Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2012 dengan Microsoft Excel 2007
Dari tabel data diatas dapat diketahui skor rata-rata responden untuk kuesioner kelompok I adalah 70,5. Dari perhitungan angka 70,5
tersebut berada diantara angka 62,34 dan 85 yaitu gaya laissez faire. Dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan Perum Bulog Divisi Regional
Yogyakarta adalah laissez faire. Ciri dari gaya kepemimpinan ini adalah kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu, dengan partisipasi
minimal dari pimpinan. Atau sama sekali tidak ada partisipasi dari pimpinan.
E. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang dijelaskan dalam rumusan masalah. Uji hipotesis menggunakan analisis
kuantitatif yang menggunakan alat korelasi parsial dan korelasi berganda.
Responden Total
51 73
52 74
53 71
54 70
55 71
56 77
57 70
58 69
59 69
60 78
61 74
62 70
63 67
64 60
TOTAL X1 4512
RATA-RATA 70.5
Perhitungan korelasi parsial dan korelasi berganda diolah dengan menggunakan SPSS Statistics 17.0. Uji hipotesis dijelaskan dalam tiga uji.
Uji hipotesis pertama dan uji hipotesis kedua diolah dengan menggunakan alat korelasi parsial sedangkan uji hipotesis ketiga dilakukan dengan
menggunakan korelasi berganda. a. Uji Hipotesis 1
Uji hipotesis 1 menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variabel gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan. Langkah-langkah
uji hipotesis adalah sebagai berikut. 1 Menentukan hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan.
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan.
2 Menentukan nilai t-hitung, t-tabel dan nilai derajat galat ρ
Tabel V. 8 Uji Hipotesis 1
Variabel
Ρ
t-
hitung
t-
tabel
Keterangan Gaya Kepemimpinan
X1 dengan Kinerja Karyawan Y
0,000 4,26
1,67 Ho ditolak, Ha
diterima Variabel kontrol: komunikasi pemimpin X2
Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2012 dengan SPSS 17.0
3 Keputusan dan pembahasan Berdasarkan pada tabel V. 8, menunjukkan bahwa nilai
ρ sebesar 0,000 0,05. Dari perhitungan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa hasil uji hipotesis 1 dinyatakan Ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel gaya
kepemimpinan dengan kinerja karyawan Perum Bulog Divisi Regional Yogyakarta.
Mencari t-hitung dengan rumus:
√ √
√ √
t = 4,26 t-hitung gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan adalah
sebesar 4,26 t-tabel
0,95 ; 61
1,67 dan berkorelasi positif. Artinya ketika proses gaya kepemimpinan yang diambil oleh pemimpin
terhadap karyawan Perum Bulog Divisi Regional Yogyakarta baik meningkat, maka kinerja karyawan juga akan meningkat,
sebaliknya jika tipe gaya kepemimpinan yang diambil oleh pemimpin terhadap karyawan Perum Bulog Divisi Regional
Yogyakarta buruk menurun maka kinerja karyawan akan mengalami penurunan.
Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang digunakan oleh
pemimpin untuk
mempengaruhi bawahanya.
Gaya kepemimpinan digunakan untuk menjaga agar fungsi kepemimpinan
yang berjalan dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif. Fungsi utama kepemimpinan yaitu: Fungsi-fungsi yang berhubungan
dengan tugas work-related atau pemecahan masalah menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat. Dan fungsi
pemeliharaan kelompok
group-maintenance .
Jika fungsi
kepemimpinan terjaga dan dapat berjalan dengan baik diharapkan kinerja karyawan juga akan mengalami peningkatan. Dengan tujuan
untuk mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan atau bahkan diatas target yang telah ditetapkan perusahaan.
b. Uji Hipotesis 2 Uji hipotesis 2 menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara
variabel komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan. Langkah- langkah uji hipotesis adalah sebagai berikut.
1 Menentukan hipotesis Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel komunikasi
pemimpin dengan kinerja karyawan. Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel komunikasi
pemimpin dengan kinerja karyawan.
2 Menentukan nilai t-hitung, t-tabel dan nilai derajat galat ρ
Tabel V. 9 Uji Hipotesis 2
Variabel
Ρ
t-
hitung
t-
tabel
keterangan Komunikasi
Pemimpin X2 denan Kinerja
Karyawan Y 0,334
0,97 1,67
Ho diterima, Ha ditolak
Variabel kontrol: gaya kemimpinan X1 Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2012 dengan SPSS 17.0
3. Keputusan dan pembahasan Berdasarkan pada tabel V.9, menunjukkan bahwa nilai
ρ 0,334 0,05. Dari perhitungan tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa hasil uji hipotesis 2 dinyatakan Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel komunikasi pemimpin
dengan kinerja karyawan Perum Bulog Divisi Regional Yogyakarta. Mencari t-hitung dengan rumus:
√ √
√ √
t = 0,97 t-hitung komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan adalah
sebesar 0,97 t-tabel
0,95 ; 61
1,67 dan berkorelasi negatif. Artinya ketika proses komunikasi antara pimpinan dengan karyawan Perum
Bulog Divisi Regional Yogyakarta baik meningkat, maka tidak akan perubahan terhadap kinerja karyawan. Dan apabila komunikasi
pemimpin dengan karyawan Perum Bulog Divisi Regional Yogyakarta buruk menurun maka kinerja karyawan tidak akan
mengalami penurunan secara signifikan. Komunikasi ke bawah merupakan komunikasi yang mengalir
dari atasan kepada bawahan untuk menetapkan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan, pendelegasian dan
lain-lain. Pada komunikasi jenis ini atasan lebih cenderung memberikan perintah atau aturan-aturan kepada bawahan agar target
dan tujuan perusahaan tercapai. Dalam komunikasi jenis ini karyawan cenderung untuk melaksanakan perintah dari atasan karena
alasan struktural jabatan, rentan kendali, karena merasa diawasi, karena sangsi-sangsi, rasa sungkan terhadap atasan, rasa takut dll.
