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada orang lain. Dalam hal ini WOM dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada orang lain bahwa kita mempunyai pengetahuan atau keahlian tertentu Ketiga, seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal ini mungkin saja karena ada dorongan dan keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam memilih barang dan jangan menghabiskan waktu untuk mencari informasi mengenai suatu merek produk. Keempat, WOM merupakan satu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman, tetangga atau keluarga, informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga juga akan mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek.

F. Penelitian Sebelumnya

1. PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KOMUNIKASI WORD OF MOUTH DAN NIAT PEMBELIAN KEMBALI PRODUK DAN JASA DI KLINIK KECANTIKAN LONDON BEAUTY CENTRE YOGYAKARTA a. Penelitian dilakukan oleh : Kartika Sako. Pada tahun 2012 b. Variabel penelitian : 1. Kepuasan konsumen 2. Komunikasi Word of Mouth 3. Pembelian kembali

Dokumen yang terkait

Pengaruh Word Of Mouth Communication Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa Kursus Bahasa Inggris

11 157 56

PENGARUH MARKETING STIMULI DAN SERVICE QUALITY TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN EFEKNYA PADA WORD OF MOUTH (Studi Pada Konsumen Rumah Makan Baru di Yogyakarta).

0 4 15

PENGARUH MARKETING STIMULI DAN SERVICE QUALITY TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN EFEKNYA PENGARUH MARKETING STIMULI DAN SERVICE QUALITY TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN EFEKNYA PADA WORD OF MOUTH (Studi Pada Konsumen Rumah Makan Baru di Yogyakarta).

1 5 15

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA PRODUK LARISSA SOLO Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Merek Pada Produk Larissa Solo.

0 1 13

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA PRODUK LARISSA SOLO Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Merek Pada Produk Larissa Solo.

0 1 15

Pengaruh kepuasan konsumen pada service quality terhadap perilaku Word Of Mouth studi pada konsumen Larissa Aesthetic Center Yogyakarta

15 52 200

PENGARUH SERVICE QUALITY TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN HONDA UTAMA MOTOR YOGYAKARTA.

0 3 165

Kata kunci: Functional Quality, Technical Quality, Kepuasan Konsumen, Word of Mouth Communication. Pendahuluan - PENGARUH FUNTIONAL QUALITY, TECHNICAL QUALITY TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DAN WORD OF MOUTH COMMUNICATION KONSUMEN LAUNDRYNESIA

0 0 9

ANALISIS PENGARUH MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK LARISSA AESTHETIC CENTER YOGYAKARTA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus Pada Larissa Aesthetic Center Galleria Mall) - STIE Widya Wiwaha Repository

2 1 67

Larissa Aesthetic Center karena variasi

0 0 20