Karyawan merasa kurang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan perusahaan sehingga hasil maksimal kinerja karyawan
akan sebatas pada target perusahaan dan tidak akan melampaui target yang telah ditetapkan dari perusahaan.
c. Uji Hipotesis 3 Uji hipotesis 3 menjelaskan ada atau tidaknya hubungan secara
simultan antara variabel gaya kepemimpinan, komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan. Langkah-langkah uji hipotesis adalah sebagai
berikut.
1 Menentukan hipotesis Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan secara simultan antara
variabel gaya kepemimpinan, komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan.
Ha: Ada hubungan yang signifikan secara simultan antara variabel gaya kepemimpinan, komunikasi pemimpin dengan kinerja
karyawan. 2 Menentukan nilai koefisien korelasi R, f-
hitung
, f-
tabel
dan nilai derajat galat
ρ.
Tabel V. 10 Uji Hipotesis 3
Variabel F-
hitung
F-
tabel
R R-
Square
ρ
Keterangan Gaya
kepemimpinan X1,
Komunikasi pemimpin X2
10,887 3,14
0,513 0,263
0,000 Ho ditolak,
Ha diterima
Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2012 dengan SPSS 17.0
3 Keputusan dan pembahasan Karena dalam SPSS Statistics 17.0 tidak ada menu khusus
untuk mencari korelasi ganda simultan, untuk itu bisa digunakan menu regression untuk mencari R dan R-square. Berdasarkan pada
tabel V.10, menunjukan bahwa koefisien korelasi pearson R 0,513 R-square 0,263. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan
tingkat hubungan yang tinggi antara variabel gaya kepemimpinan
dan komunikasi pemimpin dengan variabel kinerja karyawan. nilai F-
hitung
10,887 F-
tabel
3,14. Dan nilai derajat galat ρ 0,000
0,05. Dari perhitungan tabel 5.10 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dinyatakan Ho ditolak, artinya ada hubungan
yang signifikan secara simultan antara variabel gaya kepemimpinan dan komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan.
Jika gaya kepemimpinan dan komunikasi pemimpin dilakukan secara bersama-sama simultan maka akan berkorelasi positif
dengan kinerja karyawan. Apabila terjadi kenaikan pada gaya kepemimpinan dan komunikasi pemimpin secara simultan maka
akan diikuti kenaikan pada kinerja karyawan Perum Bulog Divisi Regional Yogyakarta. Begitu juga sebaliknya apabila terjadi
penurunan secara simultan gaya kepemimpinan dan komunikasi pemimpin maka akan terjadi penurunan pada kinerja karyawan
Perum Bulog Divisi Regional Yogyakarta. Fungsi utama dalam kepemimpinan adalah fungsi yang
berhubungan dengan tugas work-related dan fungsi pemeliharaan kelompok group maintenance. Ciri-ciri kepemimpinan menurut
Sondang Siagian dalam Martoyo, 2000 :176-179 yaitu : pendidikan umum yang luas, kemampuan berkembang secara mental, ingin tahu,
kemampuan analitis, memiliki daya ingat yang kuat, kapabilitas, ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan mendidik, rasionalitas dan
obyektivitas, pragmatis, sense of timing, sense of cohesiveness, sense of relevance
, kesederhanaan, keberanian, kemampuan mendengar, adaptasi dan fleksibilitas, ketegasan. Jika seorang
pemimpin mampu memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat kepada karyawan serta mampu berkomunikasi dengan
baik baik terhadap karyawan maka pemimpin tersebut mampu menjaga fungsi utama kepemimpinan. Sehingga apa yang
ditargetkan oleh perusahaan akan tercapai.
78
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Tipe gaya kepemimpinan dal Perum Bulog Divisi Regional Yogyakarta adalah Laissez Faire. Hal tersebut datat diketahui dari rata-rata kuesioner
kelompok I, yaitu sebesar 70,5 dan mencocokan dengan skala linkert tentang gaya kepemimpinan. Angka 70,5 berada diantara 62,34 dan 85
dalam rentan skala gaya kepemimpinan Laissez faire. Gaya kepemimpinan Laissez Faire
menpunyai ciri-ciri sebagai berikut : a Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu, dengan
partisipasi minimal dari pimpinan. b Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang
membuat selalu siap bila dia akan memberikan informasi pada saat ditanya. Dia tidak mengambil bagian dalam diskusi kerja.
c Sama sekali tidak ada partisipasi dari pimpinan dalam penentuan tugas.
d Terkadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau mengatur suatu
kejadian.